Anda di halaman 1dari 4

Tugas Resume Etika Profesi

Nama : Bagus Sukma Aji


NPM : 160404020102

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA


A. Tujuan
B. Hakikat Kebenaran
Untuk memahami berbagai disiplin ilmu dan teknologi tidak seepenuhnya mampu
memahami misteri keberadaan alam semesta dan tidak lagi sepenuhnya dapat menjelaskan
dan memecahkan berbagai permasalahan dunia saat ini, maka perlu kita renungkan terlebih
dahulu apa yang dinyatakan oleh E.F Schumacher sebagai empat kebenaran besar yaitu:
1. Kebenaran (hakekat) tentang eksistensi (dunia /alam semesta
2. Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia
3. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
4. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Intinya adalah bahwa ada berbagai tingkat eksistensi alam dan tingkat eksistensi
kesadaran. Oleh karena itu, untuk menemukan hakekat kebenaran tidak cukup hanya
dengan mengandalkan pendekatan ilmiah/ rasional.

C. HakikatEksistensi
Ada kecenderungan yang di sodorkan oleh saintisme modern, yaitu suatu paham
yang sering disebut sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik yang memandang
dunia fisik atau dunia materi sebagai satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu
pengetahuan. Alam semesta seolah olah dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja
secara mekanistik. Alam semesta hanya dilihat sebagai materi atau substansi yang
terbentang luas dan tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan
ilmiah dan rasional. Namun schumacer telah mengingatkan para ilmuan tentang adanya
tingkatan-tingkatan tentang eksistensi alam semesta sbb :
1. Benda, dapat ditulis P
2. Tumbuhan, dapat dituliskan P+X
3. Hewan, dapat dituliskan P+X+Y
4. Manusia, dapat dituliskan P+X+Y+Z
Dengan memberikan simbol P untuk benda mati, X untuk unsur hidup , Y untuk kesadaran,
dan Z untuk kesadaran diri (kesadaran transendental/spiritual), maka dapat dikatakan
bahwa eksistensi alam semesta meiliki jenjang yang terbagi kedalam empat tingkatan.
Yaitu :
a. Tingkat pertama adalah, benda mati yang hanya memiliki unsur P (substansi,
materi)
b. Tingkat kedua adalah, tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai unrsur P dan unsur X
(kehidupan).
c. Tingkat ketia adalah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, da Y (kesadaran)
d. Tingkat ke empatan adalah, golongan manusia yang memiliki semua unsur, P, X,Y,
dan Z (unsur kesadaran,transendental/spiritual).
Dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuan. Dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuan untuk mulai mengkaji hal hal
spiritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh
panca indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.

D. Hakikat Manusia
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat
jelas terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi, khususnya menyangkut
konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Mc David dan Harari (dalam Jalaluddin
Rahmat 2001) mengelompokkan empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya
tentang manusia sbb:
1. Psikoanalis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh
keinginan – keinginan terpendam (homovolensi).
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagai makhluk yang digerakkan
semuanya oleh lingkungan (homomechanicus).
3. Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berfikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homosapien).
4. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya (homoludens).
Manusia adalah bagian dari keberdaan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrocosmos) juga ada di dalam manusia (miticosmos). Oleh karena itu, alam
semesta dan alam manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan keberadaan,
yaitu : fisik (body), energi pikiran (mind), kesadaran murni(roh,soul,spirit).

E. Hakikat Otak dan Kecerdasan


Otak merupakan tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang
sangat luar biasa, antara lain : memproduksi pikiran sadar, melakukan pilihan bebas,
menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual
dengan kehidupan materi atau fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan,
penciuman, berbahasa,mengendalikan berbagai organ tubuh dan sebagainya.
Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan
langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni). Hal tersebut
dapat disimpulkan sbb :
1. Pada awalnya para ilmuan hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ) dengan
kecerdasan ini, manusia dianggap mamapu mengatasi berbagai persoalan hidup.
Namun belakangan baru disadari bahwa sebenarnya manusia mempunyai banyak
kecerdasan (multipel intelejense
2. Meskipun manusia mempunyai banyak kecerdasan, pada hakikatnya semua
kecerdasan itu dapat dikelompokan dalam tiga jenis yaitu kecerdasan intelektual
(IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ)
3. Ketiga jenis kecerdasan tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan,
dengan SQ sebagai pondasinya.
4. Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang prilaku manusia, mengenai apa
yang baik dan apa yang tidak baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam.
F. Hakikat Pikirin
Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan
memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah informasi dan memanipulasi informasi
untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan respon.
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai
pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan prasadar sering disebut memori (ingatan)
yang tersedia menyangkut pengalaman – pengalaman yang tidak disadari pada saat
pengalaman tersebut terjadi, dengan mudah dapat muncul kembali menjadi kesadaran
secara spontan atau dengan sedikit usaha. Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan
yang paling dalam dari pikaran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif
serta emosi dan memori yang mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau
secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran
manusia.
Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan yaitu :
1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan
melalui pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan
emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan lebih
cepat. Dan sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga tenang , karena
seluruh kepribadian kita ditentukan oleh pikiran .
4. Lapiasan intelegensia (bukan Intelek ), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi
pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir
pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang
dapat dicapai oleh manusia.

Manusia telah memiliki kesadaran mental atau emosional yang telah berkembang,
sementara hewan belum mencapai tingkat atau lapisan kesadaran ini.

G. Tujuan dan Makna Kehidupan

Siapapun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup umat
manusia adalah untuk memeperoleh kebahagiaan. Namun dalam kehidupan sehari – hari
yang dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia.
Tidak mudah mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang berdasarkan ukuran
objektif atau pendekatan ilmiah yang biasa digunakan oleh ilmu pengetahuan pada
umumnya. Kematangan diri hanya dapat dirasakan secara subjektif oleh yang bersangkutan
melalui refleksi diri. Empat tinggkat kesadaran berdasarkan pengamalan dan pemahaman
akan hakikat kehidupan sebagai berikut :
1. Jalan syariah yaitu tahap dimana seseorang secara taat asas mengikuti hukum –
hukum moral dalam kehidupan sehari – hari.
2. Jalan tariqoh yaitu tahap dimana seseorang mencoba mencari kebenaran melalui
jalan tanpa rambu.
3. Jalan haqiqah yaitu tahap dimana seseorang telah memahami makna terdalam dari
praktik syariah dan thariqah.
4. Jalan ma’rifah yaitu tahap dimana seseorang telah mempunyai kearifan dan
pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.

H. Alam Semesta Sebagai Satu Kesatuan Sistem

Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem. Menurut
jogiyanto sistem memiliki beberapa ciri / kriteria sebagai berikut :
· Mempunyai komponen – komponen (components/subsystems)
· Ada batas suatu sistem (boundaries)
· Ada lingkungan luar sistem (environment)
· Ada penghubung (interface)
· Ada masukan (input), proses (process), dan keluaran (output)
· Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal)
Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen (bagian, unsur, subsistem)
yang bekerja sama, saling mendukung,saling memerlukan, dan saling memengaruhi satu
dengan yang lain. Gejala banjir di Jakarta adalah contoh terganggunya keseimbangan
berbagai elemen yang ada. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan sistem yang tidak
dapat dipisahkan.

I. Spiritualitas dan Etika

Kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter. Pemahaman tentang


etika yang terpisah dari spirituaalitas ini sangat keliru. Sejatinya, setiap manusia harus
menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan.

Sumber : http://mynewnisaniso.blogspot.com/2016/11/etika-profesi-bab-i-manusiadan-
alam.html

Anda mungkin juga menyukai