Anda di halaman 1dari 17

TATAP MUKA 9 dan 10

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS DAN


MENYUSUN LAPORAN LABA RUGI

Tujuan kegiatan pembelajaran


1. Pembebanan biaya produksi ke produk
2. Metode pembebanan biaya
3. Perbedaan perhitungan harga pokok produksi berbasis volume dan
perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas.
4. Pembebanan BOP ke produk dalam perhitungan HPP berbasis aktivitas
5. Laporan laba rugi berbasis aktivitas

Materi
Pembebanan Biaya Produksi Ke Produk
Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas disebut juga dengan perhitungan
harga pokok produk tersaring (refined costing).
Tabel berikut ini cakupan perhitungan harga berbasis volume (VBC) dan berbaisis
aktivitas (ABC).

Adapun proses perhitungantarif biaya overhead melalui beberapa tahapan berikut

Saringan I-Pool biaya


pabrik

Saringan II-Pool
biaya departemen

Saringan III-
Pool biaya
aktivitas

Tarif BOP

Saringan pertama perhitungan harga pokok produk berbasis volume dengan pool
biaya pabrik, selanjutnya saringan kedua perhitungan harga pokok berbasis volume
dengan pool departemen produksi. Sementara Pool biaya overhead pabrik dalam
perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.
Suatu proses meliputi beberapa aktivitas.
Seberapa terperinci aktivitas yang akan dibuat tergantung tujuan yang ditetapkan
manajemen. Ide dasar perhitungan harga pokok berbasis aktivitas dapat dilihat pada
bangan berikut:
Pada bagan dapat dilihat ide dasar pembebanan biaya berdasarkan aktivitas
bertujuan untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Jadi besaran biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi tergantung pada aktivitas produksi yang
dilakukan. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan akan makin besar pula
penyerapan biaya sumber daya dan inilah yang harus dikelola.
Gambar berikut ini proses pembebanan biaya produksi berbasis aktivitas

Metode Pembebanan Biaya


Tiga metode pembebanan biaya produksi
1. Metode penelusuran langsung (direct tracing method)
2. Metode penelusuran driver (driver tracing method)
3. Metode alokasi (allocation method)
Metode penelusuran langsung
Metode penelusuran langsung digunakan untuk membebankan biaya langsung.
Contohnya gaji supervisor pada Pembangkit Tenaga Listrik (PTL).
Idealnya, semua biaya dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan metode
penelusuran langsung karena pembebanannya paling akurat. Namun, seringkali
terlalu mahal untuk menjadikan semua biaya menjadi biaya langsung.
Metode penelusuran driver.
Metode penelusuran driver digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang
dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan
sebab akibat (causal relationship). Pembebanan biayanya menggunakan cost driver.
Ada beberapa jenis penggunaan driver yang digunakan:
1. Driver sumber daya digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas.
2. Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke produk.
3. Driver lama digunakan apabila setiap aktivitas yang dilakukan memerlukan
waktu yang berbeda.
4. Driver transaksi digunakan apabila setiap aktivitas yang dilakukan waktunya
sama.
Berikut ini contoh pembebanan biaya dengan menggunakan penelusuran driver
pada industri perbankan.
Driver sumber daya:
Aktivitas Lama pemakaian komputer
pemrosesann Beban listrik
transaksi kartu
kredit
Driver aktivitas:
Jumlah transaksi

Kartu kredit

Berikut ini contoh aktivitas dan driver aktivitas.


Aktivitas Driver aktivitas
Memindahkan bahan Jumlah perpindahan
Mengecek bahan Jumlah pengecekan
Mengeset mesin Jumlah pengesetan
Memotong (dengan mesin) Jam mesin
Membeli bahan Jumlah pesanan pembelian
Metode Alokasi
Metode ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
secara bersama oleh beberapa objek biaya, namun tidak ada hubungan sebab
akibat. Biaya yang terkait dengan aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activity)
dibebankan ke produk dengan metode ini, Misalnya, beban penyusutan gedung
pabrik dengan metode garis lurus, beban pemeliharaan taman pabrik, gaji manajer
pabrik, gaji satpam pabrik, dll.
Pemilihan driver biayanya hanya didasarkan pada kemudahannya saja
(convenience) atau arbitrer atau hubungan yang diasumsikan (assumed linkage).
Kebijakan terbaik dalam penentuan harga pokok produk adalah dengan
membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang
pembebanannya menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran
driver.
Biaya yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke
produk, tetapi dibebankan langsung sebagai biaya periode berjalan (period cost)
dalam laporan laba rugi.
Perbedaan antara perhitungan harga pokok produk berbasis volume dan
berbasis aktivitas.
Perbedaan utamanya pada pembebanan BOP ke produk karena BOP merupakan
biaya tidak langsung produk, yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke
masing-masing produk yang dihasilkan.
Bagan pembebanan biaya overhead ke pabrik (sebagai pool biaya)
Pembebanan biaya overhead dengan menggunakan tarif pabrik (plant- wide rate)

