KEUANGAN
Kelompok 2
Pelaporan Korporat
1. L.P. Novyanti Ciptana Ika Putri - 126231160
2. Feric Fernanda - 126231159
3. Hedrian A. Pratama - 126231135 0
4. Ikhsan D. Kusuma - 126231154
5. Rainal Saputra - 126231142
1. KETENTUAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan merupakan standar akuntansi yang menjelaskan komponen
dari Laporan Keuangan, penyajian yang wajar, dan konsep-konsep akuntansi fundamental, kebijakan
pengungkapan, dan struktur dari Laporan Keuangan. PSAK ini mengatur mengenai :
- Tujuan Laporan Keuangan;
- Komponen Laporan Keuangan;
- Ketentuan Penyajian;
- Struktur Laporan Keuangan; dan
- Persyaratan Pengungkapan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas
• Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi Sebagian
besar pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
• Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
Kelangsungan Usaha
Dasar Akrual
Saling Hapus
Frekuensi Pelaporan
Konsisten Penyajian
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Ketentuan Penyajian
• Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan Panjang sebagai klasifikasi tersendiri.
Sedangkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, entitas dapat menyajikan suatu laporan secara
Bersama atau disajikan tersendiri untuk laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
• Entitas dipersyaratkan untuk menyajikan laporan komparatif dengan menyajikan seluruh jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan periode berjalan dan periode komparatif terdekat sebelumnya.
• Entitas menyajikan minimal dua laporan (posisi keuangan, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, arus kas, ekuitas,
serta catatan Atas Laporan Keuangan terkait)
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang
diisyaratkan SAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan SAK.
• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan
keuangan komparatif minum jika:
a. Entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian Kembali atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan
b. Penerapan tersebut memiliki dampak material atas informasi dalam laporan keuangan pada awal periode
sebelumnya
Entitas menyajikan tiga laporan keuangan pada :
- akhir periode berjalan;
- akhir periode sebelumnya; dan
- awal periode
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Identifikasi Laporan
Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan
Keuangan
dan catatan atas laporan keuangan sehingga dapat dipahami :
• Nama identitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain dan setiap perubahan atas
informasi tersebut dari akhir periode laporan sebelumnya;
• Apakah laporan keuangan merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok
entitas;
• Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan
• Mata uang pelaporan dalam PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar dan tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka Panjang
Aset lancar apabila diharapkan dapat direalisasikan dengan menjual atau menggunakannya dalam suatu siklus
operasi normal atau dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan, bertujuan diperdagangkan, atau
merupakan kas atau setara kas (definisi PSAK 2 : Laporan Arus Kas) yang tidak dibatasi pertukarannya. Aset
yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Liabilitas jangka pendek jika diperkirakan dapat diselesaikan dalam siklus operasi normal atau dalam jangka 12
bulan setelah pelaporan, bertujuan diperdagangkan atau tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Entitas
mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka Panjang.
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan
Minimum line item informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan
a. Aset tetap k. Provisi
b. Property investasi l. Liabilitas Keuangan (tidak termasuk jumlah (j) dan (k)
c. Aset tak berwujud m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sesuai dengan PSAK
d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan 46 : Pajak Penghasilan
pada (e), (g) dan (h) n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan sesuai dengan PSAK 46
e. Investasi dengan metode ekuitas o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
f. Persediaan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
g. Piutang dagang dan piutan lain PSAK 58
h. Kas dan setara kas p. Kepentingan non pengendali, disajikan bagian dari ekuitas
i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 : Aset tidak lancar kepada pemilik entitas induk
yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan
j. Utang dagang dan utang lainnya
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Pada surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya Ketika aset tersebut digunakan
atau dihentikan pengakuannya (PSAK 16 : aset tetap dan PSAK 19 : aset tak berwujud)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan Akuntansi
• Kebijakan akuntansi menurut PSAK 25 adalah prinsip,dasar,konvensi,peraturan, dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
• Entitas diharuskan untuk menerapkan PSAK 25 : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan dalam hal
a. Pemilihan dan penerapan Kebijakan Akuntansi
b. Akuntansi untuk :
- Perubahan kebijakan akuntansi;
- Perubahan Estimasi Akuntansi; dan
- Koreksi kesalahan periode lalu
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Ketika PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,peristiwa atau kondisi lainnya. Maka kebijakan
akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan yang bersangkutan, jika tidak ada PSAK yang
secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, maka manajemen menggunakan
pertimbangan dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi relevan dan andal
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu pada :
standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lainnya yang menggunakan kerangka dasar
yang sama untuk mengembangkan standar akuntansi
Sepanjang tidak bertentangan dengan SAK ataupun Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Jika terdapat perubahan kebijakan akuntansi maka :
a. Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik mengatur dan mengizinkan kelompok item-
item dimana kebijakan akuntansi yang berbeda ada hal yang mungkin sesuai dengan keadaan.
