Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA

A. Cara Pemenuhan Kebutuhan Dana

Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dibedakan atas :

a. Cara pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri (individual) sesuai

dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai. Hal ini

dikatakan bahwa kita menggunakan system PEMBELANJAAN

PARTIIL, dimana system pembelajaran partiil adalah system pemenuhan

kebutuhan dana yang mendasarkan kepada perputaran dan waktu

terikatnya dana pada masing-masing aktiva secara individu.

b. Cara pemenuhan kebutuhan dana didasarkan pada satu kesatuan atau satu

kelompok, hal ini dikatakan bahwa menggunakan SISTIM

PEMBELANJAAN TOTAL, dimana sistim pembelanjaan total adalah

sistim pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran

dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva sebagai satu kesatuan.

Jadi dalam hal demikian akan Nampak bahwa ada sebagian dana yang

bersifat permanen dan ada pula yang bersifat variabel tertanam dalam aktiva.

1
Dengan demikian faktor konstanta dari dana yang tertanam dalam aktiva tetap

Nampak dimana gejala diversitas, yaitu sebagian dana yang merupakan inti

permanen.

Dimana gejala diversitas mengatakan bahwa:

1. Titik maksimum keseluruhan dana akan terletak lebih rendah dp. Jumlah

maksumum dari unsur-unsurnya dan sebaliknya.

2. Titik minimum dari keseluruhan dana akan terletak lebih tinggi dp.

Jumlah minimum dari unsur-unsurnya.

Dan untuk menguji apakah benar gejala diversitas itu maka kita akan

menggunakan soal dibawah ini :

Contoh :

Kebutuhan modal suatu perusahan selama 1 tahun nampak seperti di bawah

ini :

KW I KW II KW III KW IV

Kas 20.000 19.000 18.000 19.000

Piutang 150.000 150.000 160.000 140.000

Inventori 170.000 165.000 190.000 190.000

Akt. Lain 130.000 300.000 330.000 340.000

Jumlah 640.000 634.000 698.000 689.000

2
Dari data tersebut diatas kita akan menguji gejala Diversitas yang I, yang

menyatakan bahwa “Titik max. dari keseluruhan dana akan terletak lebih

rendah dari jumlah max. Dari pada unsur-unsurnya.

Jadi apabila kita lihat perputaran dana yang tertanam dalam masing-masing

katagori aktiva secara individu maka modal max yang dibutuhkan untuk tiap

jenis aktiva tersebut adalah sebagai berikut :

Kas 20.000 (KW 1)

Piutang 160.000 (KW III)

Inventori 190.000 (KW III & IV)

Akt. Lain 340.000 (KW IV)

Jumlah 710.000

Jadi jumlah modal yang dibutuhkan tiap jenis aktiva tersebut adalah Rp.

710.000.

Selanjutnya kita lihat sekarang daan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

sebagai satu kesatuan, maka nampak bahwa modal max. secara keseluruhan

aktiva yaitu sebesar Rp. 698.000 maka hokum diversistas pertama telah

terpenuhi karena jumlah max tiap-tiap jenis aktiva (710.000) lebih besar dari

pada jumlah max secara keseluruhan aktiva (698.000).

3
Bagaimana dengan hk. Diversitas 2 yang menyangkut masalah jumlah

minimum, dari data diatas, jika kita lihat perputaran dana yang tertanam

dalam masing-masing aktiva secara individual, maka dana min yang

dibutuhkan untuk tiap-tiap jenis aktiva tersebut adalah sebagai berikut :

Kas 18.000

Piutang 140.000

Inventori 165.000

Akt. Lain 300.000

Jumlah 623.000

Sedangkan kalau kita melihat perputaran daan yang tertanam dalam

keseluruhan aktiva, maka dana yang dibutuhkan untuk keseluruhan aktiva

tersebut adalah Rp. 634.000 yaitu pada KW II.

Jadi dengan membandingkan jumlah minimal untuk tiap-tiap jenis aktiva

secara individu yaitu sebesar Rp. 623.000 dengan jumlah minimal

keseluruhan aktiva yaitu Rp. 634.000 maka hokum diversitas 2 telah dipenuhi

yaitu : bahwa jumlah minimal secara individual dari unsur aktiva lebih kecil

dari jumlah minimum total aktiva.

4
B. Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Likuiditas dan Rentabilitas

Pada suatu saat perusahaan menarik dana yang dibutuhkan haruslah diketahui

terlebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan digunakan dalam

perusahaan, oleh karena itu perlu dipertimbangkan atas dasar LIKWIDITAS.

Dalam hubungan ini kita mengenal adanya pedoman-pedoman pembelanjaan

ditinjau dari sudut Likwiditas, hal ini berbeda dengan system pembelanjaan

yang digunakan.

Apabila kita menggunakan system pembelanjaan Partiil maka dapat kita

gunakan pedoman pembelanjaan sebagai berikut :

1. Untuk aktiva lancar hendaknya dibelanjai dengan kredit jangka pendek.

2. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar (Tanah), hendaknya dibiayai

dengan Modal sendiri karena aktiva ini diadakan depresiasi.

3. Untuk aktiva tetap yang berputar (gedung, mesin) dapat dibiayai dengan

kredit jangka panjang dan modal sendiri.

Sedangkan apabila kita menggunakan system pembelanjaan Total, maka kita

dapat gunakan pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut likwiditas sebagai

berikut :

1. Kebutuhan modal yang bersifat permanen, harus dibuayai dengan modal

sendiri atau kredit jangka panjang.

5
2. Kebutuhan modal yang bersifat variable, pada prinsipnya harus dibiayai

dengan kredit jangka pendek.

Dalam pemenuhan kebutuhan dana kita harus mengadakan keseimbangan

tujuan likwiditas dan tujuan rentabilitas. Hal ini dapat dicapai dengan

mengadakan kombinasi yang optimal antara pemenuhan kebutuhan dana

dengan kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang yang biasa disebut

dengan Modal Optimum.

Untuk mengetahui besarnya modal optimum sangat perlu menetapkan

JANGKA WAKTU KRITIS.

Dimana jangka waktu kritis adaah :

Jangka waktu dimana biaya untuk kridit jangka panjang sama besarnya

dengan kredit jangka pendek.

Ketentuan dalam jangka waktu kritis :

a. Jika kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada

jangka waktu kritis tersebut, maka pemenuhan kebutuhan dana dengan

jkredit jangka panjang akan lebih menguntungkan.

b. Jika kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih pendek daripada

jangka waktu kritis tersebut, maka pemenuhan kebutuhan dana dengan

kredit jangka pendek akan lebih menguntungkan.

6
Rumus :

1. Dalam Hari

I G−¿ I
J .W . K =365 B
¿
I K −¿I x 1 Hari ¿
B

2. Dalam Bulan

I G −¿I
J .W . K =12 B
¿
I K−¿ I x 1 Bulan ¿
B

Dimana :

365 = Umur dalam hari dalam 1 tahun

12 = Umur dalam bulan 1 tahun

IG = Tingkat Bunga dengan Kredit Jangka Panjang

IB = Tingkat Bunga jika menyimpan uang di Bank

IK = Tingkat Bunga dengan Kredit Jangka Pendek

Syarat berlakunya rumus diatas adalah : IK > IG > IB

7
Contoh :
Diketahui :
Tingkat bunga kredit jangka pendek 12%
Tingkat bunga kredit jangka panjang 8%
Tingkat bunga jika menyimpan uang di bank 3%
Tentukan jangka waktu kritisnya ??

Dalam Hari

I G−¿ I
J .W . K =365 B
¿
I K −¿I x 1 Hari ¿
B

8−3
J .W . K =365 x 1 Hari
12−3

5
J .W . K =365 x 1 Hari
9

= 202.8 hari

Dalam Bulan

I G −¿I
J .W . K =12 B
¿
I K−¿ I x 1 Bulan ¿
B

8−3
J .W . K =12 x 1 Bulan
12−3

5
J .W . K =12 x 1 Bulan
9

= 6,7 Bulan
Berdasarkan perhitungan diatas dapatlah dikatakan bahwa apabila kita
membutuhkan kredit yang penggunaannya lebih lama dari 202.8 hari atau 6.7
bulan adalah lebih menguntungkan dengan mengambil kredit jangka panjang dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
1. Suatu perusahaan merencanakan kebutuhan modal sementara untuk tahun 1998
adalah sebagai berikut :
I 1 Januari s/d 31 Maret sebesar Rp. 250.000
II 1 April s/d 31 Mei sebesar Rp. 400.000
III 1 Juni s/d 31 Agustus sebesar Rp. 650.000
IV 1 September s/d 31 Oktober sebesar Rp. 850.000
V 1 Nopember s/d 31 Desember sebesar Rp. 300.000

8
Kebutuhan modalnya dapat dipenuhi dengan kredit jangka dengan tingkat
bunga 20% setahun atau dengan kredit jangka panjang dengan tingkat
bunga 15% setahun. Apabila ada kelebihan dana/modal yang sementara
tidak digunakan dapat disimpan di bank yang mendapatkan bunga 10%
setahun.
Tentukan berapa kebutuhan modal yang akan dipenuhi dengan kredit
jangka panjang dan berapa bagian yang dipenuhi dengan kredit jangka
pendek.

