Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 8

Nama Kelompok:
Lisa Andryana Windy Astuty / 225020307111114
Vania Budy Cahyadewi / 225020307111123
Salsabila Fairuz Rheista Astri / 225020307111116

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK
101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan umum untuk entitas syariah.
Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan,
dan persyaratan minimal isi laporan keuangan atas transaksi syariah.
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah,
antara lain terkait:
● Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
● Dasar akrual
● Materialitas dan penggabungan
● Saling hapus
● Frekuensi pelaporan
● Informasi komparatif
● Konsistensi Penyajian

PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah,
mencakup:

1. Laporan Posisi Keuangan


2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

A. Ruang Lingkup Pengaturan PSAK


Entitas syariah menerapkan pernyataan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan PSAK. Entitas syariah yang dimaksud di
Pernyataan ini adalah entitas yang melaksanakan transaksi syariah sebagai kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya. SAK lain mengatur
persyaratan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan transaksi dan peristiwa lain.

B. Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Syariah


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan suatu
entitas syariah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas syariah yang meliputi :
a. aset
b. kewajiban
c. dana syirkah temporer
d. ekuitas
e. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
f. arus kas
g. dana zakat
h. dana kebajikan
C. Komponen Laporan Keuangan Syariah
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari i :
a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Laporan sumber dan penggunaan zakat selama periode
f. Laporan sumber dan penggunaan dana kebijakan semala periode
g. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lain
h. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketita entitas syariah
menerapkan suatu kebijakan akuntansi

D. Pertimbangan Menyeluruh Penyusunan Laporan Keuangan Syariah


1. Penyajian secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
syariah dengan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan secara benar. Dalam hal tersebut
maka entitas syariah harus memberikan tambahan pengungkapan informasi yang relevan
sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar

2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau menjual, atau tidak mempunyai alternatif selain
melakukan hal tersebut. Apabila laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah tidak dapat digunakan.

3. Dasar Akrual
Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual. Dalam
penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang telah direalisasikan
menjadi kas (dasar kas).

4. Materialitas
Akun - akun disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material
digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.

5. Saling Hapus (Offsetting)


Aset, kewajiban, dana syirkah temporer, penghasilan dan beban disajikan secara
terpisah. Entitas syariah melaporkan secara terpisah untuk aset, liabilitas, dana syirkah temporer
serta penghasilan dan beban. Dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi
keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami
transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas di masa
depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa lain

6. Frekuensi pelaporan
Menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) secara tahunan.
Jika akhir periode pelaporan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode
yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap
periode cakupan laporan keuangan, maka entitas syariah mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan
secara keseluruhan.

7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman
laporan keuangan periode berjalan

8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi akun dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten, kecuali:
a. setelah terjadi peruhahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau
kaji ulang atas laporan keuangan
b. perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK

E. Struktur dan Isi Laporan Keuangan Syariah


Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan
tahunan atau prospektus. PSAK hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak berlaku untuk
informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen lainnya.

Laporan Posisi Keuangan


Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan atau neraca yaitu
a. Kas dan setara kas
b. Piutang dagang dan piutang lain
c. Persediaan
d. Aset keuangan
e. Total asset yang diklasifikasikan sebagai asset yang dimiliki untuk dijual
f. Properti investasi
g. Aset tetap
h. Aset tidak tetap
i. Investasi
j. Utang dagang dan terutang lain
k. Liabilitas keuangan
l. Liabilitas dan asset untuk pajak kini
m. Liabilitas dan asset pajak tangguhan,
n. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual
o. Provisi
p. Kepentingan nonpengendali
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

ASET LANCAR
Entitas syariah mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
a. Entitas syariah memperkirakan merealisasikan aset atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal
b. Entitas syariah memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. Entitas syariah memperkirakan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporand. Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang – kuranya dua belas bulan setelah
periode pelaporan
Entitas syariah mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
aset tidak lancar.

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban Jangka Pendek jika :
a. Entitas syariah memperkirakan akan menyelesaikan kewajiban dalam siklus operasi
normalnya
b. Entitas syariah memiliki kewajiban untuk tujuan diperdagangkan
c. Kewajiban jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan
d. Entitas syariah tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban
selama sekurang – kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Entitas syariah melaporkan:
(a) untuk setiap jenis saham
1) jumlah saham modal dasar
2) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi lidak disetor
penuh
3) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak mentiliki nilai nominal
4) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode
5) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan alas dividen dan pembayaran kembali alas modal
6) saham entitas syariah yang dikuasai oleh entitas syariah itu sendiri alau oleh entitas anak atau
entitas asosiasi
7) saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan .wham,
termasuk jumlah dan persyaratan
(b) penjelasan mengenai sifat

Laporan Laba Rugi Komprehensif


Informasi yang disajikan dalam lapaoran laba rugi
1. pendapatan usaha
2. bagi basil untuk pemilik dana
3. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
4. beban pajak
5. laba rugi
6. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat
7. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersaina yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas dan total laba komprehensif.

Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan
1. total laba komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali
2. ekuitas
3. ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tereatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan setiap perubahan yang timbul dari:
1) laba rugi
2) komprehensif lain
3) transaksi dengan pemilik

Laporan Arus Kas


Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Informasi arus
kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas
syariah dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan dalam menggunakan arus kas
tersebut

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT


Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
1. dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki)
a) zakat dari dalam entitas syariah
b) zakat dari pihak luar entitas syariah
2. penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk:
a) fakir
b) miskin
c) riqab
d) orang yang terlilit hutang (gharim)
e) muallaf
f) fiisabilillah
g) orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil)
h) amil
3. kenaikan atau penurunan dana zakat
4. saldo awal dana zakat
5. saldo akhir dana zakat.

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN


Entitas menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
1. sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan:
a) infak
b) sedekah
c) hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
d) pengembalian dana kebajikan produktif
e) denda
f) pendapatan nonhalal.
2. penggunaan dana kebajikan untuk:
a) dana kebajikan produktif
b) sumbangan
c) penggunaan lainnya untuk kepentingan umum.
3. kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
4. saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
5. saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan

Pengukapan Kebijakan Akuntansi


Entitas syariah mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:
a. dasar pengukuran dalam menyiapkan laporan keuangan
b. kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

Modal
Entitas syariah mengungkapkan informasi keuangan untuk mengevaluasi tujuan,
kebijakan, dan proses dalam mengelola permodalannya. Entitas syariah mengungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan:
a) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal laporan keuangan
diotorisasi untilk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pentilik selama periode serta
jumlah dividen per lembar saham
b) jumlah dividen preferen kumulatifyang tidak diakui

Anda mungkin juga menyukai