Anda di halaman 1dari 9

PENGAUDITAN SIKLUS PRODUKSI PERSEDIAAN

Nama Kelompok 7 :

NI KADEK NASYA PUTRI PRATIWI (15)

NI MADE AYU MITA LESTARI (20)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2020
Pengauditan Siklus Produksi Persediaan

1.1 Sifat Siklus Produksi – Persediaan


Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan  perusahaan
yang berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan
tersebut antara lain:
1. Perencanaan produksi
2. Pengendalian jenis dan jumlah produksi
3. Pengendalian tingkat persediaan
4. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi
seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi

1.2 Persediaan
Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu
auditor. Alasan yang mendukung hal ini antara lain:
1. Pada sebagian perusahaan, Persediaan merupakan item utama dalam neraca.
2. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi
rekening-rekening yang mempengaruhi laba- rugi.
3. Berbagai jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, dan bahan kimia. Hal ini
menimbulkan problem observasi dan penilaian perusahaan.
4. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasi yang berjauhan. Hal
ini menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain
sebagai berikut:
a. Persediaan bahan baku
b. Persediaan bahan pembantu
c. Persediaan barang dalam proses
d. Persediaan barang jadi
e. Biaya tenaga kerja langsung
f. Biaya overhead pabrik
g. Biaya reparasi dan perbaikan
h. Biaya bahan bakar atau listrik
i. Harga pokok produksi
j. Harga pokok penjualan
k. Utang dagang
l. Biaya dibayar dimuka
m. Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
n. Biaya deplesi persediaan
o. Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
p. Akumulasi deplesi persediaan

1.3 Tujuan Audit Siklus Produksi – Persediaan 


Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.Tujuan
ditentukan berdasar lima kategori asersi yaitu:
1. Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Dalam asersi ini, auditor menekankan pada apakah harga pokok produksi yang
tercatat menggambarkan berbagai biya produksi yang benar-benar terjadi selama
periode bersangkutan.
2. Asersi Kelengkapan
Assersi ini menekankan pada apakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam
suatu periode telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba-rugi sebagai harga
pokok produksi
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Dalam  asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai hak
kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang ada dalam perusahaan maupun
yang ada dipihak ketiga.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Dalam  asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga
pokok produksi, berbagai biaya produksi, dan persediaan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Adapun mengenai rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan adalah
sebagai berikut:
 Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca    sebagai
aktiva lancar.
 Berbagai biaya produksi telah tepat dikelompokkan ke dalam laporan
keuangan.
 Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang
memadai dan konsisten.
 Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan ke perusahaan lain telah
diungkapkan secara memadai.

1.4 Materialitas
Transaksi-transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini sering sekali sangat
material bagi perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan
dengan siklus produksi yang material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar,
atau listrik pabrikasi, reparasi dan perbaikan, perlengkapan kerja, dan biaya overhead
pebrik lain.

1.5 Resiko Bawaan – Persediaan


Secara spesifik faktor-faktor yang membuat tingginya resiko bawaan siklus produksi-
persediaan yaitu:
1. Folume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga
meningkatkan kemungkinan kesalahan.
2. Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biaya-
biaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya
bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak, dan isu-isu
akuntansi biaya.
3. Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk
menentukan kuantitas perssediaan.
4. Lokasi penempatan persediaan belum tentu di satu tempat. Perbedaan lokasi ini
memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan, dan
perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi.
5. Diversitas persediaan membuat masalah untuk penetuan kualitas dan harga
pasarnya.
6. Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan
dengan tren yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan
pertimbangan khusus dalam penentuan harga.
1.6 Strategi Audit – Persediaan
Tingginya risiko bawaan siklus produksi–persediaan menyebabkan banyak perusahaan
memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus produksi dan
persediaan untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.

