Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Laporan Waktu Mingguan Pegawai

BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer

lembur
Jam Akhir minggu
Jam reguler Nama
transaksi
(tanggal)
Nomor
Kode Nomor pegawai
terakhir
departemen
Pengendalian input
Total finansial
Total hash √ √ √
Hitungan catatan Ya
Saldo cross-footing Tidak
Inspeksi visual Semua field
Verifikasi digit cek √
Formulir yang diberi nomor sebelumnya Tidak
Turnaround document Tidak
Program edit Ya
Pengecekan urutan √

Disusun oleh :

Ferry Gunawan (123160053)

Elisabeth (123160046)

Fatma Bin Syech Abubakar (123160052)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

2016
PENDAHULUAN
Pengauditan (auditing) adalah proses sistematik atas pemerolehan
dan pengevaluasian bukti mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan
kejadian ekonomi dalam rangka menentukan seberapa baik
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan.
Pengauditan internal adalah sebuah aktivitas independen, menjamin
objektivitas serta konsultasi yang didesain untuk menambah nilai serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, termasuk membantu
dalam desain dan implementasi SIA.
Berikut beberapa Jenis dari audit internal:
1. Audit keuangan
Memeriksa keterandalan dan integrasi dari transaksi-transaksi
keuangan, catatan akuntansi, dan laporan keuangan.
2. Sistem informasi atau audit pengendalian internal
Memeriksa pengendalian dari sebuah SIA untuk menilai
kepatuhannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian internal
serta efektivitas dalam pengamanan aset.
3. Audit operasional
Berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien atas
sumber daya dan pencapaian tujuan serta sasaran yang ditetapkan.
4. Audit kepatuhan
Menentukan apakah entitas mematuhi hukum, peraturan, kebijakan,
dan prosedur yang berlaku.
5. Audit investigatif
Menguji kejadian-kejadian dari penipuan yang mungkin terjadi,
penggunaan aset yang tidak tepat, pemborosan dan
penyalahgunaan, atau aktivitas tata kelola yang buruk.

SIFAT PENGAUDITAN
Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
Audit dapat dibagi dalam empat tahap : perencanaan, pengumpulan
bukti, pengevaluasian bukti, dan pengomunikasian hasil audit.
Perencanaan Audit
Perencanaan audit menentukan mengapa, bagaimana, kapan, dan
oleh siapa audit akan dilaksanakan. Langkah pertama adalah menetapkan
lingkup dan tujuan audit. Tim audit dengan pengalaman dan keahlian
yang sesuai kemudian dibentuk. Tim menjadi lebih dalam mengenali pihak
yang diaudit (auditee) melalui diskusi dengan personil tingkat supervisor
dan operasional, melakukan tinjauan atas dokumentasi sistem, dan
memeriksa temuan-temuan audit sebelumnya.
Audit harus direncanakan sedemikian rupa agar sebagian besar
kegiatan audit berfokus pada area-area yang memiliki faktor-faktor risiko
tertinggi. Terdapat 3 jenis risiko audit:
1. Risiko bawaan (inherent risk) adalah kelemahan terhadap risiko
material karena tidak tersedianya pengendalian internal.
2. Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko saat suatu salah saji
material akan melampaui struktur pengendalian internal ke dalam
laporan keuangan.
3. Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko saat para auditor dan
prosedur auditnya akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan atau
salah saji material.

Pengumpulan Bukti Audit


Berikut adalah cara-cara yang paling umum untuk mengumpulkan
bukti audit:
 Observasi atas aktivitas-aktivitas yang diaudit.
 Pemeriksaan atas dokumentasi untuk memahami
bagaimana sebuah proses atau sistem pengendalian internal
tertentu harusnya berfungsi.
 Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka
dan bagaimana mereka melakukan prosedur-prosedur
tertentu.
 Kuisioner untuk mengumpulkan data
 Pemeriksaan fisik atas kuantitas dan/atau kondisi dari aset
berwujud, seperti peralatan dan persediaan
 Konfirmasi (confirmation) atas ketepatan informasi, seperti
saldo akun pelanggan, melalui konfirmasi dengan pihak ketiga
yang independen
 Melakukan ulang (reperformance) atas perhitungan untuk
memverifikasi informasi kunatitatif.
 Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) untuk validitas
dari sebuah transaksi dengan memeriksa dokumen
pendukung.
 Tinjauan analitis (anaytical review) atas hubungan dan
trend antar-informasi untuk mendeteksi hal-hal yang
seharusnya diselidiki lebih jauh.

