Anda di halaman 1dari 28

Makalah

Akuntansi Persediaan Dan Tetap

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanniirahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah penulis ini yang berjudul
“ Akuntansi Persediaan ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah penulis ini sangat jauh dari apa yang
diharapkan baik susunan bahasa maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
sangat berterima kasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan motivasi maupun
materil
2. Yang terhormat Dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk
dalam penyusunan bahasa dan metode penulisan makalah.
3. Kepada teman-teman penulis yang telah memberikan saran dan masukan
dalam penyusunan makalah ini.

Meskipun telah berusaha segenap kemampuan namun penulis menyadari


bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik,
koreksi dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalahpenulis
selanjutnya senantiasa akan penulis terima dengan tangan terbuka.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis untuk membuat makalah ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan ............................................................................. 3


B. Klasifikasi Persediaan ............................................................................. 3
C. Sistem pencatatan persediaan .................................................................. 4
D. Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan ............................................ 5
E. Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA ....................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di
simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan
produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke
barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer
operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement persediaan yang
baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya
dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan
harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan
konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan
pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus
menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah
hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan.Kemudian
manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani
permintaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Persediaan ?
2. Apa saja Klasifikasi Persediaan ?
3. Bagaimana Sistem pencatatan persediaan ?
4. Apa Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan ?
5. Bagaimana Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA ?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Persediaan
2. Dapat memahami Klasifikasi Persediaan
3. Tahu Sistem pencatatan persediaan
4. Mengetahui Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan
5. Mengetahui cara perhitungan FIFO, LIFO dan RATA-RATA

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk

dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau

dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa

Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi

yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun

perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang

konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu

untuk membeli bahan-bahan bangunan.

Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki

persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang

perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku,

persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).

Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena

baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa

mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung

berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.

B. Klasifikasi Persediaan

Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :

6
a) Menurut PSAK no.14 (2007)

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu

jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakanbahwa

persediaan adalah aktiva:

 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.

 Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau

 Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan

dalamproses produksi

b) Menurut jenis perusahaan

Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan

tersebut.Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan

aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam

operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau

manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan

perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua

perusahaan itu memang berbeda.Fungsi perusahaan perdagangan adalah

menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata

lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka

pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian

kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi

7
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk

selesai.

C. Sistem pencatatan persediaan

Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan

menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang

digunakan adalah:

1. Sistem Periodik (physical)

 Yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk

menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi

pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu

periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya.

Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki

karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.

Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan

pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris

handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun

nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap

transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun

demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan

adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi

dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.

2. Sistem Permanen (Perpetual),

8
 Yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu

dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun

penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan

memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu

waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali

persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat

rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).

Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan

untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian

persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode

akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan

melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.

D. Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan

Metode yang dapat kita pergunakan.Yaitu : 1. Metode FIFO 2. Metode LIFO

3.Metode rata-rata 4.Metode identifikasi khusus.

1. Metode FIFO ( First In First Out )

 Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual

terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita

adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.

2. Metode LIFO ( Last In First Out )

9
 Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama disebutkan

diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang yang

terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah

barang-barang yang pertama kali kita beli.

3. Metode rata-rata ( Average Method )

 Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan

harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara

penghitungan yang berbeda.

a) Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga

beli barang secara global.

b) Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.

4. Metode idetifikasi khusus.

 Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing

jenis barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas

darimana asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang

tersebut.

E. Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA

FIFO (First In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) terlebih dahulu

akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehinggan yang tersisa pada periode adalah

barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.

10
Sebagai contoh, PT Niaga Jaya adalah distributor microwave

merek “Hotmix” yang belokasi di Jakarta. Selama bulan Januari 2002, data yang

dimiliki perusahaan ini berkaitan dengan persediaan microwave adalah sebagai

berikut:

Tanggal Keterangan Volume Harga/unit Nilai

1 Januari Persediaan 250 unit 550.000 137.500.000

20012

12 Januari Pembelian 300 unit 600.000 180.000.000

2012

21 Januari Pembelian 350 unti 640.000 224.000.000

2012

31 Januari Pembelian 100 unit 675.000 67.500.000

2012

Total 1.000 unit 609.000.000

Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada

para pelanggannya secara tunai dengan harga jual Rp900.000 per unit, dan

perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinnci. Pada

akhir bulan Januari 2012 bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan

stock opname persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan

pada akhir bulan Januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir

microwave.Karena perusahaan menggunakan metode FIFO, maka dari 300 unit

persediaan pada akhir bulan Januari itu, harga beli microwave yang digunakan

11
adalah harga terakhir, yaitu sebanyak 100 unit menggunakan harga Rp675.000 per

unit dan sebanyak 200 unit menggunakan harga Rp640.000 per unit. Jadi, nilainya

adalah:

