Anda di halaman 1dari 70

SUMBER KEUANGAN : KEBIJAKAN DEVIDEN, FINANCIAL DISTRESS,

BEHAVIORAL FINANCE, ETIKA & TATA KELOLA SUMBER PENDANAAN, DAN


RESIKO

Kelompok 3:
Andrio N Tambun (126231086)
Dhanendra (126231079)
Muhammad Wahyu Zulfikarna (126231027)
Rafli Fakhrizal Akbar (126231095)
Muhammad Abdil Aziz (126231105)
KEBIJAKAN DIVIDEN
(DIVIDEN POLICY)
1. KEPUTUSAN PENDANAAN
2. KEPUTUSAN INVESTASI BEORIENTASI PADA TUJUAN
3. KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

Maksimalisasi Kekayaan :
KEBIJAKAN DIVIDEN MENJADI SANGAT PENTING Share Holder & Stake Holder
APAKAH LABA DIPEROLEH PERUSAHAAN
1. DIBAGIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN
2. TIDAK DIBAGI, REINVESTASI PERUSAHAAN
NILAI
PERUSAHAAN
MENINGKAT
TIPE PEMBAYARAN DIVIDEN

DIVIDEN
CASH
DIVIDEN SAHAM
DIVIDEN (STOCK DIVIDEN)
DIVIDEN STOCK SPLITS
NON-CASH
SPLITS
REVERSE SPLITS
PENTINGNYA KEBIJAKAN DIVIDEN

 Cash Dividen; Bagian Laba yang di bagikan kepada pemilik modal/pemegang


saham
 Harga saham dipengaruhi tingkat pertumbuhan dividen
 Semakin besar dividen dibayar semakin meningkat harga saham/nilai
Perusahaan namun dapat memperkecil sisa dana/laba ditahan untuk
reinvestasi
 Semakin rendah laba ditahan memperkecil kemampuan Perusahaan dalam
mendapatkan laba shg memperkecil pertumbuhan dividen
 Tugas manajer keuangan mengambil kebijakan dividen yang optimal yaitu
dapat menyeimbangkan dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa yang
akan datang
BEBERAPA FAKTOR DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN

1. POSISI SOLVABILITAS PERUSAHAAN


2. LIKUIDITAS PERUSAHAAN
3. LEVERAGE PERUSAHAAN
4. RENCANA PERLUASAN & KESEMPATAN
INVESTASI
5. STABILITAS PENDAPATAN/PROFITABILITAS
6. UKURAN PERUSAHAAN
KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI
I. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil
Dividen tetap perlembar utk jk.waktu ttp, dipertahankan bbrp tahun, bila laba meningkat
mantap & stabil maka dividen ditingkatkan untuk selama beberapa tahun. Kebijakan ini
banyak digunakan karena :
1. Bisa meningkatkan harga saham karena dividen stabil tidak mempunyai risiko
2. Memberi kesan pd investor Perusahaan mempunyai proses yg baik di masa mendatang
3. Menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen
selalu dibayar
II. Kebijakan Dividen Meningkat
Perusahaan membayar dividen dgn jmlh selalu meningkat dgn pertumbuhan yang stabil.
Contoh; Dividen = Rp 600/lbr dgn pertumbuhan 5% maka tahun depan diprediksi besar
dividen 600 x 5% = Rp 630/Lbr
KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI
III. Kebijakan dengan Rasio Konstan
Besar dividen mengikuti laba yang diperoleh dengan dividen pay out rasio yang
ditetapkan, misalkan DPO Ratio 60%, EPS = 1500/Lbr maka,
Dividen = 60% x Rp 1.500 = Rp 900/Lbr
IV. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah Di Tambah Ekstra
Jumlah Dividen ditetapkan dibayar kecil perlembarnya, kemudian ditambah
dengan ekstra bila keuntungan mencapai tertentu.
CONTOH KASUS
PT. ABC selama 8 tahun terahkir mempunyai data Earning After Tax bagi pemegang saham sbb;

PT. ABC mempunyai jumlah saham yang beredar sebanyak 40.000 lbr, dari data tsb diminta:
1. Laba per saham (EPS)
2. Besarnya dividen perlembar saham bila kebijaksanaan dividen stabil sebesar Rp 1.600,/lbr, kecuali bila
laba per lbr saham yang diperoleh Perusahaan mencapai Rp 6.000,- dua periode berturut-turut, dividen
akan dibayarkan menjadi Rp 2.400,- perlembar
3. Dividen yang dibayarkan meningkat terus-menerus dengan pertumbuhan sebesar 10%. Dividen
dibagikan tahun 2010 sebesar Rp 1.500,-/lbr saham
4. Besarnya Dividen bila ditentukan dividen payout ratio sebesar Rp 60%.
5. Besarnya Dividen bila kebijakan dividen adalah reguler sebesar Rp. 1600,- dan ditambah ekstra 40%
bila laba per saham yang dicapai lebih besar Rp 5.000,-
CONTOH KASUS
1. Laba Per Saham (EPS)
2. Kebijakan Dividen Stabil (DPS)
Th 2010 = Rp 1.600 Th 2014 = Rp 2.400
Th 2011 = Rp 1.600 Th 2015 = Rp 2.400
Th 2012 = Rp 1.600 Th 2016 = Rp 2.400
Th 2013 = Rp 1.600 Th 2017 = Rp 2.400

3. Dividen Meningkat (DPS)


CONTOH KASUS
4. Kebijakan dengan Rasio Konstan

5. Dividen Reguler Rendah+Ekstra


KEBIJAKAN DIVIDEN (TIDAK TUNAI)
I. KEBIJAKAN STOCK DIVIDEND
1) Memberikan Dividen Tidak Tunai Tetapi Dalam Bentuk Tambahan
Saham
2) Pemberian Stock Dividend Tidak Mengubah Besar Modal Sendiri
Hanya Mengubah Komposisinya
3) Dimaksudkan Untuk Menahan Uang Kas Krn: Adanya Kesempatan
Investasi Menguntungkan, Kesulitan Likuiditas, Menahan Harga
Jual Saham Agar Tetap Aktif Dan Terjangkau
CONTOH KASUS
Suatu Perusahaan pada akhir tahun mempunyai struktur modal sendiri sebagai
berikut (sebelum adanya stock dividend);
• Modal Saham (Nominal Rp 5.000 x Rp 120.000 Lbr) Rp 600.000.000,-
• Agio Saham Rp 400.000.000,-
• Laba di Tahan Rp 800.000.000,-
Jumlah Modal Sendiri Rp 1.800.000.000,-

Perusahaan akan memberikan stock dividend sebanyak 25% atau 30.000 Lembar
harga saham tersebut Rp. 7500,- per lembarnya. Tentukan struktur modal sendiri
yang baru.
CONTOH KASUS

JAWABAN
Laba ditahan 800.000.000,-
Stock Dividend= Rp 7.500 x 30.000 lbr 225.000.000,- (-)
Sisa Laba Ditahan 575.000.000,-

Modal Saham Baru = Rp 5.000 x Rp 30.000 lbr 150.000.000,-


Agio Saham Baru = Rp 2.500 x Rp 30.000 lbr 75.000.000

STRUKTUR MODAL SETELAH STOCK DIVIDEND


Modal Saham (Nominal Rp 5.000 x 150.000 Lbr) Rp 750.000.000,-
Agio Saham Rp 475.000.000,-
Laba Di tahan Rp 575.000.000,- (+)
Jumlah Modal Sendiri Rp 1.800.000.000,-
KEBIJAKAN DIVIDEN (TIDAK TUNAI)
II. KEBIJAKAN STOCK SPLIT
1) Dilakukan stock Split, pemecahan nilai nominal saham ke dalam
nilai nominal yang lebih kecil
2) Sehingga jumlah lembar saham menjadi lebih banyak dan harga
saham turun proporsional
3) Harga saham menjadi lebih murah, masih dalam trading range
tertentu
4) Meningkatkan likuiditas perusahaan
5) Kontra Stock Split, Bisa Memicu Volatilitas Pasar
CONTOH KASUS

