Anda di halaman 1dari 100

PENYAJIAN LAPORAN

KEUANGAN
Kelompok 2
Pelaporan Korporat
1. L.P. Novyanti Ciptana Ika Putri - 126231160
2. Feric Fernanda - 126231159
3. Hedrian A. Pratama - 126231135 0
4. Ikhsan D. Kusuma - 126231154
5. Rainal Saputra - 126231142
1. KETENTUAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan merupakan standar akuntansi yang menjelaskan komponen
dari Laporan Keuangan, penyajian yang wajar, dan konsep-konsep akuntansi fundamental, kebijakan
pengungkapan, dan struktur dari Laporan Keuangan. PSAK ini mengatur mengenai :
- Tujuan Laporan Keuangan;
- Komponen Laporan Keuangan;
- Ketentuan Penyajian;
- Struktur Laporan Keuangan; dan
- Persyaratan Pengungkapan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas
• Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi Sebagian
besar pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
• Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan informasi :

Aset Liabilitas Ekuitas

Kontribusi dari dan


Pendapatan dan beban distribusi kepada
termasuk keuntungan pemilik dalam Arus kas
dan kerugian kapasitasnya sebagai
pemilik
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terdiri dari :
a. Laporan keuangan pada akhir periode
b. Laporan laba rugi dan komprehensif lain selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan lain
f. Informasi komparatif periode terdekat sebelumnya
g. Laporan Posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya Ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian Kembali pos-pos laporan
keuangan, atau Ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Karakteristik Umum
Penyajian Secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

Kelangsungan Usaha

Dasar Akrual

Materialitas dan Penggabungan

Saling Hapus

Frekuensi Pelaporan

Informatif dan Komparatif

Konsisten Penyajian
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Ketentuan Penyajian
• Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan Panjang sebagai klasifikasi tersendiri.
Sedangkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, entitas dapat menyajikan suatu laporan secara
Bersama atau disajikan tersendiri untuk laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
• Entitas dipersyaratkan untuk menyajikan laporan komparatif dengan menyajikan seluruh jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan periode berjalan dan periode komparatif terdekat sebelumnya.
• Entitas menyajikan minimal dua laporan (posisi keuangan, laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, arus kas, ekuitas,
serta catatan Atas Laporan Keuangan terkait)
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang
diisyaratkan SAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan SAK.
• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan
keuangan komparatif minum jika:
a. Entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian Kembali atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan
b. Penerapan tersebut memiliki dampak material atas informasi dalam laporan keuangan pada awal periode
sebelumnya
Entitas menyajikan tiga laporan keuangan pada :
- akhir periode berjalan;
- akhir periode sebelumnya; dan
- awal periode
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan

Identifikasi Laporan
Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan
Keuangan
dan catatan atas laporan keuangan sehingga dapat dipahami :
• Nama identitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain dan setiap perubahan atas
informasi tersebut dari akhir periode laporan sebelumnya;
• Apakah laporan keuangan merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok
entitas;
• Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan
• Mata uang pelaporan dalam PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar dan tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka Panjang
Aset lancar apabila diharapkan dapat direalisasikan dengan menjual atau menggunakannya dalam suatu siklus
operasi normal atau dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan, bertujuan diperdagangkan, atau
merupakan kas atau setara kas (definisi PSAK 2 : Laporan Arus Kas) yang tidak dibatasi pertukarannya. Aset
yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Liabilitas jangka pendek jika diperkirakan dapat diselesaikan dalam siklus operasi normal atau dalam jangka 12
bulan setelah pelaporan, bertujuan diperdagangkan atau tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Entitas
mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka Panjang.
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan

Minimum line item informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan
a. Aset tetap k. Provisi
b. Property investasi l. Liabilitas Keuangan (tidak termasuk jumlah (j) dan (k)
c. Aset tak berwujud m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini sesuai dengan PSAK
d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan 46 : Pajak Penghasilan
pada (e), (g) dan (h) n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan sesuai dengan PSAK 46
e. Investasi dengan metode ekuitas o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
f. Persediaan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
g. Piutang dagang dan piutan lain PSAK 58
h. Kas dan setara kas p. Kepentingan non pengendali, disajikan bagian dari ekuitas
i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 : Aset tidak lancar kepada pemilik entitas induk
yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan
j. Utang dagang dan utang lainnya
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan

Laporan laba rugi dan komprehensif lain


Minimum line item informasi yang disajikan sebagai berikut :
a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura Bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Jumlah Tunggal untuk total operasi yang dihentikan PSAK 58
- Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
- Keuntungan dan kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset
atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan
f. Penghasilan komprehensif lain
- Selisih revaluasi aset tetap
- Pengukuran Kembali program imbalan pasti
- Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
- Perubahan nilai investasi (available for sale)
- Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
- Bagian penghasilan komprehensif asosiasi
Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan
Struktur Laporan Keuangan
Penghasilan komprehensif lain
• Penghasilan komprehensif lain yang sebelumnya telah diakui, dapat direklasifikai ke laba rugi. Berikut
penyesuaian yang dapat dilakukan pada :
a. Penghentian pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”
b. Ketika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi
c. Pelepasan kegiatan usaha luar negeri (PSAK 10 : pengaruh perubahan kurs valuta asing)

• Penghasilan komprehensif yang tidak dapat direklasifikasikan pada:


a. Surplus revaluasi sesuai PSAK 16
b. Imbalan kerja sesuai PSAK 24

Pada surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya Ketika aset tersebut digunakan
atau dihentikan pengakuannya (PSAK 16 : aset tetap dan PSAK 19 : aset tak berwujud)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan Akuntansi
• Kebijakan akuntansi menurut PSAK 25 adalah prinsip,dasar,konvensi,peraturan, dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
• Entitas diharuskan untuk menerapkan PSAK 25 : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan dalam hal
a. Pemilihan dan penerapan Kebijakan Akuntansi
b. Akuntansi untuk :
- Perubahan kebijakan akuntansi;
- Perubahan Estimasi Akuntansi; dan
- Koreksi kesalahan periode lalu
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan :


1. Pengakuan (kapan dan kondisi seperti apa diakui)
2. Pengukuran (berapa banyak yang diakui)
3. Penyajian (bagaimana disajikan di laporan keuangan)

Ketika PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,peristiwa atau kondisi lainnya. Maka kebijakan
akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan yang bersangkutan, jika tidak ada PSAK yang
secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, maka manajemen menggunakan
pertimbangan dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi relevan dan andal
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu pada :

standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lainnya yang menggunakan kerangka dasar
yang sama untuk mengembangkan standar akuntansi

literatur akuntansi lainnya

praktik akuntansi industri yang berlaku

Sepanjang tidak bertentangan dengan SAK ataupun Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Jika terdapat perubahan kebijakan akuntansi maka :
a. Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik mengatur dan mengizinkan kelompok item-
item dimana kebijakan akuntansi yang berbeda ada hal yang mungkin sesuai dengan keadaan.
b. Jika PSAK Mengatur atau mengizinkan pengelompokan semacam itu, maka kebijakan akuntansi yang
tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok
• Dalam rangka mencapai konsistensi dalam kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akutansi pada dasarnya
tidak diperkenankan, kecuali :
a. Diisyaratkan oleh PSAK
b. Menghasilkan laporan keuangan yang andal dan relevan tentang dampak, transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi
a. Penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang berbeda secara
substansi daripada yang terjadi sebelumnya
b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak
pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.

Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai Kembali aset


sesuai dengan PSAK 16 : aset tetap atau PSAK 19 : Aset tidak
berwujud adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi
yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK
16 dan PSAK 19, bukan sesuai dengan pernyataan ini
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada :
1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK, sebagaimana yang diatur dalam
ketentuan transisinya dalam PSAK tersebut, jika ada
2. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak mengatur ketentuan transisi
untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan
tersebut secara retrospektif.
Maka entitas menyesuaikan :
• Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal
• Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah
diterapkan sebelumnya
Penerapan Retrospektif adalah
penerapan kebijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain
seolah-olah kebijakan tersebut telah
diterapkan sejak awal transaksi
Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan Akuntansi

Jika perubahan kebijakan akuntansi tidak praktis dalam menentukan dampak spesifik-periode atau dampak
kumulatif perubahan tersebut maka :
a. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik-periode, entitas menerapkan kebijakan akuntansi
baru untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan
restrospektif adalah praktis, mungkin diperiode berjalan dan membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode itu
b. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, entitas menyesuaikan informasi komparatif
dengan menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif dari tanggal paling awal yang dapat
diterapkan. Oleh karena itu, entitas mengabaikan porsi penyesuaian kumulatif atas aset, liabilitas dan
ekuitas yang timbul sebelum tanggal tersebut.
Ketika Entitas belum Menerapkan suatu PSAK Baru yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, maka
entitas mengungkapkan :
c. Fakta ini; dan
d. Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat diketahui untuk menilai dampak yang
mungkin atas penerapan PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal penerapannya.
3. ESTIMASI AKUNTANSI
Estimasi Akuntansi
Estimasi dapat direvisi jika terjadi :
- Pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan dapat diandalkan (revisi tidak terkait
dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan)
- Hal yang tidak dapat diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang
melekat pada aktivitas bisnis
- Pengguna estimasi yang Reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan laporan keuangan tanpa
mengurangi keandalan laporan keuangan
Estimasi Akuntansi
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak unsur dalam laporan keuangan tidak
dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi, estimasi mungkin diperlukan untuk :
a. Piutang tak tertagih
b. Persediaan yang rusak
c. Nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan
d. Umur manfaat atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa mendatang yang melekat pada, aset
yang didepresiasikan dan
e. Liabilitas garansi
Estimasi Akuntansi
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut :
a. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait dengan
suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat
item aset, liabilitas atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
b. Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada :
- Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; dan
- Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya
Estimasi Akuntansi
Pengakuan Untuk Perubahan Estimasi Akuntansi
a. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang
- berdampak pada periode berjalan atau
- diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang
b. Jika Jumlah dampak pada periode mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka
entitas mengungkapkan hal tersebut
4. KESALAHAN PERIODE
SEBELUMNYA
Kesalahan dalam laporan keuangan dapat
timbul pada:
• Pengakuan
• Pengukuran
• Penyajian
• Pengungkapan
Jika laporan keuangan mengandung kesalahan material
atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
suatu penyajian Laporan Posisi Keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas tertentu, maka laporan
keuangan tersebut tidak sesuai dengan PSAK.

Untuk itu, laporan keuangan perlu untuk dikoreksi.


Kesalahan periode sebelumnya dikoreksi dengan
penyajian kembali (restatement) yang menyajikan
kembali jumlah “komparatif” untuk periode lalu
dimana kesalahan terjadi, atau menyajikan saldo
awal untuk periode paling awal dari laporan
sebelumnya.
Penyajian kembali tersebut dapat dilakukan dengan dua penerapan,

PENERAPAN RETROSPEKTIF
~ diterapkan secara retro atau ke belakang ~

PENERAPAN PROSPEKTIF
~ diterapkan secara prospek atau ke depan ~
Penerapan retrospektif diprioritaskan untuk dilakukan,
kecuali jika tidak praktis untuk menentukan dampak
kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan
pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan
kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal praktis paling
awal.
5. MATA UANG FUNGSIONAL
DAN PENYAJIAN
Dalam menyiapkan laporan keuangan, entitas harus menentukan mata
uang fungsionalnya.

Faktor yang mempengaruhi penentuan mata uang fungsional:


1. Mata uang yang mempengaruhi harga jual barang/jasa
2. Mata uang dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya
menentukan harga jual barang/jasa
3. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan
baku, ataupun biaya lain dari pengadaan barang/jasa
Valuta Asing (Valas) yang apabila digunakan
untuk melakukan transaksi, dicatat dalam
mata uang fungsional yang sudah ditetapkan
pada saat pengakuan awal.
Jumlah valas dihitung dengan kurs pada
tanggal terjadinya transaksi.
Jika entitas memiliki transaksi dalam valas, maka pada setiap akhir
periode pelaporan, akan dilakukan hal-hal berikut:
1. Pos moneter valas dijabarkan menggunakan kurs penutup
2. Pos non moneter yang diukur dalam biaya historis dalam valas
dijabarkan menggunakan kurs historis tanggal transaksi
3. Pos non moneter yang diukur dalam nilai wajar dalam valas
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal appraisal
4. Selisih kurs yang timbul pada penjabaran di atas akan diakui dalam
laba rugi pada periode saat terjadinya.
Untuk pencatatan keuntungan/kerugian kurs valas pada pos
non moneter akan mengikuti keuntungan/kerugian pada pos
non moneter yang bersangkutan.

Apabila keuntungan/kerugian pos non moneter tersebut


diakui dalam laba rugi, maka keuntungan/kerugian kurs valas
nya juga diakui dalam laba rugi. Sebaliknya, jika
keuntungan/kerugian pos non moneter tersebut diakui dalam
penghasilan komprehensif lain (OCI), maka
keuntungan/kerugian kurs valas nya juga diakui dalam OCI.
6. PENGUNGKAPAN PIHAK-
PIHAK BERELASI
Prinsip arms-length transaction merupakan salah satu
alasan diaturnya pengungkapan transaksi ke pihak
berelasi.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang


terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan
keuangan (entitas pelapor)
Contoh pihak berelasi :
1. Orang atau anggota keluarga dekat dari entitas pelapor yang
memiliki pengendalian, pengaruh signifikan, dan/atau merupakan
personil manajemen kunci baik dari entitas pelapor itu sendiri
maupun dari induk entitas pelapor.
2. Entitas yang berasal dari kelompok usaha yang sama (induk anak),
dikendalikan oleh orang yang sama dengan pemilik induk atau
anaknya dan/atau memiliki hubungan ventura (baik langsung
maupun dari pihak ketiga) yang sama.
Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak berelasi maka entitas harus
mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak tersebut. Informasi
mengenai transaksi dan saldo juga harus diungkapkan untuk
memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan
keuangan.
Sekurang-kurangnya, pengungkapan harus meliputi:
a. Nilai transaksi
b. Jumlah saldo, termasuk komitmen
c. Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut
d. Beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan.
7. Laba per Saham (LPS)_PSAK 56
Earn per Share (EPS)
LPS = variable dalam menganalisis awal kinerja keuangan Perusahaan

LPS=
LPS menjadi Indikator menjelaskan berapa laba yg diberikan Perusahaan per lembar saham
LPS Dasar LPS Dilusian = Nilai LPS potensi terdilusi
(Laba Tahun Berjalan / Jumlah Saham Beredar) Perusahaan memiliki efek (opsi, waran, obligasi konversi)
LPS Dasar dan LPS Dilusian
disajikan dalam Laporan Keuangan

Perusahaan harus mengungkap:


1. Jumlah laba (rugi) >> pembilang LPS, rekon laba (rugi)
periode bersangkutan
2. Jumlah tertimbang saham beredar >> penyebut LPS, rekon
penyebut

Entitas menghitung LPS Dasar dan LPS Delusian


3. LPS Dasar = laba-rugi diatribusikan / jumlah rata2 saham
biasa beredar
4. LPS Delusian = laba-rugi diatribusikan / jumlah rata2 saham
biasa bersifat delutif
8. Peristiwa setelah Periode
Laporan_PSAK 8
Timeline
peristiwa antara tanggal laporan
akhir periode Perlakuan akuntansi setelah periode pelaporan (PASPL) keuangan
pelaporan diotorisasi terbit

PASPL terbagi 2 jenis:


 Peristiwa Penyesuaian
 Peristiwa Non Penyesuaian
Peristiwa Penyesuaian
Memberi bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
Contoh Peristiwa penyesuaian:
 Penyelesaian kasus Pengadilan
 Informasi setelah periode pelaporan (con: kebangkrutan pelanggan menjadi penyesuaian piutang usaha)
 Penentuan biaya perolehan asset.
 Penentuan jumlah pembagian laba (akhir bulan)
 Kesalahan / kecurangan yg menunjukkan lapkeu tidak benar
Peristiwa Non Penyesuaian
Mengindikasi timbulnya kondisi setelah periode pelaporan
Informasi yang diungkap: sifat peristiwa & estimasi atas dampak keuangan. Contoh peristiwa non penyesuian:

 Kombinasi bisnis/ pelepasan entitas signifikan


 Pengumuman menghentikan operasi
 Pembelian asset signifikan
 Kerusakan pabrik produksi signifikan
 Pengumuman restrukturisasi signifikan
 Transaksi signifikan setelah tgl pelaporan
9. Penyajian Laporan Keuangan
Interim
PSAK 3
Penyajian Laporan Keuangan Interim
• LK Interim agar LK dapat disajikan tepat waktu
• Periode Interim = periode keuangan lebih pendek dari 1 tahun penuh
• Timeline (tahunan, semesteran, quartal) = unsur penting dalam LapKeu
• Entitas menerapkan kebijakan akuntansi sama dengan laporan keuangan
• Frekuensi pelaporan (tahunan, semesteran, quartalan) tidak mempengaruhi
pengukuran hasil tahunan
Komponen Laporan Keuangan
PSAK 3 Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Interim
 Laporan Posisi keuangan  Laporan Posisi Keuangan (ringkas)
 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan  Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain Komprehensif Lain (ringkas)
 Laporan Perubahan Ekuitas  Laporan Perubahan Ekuitas (ringkas)
 Laporan Arus kas  Laporan Arus Kas (ringkas)
 Catatan atas Laporan Keuangan  Catatan Penjelasan Tertentu
 Laporan Posisi Keuangan pada Awal
Periode Terdekat Sebelumnya
10. PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN EKONOMI
HIPERINFLASI
11. LAPORAN KEUANGAN
TERSENDIRI
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada
TUJUAN entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi ketika
entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai informasi tambahan

RUANG Diterapkan pada entitas induk yang menyajikan laporan


keuangan tersendiri dalam mencatat investasi pada
LINGKUP
entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi.
DEFINISI
Laporan keuangan suatu kelompok usaha yang di dalamnya
LAPORAN aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas
KEUANGAN entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu
KONSOLIDASIAN entitas ekonomi tunggal
Laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang
LAPORAN KEUANGAN mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan
TERSENDIRI ventura bersama berdasarkan biaya perolehan atau sesuai
dengan PSAK 55

ENTITAS INDUK
Investor yang mempunyai pengendaliuan
atas entitas anak
LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
• Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai laporan keuangan bertujuan umum. Laporan keuangan
tersendiri minimal terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
TERSENDIRI
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri maka entitas
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama
dan entitas asosiasi pada:
1. Biaya Perolehan
2. Sesuai PSAK 55: instrument keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
3. Metode Ekuitas
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

Jika entitas induk juga sebagai investor


atau venturer, memilih

Sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
entitas asosiasi dan ventura bersama keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Mengukur investasinya dalam entitas Ventura bersama pada nilai wajar


asosiasi melalui laba rugi
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
12. Segmen Operasi – PSAK 5
Prinsip Utama dan Ruang Lingkup
Kriteria Segmen Operasi
Segmen operasi adalah komponen dari entitas, dengan ketentuan berikut:

Terlibat dalam aktivitas usaha Hasil operasinya dikaji secara Tersedia informasi keuangan yang
yang memperoleh reguler oleh pengambil keputusan dapat dipisahkan.
pendapatan dan operasional untuk membuat
menimbulkan beban. keputusan tentang sumber daya
Termasuk transaksi dengan yang dialokasikan pada segmen
segmen operasi lain dalam tersebut dan menilai kinerjanya.
perusahaan yang sama.
Kriteria Segmen Dilaporkan

Kriteria
Kriteria
Ambang
Agregasi
Batas
Kuatitatif
Kriteria
Agregasi
Segmen operasi seringkali memperlihatkan kinerja keuangan jangkapanjang serupa jika mereka memiliki
karakteristik ekonomi serupa, yang meliputi:

a) Sifat produk dan jasa;


b) Sifat proses produk;
c) Jenis atau kelompok pelanggan untuk produk dan jasanya;
d) Metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk dan penyediaan jasanya;
e) Jika dapat diterapkan, sifat linkungan dan pengaturan, misalnya, perbankan, asuransi, atau utilitas
publik.
Kriteria Ambang Batas Kualitatif

Entitas secara terpisah melaporkan informasi tentang suatu segmen operasi yang memenuhi
salah satu ambang batas kuantitatif berikut :

a) Penjualan dari pelanggan eksternal dan penjualan atau transfer antar segmen, adalah 10%
atau lebih dari gabungan pendapat internal dan eksternal dari semua segmen operasi.
b) Laba rugi absolut lebih 10% dari laba rugi absolut dari (mana yang lebih besar) gabungan
segmen yang laba atau gabungan segmen yang rugi.
c) Memiliki asset 10% atau lebih dari gabungan asset seluruh segmen operasi.
Ilustrasi 1

Asumsi: Pendapatan gabungan adalah 420.000 + 250.000 = 670.000


Ilustrasi 3

Asumsi: Aset gabungan adalah 1.000.000


Situasi
Lainnya
a) Ketika segmen operasi yang tidak memenuhi ambang batas kuantitatif, mayoritas memenuhi
kriteria agregasi.
b) Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas, maka tambahan segmen
diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
c) Jika manajemen berpendapat bahwa segmen operasi yang diidentifikasi sebagai segmen
dilaporkan pada periode sebelumnya akan berlanjut secara signifikan, maka informasi
tentang segmen tersebut terus dilaporkan secara terpisah pada periode kini bahkan jika
segmen tersebut tidak lagi memenuhi kriteria sebagai segmen yang dilaporkan.
d) Melampirkan data segmen periode lalu.
e) Mempertimbangkan batas praktis.
Pengungkapan
Level Segmen - Informasi Umum

Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dapat dilaporkan dari entitas, termasuk dasar organisasi:
 Perbedaan dalam produk dan jasa
 Wilayah geografis,
 Lingkungan peraturan, dan
 Gabungan dari faktor-faktor tersebut apakah segmen operasi telah diagregasikan.

Jenis produk dan jasa yang menghasilkan pendapatan untuk setiap segmen dilaporkan
Pengungkapan
Level Segmen - Informasi Laba Rugi, Aset, Liabilitas
Entitas melaporkan suatu ukuran atas laba rugi dan total aset untuk setiap segmen dilaporkan. Entitas juga mengungkapkan
hal-hal berikut untuk setiap segmen dilaporkan jika jumlah tertentu termasuk dalam ukuran laba rugi segmen yang dikaji oleh
pengambil keputusan operasional:
• Pendapatan dari pelanggan eksternal;
• Pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi lain dalam entitas yang sama;
• Pendapatan bunga, beban bunga dan penyusutan dan amortisasi;
• Bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas;
• Beban atau pendapatan pajak penghasilan; dan
• Unsur-unsur material nonkas selain penyusutan dan amortisasi.
Pengungkapan
Level Segmen - Pengukuran
a) Unsur dilaporkan adalah ukuran yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja
segmen;
b) Dialokasikan dengan dasar yang wajar
c) Entitas menyampaikan penjelasan pengukuran laba rugi, aset dan liabilitas segmen untuk setiap segmen dilaporkan,
sebagai berikut:
• Dasar akuntansi;
• Sifat perbedaan pengukuran segmen dan laporan entitas;
• Sifat perubahan dari periode lalu dan yang digunakan dalam segmen;
• Sifat dan dampak dari alokasi yang yang tidak simetris.
Pengungkapan
Level Segmen - Rekonsiliasi
Entitas melakukan rekonsiliasi atas semua hal berikut:
a. Total pendapatan segmen dilaporkan terhadap pendapatan entitas.
b. Total ukuran laba atau rugi segmen dilaporkan terhadap laba rugi entitas sebelum beban pajak (pendapatan pajak) dan operasi dihentikan.
c. Total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas.
d. Total liabilitas segmen dilaporkan terhadap liabilitas entitas jika liabilitas segmen yang dilaporkan,
e. Total jumlah dalam segmen dilaporkan untuk setiap informasi unsur material yang diungkapkan terhadap jumlah terkait dalam entitas.

Seluruh unsur-unsur material yang direkonsiliasikan harus diidentifikasi dan dijelaskan secara terpisah.
Pengungkapan
Level Segmen – Penyajian Kembali

Jika entitas mengubah struktur organisasi internal yang menyebabkan komposisi segmen dilaporkan berubah, maka informasi
yang terkait untuk periode sebelumnya (termasuk periode interim) disajikan kembali, kecuali infomasi tersebut tidak tersedia
dan biaya untuk mengembangkannya akan jauh lebih besar.

Jika tidak disajikan kembali harus diungkapkan pada saat perubahan.


Pengungkapan
Level Entitas

1. Informasi tentang produk dan jasa


Entitas melaporkan pendapatan dari pelanggan eksternal untuk setiap produk dan jasa, atau setiap kelompok produk dan jasa yang
serupa, kecuali informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya untuk mengembangkan akan jauh lebih besar, dalam hal demikian
fakta tersebut diungkapkan.

2. Informasi tentang wilayah geografis


Pendapatan berdasarkan negara domisili dan semua negara asing.

3. Informasi tentang pelanggan utama


Sejauh mana entitas mengandalkan pelanggan utama.
13. Penyajian Laporan Keuangan
Syariah
PSAK 101
Pengertian Akuntansi Syariah

Akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan
serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan.

Syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani
segala aktifitas dalam kehidupannya.
Akuntansi Konvensional vs Syariah
Tujuan Laporan Keuangan Syariah

a) Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan;


b) Menilai prospek arus kas;
c) Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi;
d) Memberikan informasi kepatuhan Laporan Keuangan Syariah terhadap prinsip syariah;
e) Memberikan informasi pemenuhan fungsi sosial Laporan Keuangan Syariah.
Asas Transaksi
Syariah
Asas persaudaraan (ukhuwah) Asas keseimbangan (tawazun)
merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek
harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan
secara umum dengan semangat saling menolong. sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan
pelestarian.
Asas keadilan (‘adalah)
menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan Asas universalisme (syumuliyah)
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang
memperlakukan sesuatu hanya sesuai posisinya. berkepentingan (stakeholders) tanpa membedakan suku,
agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat
Asas kemaslahatan (maslahah) kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).
merupakan segala
bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi
dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan
kolektif.
Karakteristik Transaksi
Syariah
a. Dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling j. Dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan
Ridha; benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa
b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang merugikan pihak lain, sehingga tidak diperkenankan
objeknya halal dan baik (thayib); menggunakan standar ganda harga dalam satu akad
c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang
pengukur nilai, bukan sebagai komoditas; berkaitan (ta’alluq) dalam satu akad;
d. Tidak mengandung unsur riba; k. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan
e. Tidak mengandung unsur kezaliman; (najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar);
f. Tidak mengandung unsur maysir; dan
g. Tidak mengandung unsur gharar; l. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap
h. Tidak mengandung unsur haram; (risywah).
i. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time
value of money);
Komponen Laporan Keuangan

• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Arus Kas
• Laporan Perubahan Equitas
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
• Catatan Atas Laporan Keuangan
Pembahasan Artikel
1. Analisis Artikel Operating Profit & Other Comprehensive Income
2. Analisis Artikel Event After Reporting Date
1. Analisis Artikel Operating Profit &
Other Comprehensive Income
The Quality of Operating Profit and Other Comprehensive Income:
Evidence from Indonesia Stock Exchange
Tujuan

Mengetahui kualitas laba dalam hal relevansi dan keandalan kinerja perusahaan dan kinerja pasar
dari persepsi investor yang memicu reaksi pada kapitalisasi pasar perusahaan go public di Bursa Efek
Indonesia.

Mengacu pada standar pelaporan keuangan internasional (IFRS), penelitian ini dilakukan untuk
memberikan gambaran mengenai reaksi investor Indonesia terhadap angka-angka laba yang hasilnya
seringkali tidak konsisten. Hipotesis diuji dengan time series dan cross section dan sampel meliputi 50
perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 hingga
2014.
Landasan Teori

Kapitalisasi
Pasar
Operating
Profit

Other
Comprehensive
Income
Sample Penelitian
Hasil Penelitian

• Terdapat konsistensi hasil korelasi signifikansi positif antara laba operasi (OP) dengan kapitalisasi
pasar (MC).
• Penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya korelasi signifikansi antara pendapatan
komprehensif lain (OCI) dengan kapitalisasi pasar (MC).
• Investor lebih fokus pada laba operasi perusahaan dibandingkan dengan laba komprehensif
lainnya.
• Adopsi IFRS dalam IAS no.1 terkait laporan laba/rugi dan penghasilan komprehensif lain masih
perlu disosialisasikan.
2. IAS 10 PERISTIWA SETELAH
PERIODE PELAPORAN
WHY IAS 10???
Akhir Priode pelaporan
Kapan Anda harus
mempertimbangkan peristiwa
setelah periode pelaporan? Tanggal ketika laporan
keuangan disahkan
untuk diterbitkan
Apa yang harus Anda laporkan tentang
peristiwa setelah periode pelaporan?
Bagaimana dengan covid????
• IAS 10 dan going concern
IAS 10.14 menyatakan bahwa Anda TIDAK boleh menyiapkan laporan keuangan Anda secara berkelanjutan
jika manajemen menentukan setelah periode pelaporan bahwa:

 bermaksud untuk melikuidasi entitas, atau

 bermaksud untuk menghentikan perdagangan, atau

 tidak ada alternatif yang realistis selain melakukan salah satu dari dua di atas.

Anda mungkin juga menyukai