Evaluasi atas Bukti Audit


Auditor mengevaluasi bukti yang dikumpulkan dan memutuskan
apakah bukti tersebut mendukung kesimpulan atau tidak. Apabila kurang
mendukung, auditor akan merencanakan dan melaksanakan prosedur
tambahan sampai bukti yang cukup dapat dikumpulkan untuk membuat
kesimpulan yang kuat.

Komunikasi Hasil Audit


Auditor mengirimkan sebuah laporan tertulis yang merangkum
temuan-temuan audit dan rekomendasi kepada manajemen, komite audit,
dewan direksi, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Kemudian, para
auditor melaksanakan penelitian lanjut untuk memastikan bahwa
rekomendasi mereka telah diimplementasikan.

Pendekatan Audit Berbasis-risiko


Pendekatan evaluasi pengendalian internal berikut, disebut pendekatan
audit berbasis-risiko, memberikan sebuah kerangka untuk menjalankan
audit sistem informasi:
1. Menentukan ancaman (penipuan dan kesalahan) yang akan
dihadapi perusahaan.
2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian yang mencegah,
mendeteksi, atau memperbaiki ancaman.
3. Mengevaluasi prosedur pengendalian.
4. Mengevaluasi kelemahan pengendalian untuk menentukan
dampaknya dalam jenis, waktu, atau tingkatan prosedur
pengauditan.
AUDIT SISTEM INFORMASI
Tujuan dari audit sistem informasi adalah untuk memeriksa dan
mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem. Ketika
melakukan audit sistem informasi, para auditor seharusnya memastikan
bahwa enam tujuan berikut telah dicapai.
1. Ketentuan keamanan untuk melindungi peralatan komputer,
program, komunikasi, dan data-data dari akses, modifikasi, atau
penghancuran yang tidak diotorisasi.
2. Pengembangan dan akuisisi program dilakukan sesuai dnegan
otorisasi umum dan spesifikasi manajemen.
3. Modifikasi program mendapatkan otorisasi dan persetujuan
manajemen.
4. Pemrosesan transaksi, file, laporan, catatan, dan catatan komputer
lainnya tepat dan lengkap.
5. Data sumber yang tidak tepat atau tidak diotorisasi dengan benar
didentifikasi dan ditagani berdasarkan kebijakan manajerial yang
telah ditentukan.
6. File-file data komputer tepat, lengkap dan rahasia.

Figur 11-2. Komponen – Komponen Sistem Informasi dan Tujuan


Audit Terkait.
Tujuan 1: keamanan Sistem Informasi secara Keseluruhan
Auditor memeriksa pengendalian keamanan dengan mengamati
prosedur, memverifikasi bahwa pengendalian dilaksanakan dan bekerja
sesuai yang dikehendaki, menyelidiki kesalahan atau masalah untuk
memastikan mereka ditangan dengan benar, dan memeriksa segala
pengujian yang dilakukan sebelumnya.

Tujuan 2 : Pengembangan Program dan Akuisisi

Peran auditor dalam pengembangan sistem sebatas pada


pemeriksaan independen atas aktivitas-aktivitas pengembangan sistem,
tidak diperbolehkan membantu pengembangan sistem.

Dua hal yang dapat menjadi kesalahan dalam pengembangan


program: (1) kelalaian pemrograman yang berkaitan dengan kurangnya
pemahaman tentang spesifikasi sistem atau pemrograman yang teledor,
dan (2) instruksi yang tidak diotorisasi dengan sengaja disisipkan dalam
program.
Tujuan 3 : Modifikasi Program

Ketika sebuah perubahan program disampaikan untuk memperoleh


persetujuan, sebuah daftar atas seluruh perbaruan yang diperlukan harus
dikumpulkan serta disetujui oleh manajemen dan pengguna program.

Bagian penting dari pengujian pengendalian adalah memverifikasi


bahwa perubahan progran telah diidentifikasi, didaftar, disetujui, diuji dan
didokumentasikan.

Terdapat tiga cara auditor untuk menguji perubahan program yang


tidak diotorisasi:

1. Setelah menguji sebuah program baru, auditor menyimpan salinan


dari kode sumbernya. Auditor menggunakan sebuah program
perbandingan kode sumber (source code comparison program)
untuk membandingkan versi terkini dari program dengan kode
sumber. Jika tidak ada perubahan yang diotorisasi, dua versi
tersebut haruslah sama.
2. Dalam teknik pemrosesan ulang (reprocessing), auditor
memproses ulang data menggunakan kode sumber dan
membandingkan output-nya dengan ouput perusahaan.
3. Dalam simulasi pararel (parallel simulation), auditor menuliskan
sebuah program bukannya menggunakan kode sumber,
membandingkan output, dan menyelidiki segala perbedaan.