Perhitugan harga pokok produksi dengan menggunakan satu tarif


Produk A Produk B
BBB xx xx
BTKL xx xx
BOP dibebankan (kapasitas ssg X tarif BOP) xx xx
Total biaya produksi xx xx

Beriku ini bagan pembeban biaya overhead pabrik ke departemen produksi sebagai
pool biaya

Bagan proses pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif


departemen
Biaya
overhead
Metode penelusuran langsung
Metode penelusuruan driver
Metode alikasi

Pool biaya Pool biaya


departemen 1 departemen 2
-------------------------Driver berbasis unit----------------

Produk
Perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan tarif departemen
Produk A Produk B
BBBL xx xx
BTKL xx xx
BOP dibebankan
Dept produksi 1 xx xx
(Kapasitas ssgxtarif BOP Dept 1)
Dept produksi 2 xx xx
(Kapasitas ssgxtarif BOP Dept 2)
Total biaya produksi Rp. xx Rp. xx

Proses pembebanan biaya overhead pabrik pada perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas.

Perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan tarif aktivitas


Produk A Produk B
Biaya bahan baku langsung Rp xx Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung xx xx
BOP Dibebankan:
Pool Biaya I: xx xx
(Tarif Pool Biaya I x Kap. Ssg Driver Biaya Pool I)
Pool Biaya II: xx xx
(Tarif Pool Biaya II x Kap. Ssg Driver Biaya Pool II)
Pool Biaya III: xx xx
(Tarif Pool Biaya III x Kap. Ssg Driver Biaya Pool III)
Pool Biaya IV: xx xx
(Tarif Pool Biaya IV x Kap. Ssg Driver Biaya Pool IV)
Pool Biaya V: xx xx
(Tarif Pool Biaya V x Kap. Ssg Driver Biaya Pool V)
Total Biaya Produksi Rp xx Rp xx

Perbedaan perhitungan harga pokok berbasis volume dengan perhitungan harga


pokok berbasis aktivitas.
Perhitungan HP Produk Perhitungan HP Produk
Berbasis Aktivitas Berbasis Volume

Fokus Proses Unit-unit dalam organisasi

Pool biaya overhead Aktivitas Departemen produksi


Metode pembebanan biaya Menekankan pada Menekankan pada alokasi
penelusuran driver (Driver
Tracing)

Driver biaya yang Driver berbasis unit dan Driver berbasis unit
digunakan untuk non-unit
pembebanan biaya ke
masing-masing produk

Informasi biaya Biaya aktivitas, seperti Biaya sumber daya, seperti


biaya pengecekan, beban gaji, listrik,
pengesetan, pemindahan, penyusutan, bahan bakar,
pembelian, dsb. dsb.

Manajemen biaya Efisiensi biaya dilakukan Efisiensi biaya dilakukan


dengan mengelola dengan mengelola biaya
aktivitas dengan cara sumber daya, seperti
mengeliminasi aktivitas mengefisiensikan beban
yang tidak bernilai gaji, listrik, bahan bakar,
tambah. dsb.

Kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis volume


Pembebanan biaya overhead pabrik dengan hanya menggunakan driver unit dapat
mengakibatkan perhitungan harga pokok produk terlalu tinggi (overcosting) atau
terlalu rendah (under costing).
a. Perhitungan harga pokok berbasis aktivitas
Keripik Apel Keripik Nangka Keripik Nenas
B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000
B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
Biaya Overhead Pabrik*)
Biaya penyusutan dan
pemeliharaan mesin
= 50.000 × 1,2 x Rp1.000 Rp60.000.000
= 30.000 × 1 x Rp1.000 Rp30.000.000
= 20.000 × 0,5 x Rp1.000 Rp10.000.000
Biaya penerimaan
= 40 × Rp200.000 Rp8.000.000
= 60 × Rp200.000 Rp12.000.000
= 150 × Rp200.000 Rp.30.000.000
Biaya Rekayasa Teknis
= 20 × Rp500.000 Rp10.000.000
= 5 × Rp500.000 Rp2.500.000
= 25 × Rp500.000 Rp12.500.000
Biaya pengesetan mesin
= 5 × Rp125.000 Rp625.000
= 10 × Rp125.000 Rp1.250.000
= 25 × Rp125.000 Rp 3.125.000
Biaya pengecekan
= 4 × Rp1.000.000 Rp4.000.000
= 2 × Rp1.000.000 Rp2.000.000
= 14 × Rp1.000.000 Rp14.000.000
Total biaya produksi Rp242.625.000 Rp125.750.000 Rp113.625.000
Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus
Harga pokok per bungkus Rp4.853,50 Rp4.191,67 Rp5.681,25

