Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ahmad

NIM : 160404020093
Kelas : A2
Matkul : Etika Profesi

TUGAS RESUME
Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Era Global

 Tantangan Profesi Akuntan Global


Dua persoalaan di bidang audit dan akuntansi yang belum sepenuhnya dapat
mendukung kearah kesatuan ekonomi global yaitu:
a. Setiap negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standar audit
sendiri-sendiri, yang terkadang berbeda antara negara satu dengan negara
lainnya.
b. Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam mengembangkan
standar perilaku etis profesi akuntansi.
Pada abad ke-20, dapat dikatakan ada tiga aliran akuntansi dan audit yang
dominan diterapkan oleh perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Sistem Anglo-Saxon yang dimotori oleh AS,
2. Sistem Kontinental yang berlaku di Belanda, Jerman, dan beberapa Negara
Eropa lainnya,
3. Sistem yang berlaku di Inggris dan Negara-negara persemakmuran.
Pihak-pihak, badan, atau lembaga yang selama ini berkaitan langsung dengan
profesi akuntansi, antara lain:
1. Pemerintah dan Lembaga Legeslatif melalui produk peraturan dan
perundang-undangan
2. Badan pengatur/otoritas pasar modal (Bapepam LK, BEI, SEC, NYSE,
dan lain-lain)
3. Organisasi profesi akuntan di masing-masing negara (IAI, IAPI, AICPA,
AAA, CICA, IMA, dan lain-lain)
4. Badan atau Organisasi mandiri Internasional (IFAC dan IASB)
5. Para pemakai/pengguna laporan keuangan dan sebagainya.

 Kode Etik Profesi Akuntan di AS


Sebagaimana dikatakan oleh Duska dan Duska (2005), sedikitnya ada
enam manfaat dari kode etik profesi, yaitu:
1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rakan
sejawat (peer pressure)
2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah dari
pada mengandalkan kepribadian manuasiawi atau keputusan yang selalu
bersifat ad hoc.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang
abu-abu (ambiguous situations).
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees),
namun dapat juga mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers)
5. Kode etik dapat merinci tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis
tidak mau mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang akan
bertindak mengawasinya.
Tabel 8.1
Ringkasan Prinsip-prinsip dan aturan etika AICPA
Prinsip-prinsip

1. Tanggung Jawab: Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang


profesional, anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional
secara snsitif (Artikel 1).
2. Kepentingan Publik: Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk
bertindak sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme (Artikel
II).
3. Integritas: Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota
harus melaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas
tertinggi (Artikel III)
4. Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota harus memelihara
objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung
jawab profesional. Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya
menjaga independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa
auditing dan atestasi lainnya (Artikel IV).
5. Kehati-hatian (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-
standar etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus menerus
mengembangkan kompetensi dan kualita jasa, dan menunaikan tanggung
jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan anggota yang
bersangkutan (Artikel V).
6. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa: Seorang anggota dalam praktik publik harus
mengikuti prinsip-prinsip kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang
lingkup an sifat jasa yang diberikan (Artikel VI).
Aturan Etika AICPA

101 Independensi
302 FEE Kontigen
102 Integritas & Objektivitas
501 Tindakan mendiskreditkan
201 Standar umum
502 Advertensi dan solisitasi
202 kesesuaian dengan standar
503 komisi dan Fee rujukan
203 prinsip akuntansi
505 bentuk dan nama organisasi
301 informsi klien rahasia

 Kode Etik Profesi Akuntan di Beberapa Negara di Luar AS


Ada banyak contoh kode etik profesi akuntan yang berlaku di banyak
negara. Beberapa kode etik yang berlaku di beberapa negara, seperti AS,
Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia tidak banyak berbeda.
Tabel 8.2
Ringkasan Kode Etik Profesi Akuntan Kanada
Pendahuluan Meliputi filosofi yang melandasi aturan yang mengikat
tanggung jawab seorang Chartered Accountant.