Tujuan 4 : Pemrosesan Komputer

Selama pemrosesan komputer, sistem mungkin gagal mendeteksi


input yang salah, tidak memperbaiki kesalahan input yang benar,
memproses input yang salah, atau tidak mendistribusikan atau
mengungkapkan output dengan tepat.

Beberapa teknik khusus digunakan untuk menguji pengendalian


pemrosesan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya
sendiri.

Pengolahan data pengujian


Sumber daya berikut ini berguna ketika mempersiapkan pengujian
data.

 Sebuah daftar atas transaksi-transaksi aktual.


 Transaksi-transaksi pengujian yang digunakan perusahaan untuk
menguji program.
 Sebuah tes pembuatan data (test data generator), yang
menyiapkan data pengujian berdasarkan spesifikasi program

Pemrosesan transaksi pengujian memiliki dua kelemahan. Pertama,


auditor harus menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk memahami
sistem dan menyiapkan transaksi-transaksi pengujian. Kedua, auditor
harus memastikan bahwa data pengujian tidak memengaruhi file dan
database perusahaan.

Teknik-teknik audit bersamaan

Para auditor menggunakan teknik audit bersamaan (concurrent


audit techniquies) untuk secara terus menerus mengawasi sistem dan
mengumpulkan bukti-bukti audit sementara data asli (Live data) diproses
selama jam pengoperasian reguler.

Para auditor biasanya menggunakan lima teknik audit bersama


berikut.

1. Integrated test facility (ITF) menyisipkan catatan-catatan fiktif


yang mempresentasikan divisi, departemen, pelanggan, atau
pemasok fiktif dalam file induk perusahaan.
2. Teknik snapshot(snapshot technique), transaksi-transaksi yang
terpilih ditandai dengan kode khusus.
3. Systemcontrol audit review file (SCARF) menggunakan
modulaudit yang dilekatkan untuk terus menerus mengawasi
aktivitas transaksi, mengumpulkan data dalam transaksi dengan
signifikansi audit khusus, serta menyimpannya dalam sebuah file
SCARF atau log audit (audit log).
4. Audit Hooks adalah rutinitas audit yang memberitahu para auditor
atas transaksi-transakti yang dipertanyakan, biasanya saat
transaksi-transaksi tersebut terjadi.
5. Continuous and integrated simulations (CIS) melekatkan
sebuah modul audit dalam sebuah sistem manajemen database
yang menguji seluruh transaksi yang memperbaruai database
menggunakan kriteria serupa dengan SCARF.

Analisis atas logika program

Para auditor menganalisis pengembangan, pengoperasian, dan


pendokumentasian program demikian juga pada cetakan dari kode
sumber. Auditor juga menggunakan paket-paket perangkat lunak berikut:

 Program bagan alir otomatis mengartikan kode sumber dan


menghasilkan sebuah bagan alir program.
 Program tabel keputusan otomatis mengartikan kode sumber
dan menghasilkan tabel keputusan.
 Rutinitas pemindaian mencari sebuah program untuk seluruh
kejadian atas komponen-komponen tertentu.
 Program pemetaan dapat menemukan kode program yang
disisipkan oleh seorang pemogram jahat untuk menghapus seluruh
file komputer.
 Penelusuran program membantu mendeteksi perintah program
yang tidak diotorisasi, path logika yang salah, dan kode program
yang tidak dilakukan.

Tujuan 5 : Data Sumber

Matriks pengendalian input digunakan untuk mendokumentasikan


pemeriksaan pengendalian data sumber. Matriks dalam Figur 11-3
menunjukan prosedur-prosedur pengendalian yang diterapkan pada setiap
field catatan input.

Figur 11-3. Matriks Pengendalian Input

Nama Catatan : Nama Field : Komentar


Pengecekan field √ √
Pengecekan tanda
Pengecekan validitas √ √ √ √
Pengecekan batas √ √
Pengecekan ketermasukakalan √ √
Pengecekan kelengkapan √ √ √ √
Prosedur limpahan
lainnya :

Fungsi pengendalian data harus independen (bebas) dari fungsi


lainnya, melindungi sebuah log pengendalian data, menangani kesalahan,
dan memastikan keseluruhan efisiensi dari operasi.

Auditor menguji sistem dengan mengevaluasi sampel data sumber


untuk otorisasi dengan tepat, merekonsiliasi pengendalian batch, serta
mengevaluasi apakah kesalahan edit data telah diatasi dan dikirim ulang
untuk pemrosesan

Tujuan 6 : File Data

Tujuan keenam memperhatikan tentang ketepatan, integritas, dan


keamanan atas data yang disimpan dalam file yang dapat dibaca mesin.

PERANGKAT LUNAK AUDIT


Computer-assisted audit techniques (CAATs) mengacu pada
perangkat lunak audit, sering disebut sebagai generalized audit
software (GAS), menggunakan spesifikasi yang disediakan auditor untuk
menghasilkan program untuk menjalankan fungsi audit, sehingga akan
mengotomatiskan atau menyederhanakan proses audit. Dua perangkat
lunak yang paling populer adalah Audit Control Languange (ACL) dan
Interactive Data Extraction and Analysis (IDEA). CAATs . CATTS sesuai
untuk memeriksa file data yang besar untuk mengidentifikasi catatan-
catatan yang memerlukan pemeriksaan audit lebih lanjut.

Untuk menggunakan CAATs, para auditor memutuskannya


berdasarkan tujuan audit, mempelajari tentang file dan database yang
diaudit, mendesain laporan audit, dan menentukan bagaimana
menghasilkannya.

CAATs akan sangat bernilai bagi perusahaan-perusahaan yang


memiliki proses rumit, operasi terdistribusi, volume transaksi tinggi, atau
memiliki banyak jenis aplikasi dan sistem

Berikut adalah beberapa penggunaan yang lebih penting atas


CAATs.

 Meminta file data untuk memuat catatan yang memenuhi kriteria


tertentu.
 Membuat, memperbarui, membandingkan, mengunduh, dan
menggabungkan file.
 Merangkum, menyortir, dan menyaring data.
 Mengakses data dalam format yang berbeda dan mengubah data ke
dalam sebuah format umum.
 Menguji catatan-catatan atas kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan
kebenaran.
 Membagi catatan berdasarkan tingkatan, memilih dan menganalisis
sampel statistik.
 Pengujian atas risiko tertentu dan mengidentifikasi bagaimana
pengendalian ata risiko tersebut.
 Melakukan penghitungan, analisis statistis, dan operasi matematis
lainnya.
 Melakukan pengujian analitis, seperti analisis rasio dan tren,
mencari pola data yang tidak diduga atau tidak dijelaskan yang
mungkin mengindikasi penipuan.
 Mengidentifikasi kebocoran finansial, ketidakpatuhan atas kebijakan,
dan kesalahan pengolahan data.
 Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan jumlah yang dikomputasi,
menguji ketepatan kasir atas perluasan dan saldo, menguji item-
item salinan.
 Memformat serta mencetak laporan dan dokumen.
 Membuat kertas kerja elektronik.

AUDIT OPERASIONAL SIA

Teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional SIA


sama dengan audit atas sistem informasi dan laporan keuangan.
Perbedaan dasarnya adalah pada lingkup audit. Audit operasional
meliputi seluruh aspek atas manajemen sistem. Tujuan dari audit
operasional termasuk mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.

Langkah pertama dalam audit operasional adalah perencanaan


audit, pada suatu waktu saat lingkup dan tujuan audit ditetapkan,
sebuah persiapan tinjauan sistem dilakukan, dan sebuah program audit
tentatif disiapkan. Langkah selanjutnya, pengumpulan bukti, termasuk
aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

 Memeriksa kebijakan dan dokumentasi pengoperasian.


 Mengonfirmasi prosedur-prosedur dengan manajemen dan
personel pengoperasian.
 Mengobservasi fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas
pengoperasian.
 Memeriksa rencana serta laporan finansial dan pengoperasian.
 Menguji ketepatan atas informasi pengoperasian.
 Menguji pengendalian.

Pada tahap pengevaluasian bukti, auditor mengukur sistem


terhadap salah satu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip
manajemen yang paling terbaik. Auditor mendokumentasikan
temuan-temuan dan kesimpulanya serta mengkomunikasikannya
pada manajemen.

Auditor operasional yang ideal memiliki pelatihan dan


pengalaman audit juga pengalaman beberapa tahun dalam sebuah
posisi manajerial.

Anda mungkin juga menyukai