Anda di halaman 1dari 7

Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik

Jemmy J.H. Tene, SE, Ak. Mata Kuliah: Auditing I Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Manado

Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik


Tahun 1972 untuk pertama kali diterbitkan oleh IAI Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA), yang disahkan dalam Kongres ke III IAI.
Norma Pemeriksaan tersebut mencakup: Tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahkan pembuktian dan penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaaan. Kongres IAI ke IV tgl 25-26 Oktober 1982, Komisi NPA mengusulkan untuk dilakukan penyempurnaan atas NPA, maka dibentuk Komite NPA yang terdiri dari unsur-unsur Akuntan Pendidik, Akuntan Publik dan Akuntan Pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep NPA yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984. 19 April 1986 NPA yg telah diteliti dan disempunakan oleh Tim Pengesahan, disahkan oleh Pengurus Pusat IAI sebagai Norma Pemeriksaaan yang berlaku efektif setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992 IAI menerbitkan NPA edisi revisi.

Dalam Kongres ke VII IAI tahun 1994, disahkan standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi: 1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik 2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan 3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan 4. Pernyataan jasa akuntansi dan review. Pertengahan tahun 1999 IAI merubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama tahun 1999 Dewan melakukan perubahan besar atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) per 1 Januari 2001. Yang terdiri dari 5 Standar, yaitu: 1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA). 2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). 3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR). 4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK). 5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSPM).

Sepuluh Standar Auditing


Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150) Standar Audit berbeda dengan prosedur Audit. Prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Sepuluh Standar Auditing yg telah ditetapkan dan disahkan oleh IAI, dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar: 1. Standar Umum 2. Standar Pekerjaan Lapangan 3. Standar Pelaporan.

a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indepndensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan


1. Pekerjaan mharus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti Audit Kompeten yang cukup harus dilakukan melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut periode sebelumnya. 3. Penggunaan Informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jik

Kode Etik Akuntan Publik


Kerangka Kode Etik Akuntan Publik
Tanggung jawab Profesi Kepentingan Umum (Publik) Integritas Objektivitas Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Kerahasiaan Prilaku Profesional

Prinsip Etika

IAIPUSAT

Aturan Etika
100 Independensi, Integeritasi, Objektivitas 200 Standar Umum Prinsip Akuntansi 300 Tanggung jawab kepada klien 400 Tanggung jawab Kepada Rekan 500 Tanggun jawab dan Praktik Lain

IAI- KAP

RAPAT ANGGOTA KAP

Interpretasi Aturan Etika Tanya dan Jawab


Sumber: SPAP IAI 2001 : 20000.7

PENGURU S IAI- KAP

DEWAN SPAP

Anda mungkin juga menyukai