lembur
Jam Akhir minggu
Jam reguler Nama
transaksi
(tanggal)
Nomor
Kode Nomor pegawai
terakhir
departemen
Pengendalian input
Total finansial
Total hash √ √ √
Hitungan catatan Ya
Saldo cross-footing Tidak
Inspeksi visual Semua field
Verifikasi digit cek √
Formulir yang diberi nomor sebelumnya Tidak
Turnaround document Tidak
Program edit Ya
Pengecekan urutan √
Disusun oleh :
Elisabeth (123160046)
UNIVERSITAS TRISAKTI
2016
PENDAHULUAN
Pengauditan (auditing) adalah proses sistematik atas pemerolehan
dan pengevaluasian bukti mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan
kejadian ekonomi dalam rangka menentukan seberapa baik
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan.
Pengauditan internal adalah sebuah aktivitas independen, menjamin
objektivitas serta konsultasi yang didesain untuk menambah nilai serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, termasuk membantu
dalam desain dan implementasi SIA.
Berikut beberapa Jenis dari audit internal:
1. Audit keuangan
Memeriksa keterandalan dan integrasi dari transaksi-transaksi
keuangan, catatan akuntansi, dan laporan keuangan.
2. Sistem informasi atau audit pengendalian internal
Memeriksa pengendalian dari sebuah SIA untuk menilai
kepatuhannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian internal
serta efektivitas dalam pengamanan aset.
3. Audit operasional
Berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien atas
sumber daya dan pencapaian tujuan serta sasaran yang ditetapkan.
4. Audit kepatuhan
Menentukan apakah entitas mematuhi hukum, peraturan, kebijakan,
dan prosedur yang berlaku.
5. Audit investigatif
Menguji kejadian-kejadian dari penipuan yang mungkin terjadi,
penggunaan aset yang tidak tepat, pemborosan dan
penyalahgunaan, atau aktivitas tata kelola yang buruk.
SIFAT PENGAUDITAN
Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
Audit dapat dibagi dalam empat tahap : perencanaan, pengumpulan
bukti, pengevaluasian bukti, dan pengomunikasian hasil audit.
Perencanaan Audit
Perencanaan audit menentukan mengapa, bagaimana, kapan, dan
oleh siapa audit akan dilaksanakan. Langkah pertama adalah menetapkan
lingkup dan tujuan audit. Tim audit dengan pengalaman dan keahlian
yang sesuai kemudian dibentuk. Tim menjadi lebih dalam mengenali pihak
yang diaudit (auditee) melalui diskusi dengan personil tingkat supervisor
dan operasional, melakukan tinjauan atas dokumentasi sistem, dan
memeriksa temuan-temuan audit sebelumnya.
Audit harus direncanakan sedemikian rupa agar sebagian besar
kegiatan audit berfokus pada area-area yang memiliki faktor-faktor risiko
tertinggi. Terdapat 3 jenis risiko audit:
1. Risiko bawaan (inherent risk) adalah kelemahan terhadap risiko
material karena tidak tersedianya pengendalian internal.
2. Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko saat suatu salah saji
material akan melampaui struktur pengendalian internal ke dalam
laporan keuangan.
3. Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko saat para auditor dan
prosedur auditnya akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan atau
salah saji material.