Jawaban Soal No. 1


Diketahui :
IK = 20%
Ig = 15%
Ib = 10%

Ditanya
1. JWK
2. Dana yang dipenuhi dengan kredit jangka panjang
3. Dana yang dipenuhi dengan kredit jangka pendek

Jawab :
Dalam Bulan :
I G −¿I
J .W . K =12 B
¿
I K−¿ I x 1 Bulan ¿
B

15−10
J .W . K =12 x 1 Bulan
20−10

5
J .W . K =12 x 1 Bulan
10

= 6 Bulan

9
Menhitung Kebuuhan Modal :
I II III IV V
(1/1 s/d 31/3) (1/6 s/d 31/8) (1/6 s/d 31/8) (1/9 s/d 31/8) 91/11 s/d 31/12)

Kebutuhan Modal 250.000 400.000 650.000 850.000 300.000


Golongan Modal I 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
0 150.000 400.000 600.000 50.000
Golongan Modal II - 50.000 50.000 50.000 50.000
- 100.000 350.000 550.000 0
Golongan Modal III - 100.000 100.000 100.000 -
- 0 250.000 450.000 -
Golongan Modal IV - 0 250.000 250.000 -
- - 0 200.000 -
Golongan Modal V - - - 200.000 -
0

Dari Perhitungan tersebut diatas dapat dinyatakan sebagai berikut :


Gol Modal I sebesar Rp. 250.000 dibutuhkan dari 1/1 s/d 31/12 = 12 bulan
Gol Modal II sebesar Rp. 50.000 dibutuhkan dari 1/4 s/d 31/12 = 9 bulan
Gol Modal I sebesar Rp. 100.000 dibutuhkan dari 1/4 s/d 31/10 = 7 bulan
Gol Modal I sebesar Rp. 250.000 dibutuhkan dari 1/6 s/d 31/10 = 5 bulan
Gol Modal I sebesar Rp. 200.000 dibutuhkan dari 1/9 s/d 31/10 = 2 bulan
Berdasarkan jangka waktu kredit tersebut, dapatlah ditetapkan pemenuhan
kebutuhan modal sebagai berikut :

Modal yang dibutuhkan lebih lama dari 6 Bulan (JWK) akan dipenuhi dengan
kredit jangka panjang yaitu :
Modal I Sebesar Rp. 250.000
Modal II Sebesar Rp. 50.000
Modal III Sebesar Rp. 100.000

Jumlah Kredit Jangka Panjang Rp. 400.000

Sedangkan modal yang dibutuhkan lebih pendek dari 6 bulan akan dipenuhi
dengan kredit jangka pendek yaitu :

Modal IV Sebesar Rp. 250.000


Modal IV Sebesar Rp. 200.000

Jumlah Kredit Jangka Pendek Rp. 450.000

Soal Latihan :
Suatu Perusahaan membutuhkan dana dalam setahun adalah sebagai berikut :
I 1 Januari s/d 29 Februari sebesar Rp. 600.000
II 1 Maret s/d 31 Mei sebesar Rp. 800.000
III 1 Juni s/d 31 Juli sebesar Rp. 700.000
IV 1 Agustus s/d 31 Oktober sebesar Rp. 900.000
V 1 Nopember s/d 31 Desember sebesar Rp. 500.000

10
11
Kebutuhan modalnya dapat dipenuhi dengan kredit jangka dengan tingkat bunga
25% setahun atau dengan kredit jangka panjang dengan tingkat bunga 15%
setahun. Apabila ada kelebihan dana/modal yang sementara tidak digunakan dapat
disimpan di bank yang mendapatkan bunga 10% setahun.
Tentukan berapa kebutuhan modal yang akan dipenuhi dengan kredit jangka
panjang dan berapa bagian yang dipenuhi dengan kredit jangka pendek.

Contoh soal:
Perusahaan “XYZ” pada tanggal 31 Desember 1983 mempunyai Neraca bagian
pasiva sebagai berikut:
Hutang dagang Rp 1.000.000,00
Hutang lancar Rp 1.300.000,00
Hutang jangka panjang Rp 1.600.000,
Saham Preferen Rp 700.000,00
Saham Biasa Rp 5.600.000,00
Rp 10.200.000,00
Biaya dari masing-masing sumber dana:
Hutang jangka panjang 12 % (sebelum pajak)
Saham preferen 8%
Saham biasa 10%
Pajak 45%
Dari data tersebut di atas, hitunglah Wighted Cost of Capitalnya?

Jawab
Perhitungan:
Penyesuaian pajak bagi biaya hutang untuk menjadikannya sesudah pajak:
Bianya hutang sesudah pajak = 12% (1-0,45) = 6,6%

Wighted Cost of Capital


Komponen Modal Prosentase Biaya dari Total Modal Hasil
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Hutang jangka panjang 20,25% 6,6% 1,3365%
Saham Preferen 8,86% 8,86% 7,0880%
Saham Biasa 70,89% 70,89% 7,0890%
Wight cost of capital 15,5135%

12
Contoh soal:

Pada tanggal 11 Januari 1988 perusahaan “TITOK” mempunyai aktiva sebesar Rp


100.000.000,00. Pada akhir tahun diharapkan aktivanya akan menjadi sebesar Rp
150.000.000,00. Struktur modal perusahaan seperti yang nampak tersebut di
bawah ini dianggap sebagai struktur modal yang optimal. Di anggap bahwa tidak
ada hutang jangka pendek.
Hutang (3%) Rp 35.000.000,00
Saham Preferen (5%) Rp 15.000.000,00
Modal sendiri (net worth) Rp 50.000.000,00
Rp 100.000.000,00
Obligasi baru akan mempunyai coupon rate sebesar 4% dan akan dijual dengan
kurs @ pari.
Saham preferen akan mempunyai dividen rate sebesar 5% dan juga akan dijual
dengan kurs @ pari.
Saham biasa yang sekarang mempunyai nilai Rp 50,00 per lembar dapat dijual
dengan harga netto Rp 45,00 per lembar. Rate of return yang diharapkan oleh
para pemegang saham biasa diperkirakan 8%.
Retained earning diperkirakan sebesar Rp 5.000.000,00
Tax tate sebesar 50%
Dari data tersebut di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini:
a. Untuk dapat mempertahankan struktur modal yang sekarang, berapa bagian
dari tambahan aktiva yang harus dibelanjai dengan modal sendiri? (Net Equity
Fund)?
b. Berapa bagian dari New Equity” fund yang diperlukan harus dibelanjai dari
sumber ekstern?
c. Hitunglah besarnya Weighted Cost of Capital?

Jawab:
a. Perolehan modal sendiri yang baru:
= Rp 50.000.000,00: RP 100.000.000,00 = 50%
Dana tambahan = 50% x Rp 50.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Kebutuhan modal sendiri yang baru sebesar Rp 25.000.000,00
b. Dana yang diperoleh dari sumber ekstern:
Kebutuhan Rp 25.000.000,00
Dana yang diperoleh dari Retailed Earning Rp 5.000.000,00
Dana yang diperoleh dari sumber ekstern Rp 20.000.000,00
c. Biaya hutang obligasi baru yang baru sesudah pajak:
= 4% x (1-0,50% = 2%
Biaya modal sendiri yang baru:
D
K C = P(1−f ) + g
Dimana:
Kc = Biaya saham biasa
D = Dividen yang dibayar
P = Harga pasar
g = Tingkat pertumbuhan dividen

13
Sebelum menghitung biaya modal sendiri yang baru, terlebih dahulu harus
dihitung besarnya tingkat pertumbuhan dividen (g) sebagai berikut:
D
KC = P + g
Kc = Biaya saham Biasa = Rate of Return = 8%
Rp 2,00
0,1 = Rp 50,00 +g
g = 0,1 – 0,04 = 0,6 = 6%

Biaya Modal Sendiri yang baru:

D
KC = P(1−f ) + g
Rp 2,00
= Rp 45,00 + 0,06 = 0,1044
= 10,44%

Menghitung rata-rata biaya modal sendiri:


Struktur Modal Prosentase % Biaya Biaya Tertimbang
Obligasi 35% 2% 0,00700
Saham Preferen 15% 5% 0,00750
Saham Biasa 50% 24,35% 0,12180
0,13625

Jadi rata-rata biaya modal adalah sebesar 13,63 (dibulatkan)

14

Anda mungkin juga menyukai