Karakter seorang Delapan unsur, termasuk subordinasi kepentingan


profesional pribadi atas kepentingan publik

Prinsip-prinsip yang  Berasal dari kepercayaan publik atas kewajaran


mengatur perilaku laporan keuangan dan nasihat yang kompenten
anggota dan mahasiswa atas berbagai masalah bisnis.
 Memelihara reputasi, baik profesi maupun
kemampuannya untuk melayani kepentingan
publik.
 Menjalankan integritas, kehati-hatian, kompetensi
profesional yang cukup, dan mematuhi berbagai
peraturan.
 Tidak ada pengaruh, kepentingan, atau hubungan
yang dapat mencederai penilaian profesional atu
objektivitas, atau kesan demikian dari pengamat
yang berakal sehat.
 Kewajiban untuk merahasiakan dan tidak
mmanfaatkan informasi uang berkaitan dengan
urusan klien.
 Pengembangan praktik berdasarkan keunggulan
profesional, bukan atas dasar promosi pribadi.
 Menunjukkan rasa hormat dan pertimbangan
dalam berhungan dengan rekan sejawat.
 Memperhatikan kewajiban fidusa dan kewajiban
profesional yang diperlukan
Prinsip-prinsip yang  Menciptakan, memelihara, serta mempertahankan
mengatur tanggung kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan
jawab firma peraturan yang berlaku.
 Kegagalan dalam mematuhi peraturan akan
memicu sanksi untuk firma secara keseluruhan
atau untuk partner yang mengetahui dan
bertanggung jawab.
Karakter pribadi dan  Mengikuti prinsip-prinsip dan aturan etika,
kode etik perilaku terhormat melampaui larangan-larangan
tertulis.
Penerapan aturan etika  Untuk semua anggota yang berpraktik sebagai
akuntan publik, dan/atau dimana publik dan/atau
asosiasi mengandalkan individu berdasarkan
keanggotaanya di ICAO.
 Kepada bukan anggota yang diawasi oleh atau
bersekutu dengan anggota
 Di dalam yuridiksi di luar Ontario, anggota harus
menghormati peraturan lokal, tetapi tidak
menjelekkan ICAO.
Interpretasi aturan etika  Aturan etika harus diinterpretasikan sejalan
dengan persoalan yang dikemukakan pada
pendahuluan.
Aturan Etika

 Umum
 Standar-standar yang memengaruhi kepentingan publik
 Hubungan dengan anggota atau firma sejawat dan perikatan dengan non-
anggota dalam akuntansi publik
 Organisasi dan perilaku seseorang praktisi profesional
 Aturan yang berlaku bagi firma

SARBANES-OXLEY ACT
Badan skandal keuangan yang mempertontonkan pelanggaran etika secara
nyata yang dilakukkan oleh para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan
publik multinasional yang berkantor pusat di AS yang juga melibatkan
profesi akuntan publik ternama, sempat mengguncang saham dan dunia
perekonomian AS.
Tabel 8.2
Ringkasan Sarbanes-Oxley Act 2002 dan Dampaknya
1. Sabarnes Oxley Act 2002 ditujukan untuk memberikan kejelasan dan
kepastian tentang beberapa isu yang sering diperdepatkan.
2. Sabarnes Oxley Act memerlukan interprestasi melalui proses aturan SEC dan
Public Company Accounting Oversight Board.

DAMPAK SABARNES OXLEY ACT 2002

1. TERHADAP MANAJEMEN
1.1 Mengharuskan adanya setifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang
disampaikan ke SEC.
1.2 Laporan Internal Control
1.3 Pengungkapan baru yang diharuskan
1.4 Reformasi Corporate Governance
1.5 Meningkatkan tinjauan atas penyampaian (fillings) oleh SEC.

2. TERHADAP KOMITE AUDIT


2.1 Interaksi dengan auditor
2.2 Independensi dan keahlian komite audit
2.3 Keluhan dan saran
2.4 Persetujuan terdahulu

3. TERHADAP AKUNTAN PUBLIK


3.1 Membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
3.2 Melarang jasa nonaudit
3.3 Perputaran partner
3.4 Laporan kepada komite audit
3.5 Penugasan auditor
3.6 Studi tentang kewajiban perputaran kantor akuntan publik

 Kode Etik Profesi Akuntan untuk IFAC


Struktur dan Kerangka Dasar Kode Etik IFAC
Untuk lebih memahami kode etik yang diterapkan oleh IFAC ini, maka
Brooks (2007) memberikan pendekatan cara memahami filosofi Kode Etik
IFAC sebagai berikut:
1. Memahami Struktur Kode etik.
2. Memahami Kerangka Dasar Kode etik untuk melakukan penilaian yang
bijak.
3. Proses menjamin indenpendensi pikiran dan indenpendensi penampilan.
4. Pengamanan untuk mengurangi resiko situasi konflik kepentingan.
Kerangka dasar Kode Etik IFAC sebagaimana dilukiskan pada Gambar 8.1
dan Gambar 8.2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Melayani kepentingan publik.
2. Melayani kepentingan publik dari arti luas.
3. Profesionalisme,kinerja dan kepentingan publik.
5. Kredibilitas, profesionalisme , kualitas jangka tinggi, kerahasiaan.
6. Integritas, obyektif, integritas, objektifitas, kompetensi profesional dan
kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
7. Sikap indenpenden.
Gambar 8.1
Struktur Kode Etik IFAC

