0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
516 tayangan9 halaman
Teks tersebut membahas tiga jenis transaksi modal perusahaan yaitu stock dividend, stock split, dan stock repurchase. Stock dividend menambah jumlah saham tanpa mengubah total modal, stock split menurunkan harga saham tanpa mengubah total kekayaan pemegang saham, sedangkan stock repurchase mengurangi jumlah saham beredar untuk meningkatkan harga saham.
Teks tersebut membahas tiga jenis transaksi modal perusahaan yaitu stock dividend, stock split, dan stock repurchase. Stock dividend menambah jumlah saham tanpa mengubah total modal, stock split menurunkan harga saham tanpa mengubah total kekayaan pemegang saham, sedangkan stock repurchase mengurangi jumlah saham beredar untuk meningkatkan harga saham.
Teks tersebut membahas tiga jenis transaksi modal perusahaan yaitu stock dividend, stock split, dan stock repurchase. Stock dividend menambah jumlah saham tanpa mengubah total modal, stock split menurunkan harga saham tanpa mengubah total kekayaan pemegang saham, sedangkan stock repurchase mengurangi jumlah saham beredar untuk meningkatkan harga saham.
3 Stock Deviden, Stock Split, dan Stock Repurchase
1. Dividen Saham (Stock Devidend) Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah. Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan dengan cara mengubah sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika posisi kas perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan investor tidak mengalami perubahan. Pengaruh kebijakan dividen terhadap : a) Neraca Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah jumlah total saham menjadi meningkat , sehingga laba , dividen , dan harga per saham seluruhnya menurun . Dengan menggunakan dividen saham , nilai nominal tetap , tettapi pos akuntansi mengadakan pemindahan modal dari rekening laba yang ditahan ke rekening saham biasa dan modal disetor (paid- in capital) . Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung dengan rumus : Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah lembar saham yang beredar x presentase dividen saham x Harga pasar saham b) Harga Saham Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai , nilai saham perusahaan akan meningkat . Sebaliknya jika dividen saham tidak disertai dengan kenaikan dividen tunai , atau dilusi laba dan dividen per saha menyebabkan nilai saham akan menurun dengan persentase sebesar dividen saham. Jadi Faktor fundamental yang menentukan harga adalah laba dan dividen tunai per saham . Contoh:
PT Abadi memiliki struktur modal sebagai berikut:
Saham biasa (nominal Rp 1000 ;3.000.000 lembar) Rp. 3.000.000.000
Capital surplus 1.500.000.000
Laba ditahan 7.500.000.000
Modal sendiri 12.000.000.000
Perusahaan menentukan stock dividend sebesar 10%. Harga pasar
saham Rp 4.000,- Bagaimanakah komposisi modal sendiri setelah stock dividend?
Jawab:
Stock dividend 10%, maka ada tambahan saham sebanyak 10% x
3.000.000 = 300.000lembar.
Stock deviden = 300.000 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000.000,- ditransfer
dari laba ditahan ke saham biasa dan capital surplus.
Nilai nominal saham tidak berubah, maka 300.000 lbr x Rp.1.000
= Rp 300.000.000, ditransfer ke modal saham biasa, sisanya Rp.1.200.000.000,- – Rp 300.000.000,- = Rp 900.000.000,- dimasukkan dalam capital surplus, sehingga total modal sendiri tidak berubah. Setelah stock dividend maka komposisi modal sendiri PT Abadi : Saham biasa Rp. 3.300.000.000
(nominalRp.1.000 ; 3.300.000 lembar)
Capital surplus 2.400.000.000
Laba ditahan 6.300.000.000
Modal sendiri 12.000.000.000
Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang beredar,
sehingga laba per saham (EPS) akan menurun secara proporsional. Jadi para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang bertambah, tetapi mempunyai EPS yang berkurang, sehingga proporsi keuntungan totalnya tetap tidak berubah. Pembagian stock dividen akan menurunkan harga saham sehingga tidak memberikan manfaat ekonomis, kalau kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba tidak berubah, demikian juga dengan biaya modalnya.
Bagaimanapun, harga saham akan dipengaruhi oleh kemampuan
memperoleh laba dan resiko perusahaan (yang tercermin dalam biaya modalnya). Kedua factor tersebut tidak bisadimanipulasi oleh manajer keuangan.Manajer keuangan tidak bisa menyebabkan pemegang saham menjadi lebih kaya hanya karena memutuskan untuk membagikan stock dividend. Umumnya perusahaan memutuskan untuk membagikan stock dividend, karena mereka memerlukan dana tersebut, dan tidak ingin mengecewakan pemegang saham.
2. Pemecahan Stock (Stock Splits)
Pemecahan Stock (Stock Splits)yaitu pemecahan selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah saham dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di atas, jumlah lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar = 800.000 lembar. Harga nominal saham menjadi Rp. 2.500 (Rp. 5.000/2).
Dengan demikian struktur modal tidak berubah, dan nilai jual
saham biasa, agio, dan laba tidak mengalami perubahan.Tetapi harga nominal dan lembar saham berubah proporsional. Tujuan dari stock split: Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli/investor. Diharapkan harga akan meningkat. Menguntungkan bagi investor, jika dividen yang dibayar lebih besar, misalnya sebelum dipecahkan membayar dividen Rp. 2.000 per lembar. Setelah dipecahkan hanya membayar dividen Rp. 1.250 per lembar, maka investor akan menerima dividen Rp. 2.500 dengan nilai penyertaan yang sama besarnya. Contoh:
PT Abadi menentukan stock split dari satu menjadi dua saham.
