Anda di halaman 1dari 16

Sistem Informasi Akuntansi *Ilham Aditya (1116

29210)

Bab 11: Pengauditan Sistem Informasi


Berbasis Komputer
Januari 09, 2019

Bab ini fokus membahas pengauditan sebuah sistem informasi akuntansi


(SIA).Pengauditam  (auditing):  secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan.  Pengauditan internal  (internal auditing):  aktivitas penjaminan dan
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi, serta mencapai tujuan organisasi. 
Ada beberapa jenis berbeda dari audit internal:

1. Sebuah audit keuangan (financial audit)  memeriksa keterandalan dan integritas


dari transaksi-transaksi keuangan, catatan akuntansi, dan laporan keuangan.
2. Sebuah  sistem informasi  (information system),  atau  audit pengendalian
internal  (internal control audit)  memeriksa pengendalian dari sebuah SIA untuk
menilai kepatuhannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian internal
serta efektivitas dalam pengamanan aset.
3. Sebuah  audit operasional  (operational audit)  berkaitan dengan penggunaan
secara ekonomis dan efisien atas sumber daya dan pencapaian tujuan serta
sasaran yang ditetapkan.
4. Sebuah  audit kepatuhan  (compliance audit)  menentukan apakah entitas
mematuhi hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku.
5. Sebuah  audit investigatif  (investigative audit)  menguji kejadian-kejadian dari
penipuan  (fraud)yang mungkin terjadi, penggunaan aset yang tidak tepat,
pemborosan dan penyalahgunaan, atau aktivitas tata kelola yang buruk.

SIFAT PENGAUDITAN
TINJAUAN MENYELURUH PROSES AUDIT

Berikut merupakan tahapan tinjauan menyeluruh proses audit:


PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit menentukan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh siapa audit
akan dilaksanakan.
Audit direncanakan, sehingga jumlah terbesar pekerjaan audit berfokus pada area
dengan faktor-faktor risiko tertinggi. Terdapat tiga jenis risiko audit:

1. Risiko bawaan  (inherent risk):  kelemahan terhadap risiko material karena tidak
tersedianya pengendalian internal.
2. Risiko pengendalian  (control risk):  risikp saat suatu salah saji material akan
melampaui struktur pengendalian internal ke dalam laporan keuangan.
3. Risiko deteksi (detection risk): risiko ketika para auditor dan prosedur auditnya
akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan atau salah saji yang material.

PENGUMPULAN BUKTI AUDIT


Berikut cara-cara yang paling umum untuk mengumpulkan bukti audit:
observasi atas aktivitas-aktivitas yang diaudit (misalnya, menyaksikan
bagaimana personel pengendalian data menangani pekerjaan pengolahan data
saat diterima).
pemeriksaan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana sebuah proses
atau sistem pengendalian internal tertentu harusnya berfungsi.
diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana
mereka melakukan prosedur-prosedur tertentu.
kuesioner untuk mengumpulkan data
pemeriksaan fisik atas kuantitas dan/atau kondisi dari aset berwujud, seperti
peralatan dan persediaan.
konfirmasi  (confirmation):  komunikasi tertulis dengan pihak ketiga yang
independen untuk mengonfirmasi ketepatan informasi, seperti saldo akun
pelanggan.
melakukan ulang  (reperformance):  melakukan perhitungan lagi untuk
memverifikasi informasi kuantitatif.
pemeriksaan bukti pendukung (vouching): membandingkan entri jurnal dan buku
besar akuntansi dengan bukti dokumentasi untuk memverifikasi bahwa sebuah
transaksi valid, tepat, diotorisasi dengan layak, dan dicatat dengan benar.
tinjauan analitis  (analytical review):  pemeriksaan atas hubungan antara set-set
data yang berbeda; hubungan dan  trend  yang tidak normal atau tidak biasa
diselidiki.

EVALUASI ATAS BUKTI AUDIT


Materialitas  (materiality):  jumlah kesalahan, penipuan, atau pengabaian yang akan
memengaruhi keputusan dari seorang pengguna informasi keuangan yang hati-hati.
Penjaminan memadai  (reasonable assurance):  mendapatkan jaminan penuh bahwa
informasi yang benar adalah mahal, maka auditor menerima tingkatan yang masuk
akal atas risiko bahwa kesimpulan audit salah.

KOMUNIKASI HASIL AUDIT


Auditor mengirimkan sebuah laporan tertulis yang merangkum temuan-temuan audit
dan rekomendasi kepada manajemen, komite audit, dewan direksi, dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.

PENDEKARAN AUDIT BERBASIS-RISIKO


Pendekatan evaluasi pengendalian internal berikut, disebut pendekatan audit berbasis-
risiko, memberikan sebuah kerangka untuk menjalankan audit sistem informasi:

1. Menentukan ancaman (penipuan dan kesalahan) yang akan dihadapi


perusahaan.
2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian yang mencegah, mendeteksi, atau
memperbaiki ancaman.
3. Mengevaluasi prosedur pengendalian. Pengendalian dievaluasi dalam dua cara
yaitu: 1)Tinjauan sistem (system review): sebuah langkah evaluasi pengendalian
internal yang menentukan apakah prosedur pengendalian yang layak benar-benar
dilaksanakan, 2) Uji pengendalian (test of control): uji untuk menentukan apakah
pengendalian yang ada bekerja seperti yang dikehendaki.
4. Mengevaluasi kelemahan pengendalian untuk menentukan dampaknya dalam
jenis, waktu, atau tingkatan prosedur pengauditan.  Pengendalian
kompensasi  (compensating control):  prosedur pengendalian yang
mengompensasi kelemahan dalam pengendalian data.

AUDIT SISTEM INFORMASI


Tujuan dari sebuah audit sistem informasi adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi
pengendalian internal yang melindungi sistem. Ketika melakukan sebuah audit sistem
informasi, para auditor seharusnya memastikan bahwa enam tujaun berikut telah
dicapai:

1. Ketentuan keamanan untuk melindungi peralatan komputer, program,


komunikasi, dan data-data dari akses, modifikasi, atau penghancuran yang tidak
diotorisasi.
2. Pengembangan dan akuisisi program dilakukan sesuai dengan otorisasi umum
dan spesifikasi manajemen.
3. Modifikasi program mendapatkan otorisasi dan persetujuan manajemen.
4. Pemrosesan transaksi, file, laporan, catatan, dan catatan komputer lainnya tepat
dan lengkap.
5. Data sumber yang tidak diotorisasi dengan benar diidentifikasi dan ditangani
berdasaekan kebijakan manajerial yang telah ditentukan.
6. File-file data komputer tepat, lengkap, dan rahasia. 

Berikut komponen-komponen sistem informasi dan tujuan audit terkait:


TUJUAN 1: KEAMANAN SECARA MENYELURUH
Berikut kerangka kerja untuk audit keamanan komputer secara menyeluruh:
TUJUAN 2: PENGEMBANGAN PROGRAM DAN AKUISISI
Berikut kerangka kerja untuk audit pengembangan program:
TUJUAN 3: MODIFIKASI PROGRAM
Berikut kerangka kerja untuk audit modifikasi program:
Terdapat tugas cara untuk menguji perubahan program yang tidak diotorisasi:

1. Program perbandingan kode sumber  (source code comparison


program):  perangkat lunak yang membandingkan versi terkini atas sebuah
program dengan kode sumbernya; perbedaan-perbedaam harus diotorisasi
dengan layak dan digabungkan dengan benar.
2. Pemrosesan ulang  (reprocessing):  menggunakan kode sumber untuk
memproses ulang data dan membandingkan output dengan output  perusahaan;
perbedaan diselidiki untuk melihat apakah terdapat perubahan program tidak
diotorisasi yang dibuat.
3. Simulasi paralel (parallel simulation): menggunakan perangkat lunak yang ditulis
auditor untuk mengolah data data dan
membandingkan  output  dengan  output  perusahaan; perbedaan diselidiki untuk
melihat apakah terdapat perubahan program tidak diotorisasi yang dibuat.

