Anda di halaman 1dari 3

SOAL KASUS I

Ahmad 27 Tahun (duda), Dhani 25 Tahun (sudah menikah), Maya 22 Tahun (janda), dan
Mulan 18 Tahun (sudah menikah) adalah sahabat karib. Mereka mendirikan perusahaan pembuat
permen dengan nama“pelangi lollys” di Bandung, yang mana salah satu merk dari permen tersebut
yakni “ hana fruit”, banyak digemari masyarakat indonesia saat ini. Untuk menjalankan usahanya,
mereka menyewa sebuah rumah dari Ny.Tantri.

Sarah yang berada di Surabaya dan mengetahui sahabat lamanya (Ahmad, Dhani, Maya dan
Mulan) berhasil dalam memproduksi permen hana fruit yang semakin digemari masyarakat,
berminat dan menawarkan kerjasama kepada mereka untuk dapat memasarkan permen tersebut di
Surabaya. Dengan senang hati Ahmad, Dhani, Maya dan Mulan menerima tawaran Sarah tersebut.
Maka dibuatlah perjanjian pemberian kuasa menjual permen hana fruit untuk dan atas nama
orang/pihak prinsipal (Maya dan Mulan). Atas hasil penjualan tersebut, Sarah berhak atas komisi.

Pertanyaan:

1.Apabila terjadi peristiwa force majure terhadap rumah yang disewa, siapa yang menanggung
resiko atas kerugian yang timbul? jelaskan dengan disertai dasar hukumnya! Jelaskan pula
perbedaan antara sewa menyewa, sewa beli dan jual beli angsuran!

2.Apakah perusahaan tersebut diwajibkan melakukan perizinan? Sebutkan Izin usaha apa saja yang
harus diajukan dan syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam pemberian izin tersebut?

3. Perjanjian perantara apakah yang dibuat oleh Sarah dengan Maya dan Mulan? Jelaskan! Dapatkah
masing-masing pihak memutuskan perjanjian tersebut?Jelaskan dengan menyertakan asas yang
dianut dan dasar hukumnya!

SOAL KASUS II

Pada tahun 2014 Claudine (29 tahun), Sulaendi (21 tahun/duda) dan Hartawan (20 tahun) untuk
membuat kontrak/kesepakatan untuk mendirikan sebuah perusahaan berbentuk “Perseroan
Terbatas” yaitu PT “CSH” dibidang garment dengan modal sebesar 7 milyar rupiah. Mereka bertiga
membeli sebidang tanah dengan status tanah milik Negara (HGU) untuk pendirian kantor beserta
pabrik garment. Untuk menunjang perkembangan dalam kegiatan PT CSH meminjam uang ke Bank
“Artos” sebesar 3 M untuk membeli mesin-mesin garment yang baru dan beberapa unit kendaraan
operasional. PT “CSH” mengembangkan usahanya di usaha minuman “Segar Bugar”, dengan
menggunakan merek bergambar anak kecil wanita berbaju pink memegang botol minuman.
Minuman “Segar Bugar” telah mendaftarkan dan telah mendapatkan hak mereknya pada tahun
2016 lalu. Untuk menjamin kelancaran dan keamanan usahanya perusahaan PT. CSH menjalin
kerjasama dengan perusahaan Factoring PT. Indy Factoring
Pertanyaan:

1. Apakah kontrak tersebut diatas telah memenuhi syarat syah suatu kontrak? Jelaskan dengan
memberikan alasan yuridis! Bagaimana konsekuensi yuridisnya/akibat hukumnya bila salah
satu syarat tersebut tidak terpenuhi? Jelaskan!
2. Apabila mereka bertiga pada saat proses pendirian PT tersebut datang ke MENKUMHAM
untuk mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian yang telah dibuat oleh Notaris,
namun belum mendapat pengesahan, mereka telah menjalankan operasional perusahaan
yaitu menjual produk garment tersebut kepada Tuan Adam, dan merugikan Tuan Adam.
Apakah PT tersebut sudah berstatus badan hukum? Bagaimana pertanggung jawaban para
pesero PT tersebut terhadap kerugian yang diderita tuan Adam! Jelaskan !
3. Perjanjian jaminan kebendaan apakah yang digunakan oleh Bank sebagai jaminan pelunasan
utang perusahaannya tersebut apabila yang dijaminkannya adalah tanah yang dibeli oleh
mereka bertiga untuk kantor dan pabrik garment tersebut? Jelaskan dengan disertai tata
cara pembebanannya!
4. Pada petengahan tahun 2018 terdapat perusahaan minuman PT. “Sirik Selalu” dengan
merek “Seger Buger” bergambar anak kecil wanita berbaju merah memegang botol
minuman. Apakah perusahaan PT. “Sirik Selalu” dapat dinyatakan melakukan pelanggaran
terhadap hak kekayaan intelektual terhadap PT CSH minuman “Segar Bugar”? jelaskan! Hak
apakah yang dilanggar? Bagaimana sistem perlindungannya dan stelsel pendaftarannya?
Jelaskan!
5. Uraikan mekanisme dan skema pembayaran dengan menggunakan jasa Factoring
berdasarkan kasus diatas! Uraikan!

JAWABAN

KASUS I

1. Jika terjadi Force Majure pada rumah yang sewa oleh Ahmad, Dhabi, Maya dan Mulan maka
yang berhak mengalami kerigian adalah yang Pemilik rumah (Ny. Tantri) berikut
penjelasannya :

Force Majeure atau keadaan memaksa (overmacht) adalah keadaan di mana debitur gagal
menjalankan kewajibannya pada pihak kreditur dikarenakan kejadian yang berada di luar
kuasa pihak yang bersangkutan, misalnya karena gempa bumi, tanah longsor, epidemik,
kerusuhan, perang, dan sebagainya. Istilah ini juga dikenal sebagai keadaan kahar dalam
bahasa Indonesia. Keberadaan force majeure ini berguna untuk mengantisipasi hal-hal yang
mungkin terjadi di masa depan dan berpotensi menyebabkan konflik antar pihak yang
berhubungan. Sebagai konsekuensinya, pihak debitur dapat dibebaskan dari tuntutan rugi
akibat force majeure.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1994 TENTANG


PENGHUNIAN RUMAH OLEH BUKAN PEMILIK

(1) Apabila rumah yang disewakan sama sekali musnah selama jangka waktu sewa
menyewa, maka hubungan sewa menyewa dinyatakan berakhir.
(2) Apabila rumah yang disewakan tersebut musnah akibat kesalahan pemilik, maka pemilik
wajib mengembalikan uang sewa rumah kepada penyewa.

(3) Dalam hal rumah yang disewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) musnah dan tidak
dapat dihuni lagi, penyewa dapat meminta pengembalian harga sewa sesuai dengan waktu
yang tersisa, dan apabila yang musnah hanya sebagian dari rumah, hubungan sewa
menyewa dapat dilanjutkan berdasarkan musyawarah.

Dalam ketentuan ini, ada 5 hal yang menyebabkan debitur tidak dapat melakukan
penggantian biaya, kerugian, dan bunga, yakni:

 Terjadi suatu peristiwa yang tidak terduga (tidak termasuk dalam asumsi dasar
dalam pembuatan kontrak)
 Peristiwa yang terjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan pada pihak debitur
 Peristiwa yang terjadi di luar kesalahan pihak debitur
 Peristiwa yang terjadi di luar kesalahan para pihak yang terkait
 Tidak ada itikad yang buruk dari pihak debitur

Perbedaan antara Sewa Menyewa, Sewa Beli, Jual Beli Angsuran sebagai berikut :
 Sewa Menyewa
Sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak lain selama
waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak yang
terakhir itu (perhatikan Pasal 1548 KUHPerdata)

 Sewa Beli
Sewa beli (Hire Purchase) adalah Jual beli barang dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan
oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati bersama dan diikat
dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut beralih dari penjual
kepada pembeli setelah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual.

 Jual Beli Angsuran


Jual beli dengan angsuran adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan
oleh pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati
bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang
tersebut beralih dari penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh
penjual kepada pembeli.

2.

Anda mungkin juga menyukai