b. Perhitungan harga pokok produk berbasis volume


Keripik Apel Keripik Nangka Keripik Nanas
B. bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000
B. tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
Biaya Overhead Pabrik*)
50.000 × 1,2 × Rp2.000 Rp120.000.000
30.000 × 1 × Rp2.000 Rp60.000.000
20.000 × 0,5 × Rp2.000 Rp20.000.000
Total biaya produksi Rp280.000.000 Rp138.000.000 Rp64.000.000
Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus
Harga pokok per bungkus Rp5.600 Rp4.600 Rp3.200

Dari perbandingan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dan harga
pokok produk berbasis volume dapat dilihat bahwa harga pokok Keripik Apel dan
Keripik Nangka terlalu tinggi (overcosting) sedangkan harga pokok Keripik Nanas
terlalu rendah (undercosting).
Keunggulan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas.
1. Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini akan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.
2. Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara mengidentifikasi
dan mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Ini juga akan
meningkatkan daya saing suatu produk.
Langkah-langkah pembebanan bop ke produk dalam perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas.
1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas, biaya
sumber daya, dan driver sumber daya untuk biaya tidak langsung dari suatu
aktivitas.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver sumber daya.
4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary activities) ke aktivitas
utama (primary activities).
6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.
7. Menghitung tarif aktivitas.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
Perbedaan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dan harga pokok
produk berbasis volume
Perhitungan harga pokok Perhitungan harga pokok berbasis
berbasis aktivitas volume
1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver Mengidentifikasi departemen produksi dan
aktivitas. departemen jasa, serta driver biaya untuk
setiap departemen .
2 Mengidentifikasi sumber daya yang Mengidentifikasi sumber daya yang
. digunakan oleh setiap aktivitas, digunakan oleh setiap departemen, biaya
biaya sumber daya, dan driver sumber daya, dan driver biaya untuk biaya
sumber daya untuk biaya tidak tidak langsung departemen.
langsung aktivitas.
3. Mengumpulkan data kapasitas Mengumpulkan data kapasitas driver biaya
driver aktivitas dan driver sumber untuk setiap departemen dan biaya tidak
daya. langsung.
4 Membebankan biaya sumber daya Membebankan biaya sumber daya ke
. ke aktivitas. departemen produksi dan departemen jasa.
5 Membebankan biaya aktivitas Mengalokasikan biaya departemen jasa ke
. pendukung (secondary activities) ke departemen produksi.
aktivitas utama (primary activities).
6 Mengklasifikasikan aktivitas Menghitung tarif departemen produksi.
. berdasarkan tingkat aktivitas dan
driver aktivitas
7 Menghitung tarif aktivitas. Membebankan biaya departemen produksi
. ke produk.
8 Membebankan biaya aktivitas ke
. produk.

Langkah 1: Mengidentifikasi aktivitas.


Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan dalam proses produksi
penyediaan produk atau jasa. Seberapa terperinci aktivitas yang harus dibuat
tergantung tujuan yang ditetapkan manajemen. Dalam melakukan aktivitas tidak
hanya orang tetapi dapat juga peralatan. Setelah aktivitas diidentifikasi, maka
aktivitas tersebut didokumentasikan dalam daftar aktivitas (activity dictionary).
Aktivitas dapat dikelompokan menjadi dua kelompok:
1. Aktivitas utama (primary activity), yaitu aktivitas yang dikonsumsi langsung
oleh produk akhir.
2. Aktivitas pendukung (secondary activity), yaitu aktivitas yang dikonsumsi oleh
aktivitas lainnya. Biaya aktivitas pendukung harus didistribusikan ke aktivitas
lainnya yang menikmati jasa aktivitas pendukung tersebut.
Berikut contoh hirarki aktivitas utama dan aktivitas pendukung didepartemen kartu
kredit.
Nama Aktivitas Penjelasan Aktivitas Tipe Aktivitas Objek Biaya

Menyupervisi Mengoordinasi dan mengawasi Aktivitas Aktivitas


karyawan karyawan pendukung lainnya
Memproses transaksi Mengentri transaksi ke Aktivitas utama Kartu kredit
kartu kredit komputer
Membuat tagihan Mencetak faktur tagihan kartu Aktivitas utama Kartu kredit
kartu kredit kredit
Menangani Menjawab telepon dan Aktivitas utama Kartu kredit
pengaduan nasabah menjelaskan kepada nasabah
Menyediakan jasa Menarik uang tunai Aktivitas utama Kartu kredit
ATM menggunakan kartu kredit dan
membayar tagihan kartu kredit
Aktivitas dan cost driver
Aktivitas Driver Biaya
Menyupervisi karyawan Bobot kerja karyawan
Memroses transaksi kartu kredit Jumlah transaksi teller
Membuat tagihan kartu kredit Jumlah laporan
Menangani pengaduan nasabah Jumlah pengaduan
Menyediakan jasa ATM Jumlah transaksi ATM

Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber Daya, dan Driver Biaya
Sumber Daya.
Sumber Daya Item Biaya Besarnya Biaya
Manajer kartu kredit Biaya Gaji Rp5.000.000 per bulan
Karyawan kartu kredit Biaya Gaji Rp1.000.000 per bulan per
orang
Komputer Biaya Penyusutan Rp2.000.000 per tahun
Telepon Biaya Telepon Rp500.000 per tahun
Perlengkapan untuk supervisi Biaya Perlengkapan Rp200.000 per tahun
Perlengkapan untuk proses Biaya Perlengkapan Rp600.000 per tahun
transaksi
Perlengkapan untuk penagihan Biaya Perlengkapan Rp400.000 per tahun
Perlengkapan untuk Biaya Perlengkapan Rp300.000 per tahun
penanganan pengaduan
Jadi total biaya sbb:
Gaji manajer Rp 60.000.000
Gaji karyawan 36.000.000
Biaya penyusutan komputer 8.000.000
Biaya telepon 500.000
Biaya supplies 1.500.000
Total Rp 106.000.000
Biaya sumber daya, klasifikasi biaya dan driver biaya sbb:
Biaya Klasifikasi Driver
Sumber Daya Biaya Sumber Daya
Gaji manajer Biaya langsung aktivitas -
Gaji karyawan Biaya tidak langsung Jam kerja karyawan
aktivitas
Biaya penyusutan Biaya tidak langsung Jam kerja karyawan
komputer aktivitas
Biaya supplies Biaya langsung aktivitas -

Langkah 3: Mengumpulkan data kapasitas driver biaya


Data konsumsi driver sumber daya
Aktivitas Jam Kerja Karyawan
Memproses transaksi kartu kredit 50.000 jam
Membuat tagihan kartu kredit 30.000 jam
Menangani pengaduan nasabah 20.000 jam
Data konsumsi driver aktivitas
Platinum Gold Classic
Kartu kredit diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Jumlah transaksi 20.000 30.000 50.000
Jumlah tagihan 500 1.500 3.000
Jumlah pengaduan nasabah 100 300 600

Langkah 4: Pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas


Biaya langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode penelusuran
langsung
Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode
penelusuran driver dan metode alokasi.
Tabel pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas (dalam Rp.000)
Biaya Sumber Daya Supervisi Pemrosesan Buat Jawab Total
laporan komplain
Gaji manajer 60.000 18.000 10.800 7.200 60.000
Gaji karyawan 2.000 3.000 1.800 1.200 36.000
Penyusutan komputer 200 600 400 500 8.000
Biaya telepon 300 500
B. supplies 1.500
Total 62.200 21.600 13.000 9.200 106.000

Pembebanan kembali biaya yang terdapat di Buku Besar ke aktivitas di departemen


Kartu Kredit.
Perhitungan harga pokok berbasis Perhitungan harga pokok berbasis
volume aktivitas
Gaji manajer Rp 60.000.000 Supervisi karyawan Rp62.200.000
Gaji karyawan Rp 36.000.000 Pemrosesan transaksi Rp21.600.000
Beban penyusutan Rp 8.000.000 Pembuatan tagihan Rp13.000.000
komputer
Beban telepon Rp 500.000 Penanganan Rp 9.200.000
pengaduan nasabah
Beban perlengkapan Rp1.500.000
Total Rp106.000.000 Total Rp106.000.000
Dari perincian item pengeluaran diatas dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok
berbasis volume pembebanan biaya berdasarkan apa yang dibelanjakan,
sementara perhitungan harga pokok berbasis aktivitas pembebanan biaya
berdasarkan bagaimana dibelanjakan.

Langkah 5: Pembebanan biaya aktivitas pendukung


Memproses transaksi:
50% x Rp 62.200.000 Rp31.100.000
Membuat tagihan:
30% x Rp 62.200.000 Rp18.660.000
Menjawab komplain:
20% x Rp 62.200.000 Rp12.440.000
Total Rp62.200.000
Total biaya aktivitas utama setelah pembebanan biaya aktivitas pendukung
Memproses transaksi:
21.600.000 + 31.100.000 Rp52.700.000
Membuat tagihan:
13.000.000 + 18.660.000 Rp31.660.000
Menjawab komplain:
9.200.000 + 12.440.000 Rp21.640.000
Total Rp106.000.000

Langkah 6: Pengklasifikasian Aktivitas


1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities)
2. Aktivitas tingkat batch (batch level-activities)
3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities)
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activities)
Berikut ini tingkat aktivitas dan contoh biayanya beserta cost drivernya.

Langkah 7: Menghitung Tarif Aktivitas


Aktivitas Biaya Kapasitas Driver Tarif Aktivitas
Aktivitas Aktivitas
Pemrosesan transaksi kartu Rp52.700.000 100.000 transaksi Rp527 per transaksi
kredit teller teller
Pembuatan tagihan Rp31.660.000 5.000 tagihan Rp6.332 per tagihan
kartu kredit nasabah nasabah
Penanganan pengaduan Rp21.640.000 1.000 pengaduan Rp21.640 per
nasabah nasabah pengaduan nasabah
Penyediaan mesin ATM Rp10.000.000 50.000 transaksi Rp200 per transaksi
ATM nasabah

Langkah 8: Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk


Aktivitas Platinum Gold Classic
Pemrosesan transaksi teller:
20.000 × Rp527 Rp10.540.000
30.000 × Rp527 Rp15.810.000
50.000 × Rp527 Rp26.350.000
Pembuatan tagihan nasabah:
500 × Rp6.332 Rp3.166.000
1.500 × Rp6.332 Rp9.498.000
3.000 × Rp6.332 Rp18.996.000
Penanganan pengaduan nasabah:
100 × Rp21.640 Rp2.164.000
300 × Rp21.640 Rp6.492.000
600 × Rp21.640 Rp12.984.000
Penyediaan ATM
1.000 × Rp200 Rp200.000
14.000 × Rp200 Rp2.800.000
35.000 × Rp200 Rp7.000.000
Total Rp16.070.000 Rp34.600.000 Rp65.330.000
Jumlah kartu kredit diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Biaya kartu kredit per unit Rp3.214 Rp1.730 Rp1.306,6
Contoh perhitungan harga pokok produk berdasarkan aktivitas PT Batam Elektronik
Part 100 Part 200 Total
Produksi 5.000 unit 20.000 unit 25.000 unit
Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000 Rp50.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp8.000.000 Rp22.000.000 Rp30.000.000
Jumlah pengesetan mesin 100 400 500
Jumlah pengecekan 300 700 1.000
Jumlah pesanan pembelian bahan 50 150 200
Jam mesin (JM) 5.000 20.000 25.000
Perubahan rekayasa 100 300 400
Jumlah unit produk cacat 60 40 100
Biaya overhead:
Biaya pengesetan mesin Rp 2.000.000
Biaya pengecekan Rp 8.000.000
Biaya pembelian Rp 7.000.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 3.000.000
Biaya rekayasa Rp 5.000.000
Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp 4.000.000
Total Rp40.000.000
a. Klasifikasi BOP Berdasarkan Tingkat Aktivitas
Aktivitas tingkat unit
• Biaya pemeliharaan mesin Rp 3.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
Aktivitas tingkat batch
• Biaya pengesetan mesin Rp 2.000.000
• Biaya pengecekan Rp 8.000.000
• Biaya pembelian Rp 7.000.000
Aktivitas tingkat produk
• Biaya rekayasa Rp 5.000.000
 Aktivitas tingkat fasilitas
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp 4.000.000
b. Perhitungan tarif BOP

Total Biaya Total Kapasitas Tarif Aktivitas


Keterangan
(Rp) Driver Aktivitas (Rp)
Biaya Tingkat Unit
Biaya Pemeliharaan Mesin 3.000.000 25.000 JM 120
Biaya perbaikan produk cacat 11.000.000 100 unit 110.000
Biaya Tingkat Batch
Biaya pemrograman 2.000.000 500 pemrograman 4.000
mesinBiaya pengecekan 8.000.000 1.000 pengecekan 8.000
Biaya pembelian 7.000.000 200 order 35.000
Biaya Tingkat Produk
5.000.000 400 perubahan 12.500
Biaya rekayasa
Biaya Tingkat Fasilitas
Biaya penyusutan bangunan 4.000.000 25.000 JM* 160
pabrik
Total 40.000.000
c. Perhitungan harga pokok produk

Part 100 Part 200


Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 8.000.000 22.000.000
Biaya overhead pabrik
Biaya tingkat unit:
Biaya pemeliharaan mesin:
5.000 × Rp120; 20.000 × Rp120 600.000 2.400.000
Biaya perbaikan produk cacat:
60 × Rp110.000; 40 × Rp110.000 6.600.000 4.400.000
Biaya tingkat batch:
Biaya pengesetan mesin:
100 × Rp4.000; 400 × Rp4.000 400.000 1.600.000
Biaya pengecekan:
300 × Rp8.000; 700 × Rp8.000 2.400.000 5.600.000
Biaya pembelian:
50 × Rp35.000; 150 × Rp35.000 1.750.000 5.250.000
Biaya tingkat produk
Biaya rekayasa:
100 × Rp12.500; 300 × Rp12.500 1.250.000 3.750.000
Biaya tingkat fasilitas
Biaya penyusutan bangunan pabrik:
5.000 × Rp160; 20.000 × Rp160 800.000 3.200.000
Total Rp 31.800.000 Rp88.200.000
Jumlah produksi 5.000 unit 25.000 unit
Harga Pokok Per Unit Rp 6.360 Rp 4.410

Sistem perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu
Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional (traditional activity-
based costing) mengasumsikan bahwa sumber daya digunakan dengan kapasitas
penuh (full capacity) dan tidak memperhitungkan waktu yang tidak terpakai (idle
time). Akibatnya tarif aktivitasnya terlalu tinggi dan pembebanan biaya aktivitas ke
produk juga terlalu tinggi.
Contoh soal
Gaji 3 orang karyawan Dept. Kartu Kredit Rp36.000.000 per tahun dan karyawan
melaporkan bahwa 50% dari waktunya untuk memproses transaksi kartu kredit, 30%
untuk membuat tagihan kartu kredit, dan 20% untuk menangani pengaduan
nasabah.Pembebanan beban gaji ke setiap aktivitas sbb.:
Memproses transaksi: 50% x Rp36.000.000 Rp18.000.000
Membuat tagihan: 30% x Rp36.000.000 Rp10.800.000
Menangani pengaduan nasabah: 20% x Rp36.000.000 Rp 7.200.000
Total Rp36.000.000
Tarif aktivitas dihitung sbb:
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Tarif Aktivitas
Aktivitas
Memproses transaksi kartu Rp18.000.000 100.000 transaksi Rp180 per transaksi
kredit
Membuat tagihan kartu kredit Rp10.800.000 3.000 tagihan Rp 3.600 per tagihan
Menangani pengaduan nasabah Rp 7.200.000 1.000 Rp7.200 per pengaduan
pengaduan
Total Rp 36.000.000
Langkah pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas pada perhitungan harga
pokok produk berbasis aktivitas yang dii-drive waktu:
1. Mengestimasi biaya sumber daya per menit
2. Mengestimasi lamanya waktu untuk melaksanakan setiap jenis aktvitas
3. Menghitung tarif aktivitas
Mengestimasi biaya sumber daya per menit
Estimasi dilakukan dengan cara mengestimasi kapasitas praktis dari sumber daya
yang digunakan dalam bentuk persentase dari kapasitas teoretis
Umumnya, kapasitas praktis 85 persen digunakan untuk mesin dimana 15
persennya digunakan untuk pemeliharaan, reparasi, dan fluktuasi penjadwalan
produksi). Sementara, kapasitas praktis 80 persen untuk karyawan dimana 20
persennya digunakan untuk istirahat, datang, pulang, komunikasi, dan pelatihan.
Misal Jika karyawan bekerja 8 jam per hari dan 22 hari per bulan, kapasitas teoretis
karyawan (sumber daya) per tahun adalah 8 jam × 22 hari × 12 bulan × 60 menit =
126.720 menit per karyawan atau 380.160 menit untuk 3 orang karyawan.
Kapasitas praktisnya diperkirakan sebesar 304.128 menit (80% × 380.160 menit)
dan digenapkan menjadi 304.000 menit. Berdasarkan kapasitas praktis ini, beban
gaji karyawan per menit adalah Rp36.000.000/304.000 = Rp118,42.
Mengestimasi lamanya waktu untuk melaksanakan setiap jenis aktvitas
Lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap jenis aktivitas dapat diperoleh dari
interviu dengan karyawan atau observasi langsung.
Misalkan lamanya waktu karyawan untuk aktivitas memproses transaksi kartu kredit
adalah 1 menit, aktivitas membuat tagihan kartu kredit 15 menit dan aktivitas
menangani pengaduan nasabah 50 menit.
Menghitung tarif aktivitas
Aktivitas Lama Beban Gaji Tarif Aktivitas
Aktivitas Karyawan
Per Menit
Memproses transaksi kartu kredit 1 menit Rp118,42 Rp118,42 per transaksi
Membuat tagihan kartu kredit 15 menit Rp118,42 Rp1.776,30 per tagihan
Menangani pengaduan nasabah 50 menit Rp118,42 Rp5.921 per pengaduan

Perbedaan tarif aktivitas tradisional dengan tarif aktivitas di-drive waktu


Aktivitas Tarif Aktivitas Tarif Aktivitas di-Drive
Tradisional Waktu
Memproses transaksi kartu kredit Rp180 per transaksi Rp118,42 per transaksi
Membuat tagihan kartu kredit Rp 3.600 per tagihan Rp1.776,30 per tagihan
Menangani pengaduan nasabah Rp7.200 per pengaduan Rp5.921 per pengaduan

Perhitungan kapasitas yang tidak terpakai


Aktivitas Konsumsi Lama Total Waktu
Aktivitas Waktu Terpakai
Aktivitas
Memproses transaksi kartu kredit 100.000 transaksi 1 menit 100.000 menit
Membuat tagihan kartu kredit 3.000 tagihan 15 menit 45.000 menit
Menangani pengaduan nasabah 1.000 pengaduan 50 menit 50.000 menit
Kapasitas terpakai 195.000 menit
Kapasitas praktis 304.000 menit
Kapasitas tidak terpakai 109.000 menit

Perhitungan biaya untuk aktivitas yang tidak terpakai


Total biaya untuk kapasitas sumber daya yang disediakan: Rp36.000.000
Pembebanan biaya aktivitas ke Kartu Kredit:
Memproses transaksi kartu kredit: 100.000 transaksi × 118,42
11.842.000
Membuat tagihan kartu kredit: 3.000 tagihan × Rp1.776,30
5.328.900
Menangani pengaduan nasabah: 1.000 pengaduan × Rp5.921
5.921.000
Total biaya untuk kapasitas terpakai Rp23.091.900
Total biaya untuk kapasitas tidak terpakai Rp12.908.100
Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas yang di-drive waktu membantu
manajemen dalam mengurangi biaya dengan cara menghilangkan kapasitas yang
tidak terpakai.

Laporan laba rugi untuk perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas
Jika perusahaan menerapkan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas,
maka biaya dalam laporan laba rugi diklasifikasikan menjadi biaya bernilai tambah
(value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non-value added cost)
Informasi ini akan memudahkan manajemen dalam melakukan efisiensi biaya
dengan mengeliminasi biaya tidak bernilai tambah.
PT ABC
Laporan laba rugi
Untuk harga pokok produk berbasis aktivitas tahun 2016
Rangkuman
1. Terdapat tiga metode pembebanan biaya, yaitu metode penelusuran
langsung, penelusuran driver, dan alokasi.
2. Terdapat empat tingkat aktivitas, yaitu tingkat unit, batch, produk, dan
fasilitas.
3. Perhitungan harga pokok produk berbasis volume hanya menggunakan driver
unit untuk membebankan biaya ke produk.
4. Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas membebankan biaya
aktivitas ke produk dengan menggunakan driver yang dapat mencerminkan
perilaku biaya yang dibebankan.
5. Langkah-langkah perhitungan harga pokok berbasis aktivitas, yaitu (a)
mengidentifikasi aktivitas dan menentukan driver aktivitasnya, (b)
mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas dan
menghitung biaya sumber daya, serta menentukan driver sumber daya, (c)
membebankan biaya sumber daya ke masing-masing aktivitas, (d)
mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas,
(e) menghitung tarif aktivitas, dan (f) membebankan biaya aktivitas ke
masing-masing produk.
6. Kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
adalah karyawan mengestimasi waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas
yang dilakukannya dengan total 100 persen dan tidak memperhitungkan
waktu yang tidak terpakai sehingga tarif aktivitas menjadi terlalu tinggi dan
harga pokok produk menjadi tidak akurat.
7. Langkah-langkah perhitungan harga pokok berbasis aktivitas, yaitu (a)
mengidentifikasi aktivitas dan menentukan driver aktivitasnya, (b)
mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas dan
menghitung biaya sumber daya, serta menentukan driver sumber daya, (c)
membebankan biaya sumber daya ke masing-masing aktivitas, (d)
mengklasifikasikan aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dan driver aktivitas,
(e) menghitung tarif aktivitas, dan (f) membebankan biaya aktivitas ke
masing-masing produk.
8. Kelemahan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas tradisional
adalah karyawan mengestimasi waktu yang dihabiskan untuk setiap aktivitas
yang dilakukannya dengan total 100 persen dan tidak memperhitungkan
waktu yang tidak terpakai sehingga tarif aktivitas menjadi terlalu tinggi dan
harga pokok produk menjadi tidak akurat.

