Anda di halaman 1dari 5

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

NAMA : JOKO PRIHATIN

NPM : 0800070052

KELAS : B

A. Pengertian Pembukuan

Dasar Hukum:

Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah


Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai
Ketentuan Umum Perpajakan.

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut.

B. Ketentuan Pokok Tentang Pembukuan

Dasar Hukum:

Pasal 28 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah


Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai Ketentuan
Umum Perpajakan.

1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas dan Wajib Pajak Badan di Indonesia, wajib
menyelenggarakan pembukuan.
2. Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi
wajib melakukan pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut
ketentuan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan netto dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto, dan Wajib Pajak Orang Pribadi
yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia
dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
4. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas.
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan
dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang.
6. Pencatatan sebagaimana tersebut di atas terdiri data yang
dikumpulkan secara teratur tentang ; peredaran atau penerimaan
bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan
obyek pajak dan penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat
final.
7. Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen lain wajib
disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
atau di tempat tinggal bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, atau di
tempat kedudukan Wajib Pajak Badan.
8. Wajib Pajak yang tidak wajib melakukan pembukuan dan
pencatatan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak wajib
menyampaikan SPT Tahunan PPh.
9. Bahasa asing yang dimaksud adalah bahasa Inggris.
2. Pencatatan dan Ketentuannya

Dasar Hukum:

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-4/PJ/2009 Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak wajib menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib
menyelenggarakan pencatatan adalah:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan
bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
memilih untuk menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto; dan
b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau
pekerjaan bebas.

2. Pencatatan dalam suatu tahun pajak meliputi


jangka waktu 12 bulan, mulai tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.

3. Pencatatan harus dapat menggambarkan


jumlah peredaran/penerimaan/jumlah
penghasilan bruto, serta penghasilan yang
bukan obyek pajak atau penghasilan yang
dikenakan PPh Final, sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.
4. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
mempunyai lebih dari satu jenis usaha
dan/atau tempat usaha, pencatatan harus
dapat menggambarkan secara jelas untuk
masing-masing jenis usaha dan/atau tempat
usaha yang bersangkutan.

D. Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah

Dasar Hukum:

Keputusan Menteri Keuangan No. 533/KMK.04/2000 Penyelenggaraan


Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata Uang Selain Rupiah Serta
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.

1. Pasal 28 ayat (8) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007:


"Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapatkan izin dari Menteri
Keuangan."
2. Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing dan
mata uang selain Rupiah adalah:

a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing,

b. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya,


c. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil,
d. Bentuk Usaha Tetap,
e. Wajib Pajak (subsidiary company) yang berafiliasi dengan perusahaan
induk (parent company) di luar negeri.

3. Bahasa asing dan mata uang selain Rupiah yang diperbolehkan untuk
dipergunakan adalah bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.

E. Permohonan Izin Menyelenggarakan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa


Asing dan Mata Uang Selain Rupiah.

1. Penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar


Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis
dari Menteri Keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya
atau Kontrak Bagi Hasil.
2. Izin tertulis dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan
kepada Direktur Jenderal Pajak, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku
yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika
Serikat tersebut dimulai, atau 3 (tiga) bulan sejak tanggal pendirian bagi Wajib
Pajak baru.
3. Permohonan izin kepada Menteri Keuangan harus dilampiri dengan fotokopi SPT
Tahunan PPh Badan tahun terakhir bagi WP yang telah berdiri lebih dari 1 tahun,
atau fotokopi NPWP dan fotokopi Akta Pendirian, atau dokumen lain yang serupa
(bagi WP BUT) à WP yang baru berdiri dalam tahun berjalan.
4. Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
permohonan izin penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang Dollar Amerika Serikat, dan diterbitkan paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya permohonan dari Wajib Pajak.
5. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Kontrak Bagi Hasil yang akan
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata
uang Dollar Amerika Serikat, wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan mata
uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai.

F. Sanksi Terhadap WP Wajib Pembukuan/ Pencatatan yang tidak


Menyelenggarakan Pembukuan/Pencatatan

Dasar Hukum :

1. Pasal 14 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan


Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan,
2. Pasal 13 ( 3) Huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Mengenai
Ketentuan Umum Perpajakan,
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP - 536/PJ./2000 Tentang Norma
Penghitungan Penghasilan Neto Bagi Wajib Pajak Yang Dapat Menghitung
Penghasilan Neto dengan Menggunakan Norma Penghitungan.

Terhadap :

1. Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan;


2. Wajib Pajak yang omsetnya dibawah 600 juta dan memberitahukan kepada
Direktur Jenderal Pajak untuk menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
3. Wajib Pajak yang omsetnya dibawah 600 juta yang tidak memberitahukan kepada
Direktur Jenderal Pajak untuk menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto, sehingga dianggap memilih
menyelenggarakan Pembukuan.
Yang :

1. Tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan kewajiban pencatatan atau


pembukuan;
2. Tidak bersedia memperlihatkan pembukuan atau pencatatan atau bukti-bukti
pendukungnya pada waktu dilakukan pemeriksaan;

sehingga karena itu mengakibatkan peredaran bruto yang sebenarnya tidak diketahui,
maka penghasilan netonya dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
atau cara lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Wajib Pajak diatas dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima
puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam tahun pajak
yang bersangkutan.

Sumber:

http://pusatperpajakan.blogspot.com/2010/01/pembukuan-dan-pencatatan.html

Anda mungkin juga menyukai