Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS DALAM KEPUTUSAN PENDANAAN

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN


DOSEN : I KADEK BAGIANA, S.E., M.Si

OLEH :
KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK :

1. NI PUTU LION BUDANTI (01) (1902622010423)


2. WAHYUNI ATTUL BADRIYAH (09) (1902622010431)
3. I GEDE PUTRA ADNYANA (10) (1902622010432)
4. I GUSTI AYU PUTRI BULANDARI (15) (1902622010437)
5. NI PUTU PUTRI CAHYANI (16) (1902622010438)
6. NI WAYAN APRIANI (18) (1902622010440)

KELAS I
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena bekat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen yang
berjudul “Analisis Dalam Keputusan Pendanaan”.
Makalah ini berisikan informasi tentang “Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari
Sudut Likuiditas dan Rentabilitas dan Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut
Solvabilitas dan Rentabilitas”. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih.

Denpasar, 28 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1-2
1.1.Latar Belakang ............................................................................................................. 1-2
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3.Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3-9


2.1. Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut Likuiditas dan Rentabilitas .......... 3-7
2.2. Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut Solvabilitas dan Rentabilitas........ 7-9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 10
3.2. Saran ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan dana pada dasamya dapat dibedakan antara cara
pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-
masing aktiva yang akan dibiayai, dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara
keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu
kelompok. Apabila dalam memenuhi kebutuhan dana itu kita mendasarkan pada
kebutuhan masing-masing aktiva secara individuil dikatakan bahwa kita menggunakan
sistem pembelanjaan partiil. Dengan demikian sistem pembelanjaan partiil adalah
sistem pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dan waktu
terikatnya dana pada masing-masing aktiva secara individuil. Sistem ini menggunakan
prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap aktiva atau setiap macam kebutuhan,
harus dibiayai dengan dana sendiri-sendiri yang sesuai dengan jumlah dana dan
lamanya kebutuhan. Dengan demikian ini berarti bahwa jumlah dana yang
digunakan oleh perusahaan terdiri dari beberapa macam dana atau kredit yang
berbeda-beda baik dalam jumlah, larna waktunya, maupun dalam saat kapan kredit
tersebut harus dibayar kembali.
Adapun cara lain dalam memenuhi kebutuhan dana ialah kalau kita melihat
sernua kebutuhan dana itu sebagai satu kesatuan atau satu kelompok, bukan secara
individuil. Apabila dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut digunakan cara yang
demikian. dikatakan bahwa kini menggunakan sistem pembelanjaan total. Dengan
demikian dimaksudkan sebagai sistem pembelanjaan total adalah sistem pemenuhan
kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana yang ditanamkan alam
kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai suatu kesatuan. Dalam hal yang
demikian akan nampak bahwa ada sebagian dana yang sifatnya permanen, tertanam
dalam aktiva dan ada sebagian dana lainnya yang bersifat variabel, yang berubah-
ubah jumlahnya dari waktu ke waktu.
Aplikasi konsep di atas adalah jenis keperluan dana bermacam dan jangka
waktunya berlainan sehingga biasanva ada diversifikasi dalam usahanya
untukmendapatkannya. Sebagai contoh untuk membayar gaji perlu segera dipenuhi
karena merupakan skala prioritas. Keterlambatan pembayaran gaji akan
mengakibatkan gejolak karyawan sehingga dapat mempengaruhi kinerja. Apabila
karena sesuatu hal perusahaan tidak mempunyai uang kas yang cukup untuk membayar

1
gaji maka segera harus diusahakan pemenuhannya misalnya dengan hutang jangka
pendek dalam kasus ini model/sistem pembelanjaan ini dinamakan distem
partiil.Keperluan pembelanjaan diselesaikan kasus per kasus dan setiap kasus
dengan model pemenuhannya masing - masing. Sedangkan pembelanjaan total
dalam prakteknya misalnya perusahaan hutang ke bank untuk modal kerja secara
keseluruhan (kelompok aktiva lancar), selanjuthya perusahaan mengatur sendiri
pemanfaatan hutang tersebut menurut keperluan. Dalam hal hutan untuk pembelian
aktiva tetap misalnya alat berat dapat terjadi untuk traktor hutang kepada bank A
dengan persyaratan angsuran dan bunga tertentu dan jangka waktu
pengembaliannya. Selanjutnya untuk logging truck hutang dengan bank B dengan
persyaratan, dll yang berbeda dengan hutang untuk pembelanjaan traktor. Pada
kesimpulannya keperluaan dana merupakan sesuatu yang dinamik sehingga perlu
ada kajian altematif pemenuhan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut Likuiditas
dan Rentabilitas?
1.2.2. Bagaimana Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Solvabilitas dan
Rentabilitas?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut
Likuiditas dan Rentabilitas?
1.3.2. Untuk mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Solvabilitas
dan Rentabilitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut Likuiditas dan Rentabilitas
Bila kita menggunakan sestim pembelanjaan partiel dimana kita memandang masing-
masing aktiva secara individuil, sehingga untuk masing-masing aktiva diperlukan kredit
sendiri-sendiri yang sesuai dengan cara dan lama perputarannya.
Ada beberapa pedoman dalam mengadakan pemenuhan terhadap kebhutuhan dana yaitu:
1. Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang umurnya
tidak lebih pendek dari terikatnya dana dalam aktiva lancar.
2. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar pada prinsipnya dibiayai dengan modal
sendiri, karena untuk jenis aktiva ini tidak diadakan penyusutan, Contohnya tanah.
3. Untuk aktiva tetap yang berputar secara ber angsur-angsur dapat dibiayai dengan
kredid jangka panjang atau modal sendiri. Kalau menggunakan kredit jangka panjang
hendaknya jangka waktu atau umur kredit yang akan ditarik jangan lebih pendek dari
pada waktu terikatnya dana dalam aktiva tetap tersebut.
Bila kita menggunakan sistem pembelanjaan total dimana kita memandang keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam perusahaan sebagai satu komplek, maka hanya dibedakan
adanya dua kebutuhan golongan modal, yaitu modal konstan dan modal variabel.
Dalam hal ini dapat dikemukakan pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut likwiditas
sbb:
1) Kebutuhan dana yang permanen ( konstan ) pada prinsipnya harus dipenuhi dengan
modal sediri atau kredit jangka panjang.
2) Kebutuhan dana yang berubah ubah jumlahnya diatas inti konstan pada prinsipnya
dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktu atau umur kredit tidak lebih
pendek dari kebutuhannya.
Hubungan antara kebutuhan dana dengan macam dana yang digunakan:

3
Kebutuhan Dana
Jangka Pendek

Aktiva Lancar
Permanen

Aktiva Lancar
Jumlah Rupiah

Kebutuhan Dana

Aktiva Tetap Permanen

Waktu

Dalam mengadakan pemenuhan kebutuhan modal harus mengadakan keseimbangan


antara tujuan likuiditas dengan kubutuhan rentabilitas. Bila hanya mempertimbangkan likui
ditas saja, maka semakin panjang umur kredit semakin baik. Tapi bila ditinjau dari sudut
rentabilitas perlu memperhatikan biaya modal karena dengan kredit jangka panjang akan
memperbesar biayanya karena akan ada periode dimana dana yang dipinjam akan
menganggur, sedang bunga harus dibayar terus. Dengan demikian kita harus mengadakan
kombinasi yang optimal antara pemenuhan kebutuhan modal dengan kredit jangka panjang
dan kredit jangka pendek.yang disebut sebagai masalah optimum modal.
Masalah optimum modal adalah masalah pemenuhan kebutuhan dana mana yang
lebih menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek atau dengan kredit
jangka panjang. Masalah optimum modal ini timbul karena adanya tingkat bunga yang
berbeda antara kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang.
Ada beberapa pendapat tentang masalah optimum modal:
1. JL Meij mengatakan bahwa optimum modal adalah susunan optimal dari penarikan dari
kekayaan jangka pendek dan jangka panjang dengan biaya yang paling rendah.
2. Prof Polak mengatakan bahwa modal optimum adalah bagian dari sementara kebutuhan
modal yang apabila dipenuhi dengan kredi jangka panjang biayanya lebih murah dari

4
pada dipenuhi dengan kredit jangka pendek, dengan membungakan kelebihan dana
yang tidak digunakan.
Untuk mengetahui modal optimum perlu menetapkan jangka waktu kritis yaitu
jangka waktu dimana kredit jangka panjang biayanya sama dengan kredit jangka
pendek.Jika kredit yang dibutuhkan jangka waktunya lebih lama dari jangka waktu kritis,
maka lebih menguntungkan kalau dipenuhi dengan kredit jangka panjang dengan
membungakan kelebihan modal yang semetara tidak digunakan.
Untuk mengetahui jangka waktu kritis dengan rumus sbb:
Jangka waktu kritis = 365 p1 - pc x 1 hari
pk - pc
Atau jangka waktu kritis = 12 p1 - pc x 1 bulan
Pk - pc
p1 = tingkat bunga( dalam presen) dari kredit jangka panjang.
Pc = tingkat bunga kalau kita menyimpan uang di Bank.
Pk = tingkat bunga dari kredit jangka pendek.
Rumus tersebut berlaku dengan syarat : pk > p1 > pc

Contoh
Suatu perusahaan merencanakan kebutuhan modal sementara untuk satu tahun.
A : 1 Januari sampai dengan 31 Maret sebesar Rp. 100.000,00
B : 1 April sampai dengan 31 Mei sebesar Rp. 150.000,00
C : 1 Juni sampai dengan 31 Agustus sebesar Rp. 250.000,00
D : 1 September sampai dengan 31 Oktober sebesar Rp. 200.000,00
E : 1 Nopember sampai denga 31 Desember sebesar Rp. 175.000,00
Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan kredit jangka panjang dengan bunga 10%
setahun, atau dengan kredi jangka pendek dengan tingkat bunga 15% se tahun, bila ada
kelebihan modal yang sementara tidak digunaka bisa disimpan di Bank dengan bunga 5%
setahun. Tentukan berapa dana yang harus dipenuhi dengan kredid jangka panjang dan
berapa yang dipenuhi dengan kredit jangka pendek.
Jawab:
Jangka waktu kritis = 365 10 - 5 x 1 hari = 183 hari
15 - 5

5
Kebutuhan modal tersebut dapat dihitung sbb:
A B C D E
(1/1sd31/3 ) (1/4sd31/5 ) ( 1/6sd31/8) (1/9sd31/10) (1/11sd31/12)

Kebutuhan modal 100.000 150.000 250.000 200.000 175.000


Golongan modal I 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
0 50.000 150.000 100.000 75.000
Golongan modal II 50.000 50.000 50.000 50.000
0 100.000 50.000 25.000
Golongan modal III 25.000 25.000 25.000
75.000 25.000 0
Golongan modal IV 25.000 25.000
50.000 0
Golongan modal V 50.000
0
Dari perhitungan diatas dapatdinyatakan sbb:
Golongan modal I sebesar Rp.100.000 dibutuhkan dari1/1sd31/12= 365 hari
Golongan modal II sebesar Rp.50.000 dibutuhkan 1/4sd 31/12 = 275 hari
Golongan modal III sebesar Rp.25.000 dibutuhkan 1/6sd31/12 = 214 hari
Golongan modal IV sebesar Rp 25.000 dibutuhkan 1/6 sd 31/10 = 153 hari
Golongan modal V sebesar Rp 50.000 dibutuhkan 1/6 sd 31/8 = 92 hari
Jangka waktu kritis = 183 hari, maka modal yang dibutuhkan lebih dari183 hari akan lebih
menguntungkan bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang, yaitu:
Modal I sebesar Rp 100.000,00
Modal II sebesar Rp 50.000,00
Modal III sebesar Rp 25.000,00
Jumlah kredit jangka panjang Rp.175.000,00
Modal yang dibutuhkan kurang dari 183 hari akan dipenuhi dengan kredit jangka pendek,
yaitu:
Modal IV sebesar Rp 25.000,00
Modal V sebesar Rp 50.000,00
Jumlah kredit jangka pendek Rp 75.000,00

Jumlah modal optimum sebesar Rp175.000,00,yaitu bagian dari modal yang bila dipenuhi
dengan kredit jangka panjang biayanya lebih murah dari pada jika dipenuhi dengan kredit

6
jangka pendek.
Bila dipenuhi dengan kredit jangka pendek,maka besarnya bunga yang harus dibayarkan
dapat dihitung sbb:
Modal I = 15 x 100.000 = Rp 15.000,00
100
Modal II = 275 x 15 x 50.000 = Rp 5.650,68
365 100
Modal III = 214 x 15 x 25.000 = Rp 2.198,63
365 100

Jumlah bunga yang harus dibayar untuk modal I,II,III = Rp22.849,31


Bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang :
Modal I = selanma satu tahun = 10 % x 100.000 Rp 10.000,00
Modal II = bunga 1 tahun ( 10% x 50.000) = Rp. 5.000,00
Disimpan di Bank selama 365hari - 275 hari = 90 hari
= 90 x 5 x Rp.50.000 = Rp 616,44
365 100 Rp 4.383,57

Modal III Bunga 1 tahun = ( 10% x 25.000 ) = Rp 2.500,00


Disimpan di Bank selama:
365hari – 214hari = 151hari 151 x 5 x Rp25.000 = Rp 517,12
365 100 Rp 1.982,88
Jumlah bunga yang harus dibayar untuk modal I,II,III Rp 16.366,45
Jumlah bunga yang harus dibayar bila dipenuhi dengan kredit jangka pendek sebesar
Rp22.849,31, sedang bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang sebesar Rp16.366,45. jadi
terbukti bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang biayanya lebih murah.

2.2.Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau Dari Sudut Solvabilitas Dan


Rentabilitas.
Dalam usaha untuk menarik dana perusahaan selain berdasarkan keinginan juga
harus memperhatikan kemungkinannya. Keinginan ditinjau dari sudut kepentingan
perusahaan yang membutuhkan dana, sedang kemungkinan ditinjau dari pihak pemberi
modal. Sehingga pemberi modalpun mempunyai kepentingan langsung terhadap masalah
tersebut. Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengadakan golongan pemberi modal:

7
a) Golongan pesimis tulen yaitu golongan yang pembawaanya pesimis, golongan ini
menghendaki adanya kepastian atau jaminan yang cukup besar untuk modal yang
akan ditanamkan.Golongan kreditur ini hanya akan menanamkan modalnya pada
usaha-usaha yang tidak banyak mengandung resiko, meskipun keuntungannya tidak
banyak yang penting aman.
b) Golongan pesimis biasa yaitu merupakan orang-orang yang pada dasarnya adalah
pesimis pembawannya, tapi karena tertarik oleh gelombang kunjungtur yang baik,
maka golongan ini berani bertaruh menanamkan modalnya.
c) Golongan optimis tulen yaitu merupakan golongan orang – orang yang optimis
pembawaannya, golongan ini berani menanggung resiko yang besar asal ada
kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang besar pula.
d) Golongan optimis biasa yaitu golongan orang-orang yang kadang-kadang pesimis,
yang sebetulnya pembawaanya adalah optimis, tapi karena kerugian yang dialami
sehingga mereka lebih berhati-hati.

Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengemukakan skema pembelanjaan ditinjau dari sudut
solvabilitas.
a) Modal dari golongan pesimis tulen akan dapat ditarik hanya dengan memberikan hak
preferen atas barang- barang tertentu dari perusahaan, mereka hanya dapat ditarik
sebagai kreditur preferen.
b) Golongan pesimis biasa , yang kadang-kadang optimis, modal mereka dapat ditarik
dengan menempatkan sebagai kreditur yang tidak disertai hak preferen.
c) Modal dari golongan optimis tulen dapat ditarik dengan cara supaya mereka mau
mengambil bagian didalam perusahaan( menjadi pemilik pemilik perusahaan) yang
tidak mempunyai hak preferen.Golongan ini disebut peserta biasa yang penting bagi
mereka adalah keuntungan sedang resiko adalah sekundair.
d) Modal dari golongan optimis biasa, bisa ditarik sebagai pemilik yang disetai hak
preferen golongan ini diatas golongan pesimis tulen dan dibawah golongan pesimis
biasa.
Preferensi dari golongan-golongan tersebut secara yuridis urutannya sbb:
1. Kreditur preferen ( golongan pesimis tulen)
2. Kreditur konkuren ( golongan pesimis biasa)
3. Peserta preferen ( golongan optimis biasa)
4. Peserta biasa ( golongan optimis tulen)

8
Ditinjau dari perusahaan yang menerima modal, maka modal dari golongan pesimis
tulen dan pesimis biasa akan menjadi modal asing dan modal dari golongan optimis tulen
dan optmis biasa akan menjadi modal sendiri.
Setiap tambahan modal sendiri akan meningkatkan solvabilitas dan setiap tambahan
modal asing akan menurunkan solvabilitas.
Bila dihubungkan dengan rentabilitas, setiap tambahan modal sendiri yang selalu
mempunyai efek meningkatkan solvabilitas, maka ditinjau dari sudut rentabilitas, kadang
sesuai dan kadang tidak, hal ini tergantung pada 2 faktor yaitu
1.Earning power dari tambahan modal tersebut.
2.Tingkat bunga dari modal asing.
Bila earning power dari tambahan modal lebih kecil dari pada tingkat bunga maka
tambahan modal lebih menguntungkan kalau dipenuhi dengan modal sendiri.Agar
kepentingan likuiditas dan kepentingan rentabiltas ada keseimbangan maka dalam
mengadakan pemenuhan kebutuhan modal, diusahakan perimbangan yang optimal antara
modal asing dan modal sendiri. Hal ini mencerminkan struktur modal yang optimal yaitu
sruktur modal yang mempunyai biaya modal rata-rata yang paling rendah.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1) Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas dimana
dalam mengadakan pemenuhan kebutuhan modal harus mengadakan keseimbangan
antara tujuan likuiditas dengan kubutuhan rentabilitas. Bila hanya mempertimbangkan
likui ditas saja, maka semakin panjang umur kredit semakin baik. Tapi bila ditinjau
dari sudut rentabilitas perlu memperhatikan biaya modal karena dengan kredit jangka
panjang akan memperbesar biayanya karena akan ada periode dimana dana yang
dipinjam akan menganggur, sedang bunga harus dibayar terus.
2) Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut solvabilitas dan rentabilitas dimana
setiap tambahan modal sendiri akan meningkatkan solvabilitas dan setiap tambahan
modal asing akan menurunkan solvabilitas. Bila dihubungkan dengan rentabilitas,
setiap tambahan modal sendiri yang selalu mempunyai efek meningkatkan
solvabilitas, maka ditinjau dari sudut rentabilitas, kadang sesuai dan kadang tidak, hal
ini tergantung pada 2 faktor yaitu
1.Earning power dari tambahan modal tersebut.
2.Tingkat bunga dari modal asing
3.2. SARAN
Penentuan .kebutuhan dana baik dari sudut likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas,
perusahaan harus sangat memperhatikan bagaimana pengaruh dan hal – hal apa saja yang
akan terjadi kedepannya jika pemenuhan dana dilakukan dengan sudut pandang tersebut,
serta hal – hal apa saja yang harus di lakukan dan di pelajari sebagai dasar pengambilan
keputusan kedepannya untuk perusahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://studylibid.com/doc/1477352/bab-xiii-pemenuhan-dana-pemenuhan-kebutuhan
https://www.coursehero.com/u/file/69988934/125465562-PEMENUHAN-KEBUTUHAN-
DANA-docx-1docx/?justUnlocked=1#question

11

Anda mungkin juga menyukai