NIM : 142220213
Kelas : EA-G
C. Analisis Penggantian
Beranggapan bahwa Proyek S seluruhnya adalah proyek baru. Oleh karena itu, semua arus
kas adalah inkremental-nilai ini hanya timbul jika perusahaan menerima proyek tersebut. Ini
benar untuk perluasan proyek, tetapi untuk proyek pengganti, kita harus menemukan arus kas
diferensial antara proyek lama dan baru, dan diferensial ini merupakan arus kas inkremental
yang analisis. Mengevaluasi keputusan penggantian di Tabel 12.2 yang dibuat mirip dengan
Tabel 12.1, tetapi dengan data yang baru pada keduanya, mesin yang sangat efisien (yang
disusutkan dengan metode akselerasi) dan mesin lama (yang disusutkan dengan metode garis
lurus). Berikut ini merupakan data utama yang digunakan dalam analisis.
Data yang
diterapkan untuk
kedua mesin:
Pendapatan $2.500
penjualan, dengan
angka yang konstan
Perkiraan umur 4 tahun
mesin lama dan
baru
WACC untuk 10%
analisis
Tarif pajak 40%
Data untuk mesin
lama:
Nilai pasar(sisa) $400
dari mesin lama
saat ini
Tenaga kerja, $1.000
material, dan biaya
mesin lama lainnya
per tahun
Penyusutan $100
tahunan mesin
lama
Data untuk mesin
baru:
Biaya mesin baru $2.000
Tenaga kerja, $400
material, dan biaya
mesin baru lainnya
Kuncinya adalah untuk mengetahui arus kas inkremental. Seperti yang disebutkan
sebelumnya, kita menghitung arus kas operasi dari mesin lama, kemudian menghitung arus
kas operasi dari mesin yang baru, dan mencari selisih arus kasnya. Inilah yang kita lakukan
pada Bagian I, II, dan III pada Tabel 12.2. Karena nantinya akan ada penambahan
pengeluaran untuk pembelian mesin baru, biaya ini ditunjukkan di sel E24. Namun, kita bisa
menjual mesin lama seharga $400, dan ini ditunjukkan sebagai arus kas masuk di sel E25.
Pengeluaran kas Ji tahun ke-0 adalah $1.600, seperti yang ditunjukkan di sel E35. Arus kas
berdasarkan mesin lama ditunjukkan di baris ke-22, sedangkan untuk mesin yang baru
ditunjukan di baris ke-35. Lalu di baris ke-37, kita melihat perbedaan untuk arus kas dengan
dan tanpa penggantian ini merupakan arus kas inkremental yang digunakan untuk
menemukan NPV penggantian. Saat kita mengevaluasi arus kas inkremental, kita melihat
bahwa penggantian mempunyai NPV sebesar $80,28 sehingga mesin yang lama harus
diganti. Dalam beberapa kasus, penggantian bisa menambahkan kapasitas dan menurunkan
biaya operasi. Pada kasus ini, pendapatan penjualan di Bagian II akan meningkat dan
mengarah pada peningkatan muda! kerja operasi neto, di mana angka tersebut menunjukkan
pengeluaran tahun ke-0 bersama dengan pemulihannya di akhir umur proyek. Tentu saja,
perubahan ini akan diperlihatkan di selisih arus kas di baris ke-37.
D. Analisis Risiko Dalam Penganggaran Modal
Setiap proyek memiliki risiko yang berbeda-beda dan harus dipertimbangkan dalam
keputusan penganggaran modal. Sangat sulit untuk mengukur suatu risiko, terutama untuk
proyek yang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, manajer biasanya menangani risiko
dengan cara yang berbeda-beda. Tiga jenis risiko yang berbeda dan terpisah terdiri atas:
1. Risiko berdiri-sendiri (stand-alone risk) Risiko ini diukur dengan variabilitas tingkat
pengembalian aset yang diharapkan. Risiko proyek dengan asumsi (a) bahwa hanya itulah
aset yang dimiliki perusahaan dan (b) hanya saham perusahaan itulah yang ada dalam
portofolio investor. Risiko yang berdiri sendiri diukur dengan variabilitas pengembalian
yang diharapkan ams proyek tersebut. Diversifikasi diabaikan seluruhnya.
2. Risiko korporasi, atau risiko di dalam perusahaan (corporate, or within-firm, risk)
merupakan risiko proyek bagi korporasi daripada investornya. Risiko dalam perusahaan
memperhitungkan fakta bahwa proyek merupakan satu-satunya aset di portofolio aset
perusahaan. Oleh karena itu, beberapa risiko akan dieliminasi dengan diversifikasi di
dalam perusahaan. Tipe risiko ini diukur dengan dampak proyek terhadap ketidakpastian
tingkat pengembalian masa depan perusahaan.
3. Risiko pasar, atau beta (market, or beta, risk), yaitu risiko proyek yang terlihat oleh
pemegang saham yang terdiversifikasi dan mengetahui bahwa (a) proyek ini merupakan
satu-satunya aset yang dimiliki perusahaan dan (b) saham perusahaan merupakan satu
bagian dari portofolio miliknya. Risiko pasar proyek diukur dari dampak proyek terhadap
koefisien beta.
Mengambil suatu proyek dengan risiko berdiri sendiri atau risiko korporasi yang besar tidak
selalu berdampak pada beta perusahaan. Namun, jika proyek memiliki risiko berdiri sendiri
yang tinggi dan tingkat pengembaliannya sangat terkait dengan pengembalian aset
perusahaan yang lain serta pengembalian sebagian besar saham di perekonomian maka
proyek tersebut memiliki tingkatan yang tinggi atas ketiga jenis risiko, Secara teori, risiko
pasar merupakan yang risiko paling relevan di antara ketiga risiko di atas karena risiko itu
tercermin dalam harga saham. Risiko pasar merupakan risiko yang paling sulit untuk
diestimasikan, utamanya karena proyek baru tidak memiliki "harga pasar" yang bisa
dikaitkan dengan pengembalian pasar saham. Dengan demikian, hampir semua pengambil
keputusan melakukan analisis kuantitatif untuk risiko berdiri-sendiri dan mempertimbangkan
dua risiko lainnya dengan analisis kualitatif.
Proyek-proyek pada umumnya diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Kemudian,
dengan nilai WACC perusahaan secara keseluruhan sebagai titik awal, biaya modal yang
disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted cost of capital) ditentukan untuk setiap kategori.
Biaya modal yang tepat untuk suatu proyek tertentu, berdasarkan tingkat risiko proyek
tersebut. Makin besar risiko, makin tinggi biaya modalnya. Tidak ad acara sempurna untuk
menentukan seberapa rendah atau tinggi penyesuaian harus dilakukan.