Suku bunga adalah nilai, tingkat, harga atau keuntungan yang diberikan kepada investor dari
penggunaan dana investasi berdasarkan perhitungan nilai ekonomi dalam periode waktu
tertentu. Suku bunga bank dipergunakan sebagai pengendali ekonomi suatu negara. Tingkat
bunga diatur dan ditentukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan
ekonomi suatu negara. Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata-rata investor
yang selalu mengharapkan pengembalian investasi yang lebih besar.
Tingkat bunga ditentukan oleh Bank Indonesia sesuai dengan Undang-undang nomor 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Suku bunga dengan tenor 1 bulan diumumkan oleh Bank Indonesia secara berkala untuk
periode waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau sikap kebijakan moneter
(Puspopranoto, 2004: 60).
Berikut ini beberapa arti suku bunga dari beberapa sumber buku:
Suku bunga adalah pendapatan yang diperoleh oleh orang-orang yang memberikan
kelebihan uang atau unit pengeluaran surplus untuk digunakan sementara oleh orang
yang membutuhkan dan menggunakan uang itu untuk menutupi kekurangan mereka
atau unit pengeluaran defisit.
Suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman
(biasanya dinyatakan dalam persentase per tahun).
Suku bunga adalah harga dari penggunaan dana pinjaman. Suku bunga adalah salah
satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan berinvestasi atau menabung.
Suku bunga memberikan keuntungan dari jumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak lain
berdasarkan perhitungan waktu dan nilai ekonomi.
Keuntungan tinggi dan rendah ditentukan oleh suku bunga tinggi dan rendah. Fungsi tingkat
bunga dalam perekonomian adalah sebagai berikut:
Menurut Novianto (2011: 22), berdasarkan bentuknya, suku bunga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
adalah nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah
rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga yang telah mengalami koreksi karena inflasi
dan didefinisikan sebagai tingkat bunga nominal dikurangi tingkat inflasi.
Menurut Ismail (2010: 132), berdasarkan sifatnya suku bunga dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bunga Deposito/Simpanan
Adalah tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada pelanggan untuk
penghematan yang dilakukannya. Bunga deposito ini diberikan oleh bank untuk merangsang
para penabung untuk menempatkan dananya di bank.
Beberapa bank memberikan bunga tambahan kepada pelanggan yang menempatkan dananya
dalam bentuk setoran tertentu. Ini dilakukan oleh bank sehingga pelanggan akan selalu
meningkatkan tabungan mereka.
2. Bunga Pinjaman/Kredit
Adalah harga tertentu yang harus dibayar oleh pelanggan ke bank untuk pinjaman yang
diperoleh. Bagi bank, bunga pinjaman adalah harga jual yang dibebankan kepada pelanggan
yang membutuhkan dana.
Untuk mendapat untung, bank akan menjual dengan harga lebih tinggi dari harga beli.
Artinya, bunga pinjaman lebih tinggi dari bunga deposito.
Menurut Kasmir (2010: 137-140), faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran penentuan suku
bunga (pinjaman dan deposito) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk mendepositokan dana, yaitu seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan. Jika bank kekurangan dana sementara aplikasi pinjaman
meningkat, hal itu dilakukan oleh bank sehingga dana dengan cepat dipenuhi dengan
meningkatkan suku bunga deposito. Namun, kenaikan suku bunga deposito juga akan
meningkatkan suku bunga pinjaman.
2. Target Laba
Yang diinginkan adalah bahwa faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Sebaliknya,
jika dana dalam deposito di bank banyak, sementara aplikasi pinjaman kecil, maka bunga
deposito akan berkurang karena ini merupakan beban.
3. Jaminan Kualitas
Penjaminan kualitas juga ditujukan untuk bunga pinjaman. Semakin banyak jaminan yang
diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
4. Kebijakan Pemerintah
Dalam menentukan bunga deposito dan bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas
yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka Waktu
Faktor periode waktu sangat menentukan. Semakin lama jangka waktu pinjaman, semakin
tinggi tingkat suku bunganya, hal ini disebabkan oleh kemungkinan besar risiko gagal bayar
di masa depan. Begitu juga sebaliknya, jika pinjaman jangka pendek, bunganya relatif
rendah.
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga menentukan tingkat bunga, terutama untuk bunga pinjaman.
Bonafiditas sebuah perusahaan yang mendapatkan kredit sangat menentukan tingkat suku
bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan risiko kredit macet di masa depan relatif kecil dan sebaliknya.
7. Produk Kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah dibandingkan
dengan produk yang kurang kompetitif. Ini karena produk yang kompetitif memiliki
pergantian produk yang tinggi, sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan untuk seseorang atau
lembaga. Dalam praktiknya, bank mengklasifikasikan pelanggan antara pelanggan primer dan
pelanggan biasa. Klasifikasi ini didasarkan pada aktivitas dan loyalitas pelanggan yang
bersangkutan kepada bank. Pelanggan yang memiliki hubungan baik dengan bank tentu
menentukan tingkat suku bunga yang berbeda dari pelanggan biasa.
9. Kompetisi
Dalam kondisi ketidakstabilan dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan
untuk dana simpanan cukup ketat, bank harus bersaing keras dengan bank lain. Untuk bunga
pinjaman, itu harus di bawah bunga pesaing sehingga akumulasi dana dapat disalurkan,
meskipun margin laba menyusut.
Pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung semua risiko yang
dikenakan pada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid,
baik dari segi kemampuan membayar, nama baik dan loyalitas kepada bank, maka bunga
yang dibebankan juga berbeda.