Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ahmad

NIM : 160404020093
Kelas : A2
Matkul : Etika Profesi

TUGAS RESUME
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

 Hakikat Kebenaran
Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah
dinyatakan oleh E.F Schumacher yaitu :
a. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia / alam semesta)
b. Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia
c. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
d. Yang dimaksud dengan hidup di dunia

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat


tingkat eksistensi dunia, yaitu : benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan
manusia. Namun, hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan,
dengan kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk
memulai mengkaji hal-hal spiritual dengan lebih rasional, maka mulai diyakini
bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh pancraindra juga merupakan bagian tak
terpisahkan dari hakikat keberadaan.

 Hakikat Eksistensi (Dunia / Alam Semesta)


Ada kecenderungan yang di sodorkan oleh saintisme modern, yaitu suatu
paham yang sering disebut sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik
yang memandang dunia fisik atau dunia materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta seolah olah
dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta
hanya dilihat sebagai materi atau substansi yang terbentang luas dan tak
bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan
rasional. Namun schumacer telah mengingatkan para ilmuan tentang adanya
tingkatan-tingkatan tentang eksistensi alam semesta sbb;
1. Benda, dapat ditulis P
2. Tumbuhan, dapat dituliskan P+X
3. Hewan, dapat dituliskan P+X+Y
4. Manusia, dapat dituliskan P+X+Y+Z

Dengan memberikan simbol P untuk benda mati, X untuk unsur hidup, Y


untuk kesadaran, dan Z untuk kesadaran diri (kesadaran
transendental/spiritual), maka dapat dikatakan bahwa eksistensi alam semesta
meiliki jenjang yang terbagi kedalam empat tingkatan. Yaitu;
a. Tingkat pertama adalah, benda mati yang hanya memiliki unsur P
(substansi, materi)
b. Tingkat kedua adalah, tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai unrsur P dan
unsur X (kehidupan).
c. Tingkat ketia adalah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, da Y
(kesadaran)
d. Tingkat ke empatan adalah, golongan manusia yang memiliki semua unsur,
P, X,Y, dan Z (unsur kesadaran,transendental/spiritual).

Dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya


terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara
ilmuan. Dengan kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuan
untuk mulai mengkaji hal hal spiritual secara lebih rasional, maka mulai
diyakini bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh panca indra juga merupakan
bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.

 Hakikat Manusia
Steverson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu
banyak hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia
namun terdapat begitu banyak ketidakpastian mengenai apa itu hakikat
manusia.
Para ilmuwan lainya seperti McDavid dan Herri (dalam jalaluddin
Rakhmat,2001) mengelompokkan empat teori psikologi dikaitkan dengan
konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :
1. Psikonialisis, manusia makhluk hidup yang di gerakkan oleh keinginan-
keinginan terpendam (homo volensi)
2. Behaviorisme, manusia makhluk hidup yang di gerakkan lingkungan
3. Kognitif, manusia sebagai makhluk berfikir yang aktif mengorganisasikan
dan mengolah stimulasi yang ditermanya (homo sapies)
4. Humanisme, manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungan (homo ledens)

Kesimpulan dari hakikat manusia bahwa para ilmuwan banyak memulai


menyadari bahwa untuk memahami hakikat manusia secara utuh, diperlukan
pemahaman atas lapisan-lapisan keberadaan manusia tersebut.

 Hakikat Otak (Brain) dan Kecerdasan (Intellegence)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki
kemampuan yang sangat luar biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar,
melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki
perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik,
kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa,
mengendaliakn berbagai organ tubuh, dan sebaginya. Menurut Agus
Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen didalam otak
manusia, yaitu: (1) neocortex, (2) corpus callasum, (3) cerebellum, (4) otak
reptile, (5) hippocampus, (6) amigdala, (7) pituitary gland, (8) hypothalamus,
dan (9) thalamus.
Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri (left
hemisphere) dan belahan otak kanan (righ hemisphere) adalah Roger Wolkott
Sperry (dalam Taugada, 2003). Otak kiri menjalankan fungsi berfikir secara
kognitif dan rasional dengan karakteristik yang bersifat logis, matematis,
analistis, realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, objektive, dan mengontrol
system motoric bagian tubuh kanan. Sementara itu, otak kanan memiliki fungsi
berfikir secara afektif dan relasional: memliki karakteristik kualitatif, impulisif,
spiritual, halistik, emosional, artistik, kreatif, subjektif, simbolis, imajinatif,
simultan, intituif, dan mengontrol gerak tubuh sebelah kiri.
Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan
melalui hubungan langsung antara diri dengan tuhan (kekuatan tak terbatas,
potensi murni). Spritualitas dapat di simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Pada awalnya para ilmuwan hanya mengenal kecedasan intelektual (IQ).
b. Kecerdasan dapat dikelompokkan menjadi kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ)
c. Ketiga jenis kecerdasan tersebut (IQ, EQ, SQ) merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan, dengan SQ sebagai fondasinya.
d. Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang perilaku manusia,
mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan
manusia dengan Tuhan, Manusia dengan yang lain, dan manusia dengan
alam.