- 100 unit @ Rp 675.000 = 67.500.000

- 200 unit @ Rp 640.000 = 128.000.000

- Total Rp 195.500.000

Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan Januari

2012 sebesar 300 unit bernilai Rp195.500.000, maka beban pokok penjualan

(BPP) bulan Januari adalah Rp413.500.000 yang dihitung sebagai berikut:

- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000

- Pembelian 417.500.000

- Persediaan total 609.000.000

- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (195.500.00)

- Beban pokok penjualan 413.500.000

Nilai beli sebesar Rp471.500.000 adalah nilai beli pada bulan Januari 2012 untuk

3 kali transaksi pembelian, yaitu pada tanggal 12, 21, 31 Januari 2012.

LIFO (Last In Firs Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan

dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode

adalah barang yang berasal dari pembelian atau diproduksi awal periode.

12
Dalam kasus PT. Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode LIFO,

maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda dimana hasil

perhitungan fisik (stock opnamme) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir

bulan Januari sebanyak 300 unit microwave. Karena perusahaan menggunakan

metode LIFO, maka dari 300 unit persediann pada akhir bulan Januari harga beli

microwave yang digunakan adalah harga awal, yaitu sebanyak 250 unit

menggunakan harga Rp550.000 per unit dan sebanyak 50 unit menggunakan

harga Rp600.000 per unit. Jadi nilainya adalah:

- 250 unit @ Rp550.000 = 137.500.000

- 50 unit @ Rp600.000 = 30.000.000

- Total RP 167.500.000

Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan

Januari 2012 sebanyak 300 unitt bernilai Rp167.500.000, maka beban pokok

penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp441.500.000 yang dihitung sebagai

berikut:

- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000

- Persedian 471.500.000

- persediaan total 609.000.000

- persediaan, akhir (31 Januari 2012) (167.500.000)

- beban pokok penjualan 441.500.000

IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO dalam mencatat persediaan.

RATA-RATA AVERAGE

13
Dalam metode ini barang yang di keluarkan/dijual maupun barang yang

tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehingga barang yang tersisa pada akhir

periode adalah barang yang dimiliki nilai rata-rata.

Dalam kasus PT.Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode Rata-

rata, maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda di mana hasil

perhitunganfisik (stock opname) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir

bulan januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga beli

Microwave yang digunakan adalah harga rata-rata.

Selama bulan januari 2012, PT. Niaga Jaya memilika 1.00 unit microwave

dengan nilai sebesar Rp. 609.000.000.karena dari 1.000 unit persediaan tersebut

memiliki harga beli yang berbeda, maka harga beli rata-rata persediaan adalah Rp.

609.000.000 : 1.000 unit = Rp. 609.000 per unit. Jadi, nilai persediaan perusahaan

pada akhir bulan januari 2012 adalah Rp.609.000 x 300 unit = Rp. 182.700.000

Karena hasil stock opnamemenunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan januari

2012 sebanyak 300 unit bernilai Rp. 182.700.000, maka beban pokok penjualan

(BPP) bulanjanuari 2012 adalah Rp. 426.300.000 yang dihitung sebagai berikut :

- Persediaan, awal ( 1 januari 2012) 137.500.000

- Pembelian 471.500.000

- Persediaan Total 609.000.000

- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (182.700.000)

- Beban Pokok Penjualan 426.300.000

14
BAB III

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

2.1. Pengertian Aktiva Tetap

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05)

“Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi

perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya

relative permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk

diperjualbelikan.

