Persediaan
September 18, 2017
Manajemen Piutang, piutang yang ada dalam perusahaan umumnya timbul sebagai akibat
kebijakan penjualan kredit. Apabila kebijakan manajemen menggunakan penjualan tunai
maka tidak akan muncul piutang dagang ( investasi dalam piutang ). Persoalannya lebih
menguntungkan mana bagi manajemen apakah dengan penjualan tunai atau penjualan
kredit ? Persoalan ini dapat dianalisis dengan cost and benefit kebijakan penjualan kredit.
1. Bila cost > benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan tunai.
2. Bila cost < benefit penjualan kredit maka sebaiknya digunakan penjualan kredit
Contoh :
PT Anisa saat ini ( tahun 2005 ) menggunakan sistim penjualan tunai dan memiliki omzet
Rp. 800.000.000,- Untuk tahun 2006 manajemen akan mempertimbangkan mengubah
kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit dengan syarat n/60 artinya pembeli
diberi tempo untuk membayar sampai hari ke 60 dari saat pembelian. Dengan perubahan
tersebut diharapkan penjualan akan meningkat menjadi Rp.1.050.000.000,-dan profit
margin 15 %, sementara biaya dana sebesar 16 % pertahun.
Benefit :
Tambahan keuntungan adanya penjualan kredit
( Rp. 1.050.000.000 – Rp. 800.000.000 ) x 15 % = Rp. 37.500.000,-
Cost :
Perputaran piutang = 360/60 = 6 kali pertahun
Rata-rata piutang = 1.050.000.000/6 = Rp. 175.000.000
Kesimpulan :
Manfaat (benefit) = Rp. 37.500.000
Biaya (cost) = Rp. 23.800.000 ( - )
Tambahan keuntungan = Rp. 13.700.000
Jadi kebijakan penjualan kredit akan memberi manfaat bersih (keuntungan) sebesar Rp.
13.700.000,-
Manajemen persediaan
Dalam mengelola persediaan perusahaan akan terbebani dua biaya yaitu biaya pemesanan
( procuremen cost ) dan biaya penyimpanan ( carrying cost ). Dua biaya ini sifatnya
berlawanan sbb ;
1. Biaya pesan dihitung atas dasar frekwensi pesan tidak berkait dengan jumlah yang
dipesan yang berarti semakin sedikit jumlah yang dipesan akan semakin besar biaya
pemesanan perunit.
2. Biaya simpan dihitung atas dasar jumlah unit yang dipesan yang berarti makin banyak
yang barang disimpan maka biaya makin besar dan sebaliknya.
1. Metode penentuan persediaan optimal menggunakan EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ =√2.R.S
EOQ ( Jumlah pembelian yang ekonomis ), R (jumlah kebutuhan bahan satu tahun), S ( set
up cost / biaya pemsanan ), C ( Carrying cost / biaya penyimpanan)
Contoh :
PT. Alim Rugi memiliki kebutuhan bahanbaku 1 tahun sebesar 1.600 unit, biaya pesan Rp.
100.000 untuk sekali pesan, biaya penyimpanan Rp. 500 per unit pertahun. Jumlah
pembelian yang ekonomis adalah ;
1. Q = √2x100.000x1.600
500
= 800
Pembelian pertama sebaiknya dilakukan sebanyak 800 dan sisanya pada waktu sebelum
habis bahan baku
a. Lead time yaitu jangka waktu antara saat barang dipesan dan barang datang.
b. Reorder point yaitu saat yang tepat untuk memesan kembali barang. Reorder point
dipengaruhi oleh lead time,
Misalkan menggunakan contoh diatas lead time = 6 hari. sementara penggunaan perhari =
1.600 / 360 hari = 4.4 unit, maka
reorder point = 4.4 x 6 = 26.4 atau 26 unit.
Jadi bila persediaan sudah tinggal 26 unit maka bagian pembelian harus memesan barang.
3. SavetyStock
Savety stock yaitu persediaan pengaman( persediaan besi ) yang biasanya digunakan
untuk berjaga-jaga untuk menghadapi masalah keterlambatan pembelian maupun lainnya.
Besarnya savety stock biasanya ditentukan berdasarkan pemakaian barang dalam waktu
tertentu misal 6 hari atau 10 hari dsb. Dengan menggunakan contoh diatas maka bila
ditentukan savety stock sebesar penggunaan 10 hari = 10 x 4.4 = 44 unit
MANAJEMEN PIUTANG
Umumnya perusahaan lebih menyukai penjualan secara tunai, tetapi tekanan persaingan
dan kebutuhan untuk meningkatkan penjualan menyebabkan perusahaan menawarkan
penjualan secara kredit.. Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:
Kas1 Barang Jadi Piutang Kas2
(Penjualan Kredit)
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan:(1)volume penjualan kredit, (2)syarat
pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak syarat kredit makin besar piutang dagang,
(3)kemampuan mengumpulkan atau menagih piutang, (4)karakter pengutang atau debitur.
Pertimbangan pemberian kredit : (1)character > untuk memperkirakan kemungkinan
pelanggan mau memenuhi kewajibannya. (2)capacity > kemampuan pelanggan utk membayar
(3)capital > penilaian atas posisi keuangan secara umum ,(4)collateral > penilaian harta
pengutang yang dijadikan jaminan,(5)condition > kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis.
1. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang dimulai dari kas, proses produksi, penjualan, piutang, kembali ke kas.
Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan.:
Perputaran piutang = Penjualan kredit = .…. X ; dan Rata Pengumpulan Piutang = 360 hr
Rata-Rata Piutang Perputaran Piutang
Perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dalam tabel berikut:
Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang :
PT ABC memiliki nilai penjualan per tahun Rp 180, seluruhnya dijual kredit 30 hari, dengan
syarat penjualan 2/10, net 30. Perilaku pembeli dlm membayar > 60 % membayar dalam waktu
10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari. Jawab:
1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau Periode Penagihan Ratarata
(Average Collection Period atau ACP) adalah: 0,60(10) + 0,40(30) = 18 hari.
2) Rata-rata penjualan per hari(Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360
hari kerja: (Rp 180 / 360) = Rp 0,50
3) Rata2 Piutang: (Jangka Waktu Penagihan X Penjualan per hari) = (18 hari X Rp 0,50) = Rp 9.
4) Perputaran Piutang = (Penjualan / Rata-rata Piutang) = (Rp 180 / Rp 9) = 20X
5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) = (360 hari / 20) = 18 hari.
6) Periode Penagihan Rata-rata atau Jangka Waktu Penagihan dapat dihitung dengan rumus:
Piutang = Rp 9 = 18 hari
(Penjualan / 360 hari) (Rp 180 / 360 hari)
2.Pengendalian Piutang
Piutang dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang >> dalam tabel tersebut dapat diketahui
jumlah piutang yang dapat ditagih dan yang lambat ditagih.
Makin panjang umur piutangnya, makin buruk kondisi perusahaan karena makin lama piutang tersebut
menjadi uang tunai/ kas. Contoh umur piutang dari PT ABC dan PT ABK.
PT.ABC PT.ABK
Umur piutang
nilai piutang % dari total nilai Piutang nilai piutang % dari total nilai Piutang
diatas 60 0 0 40 5%
46-60 0 0 80 10%
31-45 0 0 120 15%
11-30 160 20% 160 20%
0-10 640 80% 400 50%
total 800 100% 800 100%
3. Kebijakan Penagihan Kredit
Kebijakan penagihan , dipengaruhi :
a) waktu dari saat penjualan sampai dengan pelanggan melakukan pembayaran, dan
b) waktu untuk memproses dan menerima pembayaran yang telah dikirim pelanggan.
Misalnya perusahaan memiliki credit terms net 30, maka ia berharap ACP-nya sama dengan 30 hari. Jika
realisasi ACP lebih besar dari 30 hari, maka perusahaan perlu mereview kembali pelaksanaan kreditnya.
4.Anggaran Pengumpulan Piutang
Misal, PT ABC mempunyai penjualan bulan Januari Rp 100, Februari Rp 200, dan Maret Rp 300. Syarat
pembayaran ditetapkan 3/20/net 30 setelah bulan penjualan. Perilaku pembeli dalam membayar (Pola
pembayaran pembeli ) > 70% pelanggan membayar 20 hari setelah bulan penjualan, 20% pelanggan
membayar 10 hari terakhir bulan kesatu sesudah bulan penjualan, dan 10% pelanggan membayar pada
bulan kedua setelah bulan penjualan.
Perhitungan pengumpulan piutang bulan Februari, Maret, April,:
Bulan Februari:
• Piutang penj. bln januari=(70% XRp100 =Rp70) dikurangi (3% X Rp70 = Rp2,10) = Rp 67,90.
• 20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir >> 20% X Rp 100 = Rp 20.
• Jadi dalam bulan Februari, piutang terkumpul = Rp 67,90 + Rp 20 = R p 87,90
Bulan Maret:
• Piutang dari penjualan bulan Januari = 10% X Rp 100 = Rp 10
• Piutang penj. Feb = (70% X Rp 200 = Rp 140) dikurangi (3% X Rp 140= Rp 4,2)= Rp 135,80
• 20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir >> 20% X Rp 200 = Rp 40
• Jadi dalam bulan Maret, piutang terkumpul >> Rp 10 + Rp 135,80 + Rp 40 = Rp 185,80
Bulan April:
• Piutang atas penjualan bulan Februari >> 10% X Rp 200 = Rp 20
• Piutang penj.Mart.(70% X Rp 300= Rp 210) dikurangi (3% X Rp 210= Rp 6,30) = Rp 203,70
• 20% terkumpul dalam waktu 10 hari terakhir >> 20% X Rp 300 = Rp 60
• Jadi dalam bulan April, piutang terkumpul >> Rp 20 + Rp 203,70 + Rp 60 = Rp 283,70
5. Kebijakan Kredit (Credit Policy)
Berikut ini disajikan contoh kasus: PT Lesmana:
Kebijkan lama: potongan tunai 3% untuk pembayaran sampai dengan 7 hari (3/7).
Rata-rata Pengumpulan piutang 30 hari >> 3/7,net 30, pembeli yang memanfaatkan potongan tunai 15%,
piutang tak tertagih (bad debt) 2% dari penjualan kredit (credit sales). Penjualan selama satu tahun 1.500
@ Rp 5 ; Variable Cost Rp 2,3. Biaya modal 22% per tahun.
Kebijakan baru: perjanjian kredit penjualan (term of sales) adalah 4/15.
Rata-rata pengumpulan piutang 40 hari >> 4/15,net 40. Yang memanfaatkan potongan tunai bertambah
menjadi 25% dan penjualan meningkat 20%, ada tambahan tenaga penjual 3 orang dengan gaji per
bulan Rp1,7 per bulan per orang, piutang tak tertagih (bad debt) 3%. Apakah perusahaan
mempertahankan kebijakan lama atau baru?
Solusi kasus PT Lesmana tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut :
Keterangan
Kebijakan Lama
Kebijakan Baru
Penjualan
Piutang
Tunai
Perputaran Piutang
Rata-rata Piutang
Investasi pada piutang
Manfaat:
Marjin Kontribusi*
Pengorbanan:
Biaya Modal
Piutang Tak Tertagih
Potongan Tunai
Gaji tenaga penjual
Rp 7.500
85% X 7.500 = Rp 6.375
15% x7.500= Rp 1.125
360/30 = 12X
Rp 6.375/12 = Rp 531,25
46% X Rp 531,25 =Rp244,375
54% X Rp 7.500 =Rp 4.050
22% X Rp244,375=Rp53,7625
2% X Rp 6.375 =Rp 127,5
3% X Rp 1.125 =Rp 33,75
(1+20%)(7.500) = Rp 9.000
75% X 9.000 = Rp 6.750
25%xRp.9.000=Rp 2.250
360/40 = 9X
Rp 6.750/9 = Rp 750
46% X Rp 750 = Rp 345
54% X Rp 9.000 =Rp 4.860
22% X Rp 345 = Rp 75,9
3% X Rp 6.750 = Rp 202,5
4% X Rp 2.250 = Rp 90
3 X 12 bln X Rp 1,7 = Rp 61,2
Perhitungan Laba (rugi) atas kebijakan baru:
• Tambahan marjin kontribusi = Rp 4.860 – Rp 4.050 = Rp 810
• Tambahan biaya modal =Rp 75,9 – Rp 53,7625 = (Rp 22,14)
• Tambahan piutang tak tertagih= Rp 202,5 – Rp 127,5= (Rp 75,00)
• Tambahan potongan tunai = Rp 90 – Rp 33,75 = (Rp 56,25)
• Gaji tenaga penjual = (Rp 61,20) >> Rp.214,59
• Tambahan Laba = Rp 595,41
Kesimpulan: Kebijakan baru, layak dijalankan karena ada tambahan laba sebesar Rp 595,41.
6. Macam – Macam Penjualan Kredit
a. Penjualan secara kredit tanpa diskon.
PT GM semula menjual gula pasir secara tunai > tercapai penjualan per tahun Rp 800.000.000.
Perusahaan kemudian merencanakan akan merubah syarat penjualan menjadi n/30.
Dengan syarat penjualan tersebut, diperkirakan penjualan meningkat sampai Rp 1.050.000.000.
Bila Profit margin 15% dan biaya dana 16% , Apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit?
Jawab :
Manfaat :
Tambahan keuntungan =(Rp.1.050 juta – Rp 800 juta) x 15 %= Rp 37.500.000
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 hari / batas pembayaran= 360 hari / 30 hari= 12 kali setahun.
Rata-rata piutang = penjualan kredit / perputaran piutang= Rp 1.050 juta/ 12 kali= Rp 87.500.000
Dana untuk membiayai piutang = (100% - 15%) x Rp 87.500.000= Rp 74.375.000
Biaya dana = Rp 74.375.000 x 16% = Rp 11.900.000
Tambahan manfaat bersih= Rp 37.500.000 - Rp 11.900.000 = Rp 25.600.000
Dari perhitungan di atas, PT GM sebaiknya beralih ke rencana penjualan secara kredit tanpa diskon,
karena manfaat yang akan diperoleh lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukan.
b. Menjual kredit dengan diskon.
PT GM semula menjual gula pasir secara tunai > tercapai penjualan per tahun Rp 800.000.000.
Perusahaan kemudian merencanakan akan merubah syarat penjualan menjadi 2/10, n30.
Dengan syarat penjualan tersebut, diperkirakan penjualan meningkat sampai Rp 1.050.000.000.
Diperkirakan 50% pembeli memanfaatkan diskon, dan sisanya membayar pada hari ke-30.
Bila Profit margin 15% dan biaya dana 16% , Apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit?
Jawab :
Rata-rata periode pembayaran piutang= (50% x 10 hr) + (50% x 30 hr)= 5 hari + 15 hari = 20 hari
Perputaran piutang= 360 hari / 20 hari= 18 kali setahun
Rata – rata piutang = Rp 1.050.000.000 / 18 kali= Rp 58.333.333
Rata – rata dana untuk membiayai piutang = (100% - 15%) x Rp 58.333.333 = Rp 49.583.333
Manfaat :
Penurunan biaya dana = ( Rp 74.375.000 – Rp 49.583.333 ) x 16% = Rp 3.966.667
Pengorbanan :
Diskon yang diberikan = 2% x 50% x Rp 1.050.000.000 = (Rp10.500.000 ) -
Manfaat bersih = (Rp10.500.000) - Rp 3.966.667 = ( Rp 6.533.333 )
Dari penghitungan di atas menunjukkan bahwa diskon yang diberikan ternyata lebih besar drpd
penghematan biaya. Dengan demikian, PT GM tidak perlu memberikan diskon, karena dengan syarat
penjualan 2/10, n30 diperkirakan tidak akan memberikan manfaat bersih yang positif.
c. Penjualan secara kredit dengan kemungkinan piutang tidak terkumpul.
PT GM semula menjual gula pasir secara tunai > tercapai penjualan per tahun Rp 800.000.000.
Perusahaan kemudian merencanakan akan merubah syarat penjualan menjadi n/30.
Dengan syarat penjualan tersebut, diperkirakan penjualan meningkat sampai Rp 1.050.000.000, tetapi
diperkirakan 1% tidak terbayar. Profit margin yang diperoleh sekitar 15%.
Apakah perusahaan sebaiknya menjual secara kredit atau tunai?
JAWAB >>>
Manfaat :
Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan=
(penjualan kredit– penj tunai) x profit margin =(Rp 1.050 juta – Rp 800 juta) x 15 % = Rp37.500.000
Pengorbanan :
• Perputaran piutang= 360 hari / batas pembayaran = 360 hari / 30 hari = 12 kali setahun
• Rata2 piutang = penjualan kredit/perputaran piutang= Rp 1.050 juta/12 kali = Rp 87.500.000
• Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang = (100% - 15%) x Rp 87.500.000 = Rp 74.375.000
• Biaya dana = Rp 74.375.000 x 16% = Rp 11.900.000
• Kerugian karena piutang tak terbayar = 1% x Rp 1.050.000.000 = Rp 10.500.000
• Total biaya tambahan = Rp.11.900.000 + Rp.10.500.000 = Rp 22.400.000
• manfaat bersih = Rp.37.500.000 – Rp.22.400.000 = Rp 15.100.000
Dari penghitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan mempertimbangkan kemungkinan penjualan
tidak terbayar sebesar 1%, penjualan kredit diharapkan masih menguntungkan apabila dibandingkan
dengan penjualan secara tunai.
LAtihan Soal Mnj.Piutang:
1. Persh. A mempunyai penjualan tahunan sebesar Rp.12juta, semuanya penjualan kredit. Harga jual
produk Rp.12/unit, dengan biaya variabelnya sebelum pajak Rp. 9/unit. Dengan pelonggaran kredit
diharapkan penjualan akan meningkat 20%. Biaya modal 10% . Rata-rata hari pengumpulan piutang
sebelum pelonggaran 1 bulan dan sesudahnya menjadi 2 bulan. Dari data tsb, coba anda analisa apakah
pelonggaran kredit itu bisa diterima.
2. Persh B menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 1/15,n 60. Penjualan bisa direalisir
sekitar 5.000 unit perbulan dengan harga jual Rp.50 perunit dan harga belinya Rp. 40 perunit. Piutang
yang tidak terbayar ditaksir 1 % dari penjualan. Dari pengalaman tidak ada yang memanfaatkan discount.
a. Berapa keperluan dana untuk membelanjai piutang
b. Apabila biaya modal 20%, maka hitung besarnya biaya modal yang ditanggung
c. Perusahaan ingin mengubah syarat penjualan menjadi 2/30, n/90, maka diperkirakan 30%
pembeli akan memanfaatkan discount. Berapa rata-rata hari pengumpulan piutang ?
d. Apabila penjualan dianggap tidak berubah, berapa perusahaan bisa menghemat keperluan dana
untuk piutang?
d. Apakah persyaratan penjualan 2/30 net 90 lebih baik daripada 1/15 net 60?
1. Pengertian Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena terjadinya transaksi di masa
lalu.Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash,
tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan
secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi
memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih
besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak
tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
0-30 Rp 405.000.000 45 % 20
31-60 Rp 450.000.000 50 % 51
61-90 Rp 27.000.000 3% 80
Lebih dari 90 Rp 18.000.000 2% 96
Rp 900.000.000
Contoh analisis pemantauan piutang. Misalnya, suatu perusahaan menetapkan batas waktu
pembayaran piutang 30 hari. DSO rata-rata = 45% (20) + 50 % (51) + 3% (80) + 2% (96) = 52
Hari. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata pelanggan membayar kewajibannya pada bulan
kedua dari batas waktu penagihan yang ditentukan. Pelanggan yang membayarnya hingga batas
akhir penagihan hanya mencapai 45%. Sisanya (55%) justru tergolong pelanggan yang
membayar melebihi batas waktu penagihan. Analisis sederahana ini menunjukan bahwa pola
penerimaan penagihan piutang dari pelanggan perusahaan kurang baik karena lebih dari
separuhnya tergolong sebagai pelanggan yang tidak tepat waktu. Untuk memperbaiki kondisi
tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang kebijakan kreditnya secara menyeluruh.
b. Pendekatan nilai
- Langkah 1. Menghitung NPV untuk setiap kebijakan
- Langkah 2. Membandingkan NPV kebijakan lama dan baru. Apabila NPV kebijakan baru lebih
besar (dan positif) daripada NPV kebijakan lama, maka perubahan kebijakan piutang layak
dijalankan.
4. Perputaran piutang
Perputaran piutang (receivable turnover) dipengaruhi oleh syarat pembayaran dan
kecenderungan debitur untuk menepati janji pembayarannya.
• Tingkat perputaran piutang = penjualan netto kredit
Rata-rata piutang
• Rata-rata pengumpulan piutang = 360
receivable turnover
Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang lebih lama dari batas pembayaran, maka cara
pengumpulan piutang kurang efisien.
Contoh:
2002 2003
Net credit sales Rp 100.000 Rp 100.000
Receivable: awal th 20.000 30.000
akhir th 30.000 10.000
Average receivable Rp 25.000 Rp 20.000
Receivable turnover 4 kali 5 kali
Average collection period 90 hari 72 hari
Penjualan secara kredit akan berdampak positif (kenaikan omset penjualan) dan negatif, seperti
kerugian karena piutang tak tertagih dan atau biaya kesempatan (opportunity cost).Pertimbangan
untuk memperketat atau mempermudah pemberian kredit, dapat dilakukan dengan
memperhatikan cost dan benefit bila akan mengambil keputusan seperti contoh berikut ini:
Selama ini perusahaan menjual secara tunai, omset penjualannya sebesar Rp 800 juta,
keuntungan 15% dari penjualan. Jika perusahaan berencana untuk menjual secara kredit dengan
syarat pembayaran n/60. hal ini ditaksir akan meningkatkan omset penjualan menjadi 1.050 juta
pertahun. Dana yang dibutuhkan untuk membiayai piutang tersebut ditaksir sebesar Rp148,75
juta pertahun.
Apakah manejemen menerima alternatif penjualan kredit tersebut?
Perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 ; n/60. ditaksir 50% pelanggan akan membayar
pada hari ke 20, dan sisanya pada hari ke 60. Maka:
Rata-rata periode pembayaran piutang = 0,5(20) + 0,5(60) = 40 hari
Perputaran piutang = 360/40 = 9 kali
Rata-rata piutang = 1.050/9 = 116,67 juta
Rata-rata dana yang diperlukan untuk membiayai piutang = 116,67 jt x 85% = 99,17 jt
Penurunan biaya dana 116,67 jt – 99,17 jt = 17,5 jt
5. Jenis-Jenis Piutang
5.1 Piutang Dagang
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.
Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang
dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.
Masalah – masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal,
yaitu: Pengakuan piutang dagang, Penilaian Piutang Dagang dan Kerugian Piutang
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu ; Metode cadangan
dan Metode Penghapusan Langsung
Pengalihan Piutang, Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain
karena beberapa alasan:
5.2 Piutang Wesel
Piutang wesel atau piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari
aktiva lain adalah piutang yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang
berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama. Piutang wesel lebih formal dari piutang
dagang. Piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang.
Wesel dapat dibedakan menjadi:
Wesel berbunga adalah wesel yang disebutkan suatu tingkat bunga tertentu (biasanya
dinyatakan dalam persen). Pada wesel berbunga perlu dicatat dengan jelas mengenai jumlah
bunga yang diperhitungkan.
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu. Pada
wesel tidak berbunga tidak diperlukan pencatatan atas bunga.
Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel
Surat wesel adalah surat berharga yang bias dipindahtangankan, artinya wesel bisa dialihkan
dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang lain dan dengan demikian
bias dijual untuk mendapatkan kas. Untuk mendapatkan uang dengan cepat, pemegang saham
kadang-kadang menjual piutang wesel kepada pihak ain sebelum tanggal jatuh wesel.