Komposisi modal sendiri perusahaan adalah sebagai berikut:
Saham biasa (nominal Rp 5000 ; 600 000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta
Modal sendiri Rp12.000 juta
Setelah stock split, komposisi modal sendiri menjadi:
Saham biasa (nominal Rp 2500 ; 1 200 000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta
Modal sendiri Rp12.000 juta
Setelah stock split, nilai nominal saham menjadi ½ xRp.5.000 =
Rp.2.500 per lembar. Investor yang semula memiliki 100 lembar saham setelah stock split jumlah saha, yang dimilikinya menjadi 2 x 100 lembar = 200 lembar, meskipun total nilainya tidak mengalami perubahan. Kekayaan investor tidak berubah, sehingga tidak ada keuntungan ekonomis yang diperolehnya dari stock split.
Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:
Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.
Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya komposisinya saja yang berubah.
3. Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)
Sebagai alternatif pemberian deviden berupa uang tunai,
perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repurchasing stock). Saham yang dibeli kembali itu akan dibukukan sebagai perkiraan Treasury Stock. Dengan dibelinya kembali sebagian saham, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang, bila diasumsikan pembelian kembali saham ini tidak memberi pengaruh negative terhadap keuntungan perusahaan, maka EPS akan meningkat, yang akan, meningkatkan harga pasar saham. Kenaikan harga pasar saham itu akan memberikan capital gains sebagai ganti deviden kepada para pemegang sahamnya.
Keuntungan dan Kerugian Pembelian Kembali Saham
1. Keuntungan
Dari Sudut Pandang Dari Sudut Pandang
Pemegang Saham Manajemen a. Pengumuman pembelian a. Dapat digunakan untuk kembali sering kali akuisisi atau untuk jadi dipandang sebagai sinyal cadangan saham jika opsi positif oleh investor karena saham digunakan , atau seringkali didorong oleh obligasi konvertibel ditukar keyakinan pihak dengan saham , atau hak manajemen bahwa harga membeli saham saham perusahaan terlalu dilaksanakan oleh rendah . pemegang saham . b. Para pemegang saham dapat b. Manajemen enggan memilih apakah akan menaikkan dividen kecuali menjual atau tidak saham kenaikan tersebutdapat yang dimilikinya . dipertahankan dimasa mendatang. c. Dapat menghilangkan blok c. Dapat digunakan untuk saham yang besar yang merombak struktur modal . berarti bursa serta menekan harga per saham. d. Jika para pemegang saham adalah orang yang memiliki kelebihan kas yang banyak dan memiliki sebagian besar saham perseroan kemungkinan besar mereka lebih suka untuk membeli kembali saham daripada membagikan dividen disebabkan faktor pajak.
2. Kerugian
Dari Sudut Pandang Pemegang Dari Sudut Pandang
Saham Manajemen a. Dividen tunai dianggap lebih a. Ditinjau dari segi hokum , dapat diandalkan disbanding mengandung sejumlah pembelian kembali saham. risiko tertentu dalam hal pembayaran. b. Pada umumnya perusahaan b. Kemungkinan dilakukan melakukan pembelian penyidikan jika perusahaan kembali sahamnya guna memanipulasi harga menghindarkan sahamnya. kemungkinan adanya gugatan pemegang saham. c. Perusahaan mungkin membayar harga yang terlalu tinggi atas saham yang dibeli kembali sehingga merugikan pemegang saham yang tidak menjual sahamnya .
Contoh:
PT Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur yang memproduksi produk-produk perlengkapan busana wanita dan pria. Pada tahun 2005 memperoleh laba sebesar Rp 550 juta dan 50% dari jumlah tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah saham yang beredar saat ini adalah sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga pasar sebesar Rp 2.500,- per lembar saham. Manajer keuangan saat ini menawarkan kepada mereka yang mau menjual kembali saham biasa yang dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi seolaholah menawarkan cash dividend Rp 250 per lembar saham. Berdasarkan data tersebut,carilah:
a. Laba per saham dan P/E Ratio sebelum kebijakan pembelian
kembali saham. b. Laba per saham setelah kebijakan pembelian kembali saham. c. Harga saham setelah kebijakan pembelian kembali saham dengan asumsi P/E Ratio konstan. Jawab: EAT = 550 juta Payout Ratio = 50% Outstanding share = 1,1 juta P saham = Rp 2500 / lembar P treasury stock = Rp 2750 / lembar a. Sebelum kebijakan pembelian saham: EPS = Rp.550,- juta / 1,1 juta = Rp 500 /lembar Price <- PER = 2500 / 500 = 5 EPS b. Setelah kebijakan pembalian kembali saham: EAT untuk treasury stock = ½ x Rp.550,- juta = Rp.275,- juta Jumlah saham yang dapat ditarik kembali = 275 juta / 2750 = 100 ribu lembar EPS = Rp.550,- juta / 1 juta = Rp 550,- / lembar c. P saham = PER X EPS = 5 x Rp 550,- = Rp 2.750,- https://www.researchgate.net/publication/342029268_MAKALAH_MANAJEMEN_KEU ANGAN_KEBIJAKAN_DIVIDEN_Dividend_Policy.