2.2. Kriteria Aktiva Tetap

Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa tidak setiap asset perusahaan

dapat dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Agar dapat dikelompokkan sebagai

aktiva tetap, suatu asset harus memiliki kriteria tertentu, yaitu :

a. Berwujud

Ini berarti asset tersebut berupa barang yang memiliki wujud fisik, bukan sesuatu

yang tidak memiliki bentuk fisik seperti goodwill, hak paten, dan sebagainya.

b. Umurnya Lebih dari Satu Tahun

Asset ini harus dapat digunakan dalam operasi lebih dari satu tahunatau satu

periode akuntansi. Walaupun memiliki bentuk fisik, tetapi jika masa manfaatnya

15
kurang dari satu tahun sperti kertas, tinta printer, pensil, penghapus, selotif, dan

sebgainya tidak dapat dikategorigakan sebagai aktiva tetap. Dan yang

dimaksudkan dengan umur asset tersebut adalah umur ekonomis, buka umur

teknis, yaitu jangka waktu dimana suatu asset dapat digunakan secara ekonomis

oleh perusahaan.

c. Digunakan dalam Operasi Perusahaan

Barang tersebut harus dapat digunakan dalam operasi normal perusahaan, yaitu

dipakai untuk menghasilkan pendapatan bagi organisasi. Jika suatu asset memiliki

wujud fisik dan berumur lebih dari satu tahun tetapi rusak dan tidak dapat

diperbaiki sehingga tidak dapat digunakan untuk operasi perusahaan, maka asset

tersebut harus dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap.

d. Tidak diperjualbelikan

Suatu asset berwujud yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari satu tahun,

tetapi dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi, tidak dapat

dikategorikan sebagai aktiva tetap dan harus dimasukkan kedalam kelompok

persediaan.

e. Material

Barang milik perusahaan yang berumur lebih dari saru tahun dan digunakan dalam

operasi perusahaan tetapi nilai atau harga per unitnya atau harga totalnya relative

tidak terlalu besar disbanding total asset perusahaan, tidak perlu dimasukkan

sebagai aktiva tetap.

f. Dimiliki perusahaan

16
Asset berwujud yang bernilai tinggi yang digunakan dalam operasi dan berumur

lebih dari satu tahun, tetapi di sewa perusahaan dari pihak lain, tidak boleh

dikelompokkan sebagai aktiva tetap.

2.3. Pengelompokan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapa berupa kenderaan, mesin, bangunan, tanah, dan

sebagainya. Dari berbagai jenis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, untuk

tujuan akuntansi dapat dikelompokan ke dalam kelompok :

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor atau

bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, dan lahan peternakan.

Aktiva tetap jenis ini adalah aktiva tetap yang dapat digunakan secara terus

menerus selama perusahaan menghendakinya tanpa harus memperbaiki atau

menggantinya.

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya

bisa ganti dengan asset lain yang sejenis, seperti bangunan, mesin, kenderaan,

computer, mebel, dan sebagainya. Aktiva tetap kelompok kedua adalah jenis

aktiva tetap yang memiliki umur ekonomis maupun umur teknis yang terbatas.

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sdudah habis masa manfaatnya

tidak dapa ganti dengan yang sejenis, seperti tanah pertambangan dan hutan.

Kelompok aktiva tetap yang ketiga merupakan aktiva tetap sekali pakai dan tidak

dapat diperbaharui karena kandungan atau isi dari asset itulah yang dibutuhkan,

bukan wadah luarnya.

17
2.4. Penilaian dan Penyajian

Aktiva tetap yang diliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup

material dibandingkan dengan total asset yang dimiliki perusahaan tersebut.

Karena itu, metode penilaian dan penyajian aktiva tetap sebuah perusahaan akan

bepengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan.

Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap, IFRS mengizinkan

salah satu dari dua metode yang dapat digunakan, yaitu :

a. Berbasis Harga Perolehan (Biaya)

Ini adalah metode peniaian asset yang didasarkan paa jumlah pengorbanan

ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk meperoleh asset tetap tertentu sampai

asset tetap tersebut siap digunakan. Itu berarti nilai asset yang disajikan dalam

laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh asset tetap

tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan (jika ada).

b. Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar)

Ini adalah metode penilaian asset yang di dasarkan pada harga pasar ketika

laporan keuangan disajikan. Penggunaaan metode ini akan memberikan gambaran

yang lebih akurat tentang nilai asset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu

tertentu. Karena nilai suatu aktiva tetap tertentu sering kali sudah tidak relevan

lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh perusahaan. Sebagai

contoh, sebidng tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti

sudah berlipat-lipat ganda pad saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan

menggunakan biaya historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi

actual aktiva tetap perusahaan ketika laporan keuangan.

18
Dilihat dari kemudahan untuk medapatkan informasi tentang harga

pasar (market Value)suatu aktiva tetap, asset dapat dikelompokkan ke dalam tiga

tingkatan, yaitu :

- Asset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan mudah diketahui, seperti

harga surat berharga di bursa efek. Harga berbagai saham dan obligasu yang

terdaftar di bursa efek Jakarta dapat dengan mudah diketahui oleh siapa saja

kapan pun diperlukan. Aktiva dalam kelompok ini mudah sekali menggunakan

nilai pasar sebagai dasar penilaian dan penyajiannya karena ketersediaan data

serta cukup objektif nilainya.

- Asset yang harganya tidak selalu tersedia saetiap saat dan tidak langsung

diketahui dengan mudah, seperti harga property dan berbagai mesi yang dimiiki

perusahaan. Tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan memang selalu

memiliki nilai pasar, tetapi harganya akan selalu berbeda antara pihak-pihak yang

berkepentingan dengan asset tersebut. Untuk menilai harga asset tersebut datanya

tidak selalu tersedia setiap saat.

- Asset yang harga pasarnya tidak tersedia dan tidak mudah diketahui. Asset

semacam ini biasanya dimiliki oleh sebuah perusahaan karena pesanan khusus

akibat keunikan usaha perusahaan tersebut, atau karena hibah yang diberikan

pihak lain. Contohnya mencakup aktiva tetap berupa gudang pembeku daging atau

ikan. Gedung pembeku semacam itu biasanya di bangun secara khusus untuk

kebutuhan perusahaan penasok daging atau ikan yang harganya tidak akan

tersedia di pasar. Perusahaan yang memiliki bidang usaha yang berbeda tidak

19
akan memerlukan aktiva tetap semacam itu, karena itu, aktiva tetap semacam itu

sulit untuk menggunakan dasar market value dalam penyajian aktiva tetapnya di

laporan keuangan.

2.5. Harga Perolehan

Untuk memperoleh aktiva tetap, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah

uang yang tidak hanya dipakai untuk membayar barang itu sendiri sesuai yag

tercantum di dalam faktur, tetapi juga untuk bahan pengiriman, pemasangan,

perantara, balik nama, dan sebagainya. Keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap tersebut disebut dengan harga perolehan, sedangkan di

laporan posisi keuangan, aktiva tetap dicatat sebesar nilai bukunya.

Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk

memperoleg suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.

Karena itu, harga perolehan meliputi harga faktur asset tersebut, beban

angkut, beban pemasangan, bea impor, bea balik nama, komisi perantara, dan

sebagainya.

Asset tetap yang dimiliki perusahaan dicatat dan diakuui sebesar nilai

bukunya, yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi

penyusutan aktiva tetap.

Sementara itu, nilai buku adalah nilai bersih suatu asset seperti yang

tercantum dalam laporan posisi keuangan, yaitu harga perolehan aktiva tetap

tersebut setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutanyya. Akumulasi

20
penyusustan berarti kumpulan dari seluruh eban penyusutan selama beberapa

periode akuntansi.

2.6. Cara-cara Memperoleh Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing

cara perolehan itu akan mempengaruhi penentuan harga perolehan aktiva tetap

tersebut. Cara perolehannya antara lain :

- Pembelian tunai

Aktiva tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat dalam buku dengan

jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut,

yaitu mencakup harga faktur aktiva tetap, bea balik nama, beban angkut , beban

pemasangan, dan lain-lain.

- Pembelian angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan

aktiva tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus

dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang

dihitung sebagai harga perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan

seperti beban pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan dan lain-lain.

- Perolehan Melalui Pertukaran

a) Ditukar dengan Surat-surat Berharga

b) Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau Obligasi

perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang

digunakan sebagai penukar.

21
c) Ditukar dengan aktiva tetap yang lain

d) Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar atau sering

disebut “tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga

aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu : pertukaran aktiva tetap yang tidak

sejenis, pertukaran aktiva tetap yang sejenis

- Diperoleh sebagai Donasi

Jika aktiva Tetap diperoleh sebagai donasi, maka asset tersebut dicatat dan diakui

sebesar harga pasarnya.

2.7. Beban-beban selama masa penggunaan aktiva tetap

Terdapat pengeluaran-pengeluaran yang harus terjadi selama masa

penggunaan aktiva tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Beban-

beban tersebut antara lain :

- Reparasi dan pemeliharaan

Beban dalam kelompok ini dapat dipilah menjadi beban yang jumlahnya kecil dan

beban yang jumlahnya besar. Beban yang jumlahnya jecil di masukkan sebagai

bagian dari beban operasi tahun berjalan, sedangkan beban yang jumlahnya besar

dikapitalisasi ke dalam asset sehingga menambah harga perolehan aktiva tetap

tersebut.

- Penggantian

Ada kemungkinan suatu bagian dari aktiva tetap harus diganti karena rusak. Jika

beban penggantian tersebut berjumlah kecil, maka akan langsung dibebankan

22
sebagai beban tahun berjalan, sedangkan jika jumlahnya besar akan dikapitalisasi

ke aktiva tetap bersangkutan.

- Penambahan

Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu asset, seperti

penambahan ruang dalam bangunan, penambahan kapasitas mesin, dan

sebagainya. Semua pengeluaran penambahan itu dikapitalisasi ke aktiva tetap

bersangkutan.

2.8. Faktor yang berpengaruh

Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi

beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap

tersebut.

Terdapat tiga factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban

penyusutan setiap periode yaitu :

- Harga perolehan, yaitu keseluruhan uang yang di keluarkan untuk memperoleh

suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.

- Nilai Sisa (Residu), yaitu taksiran harga jual aktiva tetap pada akhir masa

manfaatnya. Setiap perusahaan akan memiliki taksiran yang berbeda satu dengan

lainnya atas suatu jenis asset tetap yang sama. Jumlah taksiran nilai residu juga

akan sangat dipengaruhi oleh umur eonomisnya, inflasi, nilai tukar mata uang,

hiding usaha, dan sebagainnya.

- Taksiran Umur Kegunaan, yaitu taksiran masa manfaat dari aktiva tetap. Masa

manfaat adalah taksiran umur ekonomis dari aktiva tetap, bukan umur teknis.

23
Taksiran masa manfaat dapat dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil

produksi atau satuan jam kerja.

2.9. Metode Perhitungan Penyusutan

Untuk mengalokasikan harga perolehan suatu aktiva tetap ke periode yang

menikmati aktiva tetap tersebut bukan hanya dapat digunakan satu metode saja,

tetapi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban

penyusutan periodic, penyusutan periodic, yaitu :

a. Metode garis lurus (Straight Line Method)

Ini adalah metode perhitungan penyusutan aktiva tetap dimana setiap periode

akuntansi diberikan beban yang sama secara merata.

b. Metode Jam Jasa

Ini adalah metode perhitungan penyusutan Aktiva Tetap di mana beban

penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa jam periode

akuntansi tersebut menggunakan aktiva tetap itu. Semakin lama aktiva tetap

digunakan dalam suatu periode, semakin besar beban penyusutannya.

c. Metode Hasil Produksi

Ini adalah metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, di mana beban penyusutan

pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa banyak produk yang

dihasilkan selama periode akuntansi tersebut dengan menggunakan aktiva tetap

itu.

d. Metode Jumlah Angka Tahun

Ini adalah metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, dimana beban penyusutan

pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara mengalikan harga perolehan

24
aktiva tetap yang telah dikurangi dengan nilai sisanya dengan bagian pengurang

yang setiap tahunnya selalu berkurang.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam
siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi
tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.
Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan.

Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan


ada dua, yaitu:

1. Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik)


2. Metode Perpetual.

Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat


tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli.2 syarat
tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua
barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan,
misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan
dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah
komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya
untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca
belum terjual harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem
fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan
ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.

Aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya

relative permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk

26
diperjualbelikan. Kriteria Aktiva Tetap yaitu : berwujud, umurmya lebih dari satu

tahun, digunakan dalam operasi perusahaan, Tidak diperjualbelikan, material dan

dimiliki perusahaan.Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan

untuk memperoleg suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.

Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke

dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://erisetyo21.blogspot.co.id/2015/02/makalah-akuntansi-persediaan.html

http://alifsyarmizaro.blogspot.com/2011/03/alasan-us-gaap-masih-mengadopsi-
lifo.html http://dasar-akuntansi.blogspot.com/2009/09/akuntansi-persediaan.html
Assauri, Sofjan.Manajemen Produksi dan Operasi.Edisi revisi 2008. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta: 2008

28

Anda mungkin juga menyukai