Suatu Perusahaan pada akhir tahun mempunyai struktur modal sendiri


sebagai berikut :
• Modal Saham (Rp 4.000 x 250.000 Lbr) Rp. 1.000.000.000,-
• Agio Saham Rp 500.000.000,-
• Laba Di Tahan Rp 900.000.000,-
• Jumlah Modal Sendiri Rp 2.400.000.000,-

Perusahaan akan mengadakan stock split dari satu lembar saham menjadi
dua lembar saham, tentukanlah struktur modal sendiri yang baru.
CONTOH KASUS

JAWABAN
1 Lembar menjadi 2 Lembar
Harga saham 4000/Lbr  2000/Lbr untuk 2 Lbr Saham
Maka Struktur Modal setelah stock split

MODAL SAHAM
(Nominal Rp 2.000 x 500.000 Lbr) Rp 1.000.000.000,-
Agio Saham Rp 500.000.000,-
Laba Di Tahan Rp 900.000.000,- (+)
Jumlah Modal Sendiri Rp 2.400.000.000,-
KEBIJAKAN DIVIDEN (TIDAK TUNAI)
III. KEBIJAKAN REPURCHASE STOCK
1) Repurchase stock: pembelian kembali saham-saham Perusahaan yang di pegang oleh
pemegang saham
2) Jika Perusahaan memiliki kelebihan kas, sementara kesempatan investasi yang
mengutungkan tidak ada
3) Repuchase stock bisa dilakukan dua cara
 Melakukan pembelian langsung di pasar dengan harga sesuai di pasar
 Melalui penawaran secara tender atau tender offer secara resmi kepada pemegang
saham untuk membeli kembali sejumlah lembar saham, harga tender biasanya diatas
harga pasar.
4) Merugikan pemegang saham yang lama yang tidak menjual kembali sahamnya.
Pemegang saham dipasar dapat capital gain.
5) Alasan Misvaluation
CONTOH KASUS

Suatu Perusahaan mempunyai laba setelah pajak dan harga pasar saham, sbb :
• EAT Rp 40.000.000
• Jumlah Lembar Saham 500.000 Lbr
• Laba/Lembar Saham (EPS) Rp 80,-
• Harga Per Saham Rp 960,-
• Price Earning Ratio (PER) 12 Kali
Saat ini tidak ada investasi yang menguntungkan sehingga Perusahaan akan
memanfaatkan labanya sebesar Rp 20 Juta, dengan cara Di bayar sebagai Cash
Dividen atau Repurchase Stock. Hitunglah Harga pasar sahamnya.
CONTOH KASUS
JAWABAN
CASH DIVIDEN
= Rp 20.000.000/500.000 Lbr = 40,
Maka harga pasar saham 960+40 = 1000/lbr
REPURCHASE STOCK
Memberi tawaran dgn harga Rp 1000/lbr maka jumlah
yang dapat dibeli = 20.000.000/1000= 20.000 Lembar

Maka EPS = Rp 40.000.000,- = 83,33


(500.000 – 20.000)
Bila PER tetap 12X maka harga pasar saham = 12 X 83,33 = 1000 (Pembulatan)
FINANCIAL DISTRESS
APAKAH ITU FINANCIAL DISTRESS ?
APAKAH ITU FINANCIAL DISTRESS ?
STRATEGI MENGHADAPI FINANCIAL DISTRESS

• Langkah 1,2 dan 3 disebut asset restructuring


• Langkah 4,5,6 dan 7 disebut financial restructuring
• Perusahaan yang mengalami financial distress dapat sekaligus melakukan asset restructuring dan
financial restructuring
STRATEGI MENGHADAPI FINANCIAL DISTRESS
KEBANGKRUTAN, LIKUIDASI DAN REORGANISASI
LIKUIDASI
REORGANISASI
PRIVATE WORKOUT ATAU KEPAILITAN ?
MENGAPA MEMILIH FORMAL BANKRUPTCIES ?
PREPACKAGED BANKRUPTCY
PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN: MODEL Z-SCORE
PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN: MODEL Z-SCORE
PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN: MODEL Z-SCORE
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
Rumus Z-Score Model 1 (Sebelum Altman merevisi model)

• EBIT = Rp 14.456.085
• Net Working Capital = CA-CL = Rp 54.183.399 – Rp 40.403.404 = Rp Rp 13.779.995
• Sales = Rp 99.345.618
• Market value of equity = closing price x outstanding shares = Rp 6.325 x 8780 lbr = Rp Rp 55.533.500 (cara mencari
liat slide selanjutnya)
• Accumulated retained earnings = Rp 36.730.458 + Rp 125.000 = Rp 36.855.458
• Total Assets = Rp 179.356.193
• Book value of Debt = Rp 62.399.257 (cara mencari liat slide selanjutnya)
Cara mencari book value of debt:

Notes: Liat CALK no. 35 tentang Tujuan dan Kebijakan Manajemen


risiko keuangan (Audit report INDF 2021 p. 169)
Cara mencari market value of equity:

Notes: diambil dari annual report


PT INDF 2021 bagian informasi
harga saham p.19
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021

Perhitungan Z-Score Model 1:

Z= 3,3 x + 1,2 x + 1,0 x + 0,6 x + 1,4 x

Z = 0,26598 + 0,092196 + 0,553901 + 0,533982 + 0,287683


= 1,73 (pembulatan)

Kesimpulan : PT Indofood Sukses Makmur Tbk. berpotensi mengalami kebangkrutan.


STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021
Rumus Z-Score Model 2 (Setelah Altman merevisi model)

• EBIT = Rp 14.456.085
• Net Working Capital = CA-CL = Rp 54.183.399 – Rp 40.403.404 = Rp Rp 13.779.995
• Accumulated retained earnings = Rp 36.730.458 + Rp 125.000 = Rp 36.855.458
• Total Assets = Rp 179.356.193
• Total Liabilities = Rp 92.724.082
• Total Book Value of Equity = Rp 86.632.111
STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021

Perhitungan Z-Score Model 2:

Z= 6,56 x + 3,26 x + 1,05 x + 6,72 x

Z = 0,504007 + 0,669889+ 0,08463 + 6,278496


= 7,54 (pembulatan)

Kesimpulan : PT Indofood Sukses Makmur Tbk. berpotensi TIDAK mengalami kebangkrutan.


STUDI KASUS: CONTOH PERHITUNGAN Z-SCORE PT INDF 2021

Kesimpulan:

• Model 1 Sebelum Revisi: Z-Score = 1,73  terindikasi mengalami kebangkrutan


• Model 2 Setelah Revisi: Z-score = 7,54  terindikasi tidak megalami kebangkrutan
BEHAVIORAL FINANCE
Pengertian Behavioral Finance

Behavioral finance adalah kajian yang berfokus pada pengaruh psikologis


dalam mengambil keputusan investasi. Finance behaviour meyakini bahwa
investor tidak selalu rasional dan memiliki batasan untuk mengendalikan
diri.

Behavioural investing (perilaku investasi) juga dapat menjelaskan mengenai


kondisi pasar saham seperti kenaikan atau penurunan harga saham. Kondisi
pasar yang fluktuatif tersebut tidak lepas dari perilaku keuangan investor
yang memiliki tipe behavioral finance yang berbeda-beda.
Pengertian Behavioral Finance

Behavioral finance pertama kali berasal dari karya psikolog Daniel Kahneman dan Amos Tversky
dan ekonomi Robert J. Shiller pada 1970an - 1980an. Mereka menerapkan bias dan heuristik
bawah sadar yang tertanam pada cara orang membuat keputusan keuangan.

Saat kesehatan investor membaik atau memburuk, maka kondisi psikologis investor juga dapat
berubah. Hal tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan rasionalitas investor
terhadap semua masalah dunia nyata, termasuk keputusan untuk investasi (behavioral finance).

Menurut ekonom Herbert Simon, kebanyakan orang menggunakan heuristik saat menghadapi
keputusan yang kompleks. Heuristik adalah jalan pintas mental yang kita gunakan untuk
memutuskan sesuatu atau tidak sama sekali dengan cepat. Investor sering menggunakan
heuristik saat menganalisis keputusan investasi.
Konsep Behavioral Finance

1. Mental Accounting
Mental accounting mengacu pada kecenderungan orang untuk mengalokasikan uang
untuk tujuan tertentu. Contoh behavioural finance dalam konsep ini adalah saat
seseorang menabung uang tunai di dalam celengan, namun di saat yang bersamaan
orang tersebut juga menggunakan kartu kredit dengan jumlah yang besar.

2. Herd Behavior
Herd behavior adalah perilaku seseorang yang cenderung meniru perilaku keuangan
teman. Contoh behavioural finance dalam konsep ini adalah ikut-ikutan teman membeli
saham tertentu tanpa melakukan analisis individu.
Konsep Behavioral Finance

3. Emotional GAP
Kesenjangan emosional mengacu pada pengambilan keputusan berdasarkan ketegangan
emosional seperti kecemasan, kemarahan, ketakutan, atau kegembiraan. Seringkali,
emosi adalah alasan utama mengapa orang tidak membuat pilihan yang rasional.

4. Anchoring
Anchoring dalam behavioral finance mengacu pada standar atau harga patokan yang
memiliki pengaruhi tinggi dalam pengambilan keputusan. Anchoring akan menyebabkan
seseorang hanya terpaku pada satu standar dan mengabaikan faktor lain. Misalnya,
seseorang berinvestasi saham sebesar Rp10 juta. Dengan demikian, ia akan
menggunakan harga pembelian saham tersebut sebagai referensi untuk nilai saham
tersebut.
Konsep Behavioral Finance

5. Self Attribution
Self attribution adalah membuat pilihan berdasarkan terlalu percaya diri dalam
pengetahuan atau keterampilan sendiri. Dalam konsep ini, seseorang cenderung menilai
pengetahuan mereka lebih tinggi daripada yang lain. Bias yang ada dalam konsep ini
dapat membawa investor pada keputusan yang salah. Hal ini dapat diatasi dengan cara
berkonsultasi dengan profesional terkait faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan investasi.
Konsep Behavioral Finance

5. Self Attribution
Self attribution adalah membuat pilihan berdasarkan terlalu percaya diri dalam
pengetahuan atau keterampilan sendiri. Dalam konsep ini, seseorang cenderung menilai
pengetahuan mereka lebih tinggi daripada yang lain. Bias yang ada dalam konsep ini
dapat membawa investor pada keputusan yang salah. Hal ini dapat diatasi dengan cara
berkonsultasi dengan profesional terkait faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan investasi.
Bias-bias Behavioral Finance
1. Confirmation Bias
Confirmation bias atau bias konfirmasi adalah kondisi di mana keputusan yang diambil dipengaruhi
oleh apa yang telah dipercayai sejak awal. Saat mengalami bias ini, investor biasanya akan mencari
informasi yang mendukung pendapatnya dibandingkan melakukan riset dengan benar

2. Experiential Bias
Experiential bias atau biasa juga disebut availability bias adalah kondisi saat seorang investor
membiarkan hal yang baru-baru ini terjadi memengaruhi keputusan yang mereka ambil, sekalipun itu
irasional.

3. Loss Aversion
Bias loss aversion dalam behavioral finance terjadi saat investor lebih memikirkan kerugian daripada
kepuasan atau keuntungan dalam berinvestasi. Dengan kata lain, investor akan lebih berusaha untuk
mempertahankan investasi demi menghindari kerugian dibanding menghasilkan keuntungan.
Bias-bias Behavioral Finance
4. Familiarity Bias
Familiarity bias menunjukkan kecenderungan investor untuk melakukan investasi pada perusahaan
atau aset yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko. Jika
ingin mendapatkan hasil investasi yang beragam dan menguntungkan, Anda perlu menghindari bias ini.
5. Hindsight Bias
Hindsight bias dalam behavioral finance adalah jenis bias yang mendorong investor untuk menganggap
dirinya adalah pihak terbaik dalam mengambil keputusan karena keuntungan yang berhasil didapatkan
sebelumnya. Padahal, keuntungan yang diperoleh bisa saja merupakan keberuntungan semata.