TUJUAN 4: PEMROSESAN KOMPUTER


Berikut kerangkat kerja untuk audit atas pengendalian pemrosesan komputer:

PENGOLAHAN DATA PENGUJIAN


Sumber daya berikut ini berguna ketika mempersiapkan pengujian data:

sebuah daftar atas transaksi-transaksi aktual.


transaksi-transaksi pengujian yang digunakan perusahaan untuk menguji
program.
tes pembuatan data  (test data generator):  perangkat lunak yang berdasarkan
spesifikasi program menghasilkan satu set data yang digunakan untuk menguji
logika program.

TEKNIK-TEKNIK AUDIT BERSAMAAN


Teknik audit bersamaan  (concurrent audit techniques):  perangkat lunak yang terus
menerus mengawasi sebuah sistem sementara ia mengolah data asli (live data) serta
mengumpulkan, mengevaluasi, dan melaporkan informasi mengenai keterandalan
sistem.
Modul audit yang dilekatan (embedded audit modules): segmen-segmen kode program
yang menjalankan fungsi audit, melaporkan hasil pengujian, dan menyimpan bukti
yang disimpan untuk diperiksa auditor.
Para auditor biasnya menggunakan lima teknik audit bersama sebagai berikut:

1. Integrated test facility  (ITF):  menyisipkan sebuah entitas pelasu dalam sistem
sebuah perusahaan; memproses transaksi-transaksi pengujian untuk
memperbaharuinya tidak akan memengaruhi catatan aktual.
2. Teknik  snapshot (snapshot technique):  menandai transaksi-transaksi dengan
kode khusus, mencatatnya beserta catatan  file  induknya sebelum dan sesudah
pemrosesan, dan menyimpan data untuk kemudian memverifikasi bahwa seluruh
langkah pemrosesan dilakukan dengan benar.
3. System control audit review file  (SCARF):  menggunakan modul audit yang
dilekatkan untuk terus-menerus mengawasi aktivitas transaksi-transaksi,
mengumpulkan data dalam transaksi dengan signifikansi audit khusus, serta
menyimpannya untuk kemudian mengidentifikasi dan menyelidiki transaksi-
transaksi yang dipertanyakan.  Log audit  (audit log):  sebuah  file  yang memuat
transaksi-transaksi yang memiliki signifikansi audit.
4. Audit  hooks:  rutinitas audit yang memberitahu para auditor atas transaksi-
transaksi yang dipertanyakan, biasanya saat transaksi-transaksi tersebut terjadi.
5. Continous and intermittent simulation  (CIS):  melekatkan modul audit dalam
sebuah DBMS yang menggunakan kriteria khusus untuk memeriksa seluruh
transaksi yang memperbaruidatabase.

ANALISIS ATAS LOGIKA PROGRAM


Auditor menggunakan paket-paket perangkat lunak berikut:

Program bagan alir otomatis (automated flowcharting program): perangkat lunak


yang mengartikan kode sumber sebuah program dan menghasilkan sebuah
bagan alir atas logika program.
Program tabel keputusan otomastis  (automated decision table
program): perangkat lunak yang mengartikan kode sumber sebuah program dan
menghasilkan sebuah tabel keputusan atas logika program.
Rutinitas pemindaian (scanning routines): perangkat lunak yang mencari sebuah
program untuk seluruh kejadian atas komponen-komponen tertentu. 
Program pemetaan (mappping program): perangkat lunak yang mengidentifikasi
kode program yang tidak dilakukan.
Penulusuran program  (program tracing):  secara berurutan mencetak seluruh
langkah-langkah program yang dilakukan ketika sebuah program berjalan,
bercampur dengan  output  reguler sehingga urutan kejadian yang dijalankan
program dapat diamati.
TUJUAN 5: DATA SUMBER
Matriks pengendalian input:  sebuah matriks yang menunjukkan prosedur-prosedur
pengendalian yang diterapkan pada setiap  field  catatan  input;  digunakan untuk
mendokumentasikan pemeriksaan atas pengendalian data sumber.
Berikut matriks pengendalian input:

Berikut kerangka kerja untuk audit atas pengendalian data sumber:


TUJUAN 6: FILE DATA
Berikut kerangka kerja untuk audit atas pengendalian file data:
PERANGKAT LUNAK AUDIT
Computer-assisted audit techniques  (CAATs):  perangkat lunak audit yang
menggunakan spesifikasi yang disediakan oleh auditor untuk menghasilkan sebuah
program untuk menjalankan fungsi audit.
Generalized audit software  (GAs):  perangkat lunak audit yang menggunakan
spesifikasi yang disediakan oleh auditor untuk menghasilkan sebuah program untuk
menjalankan fungsi audit.
Berikut beberapa pengunaan yang lebih penting atas CAATs:

meminta file data untuk memuat catatan yang memenuhi kriteria tertentu.


membuat, memperbarui, membandingkan, mengunduh, dan menggabungkan file.
merangkum, menyortir, dan menyaring data.
mengakses data dalam format yang berbeda dan mengubah data ke dalam
sebuah format umum.
menguji catatan-catatan atas kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan kebenaran.
membagi catatan berdasarkan tingkatan, memilih dan menganalisis samper
statistis.
pengujian atas risiko tertentu dan mengidentifikasi bagaimana pengendalian
atas risiko tersebut.
melakukan perhitungan, analisis statistis, dan operasi matematis lainnya.
melakukan pengujian analitis, seperti analisis rasio dan trean, mencari pola data
yang tidak diduga atau tidak dijelaskan yang mungkin mengindikasikan
penipuan.
mengidentifikasi kebocoran finansial, ketidakpatuhan atas kebijakan, dan
kesalahan pengolah data.
merekonsiliasi perhitungan fisik dengan jumlah yang dikomputasi, menguji
ketepatan kasir atas perluasan dan saldo, menguji item-item salinan.
memformat serta mencetak laporan dan dokumen.
membuat kertas kerja elektronik.

AUDIT OPERASIONAL SIA


Langkah pertama yaitu perencanaan audit. 
Langkah selanjutnya adlaah pengumpulan bukti, termasuk aktivitas-aktivitas sebagai
berikut:

memeriksa kebijakan dan dokumentasi pengoperasian.


mengonfirmasi prosedur-prosedur dengan manajemen dan personel
pengoperasian.
mengobservasi fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas pengoperasian.
memeriksa rencana serta laporan finansial dan pengoperasian.
menguji ketepatam atas informasi pengoperasian.
menguji pengendalian

Masukkan komentar Anda...

Postingan populer dari blog ini


Bab 7: Pengendalian Dan Sistem Informasi Akuntansi
Januari 09, 2019

MENGAPA ANCAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


MENINGKAT Lebih dari 60% organisasi mengalami kegagalan utama
dalam mengendalikan keamanan dan integritas sistem komputer. Alasan …

BACA SELENGKAPNYA

Bab 20: Pengantar Pengembangan Sistem Dan Analisis Sistem


Januari 09, 2019

Oleh karena kita hidup dalam sebuah dunia yang sangat kompetitif dan
selalu berubah, maka pada waktu tertentu sebagian besar organisasi akan
meningkatkan atau mengganti sistem informasinya. Diperkirakan bahwa …

BACA SELENGKAPNYA

Bab 13: Siklus Pengeluaran: Pembelian Dan Pengeluaran Kas


Januari 09, 2019

Siklus pengeluaran (expenditure cycle): serangkaian aktivitas bisnis dan


operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan
dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Berikut diagram …

BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger

ILHAM ADITYA
KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai