Oleh:
Siti Asmaul Husna
NIM A1D016072
Rombongan 8
PJ asisten : Aisyah Dwiaresti P.
ACARA I
KUALITAS AIR
Oleh:
Siti Asmaul Husna
NIM A1D016072
Rombongan 8
PJ asisten : Aisyah Dwiaresti P.
A. Latar Belakang
bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar
kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup. Air juga
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti
perannya bagi makhluk hidup. Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak
di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi dan terdapat 1,4 triliun
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Kualitas air merupakan penentu
Pencemaran air memiliki pengertian bahwa adanya penyimpangan sifat – sifat air
dari keadaan normal, bukan dari kemurnian air tersebut. Air yang tersebar di bumi
ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni. Namun bukan berarti bahwa semua
sudah tercemar. Sebagai contoh, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang
terpencil dengan udara yang bebas dan bersih dari pencemaran, air hujan yang
turun di atasnya selalu mengandung bahan–bahan terlarut, seperti : CO2, O2, dan
N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel–partikel lainnya yang
2
terbawa air hujan dari atmosfer. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia
dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik.
Tak bisa dipungkiri bahwa air merupakan zat yang paling penting dalam
kehidupan. Menutupi 70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua
kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua
sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih
dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia
Indonesia merupakan wilayah dengan luas laut 5,8 juta km2 (laut teritorial
dan ZEEI) dan memiliki banyak ekosistem air tawar danau, sungai, rawa, dan
waduk yang sangat diperlukan untuk . Ekosistem perairan sangat diperlukan bagi
majunya kebudayaan manusia. Jika air tersebut digunakan oleh organisme untuk
keperluannya, misalnya ikan maka kualitas airnya harus sesuai dengan air yang
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas
air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan fisika, kimia, dan biologi
3
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama
adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2
kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan
benthos). Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan
dalam jumlah tinggi disebu air sadah. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut
terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana
kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya
kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk
menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga
maupun sudah tercemar atau belum. Sudah selayaknya kita sebagai manusia untuk
lebih mempelajari lebih mengenai air ini sehingga hal tersebutlah yang melatar
4
B. Tujuan
mengetahui kualitas air untuk irigasi pertanian serta mampu mengukur dan
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
tertentu dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air merupakan suatu dasar baku
mengenai sayaratat kualitas air yang dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah
suatu peraturan yang disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas
air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi
alamiahnya.
Standar kualitas air ditentukan oleh empat aspek yaitu sebagai berikut (Sari,
2. Persyaratan kimia dilihat dari tercemarnya air oleh bahan-bahan kimia yang
6
Menurut Yusuf (2014), masalah penurunan kualitas air disebabkan oleh
segala kelengkapannya.
Pembuangan limbah yang mengandung zat kimia yang bersifat toksik tanpa
1. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan
biologi.
2. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan
Tahun 1990.
7
Menurut Kartasapoetra (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
air dibagi menjadi 3 yaitu antara lain faktor fisika, faktor kimia, dan faktor
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas
air minum menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai
sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi
persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak
berwarna.
Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
1. Suhu
apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±3ºC suhu
udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau
jenis dari sumbersumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu,
1994).
Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh
8
bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber. Intensitas
bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Karena pengukuran bau dan
rasa ini tergantung pada reaksi individu maka hasil yang dilaporkan tidak mutlak.
Untuk standard air minum dan air bersih diharapkan air tidak berbau dan tidak
3. Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur,
Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
4. Warna
Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent color) adalah
dan lain-lain. Yang kedua adalah warna sejati (true color) adalah warna yang
berasal dari penguraian zat organik alami, yakni humus, lignin, tanin dan asam
reduksi, bioremoval, terapan elektro, dsb. Tingkat zat warna 14 air dapat diketahui
9
melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode fotometrik (Kartasapoetra,
1994).
bahan organik maupun anorganik yang telarut dalam air. Bahan-bahan tersuspensi
dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan
matahari ke kolom air dan akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosíntesis
di perairan. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui
b. Faktor Kimia
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Besi (Fe), Flourida (F),
Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat-zat
kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari
c. Faktor Bakteorologis
indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya polusi feses dari manusia maupun dari hewan, karena
pencernaan manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia
10
maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan
(Kartasapoetra, 1994).
Kriteria air yang bagus digunakan dalam sektor pertanian, antara lain air
tersebut tidak memiliki konsentrasi garam yang tinggi karena dengan tingginya
Selain itu, air yang bagus digunakan untuk pertanian juga harus memiliki
kandungan sodium yang rendah karena sodium terdapat di koloid tanah dan akan
berfluktuasi sesuai penambahan air irigasi atau air hujan dan sistem koloid tanah,
sebab air yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah.
Kriteria lain adalah nilai pH berkisar antara 6,5 - 8,4 atau pH netral, karena
apabila pH tinggi atau lebih dari 8,5 sering ada HCO3 dan CO3 dalam konsentrasi
tinggi atau disebut alkalinity. Selain itu, air yang baik untuk pertanian juga harus
memilih nutrisi yang tidak berlebih karena apabila nutrisinya berlebih maka akan
11
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu aquades dan air irigasi.
Alat yang digunakan yaitu ember, erlenmeyer, gelas ukur, pH meter, TDS
B. Prosedur Kerja
1. Persiapan contoh
Contoh air irigasi diambil dari lapang sebelum dianalisis terlebih dahulu
diperiksa label dan nomor. Pengambilan contoh air irigasi diulang sebanyak 3
12
3. Penetapan kandungan terlarut.
tabung turbidi dicuci dengan aquades dan dilap sampai kering dengan
tissue.
menunjukkan angka 0.
d. pH meter dicuci dengan aquades dan dilap sampai kering dengan tissue.
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
14
kering dengan tissue.
15
5. DO meter Mengukur 1. Alat DO meter dinyalakan.
kadar oksigen 2. Elektroda dicuci dengan
terlarut di aquades, lalu dikeringkan
dalam air atau dengan tissue.
larutan. 3. Elektroda dimasukkan ke
Satuan: % dalam contoh yang akan
diukur (kira-kira 50 ml) dan
angka dibaca setelah
mantap.
4. DO meter dimatikan,
kemudian elektroda dicuci
dengan aquades dan
dikeringkan dengan tissue.
Perhitungan: Ū = U1 + U2 + U3
3
Ū Turbidimeter = 0,67 + 9,47 + 9,48 = 6,54 NTU
3
Ū pH meter = 5,7 + 9,6 + 9,8 = 8,37
3
Ū TDS meter = 23,9 + 270 + 259 = 184,3 ppm
3
Ū EC meter = 198 + 941 + 963 = 700,67 µs/cm
3
Keterangan: Turbidimeter = ≤ 5 (baik), 5,01 – 25 (sedang), > 25 (jelek)
pH mete r = 6,5 – 7,5 (baik / netral)
16
> 2000 (jelek)
EC meter = ≤ 500 (baik)
500,0 – 2000 (sedang)
> 2000 (jelek)
Kesimpulan:
1. Turbidimeter termasuk ke dalam kategori sedang, yaitu sebesar 6,54 NTU.
B. Pembahasan
Kriteria air yang bagus digunakan dalam sektor pertanian, antara lain air
tersebut tidak memiliki konsentrasi garam yang tinggi karena dengan tingginya
Selain itu, air yang bagus digunakan untuk pertanian juga harus memiliki
kandungan sodium yang rendah karena sodium terdapat di koloid tanah dan akan
berfluktuasi sesuai penambahan air irigasi atau air hujan dan sistem koloid tanah,
sebab air yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah.
Kriteria lain adalah nilai pH berkisar antara 6,5 – 8,4 atau pH netral, karena
apabila pH tinggi atau lebih dari 8,5 sering ada HCO3- dan CO3- dalam
konsentrasi tinggi atau disebut alkalinity. Selain itu, air yang baik untuk pertanian
juga harus memilih nutrisi yang tidak berlebih karena apabila nutrisinya berlebih
17
Air yang baik idealnya bagi tanaman tidak berbau, tidak berwarna, tidak
memiliki rasa/ tawar dan suhu untuk air idealnya ±200 C. Padatan terlarut total
(TDS) dengan bahan terlarut diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm)
yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2003). Karakter air
yang baik untuk air irigasi dalam sektor pertanian, antara lain air tersebut tidak
yang baik digunakan untuk air irigasi juga harus memiliki kandungan sodium
terdapat dikoloid tanah dan akan berfluktuasi sesuai penambahan air irigasi atau
air hujan dan sistem koloid tanah, sebab air yang baik bagi petumbuhan tanaman
adalah yang bersodium rendah. Karakter lain adalah nilai pH berkisar antara 6,5-
8,4 atau pH netral, karena apabila pH tinggi atau lebih dari 8,5 sering ada HCO3-
dan CO3- dalam konsentrasi tinggi atau disebut alkalinity. Selain itu, air yang
baik untuk pertanian juga harus memiliki nutrisi yang tidak berlebih karena
(Nawawi, 2001).
Tingkat kualitas air yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan tertentu memiliki
baku mutu yang berbeda, sehingga harus dilakukan pengujian untuk mengetahui
analisa kualitas air dengan berdasarkan beberapa parameter yaitu parameter fisika,
kimia dan biologi. Hasil dari analisis parameter ini akan dibandingkan dan
18
Perlunya mempelajari kualitas air karena menggambarkan kesesuaian atau
Pengujian kualitas air perlu dilakukan karena data pengujian kualitas air
berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat produksi pertanian seperti menentukan
tanaman yang cocok bagi spesies maupun kultivar atau varietasnya. Contohnya
pH yang ditolerir oleh tanaman cabe tidak sama dengan padi. Kualitas air
menentukan tahan atau tidaknya tanaman untuk bertahan dalam cekaman toksi
(racun) pada air. Air yang berkualitas secara tidak langsung dapat menentukan
Menurut Sinaga (2013), dalam air irigasi hal yang penting diperhatikan
adalah masalah kualitas airnya dimana nilai kualitas air irigasi menentukan
batasan dan pengunaan dari air irigasi untuk pertanian, dan juga mengetahui
apakah air tersebut tercemar dan tidak baik digunakan sebagai kebutuhan sehari-
hari juga sebagai air pertanian. Air irigasi berperan sangat penting dan merupakan
salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi tanaman padi di lahan sawah.
Produksi padi tanah sawah akan menurun jika tanaman padi menderita cekaman
Tingkat kualitas air yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan tertentu memiliki
baku mutu yang berbeda oleh karena itu harus dilakukan pengujian untuk
19
mengetahui kesesuaian kualitas dengan peruntukannya. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu dilakukan analisa kualitas air dengan berdasarkan beberapa parameter
yaitu parameter fisika, kimia dan biologi. Hasil dari analisis parameter ini akan
(Sulistyorini, 2016).
air irigasi berbeda-beda, ada yang rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi)
dari seluruh garam-garaman dalam gram padasetiap kilogram air laut. Salinitas
sangat membantu dalam mempelajari gerak masssa air, hal ini berhubungan
20
(2014), sodivitas adalah air yang mengandung sodium yang merupakan elemen
Fungsi pH meter untuk mengukur pH (keasaman atau gaya basa) yang cair
solid zat). Prinsip kerja pH meter adalah potensial elektro kimia yang terjadi
antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan
larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion
hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan
1. pH meter dinyalakan.
21
3. Disediakan larutan yang akan dicari derajat keasamannya.
4. Sebelum diukur, dipastikan suhu larutan itu sama dengan suhu larutan yang
memakai tisu.
itu, pada display muncul tulisan HOLD yang berkedip. Tunggu sampai
8. Setelah itu, angka pH akan muncul di layar. Pengukuran selesai dan pH meter
dipantulkan oleh partikel solid dalam sampel. Semakin banyak partikel, semakin
22
2. Probe dicelupkan pada larutan standar (Formazin, StablCal™) lalu
dikalibrasikan
Gelex™)
Fungsi alat DO meter adalah untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam
air atau larutan. Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi
yang terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif
mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dengan oksigen terlarut
2. DO meter dikalibrasi.
23
4. Angka yang tertera pada layar dicatat.
larutan dan mengukur kuat arus listrik pada air. Prinsip kerja EC meter adalah alat
ini befungsi dengan cara sensor akan mengukur jumlah ion dalam suatu perairan
dan setelah diteteskan dengan larutan pure deionize, ditunggu sampai ada icon
smile pada layar conductivity meter. Kemudian setelah dikalibrasi, alat dapat
digunakan dengan cara meneteskan sample uji pada sensor dan dilihat ukuran kuat
4. Setelah dikalibrasi, alat dapat digunakan dengan cara meneteskan sample uji
pada sensor
24
5. Melihat ukuran kuat arus listrik pada layar. Satuan: µs/ cm.
Fungsi TDS meter adalah untuk mengukur berat partikel (mineral, garam
atau logam) atau kandungan terlarut dalam air. Satuan miligram per liter (mg/L)
atau parts per million (ppm). Prinsip kerja TDS meter adalah nilai jumlah ion serta
listrik sebuah zat cair menjadi referensi atas dalamnya. Cara kerja TDS meter
antara lain:
2. Alat dikalibrasi.
5. Tunggu sampai angka pada layar stabil. TDS meter akan otomatis
25
7. Setelah penggunaan, keringkan TDS meter dari sisa larutan dengan air bersih.
8. Pengukuran selesai dan TDS meter dapat dimatikan. (Azkiya et al., 2016).
Hasil yang diperoleh dari praktikum penentuan kualitas air dengan beberapa
pengujian alat didapatkan hasil yaitu pertama pada alat TDS meter. TDS meter
pada 3 ulangan air irigasi. Ulangan 1 diperoleh hasil sebesar 23,9 , ulangan 2
diperoleh hasil sebesar 270 dan ulangan 3 diperoleh hasil sebesar 259. Rata- rata
yang diperoleh dari ketiga ulangan tersebut adalah 184,3. Menurut Rohmawati
senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam.
sebesar 198 , ulangan 2 diperoleh hasil sebesar 941 dan ulangan 3 diperoleh hasil
sebesar 963. Rata- rata yang diperoleh dari ketiga ulangan tersebut adalah 700,67.
Menurut Effendi (2003), nilai EC dapat dipengaruhi oleh adanya ion, jenis ion,
konsentrasi, muatan dan tempratur. Zat yang terlarut dalam sampel saat
pengukuran EC terionisasi menjadi muatan positif dan negatif. Ion positif dan
negatif ini menghantarkan arus listrik dan elektroda positif ke elektroda negatif
pada sensor COND yang terdapat di water quality checker. Semakin banyak zat
yang terlarut, maka ion positif dan negatif juga terdapat dalam jumlah banyak,
26
0,67 , ulangan 2 diperoleh hasil sebesar 9,47 dan ulangan 3 diperoleh hasil sebesar
9,48. Rata- rata yang diperoleh dari ketiga ulangan tersebut adalah 6,54. Menurut
bilamana cahaya dilewatkan melalui suspensi maka sebagian dari energi radiasi
diserap dan sebagian diteruskan. Cahaya yang diserap itulah yang merupakan
tingkat kekeruhan. Semakin banyak cahaya yang diserap maka semakin keruh
cairan tersebut.
3 ulangan irigasi. Ulangan 1 diperoleh hasil sebesar 5,7 , ulangan 2 diperoleh hasil
sebesar 9,6 dan ulangan 3 diperoleh hasil sebesar 9,8. Rata- rata yang diperoleh
dari ketiga ulangan tersebut adalah 8,37. Menurut Khopkar (2003), prinsip
pengukuran suatu pH didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara
larutan yang terdapat didalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat diluar elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang
terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan
tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukirannya
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
bahwa secara umum ditunjukkan oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Air irigasi harus memiliki kualitas
air yang baik. Pengukuran kualitas air irigasi dapat mmenggunakan bebrapa alat,
hasil praktikum pengukuran kualitas air, dapat disimpulkan bahwa cohtoh air
irigasi yang digunakan cukup baik, tetapi harus ada tindakan untuk memperbaiki
pH airnya.
B. Saran
Saran untuk praktikum kualitas air adalah sebaiknya pengukuran kualitas air
28
dari setiap alat serta praktikan lebih hati-hati lagi dalam penggunaan alat-alat
DAFTAR PUSTAKA
Achmad F. 2011. Status mutu sungai cisadane sebagai air irigasi. Jurnal
Irigasi.Vol `6 (1) : 88-96.
Alaert, G., Santika.S.S, 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Daerah Irigasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan. 16 (49) :
11-24.
Azkiya, A., Hadayanti A. N., Aziz F. A., Trilestari, N., Kania R. A dan Fitriyana
Z. L. 2016. Identifikasi Alat Laboratorium Ekologi. Jurusan Pendidikan
Biologi. Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. Jakarta: KBI Kimia
Anorganik Universitas Indonesia.
29
Kusnaedi.2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta : Penebar
Swadaya
Rohmawati, S,M., Sutarno, dan Mujiyo. 2016. Kualitas Air Irigasi Pada Kawasan
Industri Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Journal Of
Sustainable Agriculture. 31 (2). 108-113
Sahabuddin H, Harisuseno D dan Yulianti E. 2014. Analisa status mutu air dan
daya tampung beban pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari. J. Teknik
Pengairan. 5 (1) : 19-28.
Sinaga , I. L., Jamilah, Mukhlis. 2013. Kualitas Air Irigasi Di Desa Air Hitam
Kecamatan Lima puluh Kabupaten Batubara. Jurnal Agroekoteknologi
.2(1): 186 - 191.
Sulistyorini, S., M. Edwin, dan A. S. Arung. 2016. Analisis Kualitas Air Pada
Sumber Mata Air Di Kecamatan Karangan Dan Kaliorang Kabupaten
Kutai. Jurnal Hutan Tropis. 4 (1) : 33-45.
Suyana, J.,dan H. Widijanto. 2002. Studi Kualitas Air dan Sumbangan Hara dari
Irigasi Sidorejo Jawa Tengah pada Budidaya Padi Sawah. Jurnal Sains
Tanah. 1 (2) : 1-18.
Yusuf, I. A. 2014. Kajian Kriteria Mutu Air Irigasi .Jurnal Irigasi . 9 (1) : 67-77.
30
LAMPIRAN
31