6. Heuristic Simplification
Bias ini merupakan contoh dari cognitive bias yang menyebabkan para investor terlalu
menyederhanakan proses pengambilan keputusan mereka. Pengaruh dari bias ini adalah dapat
melahirkan keputusan yang tidak akurat dan tidak lengkap karena kurangnya informasi data dan
analisis yang mendukung.
Studi Kasus Investor Melepas Saham GOTO

Saat ini saham PT GoTo Gojek


Tokopedia Tbk (GOTO) terhitung sudah
sering mengalami auto reject bawah
(ARB) dan hal ini memberikan Investor
untuk melepas saham mereka.

Sebelumnya, harga saham GOTO


memang mengalami penurunan dan
kenaikan. Sempat berada di posisi
harga IPO dan kemudian di atas harga
saat IPO.
ETIKA DAN TATA KELOLA SUMBER
PENDANAAN
PENGERTIAN ETIKA KEUANGAN
Etika dalam keuangan berbicara tentang perilaku atau kegiatan keuangan yang secara etis benar
atau salah. Etika bisnis yang diikuti oleh lembaga keuangan, jasa keuangan, atau pasar keuangan adalah
bagian integral dari etika dalam keuangan. Secara umum digunakan untuk menggambarkan keuangan
yang memperhitungkan penyaluran etis dari pengembalian keuangan bersama dengan faktor ESG
(environmental, social, dan governance) atau lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Secara umum, etika membentuk sikap seseorang untuk melakukan yang benar; dan mereka
dapat ditentukan dalam hal profesi atau bahkan organisasi dalam bentuk etika bisnis. Karena perusahaan
terutama didasarkan pada kebutuhan dan arahan keuangan, maka perusahaan harus mengikuti jalur etika
menuju masa depan. Hal ini dapat dicapai baik secara internal maupun eksternal, sehingga menghasilkan
lingkungan yang sesuai untuk karyawan, pemangku kepentingan serta posisi pasar.
PENTINGNYA ETIKA DALAM KEUANGAN
Sekarang kita akan membahas kebutuhan etika dalam industri keuangan dan jasa saat menangani krisis yang
terkait dengan etika:
1. Menyediakan standar kode etik
Di pasar keuangan, ada beberapa hambatan berkisar dari informasi yang tidak setara, penyalahgunaan
kekuasaan dan sumber daya, dll. Dalam kasus-kasus seperti itu dan kasus-kasus yang melibatkan koneksi
pihak ketiga, ada kebutuhan yang sangat mendesak akan kode yang tepat untuk diikuti dalam industri ini.
2. Etika dalam keuangan meningkatkan kepercayaan dalam transaksi bisnis/perusahaan
Tujuan utama dari industri keuangan adalah untuk berhubungan langsung dengan industri. Ini secara
langsung berhubungan dengan klien mereka dalam bentuk pengiriman produk atau layanan di mana mereka
berharap untuk memenangkan kepercayaan mereka. Menjadi benar secara etis akan memberikan
keuntungan yang baik bagi bisnis dalam jangka panjang.
3. Etika membuat perilaku dan aktivitas bisnis/korporasi menjadi harmonis
Dalam industri keuangan, kita bisa mengharapkan banyak orang menjadi bagian dari suatu organisasi. Karena
mereka harus bekerja sama pada tingkat yang berbeda dan menuju tujuan inti yang sama, maka harus ada
seperangkat aturan dan pedoman etika yang harus diikuti.
KODE ETIK DALAM KEUANGAN
Berikut adalah kode etik dalam ilmu keuangan:
1. Bertindak dengan kejujuran dan integritas saat menangani dilema dunia keuangan.
2. Tidak mengaitkan diri dengan konflik kepentingan yang nyata/jelas dalam hubungan pribadi, atau
Perusahaan.
3. Memberikan informasi yang lengkap, akurat, adil, lengkap, relevan, obyektif, dapat dimengerti, dan tepat
waktu dalam dan untuk berbagai dokumen dan laporan.
4. Bertindak sesuai dengan semua aturan, hukum, dan peraturan pemerintah yang berlaku bersama dengan
badan pengatur publik/swasta lainnya yang relevan.
5. Bertindak secara bertanggung jawab dan dengan itikad baik dengan kehati-hatian, kecermatan, dan
kompetensi tanpa adanya kesalahan penyajian fakta material apa pun.
6. Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam kegiatan bisnis dan informasi tersebut tidak boleh
digunakan untuk keuntungan pribadi.
7. Mempromosikan perilaku etis di antara semua rekan kerja dan pemangku kepentingan perusahaan
8. Mematuhi dan mempromosikan kode etik di Perusahaan.
BEBERAPA PRINSIP UTAMA ETIKA KEUANGAN ATAU BISNIS
Istilah-istilah kunci yang merupakan bagian integral dari informasi, investasi, saham, perdagangan, pelanggan, dan
jenis transaksi kegiatan keuangan adalah:
1. ESG
Bentuk lengkap ESG adalah economical, social, and governance, dan dampak positifnya menunjukkan apakah
sistem keuangan dan informasi yang terkait itu etis atau tidak.
2. Green Finances
Prinsip ini berbicara tentang keuangan yang berfokus pada penawaran hasil lingkungan yang terukur dan positif.
3. Keuangan yang Sesuai Syariah