Sebenarnya, kaitan etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter.


Namun, pengembangan karakter harus dilakukan melalui pengembangan
keempat kecerdasan manusia PQ, IQ, EQ, dan SQ secara seimbang dan
utuh.etika dan spiritualitas mempunyai hubungan sangat erat dan tidak dapat
dipilah-pilah.
Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di
dunia ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat
kesadaran Tuhan (Kesadaran transcendental/kesadaran spiritual). Bila
kesadaran spiritual telah tercapai, maka kesadaran etis dengan sendirinya
tercapai.

 Hakikat Pikiran (Mind) dan Kesadaran (Consciousness)


Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Memori adalah proses menyimpan informasi
dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah informasi dan
memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan respon.
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan
berbagai pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan prasadar sering
disebut memori (ingatan) yang tersedia menyangkut pengalaman-pengalaman
yang tidak disadari pada saat pengalaman tersebut terjadi, dengan mudah dapat
muncul kembali menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha.
Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan yang paling dalam dari pikaran
manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi dan memori
yang mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak
disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran
manusia.

Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan


yaitu :
1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang
disalurkan melalui pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan
emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan
lebih cepat. Dan sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga
tenang , karena seluruh kepribadian kita ditentukan oleh pikiran .
4. Lapiasan intelegensia (bukan Intelek ), menyangkut kesadaran hati nurani
atau budi pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir
pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran
tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.

Manusia telah memiliki kesadaran mental atau emosional yang telah


berkembang, sementara hewan belum mencapai tingkat atau lapisan kesadaran
ini.

 Tujuan dan Makna Kehidupan


Tujuan hidup umat manusia adalah untuk memperoleh kebahagiaan, dalam
era modern ini banyak orang yang merasa tidak bahagia. Kebahagiaan seolah-
olah menjadi barang angka yang sulit dijangkau karena adanya perbedaan
penafsiran / pemahaman tentang cara untuk mencapai kebahagian itu sendiri.
Tidak mudah mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang
berdasarkan ukuran objektif atau pendekatan ilmiah yang biasa digunakan oleh
ilmu pengetahuan pada umumnya. Kematangan diri hanya dapat dirasakan
secara subjektif oleh yang bersangkutan melalui refleksi diri. Empat tinggkat
kesadaran berdasarkan pengamalan dan pemahaman akan hakikat kehidupan
sebagai berikut :
1. Jalan syariah yaitu tahap dimana seseorang secara taat asas mengikuti
hukum – hukum moral dalam kehidupan sehari – hari.
2. Jalan tariqoh yaitu tahap dimana seseorang mencoba mencari kebenaran
melalui jalan tanpa rambu.
3. Jalan haqiqah yaitu tahap dimana seseorang telah memahami makna
terdalam dari praktik syariah dan thariqah.
4. Jalan ma’rifah yaitu tahap dimana seseorang telah mempunyai kearifan dan
pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.

 Alam Semesta sebagai Satu Kesatuan Sistem


Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan
sistem. Menurut jogiyanto sistem memiliki beberapa ciri / kriteria sebagai
berikut :
 Mempunyai komponen – komponen (components/subsystems)
 Ada batas suatu sistem (boundaries)
 Ada lingkungan luar sistem (environment)
 Ada penghubung (interface)
 Ada masukan (input), proses (process), dan keluaran (output)
 Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal)

Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen (bagian, unsur,
subsistem) yang bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan
saling memengaruhi satu dengan yang lain.

 Spiritualitas dan Etika


Kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter. Pemahaman
tentang etika yang terpisah dari spiritualitas ini sangat keliru. Sejatinya, setiap
manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan.
Sumber:
 https://www.academia.edu/11586635/HAKIKAT_MANUSIA_DAN_ALA
M
 http://mohamadrezal.blogspot.com/2018/10/manusia-dan-alam-
semesta.html
 http://mynewnisaniso.blogspot.com/2016/11/etika-profesi-bab-i-
manusiadan-alam.html

Anda mungkin juga menyukai