Anda di halaman 1dari 9

2.

3 Stock Deviden, Stock Split, dan Stock Repurchase


1. Dividen Saham (Stock Devidend)
Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan
perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham
perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah.
Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan dengan cara mengubah
sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang
pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun
demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan
tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika
posisi kas perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan.
Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba
per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan investor tidak
mengalami perubahan.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap :
a) Neraca
Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah
jumlah total saham menjadi meningkat , sehingga laba ,
dividen , dan harga per saham seluruhnya menurun . Dengan
menggunakan dividen saham , nilai nominal tetap , tettapi pos
akuntansi mengadakan pemindahan modal dari rekening laba
yang ditahan ke rekening saham biasa dan modal disetor (paid-
in capital) . Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung
dengan rumus :
Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah
lembar saham yang beredar x presentase dividen saham x
Harga pasar saham
b) Harga Saham
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai ,
nilai saham perusahaan akan meningkat . Sebaliknya jika
dividen saham tidak disertai dengan kenaikan dividen tunai ,
atau dilusi laba dan dividen per saha menyebabkan nilai saham
akan menurun dengan persentase sebesar dividen saham. Jadi
Faktor fundamental yang menentukan harga adalah laba dan
dividen tunai per saham .
Contoh:

PT Abadi memiliki struktur modal sebagai berikut:   

Saham biasa (nominal Rp 1000 ;3.000.000 lembar) Rp. 3.000.000.000

Capital surplus 1.500.000.000

Laba ditahan 7.500.000.000

Modal sendiri 12.000.000.000

Perusahaan menentukan stock dividend sebesar 10%. Harga pasar


saham Rp 4.000,- Bagaimanakah komposisi modal sendiri setelah
stock dividend?            

Jawab:

Stock dividend 10%, maka ada tambahan saham sebanyak 10% x


3.000.000 = 300.000lembar.

Stock deviden = 300.000 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000.000,- ditransfer


dari laba ditahan ke saham biasa dan capital surplus.            

Nilai nominal saham tidak berubah, maka 300.000 lbr x Rp.1.000


= Rp 300.000.000, ditransfer ke modal saham biasa, sisanya
Rp.1.200.000.000,- – Rp 300.000.000,- = Rp 900.000.000,-
dimasukkan dalam capital surplus, sehingga total modal sendiri tidak
berubah. Setelah stock dividend maka komposisi modal sendiri PT
Abadi :     
Saham biasa Rp. 3.300.000.000 

(nominalRp.1.000 ; 3.300.000 lembar)        

Capital surplus 2.400.000.000            

Laba ditahan 6.300.000.000   

Modal sendiri 12.000.000.000            

Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang beredar,


sehingga laba per saham (EPS) akan menurun secara proporsional.
Jadi para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang
bertambah, tetapi mempunyai EPS yang berkurang, sehingga proporsi
keuntungan totalnya tetap tidak berubah. Pembagian stock dividen
akan menurunkan harga saham sehingga tidak memberikan manfaat
ekonomis, kalau kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
tidak berubah, demikian juga dengan biaya modalnya.    

Bagaimanapun, harga saham akan dipengaruhi oleh kemampuan


memperoleh laba  dan resiko       perusahaan (yang tercermin dalam
biaya modalnya). Kedua factor tersebut      tidak bisadimanipulasi oleh
manajer keuangan.Manajer keuangan tidak bisa menyebabkan
pemegang saham menjadi lebih kaya hanya karena memutuskan untuk
membagikan stock dividend. Umumnya perusahaan memutuskan
untuk membagikan stock dividend, karena mereka memerlukan dana
tersebut, dan tidak ingin mengecewakan pemegang saham.     

2. Pemecahan Stock (Stock Splits)


Pemecahan Stock (Stock Splits)yaitu pemecahan selembar saham
menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock
split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian,
sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau
dengan kata lain stock split  tidak mempunyai nilai ekonomis.
Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah saham
dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di
atas, jumlah lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x
400.000 lembar = 800.000 lembar. Harga nominal saham menjadi Rp.
2.500 (Rp. 5.000/2).

Dengan demikian struktur modal tidak berubah, dan nilai jual


saham biasa, agio, dan laba tidak mengalami perubahan.Tetapi harga
nominal dan lembar saham berubah proporsional.
Tujuan dari stock split:
  Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli/investor.
  Diharapkan harga akan meningkat.
  Menguntungkan bagi investor, jika dividen yang dibayar lebih
besar, misalnya sebelum dipecahkan membayar dividen Rp.
2.000 per lembar. Setelah dipecahkan hanya membayar dividen
Rp. 1.250 per lembar, maka investor akan menerima dividen Rp.
2.500 dengan nilai penyertaan yang sama besarnya.
Contoh:

PT Abadi menentukan stock split dari satu menjadi dua saham.


Komposisi modal sendiri perusahaan adalah sebagai berikut:     

Saham biasa (nominal Rp 5000 ; 600 000 lembar) Rp 3.000 juta       

Capital surplus Rp 1.500 juta  

Laba ditahan Rp 7.500 juta  

Modal sendiri Rp12.000 juta  

Setelah stock split, komposisi modal sendiri menjadi:            

Saham biasa (nominal Rp 2500 ; 1 200 000 lembar) Rp 3.000 juta    

Capital surplus Rp 1.500 juta  


Laba ditahan Rp 7.500 juta   

Modal sendiri Rp12.000 juta  

Setelah stock split, nilai nominal saham menjadi ½ xRp.5.000 =


Rp.2.500 per lembar. Investor yang semula memiliki 100 lembar
saham setelah stock split jumlah saha, yang dimilikinya menjadi 2 x
100 lembar = 200 lembar, meskipun total nilainya tidak mengalami
perubahan. Kekayaan investor tidak berubah, sehingga tidak ada
keuntungan ekonomis yang diperolehnya dari stock split.

Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:  

 Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.     


 Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.      
 Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya
komposisinya saja yang berubah.

3. Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)

Sebagai alternatif pemberian deviden berupa uang tunai,


perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang
saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repurchasing
stock). Saham yang dibeli kembali itu akan dibukukan sebagai
perkiraan Treasury Stock. Dengan dibelinya kembali sebagian saham,
maka jumlah saham yang beredar akan berkurang, bila diasumsikan
pembelian kembali saham ini tidak memberi pengaruh negative
terhadap keuntungan perusahaan, maka EPS akan meningkat, yang
akan, meningkatkan harga pasar saham. Kenaikan harga pasar saham
itu akan memberikan capital gains sebagai ganti deviden kepada para
pemegang sahamnya.

Keuntungan dan Kerugian Pembelian Kembali Saham


1. Keuntungan

Dari Sudut Pandang Dari Sudut Pandang


Pemegang Saham Manajemen
a. Pengumuman pembelian a. Dapat digunakan untuk
kembali sering kali akuisisi atau untuk jadi
dipandang sebagai sinyal cadangan saham jika opsi
positif oleh investor karena saham digunakan , atau
seringkali didorong oleh obligasi konvertibel ditukar
keyakinan pihak dengan saham , atau hak
manajemen bahwa harga membeli saham
saham perusahaan terlalu dilaksanakan oleh
rendah . pemegang saham .
b. Para pemegang saham dapat b. Manajemen enggan
memilih apakah akan menaikkan dividen kecuali
menjual atau tidak saham kenaikan tersebutdapat
yang dimilikinya . dipertahankan dimasa
mendatang.
c. Dapat menghilangkan blok c. Dapat digunakan untuk
saham yang besar yang merombak struktur modal .
berarti bursa serta menekan
harga per saham.
d. Jika para pemegang saham
adalah orang yang memiliki
kelebihan kas yang banyak
dan memiliki sebagian
besar saham perseroan
kemungkinan besar mereka
lebih suka untuk membeli
kembali saham daripada
membagikan dividen
disebabkan faktor pajak.

2. Kerugian

Dari Sudut Pandang Pemegang Dari Sudut Pandang


Saham Manajemen
a. Dividen tunai dianggap lebih a. Ditinjau dari segi hokum ,
dapat diandalkan disbanding mengandung sejumlah
pembelian kembali saham. risiko tertentu dalam hal
pembayaran.
b. Pada umumnya perusahaan b. Kemungkinan dilakukan
melakukan pembelian penyidikan jika perusahaan
kembali sahamnya guna memanipulasi harga
menghindarkan sahamnya.
kemungkinan adanya
gugatan pemegang saham.
c. Perusahaan mungkin
membayar harga yang terlalu
tinggi atas saham yang dibeli
kembali sehingga merugikan
pemegang saham yang tidak
menjual sahamnya .

Contoh:

PT Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri


manufaktur yang memproduksi produk-produk perlengkapan busana
wanita dan pria. Pada tahun 2005 memperoleh laba sebesar Rp 550
juta dan 50% dari jumlah tersebut akan dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah
saham yang beredar saat ini adalah sebanyak 1.100.000 lembar
dengan harga pasar sebesar Rp 2.500,- per lembar saham. Manajer
keuangan saat ini menawarkan kepada mereka yang mau menjual
kembali saham biasa yang dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi
seolaholah menawarkan cash dividend Rp 250 per lembar saham.
Berdasarkan data tersebut,carilah:

a. Laba per saham dan P/E Ratio sebelum kebijakan pembelian


kembali saham.        
b. Laba per saham setelah kebijakan pembelian kembali
saham.          
c. Harga saham setelah kebijakan pembelian kembali saham
dengan asumsi P/E Ratio konstan.
Jawab:
EAT = 550 juta          
Payout Ratio = 50%      
Outstanding share = 1,1 juta  
P saham = Rp 2500 / lembar  
P treasury stock = Rp 2750 / lembar  
a. Sebelum kebijakan pembelian saham:         
EPS = Rp.550,- juta / 1,1 juta = Rp 500 /lembar       
Price <- PER = 2500 / 500 = 5           
EPS
b. Setelah kebijakan pembalian kembali saham:         
EAT untuk treasury stock = ½ x Rp.550,- juta
= Rp.275,- juta                    
Jumlah saham yang dapat ditarik kembali = 275 juta / 2750 =
100 ribu lembar        
EPS = Rp.550,- juta / 1 juta = Rp 550,- / lembar       
c. P saham = PER X EPS = 5 x Rp 550,- = Rp 2.750,-
https://www.researchgate.net/publication/342029268_MAKALAH_MANAJEMEN_KEU
ANGAN_KEBIJAKAN_DIVIDEN_Dividend_Policy.

Anda mungkin juga menyukai