Latihan
1. PT Surabaya Parts memproduksi tiga jenis komponen, yaitu Part 222, Part
333, dan Part 555. Perusahaan memiliki kapasitas normal 50.000 jam mesin
setiap tahunnya. Berikut data biaya overhead pabrik yang diaanggarkan
selama setahun dan driver biaya yang digunakan.

Elemen Biaya Total Driver Biaya


Biaya penerimaan Rp2.000.000 Jumlah order penerimaan
Biaya pengecekan Rp1.500.000 Jumlah pengecekan
Biaya pengesetan mesin Rp 500.000 Jumlah batch produksi
Beban penyusutan mesin Rp1.000.000 Jumlah jam mesin
Berikut data jumlah produksi dan aktivitas overhead untuk masing-masing
jenis produk yang dihasilan.
Part 222 Part 333 Part 555
Jumlah unit yang dihasilkan 1.000 800 500
Jumlah pesanan penerimaan 120 250 130
Jumlah inspeksi 10 20 30
Jumlah produksi 5 10 10
Jam mesin per unit 15 20 38
Pertanyaan:
a. Dengan menggunakan perhitungan harga pokok produk berbasis
aktivitas, tentukan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap jenis
komponen yang dihasilkan.
b. Dengan menggunakan perhitungan harga pokok produk berbasis volume,
tentukan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap jenis komponen
yang dihasilkan.
c. Berikan komentar untuk perhitungan biaya overhead pabrik per unit atas
kedua pendekatan perhitungan harga pokok tersebut.
2. PT Cikarang Autopart menghasilkan suku cadang mesin. Suku cadang ini
dihasilkan dalam bentuk batch. Setiap suku cadang dihasilkan berdasarkan
pesanan dan memerlukan aktivitas mendesain rekayasa secara khusus
(berdasarkan spesifikasi pelanggan). Setelah desain selesai, mesin
diprogram untuk memproduksi dalam jumlah unit tertentu (batch). Setelah
batch selesai, sampel diambil dan dicek untuk memastikan apakah suku
cadang berada dalam batas toleransi yang diizinkan. Proses produksi
memiliki empat aktivitas, yaitu membuat rekayasa, melakukan pengesatan
mesin, memproduksi, dan mengecek kualitas. Selain itu, terdapat aktivitas
untuk menjaga kelangsungan proses, yaitu menyediakan listrik dan
menyediakan kapasitas. Biaya telah dibebankan ke setiap aktivitas
menggunakan penelusuran langsung dan driver sumber daya dengan hasil
sebagai berikut.

Biaya rekayasa Rp100.000.000


Biaya pengesetan Rp 90.000.000
Biaya produksi Rp200.000.000
Biaya pengecekan Rp 80.000.000
Biaya penyediaan kapasitas pabrik Rp 25.000.000
Biaya penyediaan listrik Rp 18.000.000
Berikut data driver aktivitas untuk setiap aktivitas dan kapasitas aktivitas.

Jam mesin 10.000 jam


Jumlah pengesetan 150 kali
Lama waktu rekayasa 4.000 jam
Lama waktu pengecekan 2.000 jam
Biaya aktivitas tingkat fasilitas pendukung dibebankan dengan menggunakan
driver jam mesin.
Pertanyaan:
a. Kelompokkan aktivitas tersebut ke dalam aktivitas tingkat unik, aktivitas
tingkat batch, aktivitas tingkat produk, dan aktivitas tingkat fasilitas.
b. Identifikasi driver biaya untuk setiap aktivitas dan hitung total tarif
aktivitasnya

Anda mungkin juga menyukai