Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Kas dan Surat Berharga

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA


Agus Zainul Arifin

Kas
Adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan dibank
dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening koran.

Surat Berharga
Adalah investasi jangka pendek yang bersifat temporal, yang apabila perusahaan memerlukan kas
dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas

Kas dan surat berharga merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan.

Pembicaraan manajemen kas meliputi 3 hal, yaitu :

 Penentuan aktiva liquid yang optimal

 Menentukan metode yang paling efisien dalam pengendalian, pengumpulan, dan pengunaan
dana

 Menentukan jenis investasi jangka pendek yang tepat bagi perusahaan

Ada empat motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas dan surat
berharga, yaitu:

1. Motif Transaksi (Transactions Balance)

Motif utama menahan kas adalah agar perusahaan mampu menjalankan usahanya sehari-
hari, yaitu membeli dan menjual. Pada bidang usaha tertentu di mana saat pemasukan
tagihan bisa diramalkan (seperti PLN, PAM), arus kas masuk bisa dijadwalkan dan
diselaraskan dengan kebutuhan arus kas keluar. Biasanya rasio kas terhadap penghasilan
dan kas terhadap total aktiva pada perusahaan-perusahaan semacam ini relatif rendah.
Sebaliknya yang terjadi pada perusahaan dagang: hasil penjualan tidak menentu dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin


MANAJEMEN KEUANGAN
sejumlah transaksi bisa langsung disertai dengan perpindahan kas secara fisik. Sejumlah
besar transaksi bisa saja terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya, sehingga berakibat besar
pada arus kas. Hal ini menyebabkan perusahaan dagang memerlukan rasio kas terhadap
penjualan dan rasio kas terhadap total aktiva yang lebih besar.

2. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Balance)

Motif berjaga-jaga untuk menahan kas terutama berkaitan dengan bisa tidaknya arus kas
masuk dan keluar diprakirakan. Makin mudah estimasi arus kas, makin sedikit jumlah kas
yang ditahan untuk menghadapi keadaan tak terduga. Faktor lain yang sangat berpengaruh
terhadap motif ini adalah kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak.
Fleksibilitas meminjam ini sangat bergantung pada kekuatan yang dimiliki perusahaan
dalam berhubungan dengan instansi perbankan atau sumber-sumber dana lainnya.
Kebutuhan menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat
segera dicairkan/ditunaikan, seperti misalnya surat berharga jangka pendek, promes, dsb.

3. Kebutuhan Masa depan / Spekulasi (Speculative Balance)

Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena dana yang
dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu di masa yang akan datang.

Kas dan surat berharga juga mencerminkan “Tameng Perang” atau himpunan dana
darimana perusahaan dapat cepat melakukan penarikan untuk mengisi peluang jangka
pendek, termasuk akuisisi. Ini ada kalanya disebut sebagai motif spekulatif untuk
menyimpan kas.

4. Kebutuhan saldo Kompensasi (Compensating Balance)

Sistem perbankan memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha. Perusahaan
membeyar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara membayar langsung, dan terkadang
sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana minimum di bank yang disebut saldo

2
kompensasi. Saldo kompensasi ini berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap
berada di bank dalam rekening gironya; dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar
jasa pelayanan tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan
dana-dana tersebut pada pihak lain dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan
memperoleh penghasilan bunga yang merupakan biaya jasa tidak langsung yang harus
dibayar oleh perusahaan pertama tadi. Inilah yang menjadi sebab mengapa perusahaan
mempunyai kas.

Perusahaan menahan sejumlah kas dan surat berharga terutama karena motif transaksi.
Tambahan motif berjaga-jaga dan untuk memenuhi kebutuhan masa depan pada hakekatnya
merupakan dana pengaman. Dengan demikian, keputusan untuk mempertahankan sejumlah kas dan
surat berharga memerlukan analisis yang rinci agar ditemukan saldo yang optimum.

