Anda di halaman 1dari 15

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Kelompok 6

Annisa Rahma F Fibri Yuliani Annisa Kurnia N Rizka Amalia S


1710104003 1710104007 1710104019 1710104067

1
Pengertian

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-ny


a (bagian standar pekerjaan lapangan kedua) menyatakan bahwa : “Pemaha
man yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk me
rencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang dilak
ukan”.

2
Ada tiga prosedur audit yaitu :

03
Prosedur audit untuk melaksanakan p
engujian substantif.

02
Prosedur audit untuk melaksanakan p
engujian pengendalian,

01
Prosedur untuk memperoleh pemaha
man struktur pengendalian internal,

3
Metodologi Untuk Memenuhi Standar Pekerjaan Lapangan Kedua Dan Ketiga

Ada dua alternative strategi audit pendahuluan yang dapat dipilih oleh auditor yaitu :

1. Primarily substantive approach.

Metodologi pemeriksaan yang digunakan auditor dalam pendekatan pengutamaan pengujian primarily substantiv
e approach meliputi :

1) Menghimpun dan mendokumentasikan pemahaman struktur pengendalian intern.

2) Menetapkan risiko pengendalian berdasar pengujian pengendalian yang dilakukan dalam menghimpun pemah
aman struktur pengendalian intern.

3) Menentukan kemungkinan dapat tidaknya dilakukan pengurangan lebih lanjut terhadap tingkat resiko pengen
dalian yang telah ditentukan.

4) Melaksanakan pengujian pengendalian tambahan untuk memperoleh bukti tambahan mengenai efektivitas op
erasi.

5) Melakukan revisi atau menetapkan kembali risiko pengendalian berdasar bukti tambahan.

6) Melakukan dokumentasi atas penetapan risiko pengendalian.

7) Menilai kemampuan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan tersebut, untuk mendukung tingkat penguj
ian substantif yang direncanakan. 4
8) Merancang pengujian substantif.
Menghimpun dan mendokumentasikan pemahaman struktur pe
1 ngendalian intern.

2. Lower Assessed Level Of Control


Risk Approach
2 Merencanakan dan melaksanakan pengujian pengendalian

Metodologi pemeriksaan yang digu


3 Menetapkan risiko pengendalian
nakan auditor dalam pendekatan ti
ngkat risiko pengendalian yang dite
tapkan lebih rendah meliputi :
4 Melakukan dokumentasi atas penetapan risiko pengendalian.

Melakukan penilaian terhadap kemampuan tingkat risiko pengend


5 alian yang telah ditetapkan tersebut, untuk mendukung tingkat pe
ngujian substantif yang direncanakan auditor.

6 Merancang pengujian substantif.

5
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan pengujian yang dilaksanakan terhadap rancangan dan pelaks
anaan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern. Pengujian pengendalian ini me
mfokuskan diri pada tiga hal, yaitu :

03
Siapa yang menerapkan peng
ujian pengendalian?

02
Sudahkah diterapkan secara k
onsisten sepanjang tahun?

01
Bagaimana pengendalian-pen
gendalian diterapkan?

6
Tipe Pengujian Pengendalian

Ada dua tipe pengujian pengendalian yaitu :

Pengujian pengendalian tambahan atau yang direncan


akan (additional or planned tests of control)

yaitu pengujian yang dilaksanakan auditor selama


pekerjaan lapangan.

Concurrent tests of control 


yaitu pengujian pengendalian yang dil
aksanakan auditor seiring dengan pros
edur untuk memperoleh pemahaman
mengenai struktur pengendalian inter
n klien. 7
Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian P
engendalian

Ada empat prosedur untuk melaksanakan pengujian


pengendalian yaitu :
1 Pengajuan Pertanyaan Kepada Para Karyawan Klien.

2 Pengamatan Terhadap Karyawan Klien Dalam Mel


aksanakan Tugasnya.

3 Melakukan Inspeksi Dokumen, Catatan, Dan Lapo


ran.

4 Mengulang Kembali Pelaksanaan Pengendalian Ol


eh Auditor.

8
Penentuan Risiko Pengendalian

Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu :

1 Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi untuk asersi tersebut.

2 Mengidentifikasi pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi salah saji.

Menghimpun bukti dari pengujian pengendalian apakah rancangan dan operasi


3
pengendalian relevan adalah efektif.

4 Mengevaluasi bukti yang diperoleh.

5 Menentukan risiko pengendalian.

9
Penentuan Risiko Deteksi
Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit. Semakin efektif prosedur audit yang dite
rapkan auditor semakin kecil risiko deteksi aktualnya. Risiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan
auditor dengan cara :
Melakukan perencanaan audit yang mem
adai,

Melakukan supervise atau pengawasan ya


ng tepat,

Menerapkan prosedur audit secara efekti


f,

Menerapkan standar pengendalian mutu


pemeriksaan.

10
Perancangan Pengujian Substantif
Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan :

Sifat pengujian,

Waktu pengujian,

Luas pengujian substantive.

11
Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Substantif

Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu :


1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas merek
a.
2. Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka.
3. Menginspeksi dokumen dan catatan.
4. Melakukan penghitungan kembali.
5. Konfirmasi.
6. Analisis.
7. Tracing atau pengusutan.
8. Vouching atau penelusuran.

12
Sifat Atau Jenis Pengujian Substantif

Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Tipe pen
gujian substantif yang dapat digunakan, yaitu :

03
Prosedur analitis

02
Pengujian detail transaksi

01
Pengujian detail sald
o

13
Dual Purpose Test

Dual purpose test adalah suatu prosedur pengujian yang sekaligus dimaksudkan untuk melakukan pengujia
n pengendalian dan pengujian subtanstif. Dual purpose test sering digunakan auditor karena lebih efisien
untuk melakukan pengujian secara simultan daripada pengujian yang terpisah.

14
Sekian
Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai