Merger
Spin-off
Sumber: https://koran.tempo.co/read/daftar-iklan-baris/469367/iklan-
pengumuman-selasa-9-november-2021
Akuisisi Aset vs Akuisisi Saham
• Selektif • Pengambilalihan seluruh
• Tidak mewarisi kewajiban perusahaan
perusahaan yang diambilalih • Mewarisi kewajiban
• Cakupan terbatas perusahaan yang diambilalih
• Sedikit hambatan regulasi • Kendali / kepemilikan penuh
• Lebih kompleks
Metode Pencatatan untuk Merger Perusahaan
1. Harga Pasar
• berdampak pengenaan pajak atas goodwill akibat kenaikan nilai aset
2. Nilai Buku
• tidak ada dampak atas akuntansi perpajakannya
Adanya perpindahan aktiva dari proses merger menimbulkan konsekuensi perpajakan berupa (Budi,
2021):
1. PPN atas goodwill sebesar 10%
2. PPh Final 4 ayat 2 atas pengalihan aktiva atau harta berupa tanah dan bangunan sebesar 2,5%
3. BPHTB atas pengalihan aktiva atau harta berupa tanah dan bangunan sebesar 5%
4. PPh Final atas keuntungan yang diterima perusahaan dalam rangka merger dikenakan tarif
pasal 17 UU PPh
PENGERTIAN SPIN OFF
PERUSAHAAN
• Spin off perusahaan merupakan tindakan atau perbuatan hukum yang
dilakukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) untuk
memisahkan usaha secara parsial atau sebagian, sehingga mengakibatkan
sebagian aset dan liabilitas perusahaan tersebut beralih karena hukum kepada
dua perseroan atau lebih (referensi:bahan ajar/klikpajak.id)
• Spin off merupakan salah satu strategi usaha yang dilakukan dalam rangka
restrukturisasi perusahaan agar perusahaan baru memiliki kebebasan untuk
menentukan langkah dan mengeksekusi strateginya sendiri, sehingga peluang
untuk bertumbuh dan perkembangan perusahaan menjadi lebih besar.
Peraturan Spin Off
Berdasarkan pada:
Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (PT)
Illustrasi Spin Off
Tujuan Spin off
• Tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
• Setelah dilakukan spin-off dimana unit usaha telah menjadi
perusahaan baru memiliki kebebasan untuk menentukan langkah dan
mengeksekusi strateginya sendiri, sehingga peluang untuk bertumbuh
dan berkembang menjadi lebih besar. Dari perspektif perusahaan
induk, unit usaha yang dinilai kurang relevan dan menguntungkan
justru akan menghambat implementasi strategi untuk tumbuh dan
berkembang. Dengan melakukan spin-off, unit usaha tersebut akan
menjadi perusahaan baru, sedangkan perusahaan induk dapat lebih
fokus dalam menentukan arah strateginya
Tahapan Spin off
1. Persiapan
2. Menyelenggarakan RUPS
3. Proses Pemisahan
4. Pengesahan Pemisahan
Peraturan Perpajakan Spin Off
• Spin off tidak dikenakan pajak berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
khususnya pasal 4 ayat (3) huruf c, penerimaan setoran modal oleh perusahaan
dari pemegang sahamnya bukan merupakan objek Pajak Penghasilan bagi
perusahaan yang bersangkutan tersebut.
• Spin off dikenakan pajak apabila setoran modal merupakan Barang Kena Pajak
yang menimbulkan terutang Pajak Pertambahan Nilai atas penyertaan modal
berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang mewah
Bentuk lain dari akuisisi
• Pasal 1 Ayat (11) UU PT memberikan pengertian akuisisi atau pengambilalihan sebagai perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut.
• Dalam akuisisi, tidak ada pembubaran status badan hukum atas perusahaan yang diakuisisi oleh perusahaan yang
mengakuisisi. Yang terjadi hanya perubahan pengendalian, di mana perusahaan yang mengakuisisi sekarang memiliki
kendali atas perusahaan yang diakuisisi.
• Akuisisi terjadi ketika satu perusahaan mengambilalih semua keputusan manajemen operasional perusahaan lain.
Akuisisi membutuhkan uang tunai dalam jumlah besar, karena umumnya membeli atau akuisisi saham perusahaan m
ayoritas
• Tujuan akuisisi perusahaan dilakukan untuk meningkatkan skala ekonomi, mendapatkan pasokan bahan baku, menur
unkan biaya per unit seiring peningkatan produksi.
• Selain itu, manfaat akuisisi adalah untuk meningkatkan pangsa pasar perusahaan,
dan memperluas lini produk, serta mendapatkan teknologi dari perusahaan yang diakuisisi.
Berdasarkan jenis usaha
• Akuisisi Horizontal Bentuk akuisisi perusahaan dimana perusahaan yang
diakuisisi merupakan usaha dari pesaingnya, baik pesaing dengan produk yang
sama, maupun pesaing dengan sektor pemasaran yang sama, yang tujuan untuk
memperbesar pangsa pasar.
• Akuisisi Vertikal Akuisisi yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap
perusahaan lain yang masih dalam satu rangkaian produksi, yaitu perusahaan
dalam arus pergerakan produksi dari hulu ke hilir.
• Akuisisi Konglomerat Akuisisi atas perusahaan yang tidak berhubungan dengan
dua akuisisi di atas (vertikal dan horizontal). Skala jenis akuisisi satu ini biasanya
jauh lebih besar dan dilakukan perusahaan negara. Contoh akuisisi konglomerat
misalnya akuisisi tambang milik PMA oleh Pertamina, akuisisi beberapa supplier
obat sekaligus oleh Kalbe Farma.
Berdasarkan Subjek
• Tidak lupa juga diatur pada PP 57 Tahun 2010 Pasal 2 ayat 1 dan 2:
1. Pelaku Usaha dilarang melakukan Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau Pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik
Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat.
2. Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terjadi jika Badan Usaha hasil Penggabungan, Badan Usaha hasil Peleburan, atau
Pelaku Usaha yang melakukan Pengambilalihan saham perusahaan lain diduga melakukan:
a. perjanjian yang dilarang; b. kegiatan yang dilarang; dan/atau c. penyalahgunaan posisi
dominan.
Referensi:
• Undang-Undang (UU) No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
• UU No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
• UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• UU No 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas UU No 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha Dan
Pengambilan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
• Keputusan Menteri Keuangan (Menkeu) No 469/KMK.04/1998 tentang Perubahan Keputusan Menkeu
No 422/Kmk.04/1998 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan,
Peleburan, atau Pemekaran Usaha
• Peraturan Menteri Keuangan No 52/PMK.010/2017 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan dan Perolehan
Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha
• Budi, C. (2021). studocu.com. Diambil kembali dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/akuntansi-keuangandaerah/memahami-pajak-atas-merg
er/24869119
• Beams, et al, Advance Accounting eleventh edition.