Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI KEUANGAN 2

"AKUNTANSI LEASING"

Oleh Kelompok 3:

1. Kadek Nanda Adelia Putri (22/1902622010411)


2. I Kadek Wiadnyana (23/1902622010412)
3. Anak Agung Vira Mutiara Dewi (24/1902622010413)
4. Adek Ayu Suastari Milenia (25/1902622010414)
5. I Putu Herry Riadi (26/1902622010415)
6. I Made Eucla Anantavirya Mahaanubhava N. (27/1902622010416)
7. Cokorda Istri Wulan Cintya Dewi (28/1902622010417)
8. Ni Made Novita Artha Wiranti (29/1902622010418)
9. Kadek Putri Minggayoni (30/1902622010419)
10. Ni Putu Lusi Listia Dewi (31/1902622010420)
11. Made Bela Pradnyani (32/1902622010421)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI KELAS H (REGULER MALAM)
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
AKUNTANSI LEASING

A. Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal
yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa
uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
B. Prosedur Akuntansi Leasing Oleh Lesse
1. Capital Lease
a. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan
kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh
pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus
dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama
masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan
dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga
berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban
penyewa guna usaha.
b. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari
pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh
perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa
sewa guna usaha.
c. Aktiva yang disewagunausaha harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar
berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d. Kalau aktiva yang disewagunausaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa
guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa
kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.
e. Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan
jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa
guna usaha.
f. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and leaseback)
maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah
yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga
jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai
keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau
kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya
amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila leaseback merupakan capital
lease atau secara proporsional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan
operating lease.
2. Sewa Menyewa Biasa (Operating Lease)
Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang
diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha,
meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama
setiap periode.
C. Prosedur Akuntansi Leasing Oleh Lessor
1. Finance Lease
a. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus diperlakukan
dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumiah penanaman neto
tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga
opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir masa
sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum
diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security deposit).
b. Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan
harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai
pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).
c. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat
pengembalian berkala (periodic rate of retum) atas penanaman neto perusahaan
sewa guna usaha.
d. Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa
guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara
harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan
dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode
berjalan.
e. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha
harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.
2. Operating Lease
a. Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai
aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.
b. Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalan yang
diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa.
Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus
sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha
mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
c. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah
yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
d. Kalau aktiva yang disewagunausahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku
dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun
berjalan.
D. Traksaksi Leasing Dilaporkan dan Dianalisis
Pelaporan dan Pengungkapan Transaksi Sewa Guna Usaha Oleh Perusahaan Sewa
Guna Usaha
1. Finance leasse – lessor:
a. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban diurutkan
berdasarkan jatuh temponya tanpa mengelompokkan kedalam unsur lancar dan
tidak lancar.
b. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus dilaporkan
dalam neraca dengan rincian sebagai berikut:
Piutang sewa guna usaha Rp. XXX
Nilai sisa yang terjamin XXX
Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (XXX)
Simpanan jaminan (XXX)
Penanaman neto sewa guna usaha XXX
Penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan (XXX)
Jumlah penanaman neto XXX
c. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan
silaporkan dalam kelompok yang terpisah darikelompok biaya.
d. Jumlah penanaman netodan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna
usaha sindikasi dan leveraged leasees harus dilaporkan oleh masing-masing
pihak secara proporsional sesuaii dengan penyertaanya.
e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Kebijakan penting akuntansi yang diugnakan sehubungan transaksi sewa
guna usaha
- Jumlah pembayarann sewa guna usaha paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya.
- Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa
guna usaha kepada sewa guna usaha.
- Piutnag sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga
- Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases
2. Operating lease – lessor
a. Barang modal yang disea guna usahakan dilaporkan berdasarkan harga
perolehan setelah dikuirangi akumulasi penyusutannya.
b. Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetap
yang tidak disewa guna usahakan.
c. Perhitungan rugi laba harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh
pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya.
d. Penyusutan aktiva yang disewa guna usaha harus dilaporkan secara terpisah dari
aktiva yang tidak disewa guna usahakan.
e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam sewa guna usaha
- Jumlah pembayaran sewa guan usaha paling tidak untuk 2 tahun
berikutnya
- Sifat dari simpanan jaminan
- Aktiva yang disewaguna usahakan yang dijaminkan kepada pihak ketiga
- Sewa gunan usaha sindikasi dan leveraged leases

Pelaporan dan Pengungkapan Transaksi Sewa Guna Usaha Oleh Perusahaan


Penyewagunausaha
1. Capital Lease
a. Aktiva yang disewagunausaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam
kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus
disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
Jumlah pembayaran untuk sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak
untuk 2 tahun berikutnya:
- Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan yang dibebankan dalam
tahun berjalan.
- Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
- Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
- Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha(major covenants).
2. Operating Lease
Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan yang dibebankan
sebagai biaya sewa.
b. Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak untuk 2
(dua) tahun berikutnya.
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
e. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha
(major covenants).
DAFTAR PUSTAKA

https://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/11_SMK/kelas11_smk_akuntansi_industri_al
i-irfan.pdf.pdf diakses pada tanggal 3 Januari 2021
https://hsmco.webs.com/download/psak/PSAK30Leasing.pdf diakses pada tanggal 3 Januari
2021

Anda mungkin juga menyukai