Gambar 8.2
Kerangka Dasar Kode Etik IFAC

Pengamanan untuk mengurangi risiko situasi konflik kepentingan:


1. Pengamanan melalui profesi, legislasi, dan regulasi.
2. Pengamanan di dalam klien.
3. Pengamanan yang menyangkut sistem dan prosedur di dalam firma.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika terdiri atas:
1. Integritas (integrity)
2. Objektivitas (objectivity)
3. Kompetensi profesional kehati-hatian.
4. Kerahasiaan (confidentiality)
5. Perilaku profesional (professional behavior)
Independensi
Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang
memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh
yang dapat mengompromikan penilaian profesional, memungkinkan
seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan
objektivitas dan skeptisme profesional. Independensi dalam penampilan
adalah penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan
sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional—dengan memiliki
pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan
yang diterapkan—akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme
profesional, objektivitas, dan integritas anggota firma, atau tim
penjaminan (assurance team) telah dikompromikan.
Ancaman terhadap Independensi
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ancaman terhadap
independensi dapat berbentuk:
1. Kepentingan diri (self-interest)
2. Review diri (self-review)
3. Advokasi (advocacy)
4. Kekerabatan (familiarity)
5. Intimidasi (intimidation)
Ancaman Independensi Akuntan Publik
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan publik,
antara lain, namun tidak terbatas pada:
1. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan
keuangan bersama pada suatu perusahaan klien.
2. Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
3. Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.
4. Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.
5. Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
6. Fee kontinjensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance
engagement).
7. Ada penjamin dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari
direktur atau pejabat dari klien (IFAC, 200.4).
Pengamanan terhadap Ancaman
Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi,
yaitu:
1. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.
2. Pengamanan lingkungan kerja (IFAC, 100.11).

Pengamanan di temapt kerja untuk akuntan bisnis, antara lain, namun tidak
terbatas pada:
1. Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or
oversight structure).
2. Pedoman kode etik perilaku organisasi.
3. Pedoman perekrutan yang menekankan pentingnya merekrut tenaga
dengan kompetensi tinggi.
4. Pengendalian internal yang kuat.
5. Proses pendisiplinan yang memadai.
6. Kepemimpinan yang berbasis etika.
7. Kebijakan dan prosedur pelaksanaan dan pemantauan kinerja
karyawan.
8. Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur
termasuk perubahannya ke seluruh karyawan disertai pelatihan dan
pendidikan yang memadai tentang kebijakan dan prosedur yang ada
(IFAC, 300.16).

 Profesi Akuntan Indonesia dan IFAC


Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan
manajemen, mengikuti standar kompetensi yang beralku di AS. Namun
dengan kecenderungan terjadinya penyatuan sistem perekonomian dunia, mau
tidak mau seluruh profesi akuntan di dunia juga harus mendukung ke arah
penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Saat ini, sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, kecenderungan timbulmya kesatuan sistem ekonomi
global ini belum diikuti oleh keseragaman atau keharmonisan penerapan
standar-standar teknis akuntansi, auditing, dan kode etik profesi akuntan di
seluruh dunia.
Menyadari hal tersebut, para pengurus dan anggota IAI telah berkali-kali
mengadakan diskusi dan pembicaraan sekitar kesiapan IAI untuk mengadopsi
standar-standar teknis dan kode etik internasional dengan memanfaatkan
berbagai forum, seperti kongres, seminar, lokakarya, pelatihan, dan
sejenisnya. Kabar terakhir, pengurus IAI bertekad untuk sesegera mungkin
agar profesi akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis dan perilaku yang
dikeluarkan oleh International Federation of Accountans (IFAC).

Sumber:
 http://www.mediafire.com/file/vuhbvmvi2i24d4c/ETIKA_PROFESI_
BAB_8.docx/file,,
 http://rabdi.blogspot.com/2018/11/kode-etik-profesi-akuntan-menuju-
era.html

Anda mungkin juga menyukai