Saldo minimum yang kurang besar bisa mengurangi kemampuan perusahaan untuk
membayar kebutuhan-kebutuhan darurat atau untuk menutup peluang bisnis yang menguntungkan.
Beberapa fungsi penting terlibat dalam manajemen yang efektif atas kas yang masuk dan keluar
adalah desain dan manajemen yang efektif atas kas yang masuk dan keluar; kas surat berharga
seharusnya dipertahankan dalam jumlah yang mendekati titik optimum; dan kas surat berharga
harus ditempatkan dalam lembaga yang tepat dan dalam bentuk surat berharga yang tepat juga.

Keuntungan atau Manfaat Pokok dari Memegang Uang Kas dan Aktiva “Near Cash” :

1. Perusahaan perlu memiliki sejumlah kas dan aktiva near-cash agar dapat memanfaatkan
potongan harga (trade discount) dalam pembelian barang, karena potongan harga itu
diberikan pemasok kepada pelanggan apabila pembayaran dilakukan dalam waktu dekat.

2. Penahanan uang kas dan aktiva near-cash yang memadai juga berguna untuk
meningkatkan peringkat kredit (credit-rating) perusahaan dengan menjaga rasio lancar
dan rasio cepat sejalan dengan perusahaan lain dalam industri yang sejenis. Hal ini penting
dalam rangka mempertahankan tingkat kelayakan kredit atau kepercayaan dari pihak
kreditor. Tingkat kepercayaan yang tinggi oleh pihak lain akan memberi kesempatan bagi

3
perusahaan untuk membeli barang-barang dengan syarat yang menguntungkan. Selain itu,
perusahaan juga akan lebih dipercaya oleh bank atau sumber kredit yang lain.

3. Jumlah kas dan aktiva near-cash yang memadai akan sangat berguna bagi perusahaan
untuk mengambil peluang bisnis yang muncul tiap waktu, seperti tawaran kas khusus
oleh pemasok atau untuk akuisisi (mengambil alih perusahaan lain).

4. Perusahaan harus mempunyai kas dan near-cash (memiliki tingkat likuiditas yang cukup)
untuk menanggulangi keadaan darurat, seperti pemogokan, kebakaran, berjaga-jaga
terhadap penurunan musiman dan siklis, atau ‘seragan’ dari pesaing melalui program
kampanye pemasaran mereka.

Biaya yang timbul dari memegang kas :

1. Trading Cost (Biaya Transaksi)

Biaya untuk mengubah kas menjadi surat berharga.

Besarnya trading cost ditentukan oleh jumlah transaksi.

Semakin banyak transaksi, biaya makin mahal. Semakin besar jumlah kas yang dipegang,
biaya transaksi semakin murah.

2. Opportunitty Cost

Besarnya biaya kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

Semakin besar jumlah kas yang dipegang, biaya kesempatan untuk memperoleh return
semakin besar.

Teknik-teknik Manajemen Kas :

4
1. Arus kas yang disinkronkan

Situasi dimana arus kas masuk diselaraskan dengan arus kas keluar. Sehingga
,memungkinkan suatu perusahaan mempertahankan saldo kas untuk keperluan transaksi
yang rendah.

2. Pengkliringan cek (check clearing)

Proses pengkonversian suatu cek yang telah ditulis dan dikirimkan menjadi uang kas dalam
rekening yang dibayar

3. Memanfaatkan masa mengambang

Perusahaan yang efisien selalu berusaha sedapat mungkin mempercepat pemrosesan cek
yang masuk sehingga dana nya bisa digunakan lebih cepat dan berusaha mengulur waktu
pembayaran selama memungkinkan.

a. Pengeluaran mengambang (disbursement float)

Nilai dari cek-cek yang telah kita tulis tetapi yang masih diproses sehingga belum
dikurangkan dari saldo rekening kita oleh bank

b. Penagihan mengambang (collection float)

Jumlah cek-cek yang telah kita terima tetapi yang belum dikredit ke rekening kita

c. Nilai mengambang bersih (net float)

Selisih diantara saldo rekening bank menurut pembukuan pemegang rekening dengan
saldo rekening menurut pembukuan bank

4. Mempercepat penerimaan

Teknik untuk mempercepat penerimaan :

a. Kotak pos khusus (Lockbox Plan)

5
Suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat penagihan dan mengurangi masa
mengambang melalui penggunaan kotak-kotak pos di daerah tempat yang dibayarkan

b. Pembayaran melalui kawat atau pendebetan otomatis

Hal ini tentu saja sangat mempercepat proses penagihan dan teknologi komputer
membuat proses tersebut menjadi semakin mungkin dan efisien

Surat Berharga (Marketable Securities)

Surat berharga yang segera dapat dijual setelah ada pemberitahuan (surat berharga yang mudah
dipasarkan.

Alasan menyimpan surat berharga:

1. Pengganti Kas

Sebagian perusahaan menyimpan portofolio surat-surat berharga sebagai pengganti saldo


kas yang berlebihan dan kemudian mencairkan sebagian portofolio untuk menambah kas
pada saat arus kas keluar melebihi arus kas masuk. Kebanyakan perusahaan menaruh
cadangan kas pada bank dan meminjamnya pada saat-saat perusahaan kekurangan dana kas.

2. Investasi sementara

Selain penggunaan surat berharga sebagai penyangga untuk menghadapi kekurangan kas,
perusahaan-perusahaan juga memanfaatkannya secara sementara. Misalnya perusahaa yang
selalu menghadapi kegiatan musiman seringkali memiliki surplus kas pada bulan tertentu
dan deficit kas pada bulan lainnya. Perusahaan semacam ini bias membeli surat berharga
selama bulan-bulan surplus dan kemudian mencairkannya pada saat mengalami deficit kas.
Perusahaan juga menghimpun aktiva liquid untuk memenuhi kebutuhan yang sudah
direncanakan. Sebagian perusahaan juga mengumpulkan sumber daya sebagai alat
pelindung pada saat darurat.

6
Kriteria Pemilihan Surat Berharga :

1. Resiko Keuangan

Makin besar fluktuasi harga dan hasil bunga suatu surat berharga, makin besar resiko
keuangannya. Perubahan harga surat berharga sangat dipengaruhi oleh banyak factor

2. Resiko Suku Bunga

Perubahan yang terjadi pada tingkat bunga akan membuat nilai surat berharga berfluktuasi.
Hal ini berlaku terutama pada surat-surat berharga seperti wesel atau obligasi yang
mengandung tingkat bunga tetap. Pada umumnya, makin pendek waktu jatuh tempo surat
hutang, makin kecil fluktuasi harganya. Pada umumnya, dalam suatu portofolio surat
berharga yang dimiliki perusahaan, obligasi jangka pendek mengandung resiko yang lebih
besar daripada surat berharga jangka pendek. Akan tetapi, keuntungan yang lebih besar
sering diberikan oleh surat berharga jangka panjang daripada yang berjangka pendek.

3. Resiko daya Beli

Perubahan harga-harga umum akan berpengaruh pada daya beli hutang pokok maupun hasil
bunga investasi dalam surat berharga. Total pengembalian yang diperoleh dari surat
berharga akan diukur dengan keuntungan atau kerugian modal ditambah hasil bunganya.
Berbagai kaitan antarvariabel pada berbagai jenis aktiva telah banyak berkembang selama
masa inflasi yang berkepanjangan. Obligasi yang jumlah bunganya dan jumlah hutang
pokoknya tetap, pada saat jatuh tempo akan berkurang nilainya karena inflasi
mengakibatkan melonjaknya tingkat suku bunga. Namun, saham biasa yang secara teoritis
jumlah dividennya tidak tetap, juga berkurang nilainya karena kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba tampaknya terganggu oleh inflasi yang berkepanjangan.