Ini berbicara tentang informasi dan aktivitas keuangan yang didukung oleh prinsip-prinsip berbasis Islam dan
syariah.
4. Keuangan Berkelanjutan
Biasanya digunakan sebagai pengganti etika keuangan
5. UN Global Compact
Keberlanjutan korporat dimulai dengan sistem nilai perusahaan dan pendekatan berbasis prinsip dalam
menjalankan bisnis. Ini berarti beroperasi dengan cara-cara yang, minimal, memenuhi tanggung jawab
mendasar di bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan hidup dan anti-korupsi.
IMPLEMENTASI ETIKA DALAM KEUANGAN
Untuk menangani masalah etika dalam keuangan seperti yang berkisar dari kode etik yang berlaku untuk
profesional keuangan hingga penggantian teori egoistik, ada berbagai macam domain yang tercakup dalam etika
bisnis. Ini bukan praktik yang tidak biasa dalam menerapkan cara-cara etis dalam bisnis kontemporer. Kode-kode
yang mengikuti seperangkat etika keuangan yang ditetapkan secara moral ini diatur dan dipelihara oleh badan-
badan yang mengatur diri sendiri dan otoritas pengatur resmi. Hal ini dilakukan untuk memastikan perilaku yang
bertanggung jawab secara etis dan moral dari berbagai operator yang beroperasi di pasar keuangan.
Contoh pelanggaran etika di pasar keuangan termasuk nepotisme, manajemen investor, pembiayaan
kampanye, dan kepentingan pemegang saham vs kepentingan pemangku kepentingan. Bisnis di pasar keuangan
dan pasar umum harus waspada terhadap pelanggaran loyalitas dan kepercayaan baik dalam transaksi pribadi
maupun publik.
Dengan pengetahuan yang tepat tentang pedoman yang harus diikuti, mendorong perilaku yang
digerakkan oleh etika di tempat kerja, dan mengikuti standar tertinggi etika yang diterapkan sangat penting bagi
setiap profesional keuangan saat ini.
STRATEGI PENDANAAN
• Saham Biasa
1. Hak suara, pemilik saham biasa mempunyai hak bersuara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menentukan
dewan direksi, hingga mempengaruhi keputusan penting perusahaan.
2. Risiko dan imbal hasil, secara proporsional pemegang saham biasa dapat berbagi risiko maupun imbal hasil perusahaan
dengan sesama pemegang saham mengikuti kepemilikan masing-masing.
3. Dividen, pemegang saham biasa akan memperoleh dividen setelah perusahaan menuntaskan semua kewajiban, termasuk
membayar dividen pemilik saham preferen.
4. Tidak dapat dikonversi atau ditukar, karena saham biasa tidak punya keistimewaan seperti saham preferen.
5. Potensi keuntungan, saham biasa dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang asal dibarengi dengan kinerja
perusahaan yang maksimal dan kenaikan harga saham.
Contoh: Shareholder Rights, Proxy Voting, Classes of Stock, Other Rights, Dividends.
STRATEGI PENDANAAN
• Saham Preferen
1. Prioritas, terutama dalam hal pembagian dividen. Pemilik saham preferen akan memperoleh dividen lebih dahulu sebelum
pemegang saham biasa.
2. Tidak berhak bersuara, pasalnya pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara atas perusahaan, kecuali terjadi
kasus luar biasa seperti perusahaan tidak mampu membayar dividen yang disepakati.
3. Hak preferen terkait aset. Ketika perusahaan terkena likuidasi, pemegang saham preferen dapat lebih dulu mengklaim hak
terkait aset perusahaan.
4. Hak pembayaran dividen, biasanya akan diberikan dalam besaran sama sesuai bunga deposito.
5. Saham preferen dapat ditukarkan menjadi saham biasa jika pemiliknya menginginkan hal tersebut.
Contoh: Saham preferen konvertibel, Saham preferen partisipasi, Saham preferen yang dapat ditembus, Saham preferen
disesuaikan, Saham preferen kumulatif
PRINSIP PENDANAAN
Ada beberapa prinsip pendanaan yang dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut:
1. Misi yang Jelas
Pendanaan terhadap suatu proyek atau penelitian dan sejenisnya semestinya memiliki misi untuk
mendapatkan profit bagi Perusahaan, menciptakan inovasi baru yang berguna bagi masyarakat,
meningkatkan daya saing produk perusahaan, meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap
suatu lingkungan.
2. Kompetitif Melalui Peer Review
Pendanaan yang kompetitif dilakukan melalui sistem seleksi yang transparan dan akuntabel.
3. Manajemen yang Profesional
Pengelolaan tata Kelola pendanaan yang profesional memerlukan sumber daya manusia yang memiliki
kombinasi kompetensi di bidang tertentu (sesuai dengan proyek yang akan didanai). Hal ini terutama untuk
memastikan: (1) pengelolaan keuangan yang akuntabel; (2) pengelolaan investasi yang dapat memberikan
hasil yang optimal; dan (3) kualitas proses memiliki dampak yang baik bagi perusahaan.
PRINSIP PENDANAAN

4. Pengelolaan Keuangan yang Fleksibel


Mekanisme pengelolaan keuangan yang rigid dapat berpengaruh terhadap kemandirian anggaran dan
kualitas/hasil dari proyek yang dihasilkan. Lembaga pendanaan yang kurang mandiri dalam pengelolaan
keuangan akan mengalami kesulitan dalam menyusun strategi dan rencana kerja.
5. Dapat Diprediksi dan Memungkinkan Tahun Jamak
Pendanaan yang dapat diprediksi dan bersifat tahun jamak (multi-year) dapat mendorong kualitas dan hasil
yang berdampak luas.
STUDI KASUS
Contoh Tata Kelola Pendanaan Kementrian Ristek/BRIN:

https://www.ksi-indonesia.org/assets/uploads/original/2022/02/ksi-1643771145.pdf
RISIKO
Menurut sumber pendanaan
Risiko Pendanaan Melalui Pasar Uang Yang Perlu Diperhatikan
Oleh Perusahaan:

1. **Risiko likuiditas**: Risiko ini terjadi ketika perusahaan kesulitan menyediakan uang
tunai dalam periode tertentu. Hal ini dapat terjadi jika terjadi penarikan dana yang besar
dari investor atau jika terjadi penurunan nilai aset investasi.
2. **Risiko reinvestment**: Risiko ini terjadi pada penghasilan aset keuangan yang
mewajibkan perusahaan melakukan reinvestasi. Jika bunga reinvestasi tidak sesuai
dengan prediksi, maka perusahaan akan mengalami kerugian.
3. **Risiko finansial**: Risiko ini berkaitan dengan struktur pendanaan. Jika perusahaan
menggunakan pendanaan dari pasar uang untuk jangka waktu yang lama, maka
perusahaan akan menghadapi risiko kenaikan suku bunga dan risiko inflasi.
Risiko sumber pendanaan pasar modal

- Risiko berbagi kepemilikan saham dengan pihak lain, sehingga


persentase kepemilikan perusahaan akan berkurang.
- Risiko harus mematuhi seluruh peraturan pasar modal yang
berlaku, termasuk keterbukaan informasi, laporan keuangan, aksi
korporasi, dan lain-lain.
- Risiko terpapar fluktuasi harga saham di pasar modal, yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan,
kondisi makroekonomi, sentimen investor, dan spekulasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai