Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN MANAJEMEN PRODUKSI

Di dalam upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi dalam suatu

perusahaan dengan sebaik–baiknya, tentunya diperlukan adanya pengertian yang

sama terhadap beberapa istilah yang sering digunakan dalam manajemen produksi ini.

Perbedaan penafsiran dari istilah-istilah yang sering dipergunakan dalam manajemen

produksi ini (misalnya produksi, produktivitas, sistem produksi, proses produksi, dan

lain sebagainya), akan dapat menimbulkan salah informasi dari masing-masing

perusahaan, atau masing-masing bagian dalam suatu perusahaan. Adapun beberapa

istilah yang sering dipergunakan di dalam manajemen produksi tersebut antara lain :

a. Produksi

Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan

manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah ini terdiri dari beberapa macam,

misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat serta kombinasi dari

faedah-faedah tersebut. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat

menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan penambahan dari manfaat yang

sudah ada, maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan produksi.

Seseorang atau perusahaan yang membawa hasi-hasil pertanian dari kawasan

pedesaan ke daerah lain atau ke kawasan perkotaan merupakan contoh dari

kegiatan produksi yang menimbulkan tambahan faedah tempat. Sedangkan

contoh dari penambahan faedah waktu ini antara lain misalnya perusahaan

yang melakukan penyimpanan dalam gudang, misalnya penyimpanan hasil

pertanian sampai dengan waktu yang diperlukan, penyimpanan barang-barang

yang baru saja diturunkan dari kapal sampai dengan barang tersebut

diperlukan atau diangkut dengan angkutan yang lain. Dengan adanya

penyimpanan dalam gudang ini, maka kerusakan-kerusakan yang mungkin


terjadi tersebut dapat dikurangi menjadi sekecil-kecilnya, sementara barang

atau bahan tersebut akan dapat menunggu sampai dengan waktu yang

diperlukan dengan risiko yang lebih kecil.

b. Produk

Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berujud barang. Di dalam hal

ini perlu kiranya untuk diketahui bahwa terdapat perbedaan antara produk dan

jasa, walaupun keduanya adalah hasil dari kegiatan produksi. Produk, sebagai

hasil dari kegiatan produksi akan mempunyai wujud tertentu, memiliki sifat-

sifat fisik, kimia tertentu dan akan terdapat tenggang waktu antara saat

diproduksikannya produk tersebut dengan saat dikonsumsikannya produk

yang bersangkutan. Beberapa contoh dari produk perusahaan antara lain

adalah alat-alat elektronik (televisi, komputer, kalkulator, dan sebagainya),

alat-alat optik (overhead proyektor, kamera, dan sebagainnya), alat-alat

angkutan, dan alat-alat sekolah.

c. Produsen

Produsen adalah orang, badan ataupun lembaga-lembaga yang lain yang

menghasilkan produk. Apakah itu merupakan sebuah perusahaan kecil,

ataupun industri rumah tangga, perusahaan menengah, atau mungkin

perusahaan besar bahkan multinasional.

d. Produktivitas

Produktivitas adalah suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatnya

dengan hasil kegiatan yang seharusnya. Apabila produktivitas akan dinyatakan

dengan angka, maka nilai dari produktivitas ini akan terkisar dari 0,00 sampai

dengan 1,00 atau bila dinyatakan dalam suatu persentase maka akan memiliki

nilai antara 0% sampai dengan 100%.


e. Proses produksi

Proses adalah cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau

pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

yang dimagsud dengan proses produksi adalah suatu cara, metode maupun

teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah

tersebut dilaksanakan.

f. Sistem produksi

Sistem merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling

berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan

sistem produksi tersebut adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa unit

atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk

melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa

elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dan

fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi

yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut.

g. Perencanaan Produk

Perencanaan produk ini merupakan perencanaan tentang apa, berapa dan

bagaimana produk yang akan diproduksikan dalam suatu perusahaan.

Perencanaan produk ini akan lebih banyak menyangkut masalah-masalah

teknis produksi, misalnya disain dan bentuk produk, kegunaan produk, fungsi

teknis dari produk, dan lain sebagainnya.

h. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa

jumlahnya masing-masing yang segera akan diproduksikan pada periode yang


akan datang. Produk yang segera akan diproduksikan ini belum tentu

merupakan semua dari produk yang dapat diproduksikan. Dengan kata lain,

semua produk yang tercantum di dalam perencanaan produk belum tentu akan

dicantumkan seluruhnya di dalam dperencanaan produksi pada suatu periode

yang akan datang tersebut.

i. Urutan Proses Produksi

Di dalam pelaksanaan proses produksi, dapat diketahui bahwa masing-masing

penyelesaian dari bahan mentah (bahan baku) sampai dengan menjadi

produksi akhir (barang jadi) akan mempunyai pola atau urutan tertentu.

Dengan demikian urutan penyelesaian pekerjaan ini sangat penting di dalam

suatu perusahaan agar perkerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan

dengan efektif, efisien, serta dapat memperkecil dari terdapatnya beberapa

kemungkinan kesalahan yang akan terjadi di dalam pelaksanaan proses

produksi.

j. Skedul Produksi

Di samping adanya urutan dari proses produksi dalam sebuah perusahaan,

maka di dalam penyelesaian produk dari perusahaan yang bersangkutan juga

dikenal adanya penentuan skedul produksi. Kapan suatu proses produksi ini

akan dimulai serta kapan proses produksi tersebut harus sudah selesai perlu

ditentukan dalam perusahaan.

k. Bill of Material

Bill of material ini adalah merupakan daftar dari sleuruh bahan baku, bahan-

bahan yang lain (bahan penolong dan lain sebagainya) dan komponen-

komponen yang diperlukan, yang akan dipergunakan untuk memproduksikan

suatu produk dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya bill of material ini
makan akan segera dapat diketahui apa dan berapa bahan baku, bahan-bahan

yang lain, serta komponen yang diperlukan untuk memproduksikan suatu

produk tertentu.

l. Order Pabrik

Order pabrik ini adalah perintah atau order untuk membuat suatu produk atau

komponen tertentu. Terdapat berbagai macam dari order pabrik ini, beberapa

di antaranya adalah order untuk mengejarkan assembing, order untuk

membuat komponen, order untuk memproses kembali, order khusus, dan order

biasa.

m. Job Lot Shop

Job lot shop adalah perusahaan-perusahaan yang akan berproduksi atas dasar

pesanan yang masuk ke dalam perusahaan saja, semacam hanya akan

berproduksi apabila terdapat pesanan yang masuk kedalam perusahaan yang

bersangkutan.

n. Mass Production Shop

Mass production shop ini merupakan perusahaan-perusahaan yang

berproduksi untuk persediaan dan untuk pasar.

o. Luas Produksi

Luas produksi ini merupakan kapasitas yang dipergunakan (kapasitas terpakai)

oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas produksi ini akan

dapat berubah dari suatu periode kepada periode yang lain, tergantung kepada

berapa besarnya jumlah produksi yang ditentukan dalam periode yang

bersangkutan.
p. Luas Perusahaan

Luas perusahaan adalah kapasitas yang tersedua atau kapasitas yang dipasang

(kapasitas terpasang) dalam suatu perusahaan tertentu. Dari suatu periode ke

periode berikutnya, luas perusahaan ini adalah tetap dan tidak berubah-ubah.

Luas perusahaan ini akan berubah apabila terdapat perunahan dari kapasitas

yang terpasang yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.

Di dalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling

berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok

yang selalu dijumpai yaitu :

1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab

bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari

identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan

pengantaran produk ketangan konsumen.

2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan

aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga

kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.

3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan

dipasarkan kepada konsumen.

I. SISTEM PRODUKSI

Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit yang

menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun

pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan

sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi

keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada
perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga

kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 1.: Skema Sistem Produksi

Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit

dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila

antara suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti

dijumpai pada pabrik mobil, misalnya.

2. Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue

dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat

dibedakan secara nyata, seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen, misalnya.

3. Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara

fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama

dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai

masukannya, misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa

sering disebut sebagai system operasi.


Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, transformasi

produksi dapat dibedakan menjadi :

1. Job shop, transformasi produksi bekerja bila ada pesanan saja. Jumlah pesanan

relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak standar sesuai

dengan permintaan konsumen

2. Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja baik ada pesanan maupun

tidak. Jumlah pesanan biasanya relatif besar dan jenis produksinya standar. Flow

shop dapat dibedakan atas :

- Flow line / batch

- Assembly line

- Continuous

3. Project, adalah bentuk spesial dari transformasi produksi dimana hanya ada satu

atau beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen.

II. MANAJEMEN PRODUKSI

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor – faktor produksi yaitu :

 Material atau bahan

 Mesin atau peralatan

 Manusia atau karyawan

 Modal atau uang

 Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain.

Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor –

faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai

dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.


Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat

diukur dari :

1. Ongkos Produksi. Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka

ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun

seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub

sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa

besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal

yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil

ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun) Ongkos

produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah

diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat

dijangkau oleh konsumen

2. Kualitas Produk / Jasa. Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya

memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang

berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur

dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang

dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan

ukuran kualitas secara teknologi semata

3. Tingkat Pelayanan Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem

produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh

system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat

pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur,

sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif


Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi /

operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu

 Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman

atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan

yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang

manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus

diperbuat

 Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan

yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor

produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas

faktor -– faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan

fungsi – fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan

yang tak dapat dihindarkan.

III. KEPUTUSAN ESENSIAL

Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian

proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan

keputusan strategis. Secara umum ada 5 jenis kategori keputusan esensial didalam

manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan :

1. Proses Produksi

Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan

penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi

input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :

 Teknologi produksi
 Type peralatan

 Jenis proses dan aliran proses produksi

 Tata letak fasilitas

Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini

berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long

term strategic decision)

2. Kapasitas

Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan

penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan

waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :

 Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem

produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb

 Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan

mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb

 Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian

pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang

yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan

produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.

3. Persediaan (Inventory)

Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan

pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan

bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi

permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang

operating system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan

4. Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh

seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor

produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam

sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan

sampai dengan pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan

karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya

5. Kualitas Produksi

Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang

dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan –

kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Tabel berikut ini merupakan salah satu contoh keputusan – keputusan yang dimaksud

baik yang bersifat strategik maupun taktis.

IV. STRATEGI OPERASI

Strategi operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis / korporasi sehingga

kelima kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan

konsisten. Dengan demikian strategi operasi akan memberikan arah untuk mengambil

keputusan hubungan antara strategi bisnis / korporasi dan strategi operasi dapat

digambarkan sbb:
Gambar 2.: Model Strategi Operasi

Strategi Bisnis / Korporasi

Strategi operasi terdiri dari 4 komponen, yaitu Misi, Kompetensi, Tujuan dan

Kebijakan.

1. Misi (Mission)

Misi merupakan bagian dari strategi operasi yang mendefinisikan tujuan

fungsi operasi / produksi dalam kaitannya dengan strategi bisnis / korporasi dengan

kata lain misi merupakan penjabaran dari bisnis strategi dalam terminologi yang lebih

operasional. Selain itu misi harus dapat menyatakan prioritas tujuan dari tujuan yang

ingin dicapai

2. Kompetensi

Kompetensi merupakan sesuatu yang dapat dilakukan lebih baik dari pesaing

yang ada. Tentunya kompetensi ini tidak lepas kaitannya dengan misi yang telah

dinyatakan. Kemempuan manajemen untuk mengidentifikasikan kompetensi ini


merupakan kunci sukses dari suatu sistem produksi. Kompetensi ini dapat

diidentifikasikan dalam bentuk tujuan (objective) seperti lowest cost, highest quality,

best delivery atau greatest flexibility, ataupun dalam bentuk sumber daya yang

digunakan

3. Tujuan (Objective)

Tujuan fungsi operasi dapat dinyatakan dalam bentuk ongkos (cost), kualitas

(quality), penyampaian (delivery), maupun flexibilitas (flexibility). Objective sedapat

mungkin dinyatakan dalam bentuk yang terkuantifikasi dan dapat diukur serta

merupakan operasionalisasi dari misi dalam bentuk yang terkuantifikasi.

4. Kebijakan Operasi

Kebijakan operasi menyatakan tujuan operasi yang telah ditetapkan akan dapat

dicapai. Kebijakan operasi ini harus dibuat untuk setiap kategori keputusan yang telah

disebutkan terdahulu (proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas).

Dengan demikian akan dapat dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam suatu sistem

produksi, tidak jarang bahwa kebijakan tersebut tidak selalu selaras bahkan saling

bertentangan. Oleh sebab itu penentuan kebijaksanaan operasi merupakan ‘trade off”

dari berbagai pilihan yang ada dengan berpegang pada tujuan yang telah dinyatakan.

Anda mungkin juga menyukai