4. Resiko Likuiditas (kemudahan pencairan) atau kemudahan untuk dijual kembali

Kemungkinan turunnya harga pasar surat berharga, bila surat tersebut dijual, merupakan
resiko kemudahan pencairan atau dijual kembali yang terkandung pada surat berharga

7
tersebut. Resiko kemudahan pencairan dikaitkan dengan luas atau sempitnya pasar bagi
surat berharga tersebut.

5. Beban Pajak

Pengenaan pajak atas portofolio surat berharga yang dimiliki perusahaan sangat
dipengaruhi oleh posisi keseluruhan perusahaan terhadap pengenaan pajak. Perusahaan
yang beberapa tahun sebelumnya mengalami kerugian dan kerugian ini bisa terus terbawa
dalam penentuan pajak, bisa menghindar dari pengenaan pajak. Hasil pasar dari surat
berharga akan mencerminkan seluruh permintaan dan penawaran atas akibat-akibat pajak.
Walaupun demikian, posisi satu perusahaan tertentu mungkin berbeda dengan pola yang
dihadapi secara umum. Sepanjang perusahaan memerlukan perlindungan pajak yang
berlainan dengan pola umum yang ada, pertimbangan-pertimbangan pajak bisa saja
menguntungkan atau merugikan.

6. Hasil Pengembalian dari Surat Berharga

Dalam penyusunan portofolio surat berharga perusahaan, untung rugi antara resiko dan
hasil haruslah dipertimbangkan, karena yang merupakan motif untuk memiliki surat
berharga adalah pengamanan terhadap arus kas yang masuk dan keluar yang tak pasti dan
berfluktuasi sehingga kebijakan pokok yang harus dipegang adalah memilih alternative
yang kurang mengandung resiko dengan pengorbanan hasil bungan tertentu. Di samping
itu, perusahaan akan lebih memusatkan pilihan pada aktiva yang sangat likuid dan relative
berjangka pendek dalam penyusunan portofolionya.

Investasi dalam surat berharga

Setelah menentukan saldo optimal, maka kelebihan kas dapat diinvestasikan pada surat
berharga. Perusahaan mengasumsikan bahwa yield bersifat given dan tidak ada resiko fluktuasi
harga pasar.

8
Asumsi ini memang sangat realistik, tetapi untuk jangka yang sangat pendek dan
penggunaan surat berharga sebagai pelengkap. Pada bagian ini perusahaan akan memperlonggar
asumsi, bahwa yield berubah dan ada resiko fluktuasi harga surat berharga.

Untuk menjelaskan mengapa yield berubah adalah :

a. Resiko gagal

Berarti bahwa peminjam tidak akan memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran
dan bunga, oleh karena itu investor akan meminta risk premium. Semakin besar
kemungkinan peminjam gagal memenuhi pembayaran angsuran, maka yield yang diminta
juga semakin besar.

b. Marketability

Berhubungan dengan kemampuan pimilik surat berharga untuk mengubahnya dalam bentuk
kas. Selain itu, berkaitan jga dengan kemampuan untuk menjual dalam volume besar dalam
jangka pendek tanpa adanya konsesi harga yang signifikan. Surat berharga kurang dapat
dipasarkan maka diperlukan yield yang lebih besar untuk dapat menarik investor. Tetapi
sebaliknya untuk surat berharga yang mudah dipasarkan tidak memerlukan yield yang lebih
besar.

c. Batas waktu pinjaman

Hubungan antara yield dan batas waktu pinjaman dapat dipelajari dengan bantuan grafik.

Gambar tersebut menunjukan hubungan antara yield dan maturity dimana pada saat tingkat
bunga diharapkan akan naik, curve yield cenderung naik hingga titk tertinggi dan
sebaliknya cenderung turun pada saat tingkat bunga diharapkan turun.

