PENDAHULUAN
Materi pada perkuliahan ke satu ini diarahkan Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengaplikasikan konsep, fungsi, nilai-nilai makna hukum bisnis. Materi ini akan
memberikan pembahasan tentang bagaimana pengertian hukum dikaitkan dengan bidang
bisnis, mengapa seseorang harus mengetahui makna hukum dikaitkan dengan bidang bisnis,
dan apa yang menjadi ketentuan dan tata cara perdagangan. Tentu saja, dalam materi ini
akan menjelaskan bagaimana tantangan dunia bisnis dan tantangan melakukan
pengembangan dalam dunia bisnis dengan dasar makna hukum dan perjanjian-perjanjian,dan
Permasalahan.
2. Makna Hukum,bisnis ;
menghadapi permasalahan ;
4. Permasalahan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Secara umum, materi ini akan memberikan bekal kemampuan bagi Mahasiswa agar
mampu menjelaskan dan mengaplikasikan konsep, fungsi, nilai-nilai pembahasan tentang
bagaimana pengertian hukum dikaitkan dengan bidang bisnis, mengapa seseorang harus
mengetahui makna hukum dikaitkan dengan bidang bisnis, dan apa yang menjadi ketentuan
dan tata cara perdagangan. Tentu saja, dalam materi ini akan menjelaskan bagaimana
tantangan dunia bisnis dan tantangan melakukan pengembangan dalam dunia bisnis dengan
dasar makna hukum dan perjanjian-perjanjian.
Secara khusus, materi ini akan membekali Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengaplikasikan konsep, fungsi, nilai-nilai pembahasan tentang bagaimana pengertian
hukum dikaitkan dengan bidang bisnis, mengapa seseorang harus mengetahui makna hukum
dikaitkan dengan bidang bisnis, dan apa yang menjadi ketentuan dan tata cara perdagangan
serta. Tentu saja, dalam materi ini akan menjelaskan bagaimana tantangan dunia bisnis dan
tantangan melakukan pengembangan dalam dunia bisnis dengan dasar makna hukum dan
perjanjian-perjanjian.
PENYAJIAN:
Istilah “hukum bisnis” merupakan terjemahan dari istilah ”business law”. Istilah ini
digunakan baik di kalangan akademis maupun dikalangan para praktisi. Istilah lain yang
mempunyai ruang lingkup yang hampir sama dengan hukum bisnis adalah “hukum dagang“
(“Trade Law“), “ hukum perniagaan“ (“Commercial Law“) dan “hukum ekonomi“
(“Economic Law “).
Istilah “hukum dagang“ atau “hukum perniagaan“ merupakan istilah “hukum dagang“
memiliki ruang lingkup sangat sempit, bahkan sudah menjadi klasik dan tradisional karena
pada prinsipnya kedua istilah tersebut hanya meliputi materimyang terdapat dalam KUH
Dagang saja.
Padahal begitu banyak materi hukum bisnis yang tidak diatur dalam dalam
KUHDagang, misalnya mengenai hak atas kekayaan intelektual, jaminan kredit, bisnis
internasional , dan materi lainnnya. Istilah “hukum ekonomi“ cakupannya sangat luas
berhubunga adanya pengertian ekonomi dalam arti makro dan mikro, ekonomi pembangunan,
ekonomi manajemen, ekonomi akuntansi, yang kesemuanya tersebut harus dicakup oleh
“istilah ekonomi“.
Oleh karena itu istilah yang paling ideal adalah “hukum bisnis“ Istilah “hukum bisnis“
terdiri dari dua kata, yaitu kata “hukum “ dan kata “bisnis.“ Pengertian kedua istilah tersebut
akan diuraikan di bawah ini.
1. Definisi Hukum
Terdapat beberapa definisi hukum dari para pakar hukum, namun tidak ada satupun
definisi yang dapat dikatakan lengkap dan menggambarkan arti hukum yang utuh. Sebagai
pedoman hukum dapat didefinisikan sebagai aturan-aturan perilaku yang dapat
diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara
manusia dengan masyarakat.
Hukum dapat didefinisikan pula sebagai berikut :
“seperangkat asas dan aturan yang diberlakukan oleh Negara untuk mengatur suatu
perilaku dan atau diterapkan oleh hakim untuk menyelesaikan perkara serta sebagai sarana
kontrol sosial dan sarana dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang
secara umum diterima untuk mengusahakan keadilan dan stabilitas”.
2. Definisi Bisnis
Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang
perkembangan ekonomi. Kata “bisnis” diambil dari bahasa Inggris “bussines” yang berarti
kegiatan usaha.
Richard Burton Simatupang, menyatakan bahwa secara luas “bisnis” sering diartikan sebagai:
“keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan
terus menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun
fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan”.
“suatu urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau jasa, dengan menempatkan uang dari para
entrepreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan
keuntungan”
Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
Akuntan.
ETIKA
Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah (fay overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang berasal
dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika
sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu
yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat
berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-
gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang
kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika
teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika
teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum,
karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan
dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari
presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika
filosofis dan etika teologis.
Akuntan Publik yaitu seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada
akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk
memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit
khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi,
dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.Ketentuan mengenai
praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 yang
mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah
menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen
keuangan R.I. Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia,
seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan “Bersertifikat Akuntan
Publik” (BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sertifikat
Akuntan Publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin
praktik sebagai Akuntan Publik dari Departemen Keuangan.
Profesi ini dilaksanakan dengan standar yang telah baku yang merujuk kepada praktek
akuntansi di Amerika Serikat sebagai ncgara maju tempat profesi ini berkembang. Rujukan
utama adalah US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principle’s) dalam
melaksanakan praktek akuntansi. Sedangkan untuk praktek auditing digunakan US GAAS
(United States Generally Accepted Auditing Standard), Berdasarkan prinsip-prinsip ini para
Akuntan Publik melaksanakan tugas mereka, antara lain mengaudit Laporan Keuangan para
pelanggan.
Kerangka standar dari USGAAP telah ditetapkan oleh SEC (Securities and Exchange
Commission) sebuah badan pemerintah quasijudisial independen di Amerika Serikat yang
didirikan tahun 1934. Selain SEC, tcrdapat pula AICPA (American Institute of Certified
Public Accountants) yang bcrdiri sejak tahun 1945. Sejak tahun 1973, pengembangan standar
diambil alih oleh FASB (Financial Accominting Standard Board) yang anggota-angotanya
terdiri dari wakil-wakil profesi akuntansi dan pengusaha.
Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
suatu masyarakat.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan
segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu
generasi ke generasi yg lain.
Di dalam akuntansi juga memiliki etika yang harus di patuhi oleh setiap anggotanya.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh
anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha,
pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
Permasalahan I :
Mungkin dalam ingatan pembaca belum lupa kasus Prita Mulyasari melawan RS
Omni Internasional. Yang mana Prita adalah mantan pasien RS omni internasional yang
mengeluhkan pelayanan di RS tersebut dan menyebarluaskan keluhan tersebut melalui media
elektronik atau internet. Kemudian RS omni merasa nama baiknya tercemar, kemudian
membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum. Selanjutnya kasus Prita menjadi kasus
perdata sejak UU No. 11 tahun 2008tentang Informasi dan Transaksi Elektronik disahkan.
Apa yang dialami dan terjadi oleh Prita yang sengaja berkeluh kesah tentang
pelayanan RS Omni Internasional, merupakan contoh buramnya implementasi UU
perlindungan konsumen. Kasus penahanan Prita merupakan potret tidak seimbangnya
bargaining position antara produsen dan konsumen, yang mungkin tidak hanya terjadi pada
bidang kesehatan. Ketidakseimbangan posisi tawar ini kemudian berdampak pada perilaku
usaha, baik produsen maupun konsumen. Produsen akan menggunakan segala kekuatannya
demi kepentingan bisnis mereka, konsumen akan mencari upaya yang paling memungkinkan
untuk menyampaikan keluhannya.
Dalam kasus hukum bisnis yang terjadi oleh Prita tersebut, sekarang yang
pertanyaannya mengapa Prita tidak mengadukan masalahnya kepada lembaga pelayanan
konsumen yang legitimate? kemungkinan memang dirasa sistem hukum di Indonesia belum
mendukung selain itu mekanisme penangkapan Prita merupakan potret tidak berpihaknya
sistem pada hak konsumen yang secara tegas dilindungi oleh UU di Indonesia.
Pada 12 Februari 2015, Kalbe Farma telah dengan suka rela menarik seluruh batch
Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml
batch no.629668 dan 630025 yang beredar.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy A. Sparringa mengatakan
pengaduan masyarakat telah direspons dengan baik oleh Kalber Farma, lewat penarikan dua
produk anestesi tersebut.
“Hasil investigasi belum ada. Kami terus memonitornya dan yang penting masyarakat
tidak perlu khawatir. Karena produk ini, diberikan oleh dokter spesialis dan informasi tentang
penghentian penggunaan sementara sudah diinformasikan,” kata Roy saat dihubungi
Bisnis.com, Selasa, 17 Februari 2015.
Roy mengatakan produk anestesi tidak bisa ditemukan sembarangan oleh konsumen
dan penggunaannya harus melewati persetujuan dokter. Dia menambahkan penarikan produk
ini tidak akan mengganggu ketersediaan obat anestesi di rumah sakit.
Produk yang dihentikan aktivitas produksi dan pembekuan izin edarnya adalah
seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml, sementara untuk Asam Tranexamat
Generik 500 mg/Amp 5 ml batch no.629668 dan 630025 hanya ditarik dari peredaran.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy telah diterbitkan
edarnya pada 4 September 2014 oleh BPOM.
Obat ini didaftarkan kepada BPOM oleh Kalbe Farma dengan nomor registrasi
DKL0611637043A1. Penerbitan dilakukan oleh registrasi obat Direktorat Penilaian Obat dan
Produk Biologi BPOM. Obat ini memiliki bentuk sediaan injeksi 5 mg/ml dengan komposisi
Bupivacaine Hydrochloride.
Permasalahan III
Kasus antara PT.GPU (Gorby Putra Utama) dengan PT.SKE (Sentosa Kurnia Energy)
Tak berselang lama dari itu, tepatnya tanggal 23 september 2012 peralatan mesin
perkebunan itu telah rusak setelah dipakai beberapa bulan. PT.KSE menuding perusahaan
PT.GPU ini mengingkari kontrak perbaikan mesin perkebunan mereka yang menurut
perjanjian memiliki garansi perbaikan hingga 1 tahun. Saat itu PT.KSE meminta mesin
tersebut diservis kembali lantaran baru dipakai selama 3 bulan, akan tetapi PT.GPU menolak.
Alasannya, kerusakan itu di luar yang diperjanjikan. Dalam kontrak, garansi diberikan jika
kerusakan karena kesalahan pengerjaan. Ini yang membuat pihak PT.KSE naik pitam. Pada
bulan desember 2012 PT.KSE pun menggugat ke PT.GPU dengan ganti rugi sebesar US$ 5
juta atau sekitar Rp 76 miliar ke Pengadilan Negeri Tangerang. Mediasi memang sempat
dilakukan, tapi menemui jalan buntu.
Dengan dasar itu, pada maret 2013 PT.KSE mengalihkan gugatannya ke Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tapi ternyata gugatan itu ditolak oleh
pengadilan. Padahal di sisi lain, PT.GPU memiliki hutang perawatan mesin perkebunan milik
PT.KSE sejak Agustus 2011, dan tiba-tiba di tengah transaksi perjanjian tersebut PT.GPU
memutuskan secara sepihak beberapa kontrak perjanjian perbaikan dan pembelian peralatan
perkebunan, padahal peralatatan perkebunan itu sudah siap untuk diserahkan sehingga
kerugian di pihak PT.KSE mencapai ratusan juta rupiah disebabkan pengingkaran atas
perjanjian secara sepihak tersebut dan atas ini yang kemudian masuk hutangnya, dan sudah
jatuh tempo sejak awal 2012. Tapi tak kunjung dilunasi oleh PT.GPU hingga pertengahan
tahun 2012.
Pada mulanya pihak PT.KSE tidak ingin memperkeruh permasalahan ini mengingat
hubungan antara PT.KSE dan PT.GPU sangat baik, namun setelah dilakukan melalui cara
kekeluargaan oleh pihak PT.KSE dengan cara mendatangi pihak PT.GPU di kantor PT.KSE,
tetap saja tidak ada respon timbal-balik dari PT.GPU. Padahal jika dilihat dari perlakuan yang
dilakukan oleh PT.KSE dengan membawa perkara peralatan mesin perkebunan itu ke
pengadilan bisa berbanding terbalik dengan perlakuan PT.GPU yang ingin menyelesaikan
perkara hutang PT.KSE dengan cara kekeluargaan tanpa di bawa ke pengadilan. Setelah
pihak PT.KSE bertenggang rasa selama tiga bulan, akhirnya permasalahan ini diserahkan
kepada kuasa hukumnya Sugeng Riyono S.H.
Hukum dapat digolongkan menjadi dua yaitu Hukum Privat dan Hukum
Publik,Hukum Privat itu berkaitan dengan suatu kepentingan pribadi atau kelompok
sedangkan Hukum Publik itu berkaitan dengan Kepentingan Umum,contoh mengenai hukum
privat yaitu hukum perdata,sedangkat hukum publik yaitu hukum pidana,tata negara dan
administrasi negara,Hukum bisnis termasuk kedalam hukum privat namun apabila terjadi
persengketaan maka tidak menutup kemungkinan menjadi hukum publik.
DAFTAR PUSTAKA
Burton Simatupang Richard, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta 1996
Depdikas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Balan Pustaka, Jakarta, 1994.
Friedman, Jack. P, Dictionary of Business Term. New York, USA, Baron’s Educational
Services, Inc, 1987:66
Fuadi Munir, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern Di Era Global, Citra
Seto Bayu H., Diktat Kuliah Kapita Selekta Hukum Bisnis, Program Magister Hukum
http://ilmuhukum.net/contoh-kasus-hukum-bisnis-di-indonesia-terkait-perlindungan-
konsumen/
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/02/18/090643512/kasus-kalbe-farma-aktivitas-
produksi-dan-izin-dibekukan