b. Jika PSAK Mengatur atau mengizinkan pengelompokan semacam itu, maka kebijakan akuntansi yang
tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok
• Dalam rangka mencapai konsistensi dalam kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akutansi pada dasarnya
tidak diperkenankan, kecuali :
a. Diisyaratkan oleh PSAK
b. Menghasilkan laporan keuangan yang andal dan relevan tentang dampak, transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi
a. Penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang berbeda secara
substansi daripada yang terjadi sebelumnya
b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak
pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
Jika perubahan kebijakan akuntansi tidak praktis dalam menentukan dampak spesifik-periode atau dampak
kumulatif perubahan tersebut maka :
a. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik-periode, entitas menerapkan kebijakan akuntansi
baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan
restrospektif adalah praktis, mungkin diperiode berjalan dan membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu
b. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, entitas menyesuaikan informasi komparatif
dengan menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif dari tanggal paling awal yang dapat
diterapkan. Oleh karena itu, entitas mengabaikan porsi penyesuaian kumulatif atas aset, liabilitas dan
ekuitas yang timbul sebelum tanggal tersebut.
Ketika Entitas belum Menerapkan suatu PSAK Baru yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, maka
entitas mengungkapkan :
c. Fakta ini; dan
d. Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang
mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya.
3. ESTIMASI AKUNTANSI
Estimasi Akuntansi
Estimasi dapat direvisi jika terjadi :
- Pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan dapat diandalkan (revisi tidak terkait
dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan)
- Hal yang tidak dapat diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang
melekat pada aktivitas bisnis
- Pengguna estimasi yang Reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi keandalan laporan keuangan
Estimasi Akuntansi
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak unsur dalam laporan keuangan tidak
dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi, estimasi mungkin diperlukan untuk :
a. Piutang tak tertagih
b. Persediaan yang rusak
c. Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan
d. Umur manfaat atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa mendatang yang melekat pada, aset
yang didepresiasikan dan
e. Liabilitas garansi
Estimasi Akuntansi
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut :
a. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan
suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat
item aset, liabilitas atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
b. Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada :
- Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; dan
- Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya
Estimasi Akuntansi
Pengakuan Untuk Perubahan Estimasi Akuntansi
a. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang
- berdampak pada periode berjalan atau
- diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang
b. Jika Jumlah dampak pada periode mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka
entitas mengungkapkan hal tersebut
4. KESALAHAN PERIODE
SEBELUMNYA
Kesalahan dalam laporan keuangan dapat
timbul pada:
• Pengakuan
• Pengukuran
• Penyajian
• Pengungkapan
Jika laporan keuangan mengandung kesalahan material
atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
suatu penyajian Laporan Posisi Keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas tertentu, maka laporan
keuangan tersebut tidak sesuai dengan PSAK.
PENERAPAN RETROSPEKTIF
~ diterapkan secara retro atau ke belakang ~
PENERAPAN PROSPEKTIF
~ diterapkan secara prospek atau ke depan ~
Penerapan retrospektif diprioritaskan untuk dilakukan,
kecuali jika tidak praktis untuk menentukan dampak
kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan
pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan
kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal praktis paling
awal.
5. MATA UANG FUNGSIONAL
DAN PENYAJIAN
Dalam menyiapkan laporan keuangan, entitas harus menentukan mata
uang fungsionalnya.
LPS=
LPS menjadi Indikator menjelaskan berapa laba yg diberikan Perusahaan per lembar saham
LPS Dasar LPS Dilusian = Nilai LPS potensi terdilusi
(Laba Tahun Berjalan / Jumlah Saham Beredar) Perusahaan memiliki efek (opsi, waran, obligasi konversi)
LPS Dasar dan LPS Dilusian
disajikan dalam Laporan Keuangan
ENTITAS INDUK
Investor yang mempunyai pengendaliuan
atas entitas anak
LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
• Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai laporan keuangan bertujuan umum. Laporan keuangan
tersendiri minimal terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
TERSENDIRI
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri maka entitas
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama
dan entitas asosiasi pada:
1. Biaya Perolehan
2. Sesuai PSAK 55: instrument keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
3. Metode Ekuitas
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
entitas asosiasi dan ventura bersama keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Terlibat dalam aktivitas usaha Hasil operasinya dikaji secara Tersedia informasi keuangan yang
yang memperoleh reguler oleh pengambil keputusan dapat dipisahkan.
pendapatan dan operasional untuk membuat
menimbulkan beban. keputusan tentang sumber daya
Termasuk transaksi dengan yang dialokasikan pada segmen
segmen operasi lain dalam tersebut dan menilai kinerjanya.
perusahaan yang sama.
Kriteria Segmen Dilaporkan
Kriteria
Kriteria
Ambang
Agregasi
Batas
Kuatitatif
Kriteria
Agregasi
Segmen operasi seringkali memperlihatkan kinerja keuangan jangkapanjang serupa jika mereka memiliki
karakteristik ekonomi serupa, yang meliputi:
Entitas secara terpisah melaporkan informasi tentang suatu segmen operasi yang memenuhi
salah satu ambang batas kuantitatif berikut :
a) Penjualan dari pelanggan eksternal dan penjualan atau transfer antar segmen, adalah 10%
atau lebih dari gabungan pendapat internal dan eksternal dari semua segmen operasi.
b) Laba rugi absolut lebih 10% dari laba rugi absolut dari (mana yang lebih besar) gabungan
segmen yang laba atau gabungan segmen yang rugi.
c) Memiliki asset 10% atau lebih dari gabungan asset seluruh segmen operasi.
Ilustrasi 1
Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dapat dilaporkan dari entitas, termasuk dasar organisasi:
Perbedaan dalam produk dan jasa
Wilayah geografis,
Lingkungan peraturan, dan
Gabungan dari faktor-faktor tersebut apakah segmen operasi telah diagregasikan.
Jenis produk dan jasa yang menghasilkan pendapatan untuk setiap segmen dilaporkan
Pengungkapan
Level Segmen - Informasi Laba Rugi, Aset, Liabilitas
Entitas melaporkan suatu ukuran atas laba rugi dan total aset untuk setiap segmen dilaporkan. Entitas juga mengungkapkan
hal-hal berikut untuk setiap segmen dilaporkan jika jumlah tertentu termasuk dalam ukuran laba rugi segmen yang dikaji oleh
pengambil keputusan operasional:
• Pendapatan dari pelanggan eksternal;
• Pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi lain dalam entitas yang sama;
• Pendapatan bunga, beban bunga dan penyusutan dan amortisasi;
• Bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas;
• Beban atau pendapatan pajak penghasilan; dan
• Unsur-unsur material nonkas selain penyusutan dan amortisasi.
Pengungkapan
Level Segmen - Pengukuran
a) Unsur dilaporkan adalah ukuran yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja
segmen;
b) Dialokasikan dengan dasar yang wajar
c) Entitas menyampaikan penjelasan pengukuran laba rugi, aset dan liabilitas segmen untuk setiap segmen dilaporkan,
sebagai berikut:
• Dasar akuntansi;
• Sifat perbedaan pengukuran segmen dan laporan entitas;
• Sifat perubahan dari periode lalu dan yang digunakan dalam segmen;
• Sifat dan dampak dari alokasi yang yang tidak simetris.
Pengungkapan
Level Segmen - Rekonsiliasi
Entitas melakukan rekonsiliasi atas semua hal berikut:
a. Total pendapatan segmen dilaporkan terhadap pendapatan entitas.
b. Total ukuran laba atau rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas sebelum beban pajak (pendapatan pajak) dan operasi dihentikan.
c. Total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas.
d. Total liabilitas segmen dilaporkan terhadap liabilitas entitas jika liabilitas segmen yang dilaporkan,
e. Total jumlah dalam segmen dilaporkan untuk setiap informasi unsur material yang diungkapkan terhadap jumlah terkait dalam entitas.
Seluruh unsur-unsur material yang direkonsiliasikan harus diidentifikasi dan dijelaskan secara terpisah.
Pengungkapan
Level Segmen – Penyajian Kembali
Jika entitas mengubah struktur organisasi internal yang menyebabkan komposisi segmen dilaporkan berubah, maka informasi
yang terkait untuk periode sebelumnya (termasuk periode interim) disajikan kembali, kecuali infomasi tersebut tidak tersedia
dan biaya untuk mengembangkannya akan jauh lebih besar.
Akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan
serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan.
Syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani
segala aktifitas dalam kehidupannya.
Akuntansi Konvensional vs Syariah
Tujuan Laporan Keuangan Syariah
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Arus Kas
• Laporan Perubahan Equitas
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
• Catatan Atas Laporan Keuangan
Pembahasan Artikel
1. Analisis Artikel Operating Profit & Other Comprehensive Income
2. Analisis Artikel Event After Reporting Date
1. Analisis Artikel Operating Profit &
Other Comprehensive Income
The Quality of Operating Profit and Other Comprehensive Income:
Evidence from Indonesia Stock Exchange
Tujuan
Mengetahui kualitas laba dalam hal relevansi dan keandalan kinerja perusahaan dan kinerja pasar
dari persepsi investor yang memicu reaksi pada kapitalisasi pasar perusahaan go public di Bursa Efek
Indonesia.
Mengacu pada standar pelaporan keuangan internasional (IFRS), penelitian ini dilakukan untuk
memberikan gambaran mengenai reaksi investor Indonesia terhadap angka-angka laba yang hasilnya
seringkali tidak konsisten. Hipotesis diuji dengan time series dan cross section dan sampel meliputi 50
perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 hingga
2014.
Landasan Teori
Kapitalisasi
Pasar
Operating
Profit
Other
Comprehensive
Income
Sample Penelitian
Hasil Penelitian
• Terdapat konsistensi hasil korelasi signifikansi positif antara laba operasi (OP) dengan kapitalisasi
pasar (MC).
• Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya korelasi signifikansi antara pendapatan
komprehensif lain (OCI) dengan kapitalisasi pasar (MC).
• Investor lebih fokus pada laba operasi perusahaan dibandingkan dengan laba komprehensif
lainnya.
• Adopsi IFRS dalam IAS no.1 terkait laporan laba/rugi dan penghasilan komprehensif lain masih
perlu disosialisasikan.
2. IAS 10 PERISTIWA SETELAH
PERIODE PELAPORAN
WHY IAS 10???
Akhir Priode pelaporan
Kapan Anda harus
mempertimbangkan peristiwa
setelah periode pelaporan? Tanggal ketika laporan
keuangan disahkan
untuk diterbitkan
Apa yang harus Anda laporkan tentang
peristiwa setelah periode pelaporan?
Bagaimana dengan covid????
• IAS 10 dan going concern
IAS 10.14 menyatakan bahwa Anda TIDAK boleh menyiapkan laporan keuangan Anda secara berkelanjutan
jika manajemen menentukan setelah periode pelaporan bahwa:
tidak ada alternatif yang realistis selain melakukan salah satu dari dua di atas.