1.7 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern


Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang berhubungan dengan siklus
produksi.
1. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
2. Pemantauan
3. Aktivitas Pengendalian
4. Pemisahan Tugas.
5. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
6. Pengeluaran Bahan Baku (Material)
7. Pengolahan Barang  dalam Produksi
8. Perlindungan Persediaan Pemanufakturan
9. Penetuan dan Pencatatan Biaya atau Harga Pokok Pemanufakturan (Produksi)
10. Penjagaan Ketepatan Saldo Persediaan

1.8 Penghipunan dan Pendokumentasian Intern


Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
wawancara, observasi,menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor
pada audit periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dapat
dilakukan dengan kuesioner, flowchart, atau memo naratif (uraian tertulis).
1) Review Pendahuluan
2) Dokumentasi Sistem
3) Menganalisa Alur Transaksi

1.9 Penetapan Resiko Pengendalian


Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan
dan prosedur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material
dalam laporan keuangan. Langkag ini dilakukan dengan menelaah pengalaman dengan
klien pada tahun-tahun sebelumnya, dan jika perlu dilakukan penelitian terhadap
manajemen dan personel produksi, menginspeksi dokumen produksi, dan
pengobservasi aktivitas produksi.

1.10 Pengujian Pengendalian Persediaan


Prosedur Pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan
dibedakan atas:
1. Pengujian pengendalian catatan perpetual
2. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses.

1.11 Pengujian Subtantif Saldo Persediaan


Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu:
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

Program Pengujian Substantif Terhadap Saldo Akun

 Prosedur audit awal


Auditor melakukan 5 prosedur berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi
sediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan di dalam buku
besar.
Yang bersangkutan:
1. usut sedian yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan
di dalam buku besar
2. hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
3. usut saldo akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
4. usut posting penerbitan dan pengkreditan akun sediaan  ke jurnal yang
bersangkutan
5. lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun control sediaan di
buku besar.

 Prosedur analitik
Pengujian terhadap transaksi rinci
1. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut:
* Sampel akun sediaan yang akan diperiksa transaksi mutasinya
* Sampel transaksi yang akan dicatat dalam akun sediaan pilihan
2. Pengujian pisah batas yang berkaitan dengan sediaan

 Pengujian terhadap saldo akun rinci

1. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan


Periksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan
Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh
klien
2. Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar
Keberadaan atau ketrjadian
Kelengkapan
Hak kepemilikan

 Pemeriksaan penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca


Periksa klasifikasi sediaan di neraca.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan.
Lakukan analitik review terhadap sedian

1.12 Penetapan Resiko Deteksi


Penentuan jenis prosedur, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanan sangat
tergantung pada besar kecilnya risiko deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini
dipengaruhi risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.

1.13 Pertimbangan Program audit


Ada pun prosedur pengujian substantif yang dapat digunakan dalam pertimbangan
program audit antara lain sebagai berikut:
1. Prosedur Inisial
Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya menentukan bahwa
penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun lalu.

2. Penerapan Prosedur Analisis


Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini, antara lain:
a) Rate of gross profit
b) Merchandise infentory turnover
c) Number of sales in inventory
d) Rasio persediaan per aktiva lancar

3. Pengujian Detail Transaksi


Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data
persediaan untuk mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual
yang mempengaruhi saldo persediaan.

4. Observasi Perhitungan Persediaan Klien


Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang diterima
umum. Prosedur ini sangat menyita banyak waktu dan biaya.

5. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung.


Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.

6. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan pembelian

7. Pengujian Detil Saldo


Dalam  pengujian ini ada beberapa prosedur yang digunakan antara lain:
a. Observasi penghitungan persediaan fisik Klien
b. Waktu dan luas pengujian
c. Perencanan penghitungan persediaan
d. Melakukan pengujian
e. Mengajukan pertanyaan pada manajemen mengenai kepemilikan
f. Menelaah data mengenai kualitas persediaan

8. Pengujian Penetapan Harga Persediaan


Pegujian ini terdiri atas dua langkah yaitu:
a. Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan
b. Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen
pendukungnya.

9. Menelah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam laporan Keuangan


Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan pengungkapan.
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan
harga pokok produksi serta harga pokok  penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang diterima umum.

Anda mungkin juga menyukai