Nama Kelompok:
Lisa Andryana Windy Astuty / 225020307111114
Vania Budy Cahyadewi / 225020307111123
Salsabila Fairuz Rheista Astri / 225020307111116
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK
101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan umum untuk entitas syariah.
Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan,
dan persyaratan minimal isi laporan keuangan atas transaksi syariah.
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah,
antara lain terkait:
● Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
● Dasar akrual
● Materialitas dan penggabungan
● Saling hapus
● Frekuensi pelaporan
● Informasi komparatif
● Konsistensi Penyajian
PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah,
mencakup:
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau menjual, atau tidak mempunyai alternatif selain
melakukan hal tersebut. Apabila laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah tidak dapat digunakan.
3. Dasar Akrual
Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual. Dalam
penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang telah direalisasikan
menjadi kas (dasar kas).
4. Materialitas
Akun - akun disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material
digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
6. Frekuensi pelaporan
Menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) secara tahunan.
Jika akhir periode pelaporan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode
yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap
periode cakupan laporan keuangan, maka entitas syariah mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan
secara keseluruhan.
7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman
laporan keuangan periode berjalan
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi akun dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten, kecuali:
a. setelah terjadi peruhahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau
kaji ulang atas laporan keuangan
b. perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK
ASET LANCAR
Entitas syariah mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
a. Entitas syariah memperkirakan merealisasikan aset atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal
b. Entitas syariah memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. Entitas syariah memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporand. Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang – kuranya dua belas bulan setelah
periode pelaporan
Entitas syariah mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
aset tidak lancar.
Modal
Entitas syariah mengungkapkan informasi keuangan untuk mengevaluasi tujuan,
kebijakan, dan proses dalam mengelola permodalannya. Entitas syariah mengungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan:
a) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal laporan keuangan
diotorisasi untilk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pentilik selama periode serta
jumlah dividen per lembar saham
b) jumlah dividen preferen kumulatifyang tidak diakui