11

10

9
6

tahun jatuh tempo

5 10 15 20 25

Keputusan untuk menginvestasikan kelebihan kas dalam suatu harga tidak hanya
memperhatikan banyaknya, tetapi juga jenis surat berharga yang dipilih. Kedua hal tersebut bersifat
independent karena keduanya harus didasarkan atas aliran kas bersih yang diharapkan dan
ketidakpastian dengan aliran kas tersebut.

Anggaran (Budget) Kas

Perusahaan mengestimasikan kebutuhan kas sebagai bagian dari proses penganggaran


secara keseluruhan. Pertama perusahaan harus memproyeksikan kebutuhan untuk aktiva tetap dan
persedian dengan waktu pembayaran yang harus dilakukan. Informasi ini kemudian digabungkan
dengan proyeksi peneriman atau pengumpulan piutang, pembayaran pajak, deviden, bunga, dan
berbagai kewajiban lainnya. Selanjutnya informasi tersebut dirangkum dalam anggaran kas yang
menunjukan proyeksi kas masuk dan proyeksi kas keluar selama jangka waktu tertentu.

Tidak ada ketentuan apakah sebaiknya pembuat anggaran kas harian, mingguan, bulanan,
atau tahunan. Satu pertimbangan yang harus diperhatikan adalah besar kecilnya transaksi setiap
periode. Semakin besar aliran kas setiap hari, maka semakin baik jika dibuat anggaran kas
harian.Sebaliknya semakin kecil aliran kas setiap hari, maka semakin tidak efisien untuk dibuat
anggaran kas harian.

Selain itu sistim pembayaran transaksi juga sangat menentukan apakah [er.lu tidaknya
dibuat anggaran kas harian, mingguan, atau bulanan. Jika pembayaran transaksi dilakukan dengan
lebih efisien, maka anggaran kas dapat dibuat bulanan, tetapi sebaliknya apabila system
pembayaran tidak efisien, maka lebih baik dibuat anggaran kas harian. Sistem pembayaran tidak
terlepas dari sistem moneter dari suatu negara.

10
Model-Model Manajemen Kas

Sebenarnya investasi berupa kas dan surat berharga bisa disamakan dengan investasi dalam
persediaan. Yang pertama, persediaan dasar harus selalu siap di tangan untuk mengembangkan
arus kas masuk dan keluar. Besarnya saham sangat tergantung pada pola arus kas, baik yang biasa
maupun yang luar biasa. Kedua, karena banyak hal yang tidak diinginkan bisa terjadi, diperlukan
persediaan pengaman. Ini berarti tambahan biaya untuk menghindari kerugian karena tidak
cukupnya uang tunai untuk menutup kebutuhan. Yang ketiga, tambahan yang lebih banyak
mungkin diperlukan untuk pertumbuhan di masa depan; jumlah ini dinamakan persediaan
antisipasi. Sehubungan dengan persediaan antisipasi ini ada jumlah pembelian yang optimum dan
disebut jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity / EOQ)

Untuk menentukan saldo kas optimum, beberapa model matematik telah banyak
dikembangkan. Salah satu model pertama dan dikembangkan oleh William Baumol (1952)
merupakan model persediaan dasar yang bisa diterapkan pada manajemen kas. Model ini
menganggap rata-rata perusahaan tumbuh berkembang dan merupakan pihak pemakai uang kas.
Surat berharga merupakan persediaan pengaman yang dibutuhkan pada periode di antar saat-saat
dilakukan pinjaman dari luar.

Biaya pesan (ordering cost) berupa biaya administrasi dan transaksi untuk menukar
portofolio surat berharga menjadi uang tunai. Sedangkan yang merupakan biaya penyimpanan
(holding cost) adalah hasil bunga yang tidak diperoleh karena penyimpanan uang tunai. Dengan
anggapan bahwa pengeluaran terjadi terus dengan jumlah yang besarnya kira-kira sama, dan
bahwa kas masuk sekali-kali saja, maka besarnya jumlah optimum surat berharga yang ditukar
menjadi uang tunai adalah:

2bT
C* =
i

Dimana :

C*= jumlah optimum surat berharga yang ditukar ke uang tunai

T = jumlah pengeluaran selama periode tertentu

11
b = biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga

i = tingkat suku bunga dari surat berharga

Contoh soal :

Kebutuhan kas untuk 1 tahun mendatang adalah $ 54,000. Biaya transaksi tiap kali transaksi adalah
$ 75. Tingkat buku bunga bank adalah 10 %.

Tentukanlah :

a. Jumlah kas optimum ?

b. Siklus kas ?

Jawab :

a. b = 75

T = 54,000

i = 10 %

2 x 75 x54 ,000
C* =
0. 1

= $ 9,000

b. N = frekuensi pengadaan kas

T 54 ,000
N = = =6
C 9,000

12
Siklus kas =
∑hari dalam 1 tahun =
360
= 60 hari
N 6

Gambar :

($)

9000

(hari)

0 60 120 180 240 300 360

Pada tahun 1966, Miller dan Orr mengembangkan lagi model Baumol dengan memasukkan
proses stochastic atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara periodic. Berlawanan
dengan model Baumol yang penuh dengan asumsi yang benar-benar pasti, Miller-Orr beranggapan
bahwa arus kas bersih berperilaku sedemikian rupa sehingga bekasnya seolah-olah merupakan
akibat dari stationary random walk (jalan serampangan).

Hal ini berarti perubahan saldo kas selama periode tertentu tidaklah menentu dalam hal
besarnya maupun arah perubahan, dan perubahan ini akan mempunyai distribusi normal bila jumlah
periode yang diteliti makin banyak. Model ini dirancang untuk mengetahui waktu dan besarnya
transfer antara investasi surat berharga dan uang tunai.

13
Pemecahan oleh Miller-Orr menjadi :

1
 3bσ 2 3
Z =
 4i 

 

Dimana :

σ = standar deviasi perubahan arus kas harian

σ 2 = varian

b = biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga

i = tingkat suku bunga dari surat berharga harian

Contoh soal :

Varian arus kas ( σ 2 ) = Rp. 1.500.000

Biaya transfer kas tiap kali transaksi (b) = Rp. 50.000

Tingkat suku bunga (i)= 12 % p.a

Tentukanlah nilai Z ?

Jawab :

1
 3
3 x50 .000 x1.500 .000 
Z = 
 0.12 
 4x 
 360 

= 55.260,47248

14
Model Miller Orr mempunyai elemen fleksibilitas yang berharga.harapan bahwa saldo kas
akan lebih cenderung naik atau turun selama suatu periode tertentu dapat digabungkan dalam
perhitungan nilai optimal untuk variable-variabel keputusan.

Jadi, jika suatu perusahaan mengalami kecenderungan musiman, batas pengendalian


optimal dapat disesuaikan untuk setiap musim dengan menggunakan nilai yang berbeda untuk p dan
q, yaitu masing-masing probabilitas bahwa kas akan naik atau turun.

Model-model (Baumol, Miller-Orr) tidak dimaksudkan untuk diterapkan secara buta.


Kesulitan sering timbul dalam mengestimasikan parameter dan probabilitas. Bahkan yang lebih
penting lagi, manajer keuangan dapat memiliki informasi yang tidak langsung berkaitan dengan
model itu.tetapi, meskipun asumsinya kadang-kadang membatasi, model keputusan terlaksana
secara efektif jika hal itu menangkap elemen yang esensial dalam suatu masalah keputusan.

Model-model manajemen kas harus digunakan sebagai pedoman pada pengambilan


keputusan yang cerdas, disesuaikan dengan pertimbangan baik dari manajer itu sendiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Weston, Bestey & Brigham. 1996. Essential of Managerial Financial, 11th ed. The Dyden Press,

Orlando, Florida.

Weston & Copelan. 1992. Managerial Finance, 9th ed. The Dyden Press, Orlando, Florida.

16

Anda mungkin juga menyukai