e). Menetapkan materialitas dan meniali risiko audit yang c) Merencanakan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya prosedur
dapat diterima dan risiko inhern audit tertentu;
- Materialitas adalah pertimbangan utama dalam
d) Menemukan specific materiality untuk jenis transaksi, saldo
menentukan ketetapan audit yang harus dikeluarkan.
Dalam menentukan materialitas kita harus akun, atau disclosures tertentu dimana angka salah saji yang
menetapkan materialitas unyuk laporan keuangan lebih rendah dari overall materiality atau performance
secara keseluruhan, kemudian menentukan
materialitas kenerja, mengistemasi salah saji dan materiality (secara layak) diperkirakan dapat mempengaruhi
membandingkan dengan pertimbangan pendahuluan. keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan;
- Auditor menilia risiko audit yang dapat diterima
denagn memutuskan risiko penugasan dan kemudian e) Menemukan performance materiality untuk setiap tingkat
menggunakan risikopenugasan ini untuk memodifikasi specific materiality, sesuai dengan kebutuhan audit, untuk jenis
risiko audit yang dapat diterima
transaksi, saldo akun, atau disclosures tertentu, tergantung
- Auditor harus menilai factor-faktor yang
menyebabkna risiko inhern dan memodifikasi bukti tingkat risiko yang dikehendaki untuk masing-masing item
audit untuk mempertimbangkan factor-faktor tersebut;
tersebut
f) Menevaluasi bukti terakhir untuk menentukan perlu/tidaknya
f). Memahami pengendalian internal dan menilai risiko adjustments atau revisi terhadap tingkat-tingkat materialitas.jika
pengendalian
diperlukan, auditor akan merevisi sifat, waktu pelaksanaan dan
- Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman
tentang pengendalian internal : rancangan dan luas prosedur sesuai keadaan.
operasi 2) Prosedur penilaian risiko
- Menilai risiko pengendalian
- Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi a) Mengidentifikasi prosedur penilaian risiko (risk assessment
pengujian pengendalian procedure) apa saja yang diperlukan.
- Memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan
b) Menetapkan konteks atau rujukan ketika auditor mengevaluasi
pengujian subtanstif
informasi yang diperoleh.
g). Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko
kecurangan c) Menilai besar dan dampak dari risiko yang di/teridentifikasi
Auditor harus memprtahankan tingkat skeptisme d) Menilai hasil dari prosedur penilaian risiko.
professional ketiak mempertimbangkan serangkaian
informasi yang luas, termasuk factor-faktor 3) Pertemuan tim penugasan
risikomkecuranagn, untuk mengidentifikasi dan e) Memastikan bahwa anggota tim memahami pemakai laporan
menangggapin risko kecurangan.
keuangan diidentifikasi dan apa yang layaknya menjadi
h).Mengembangkan strategi audit dan program audit secara ekspektasi mereka dalam membuat keputusan ekonomis.
keseluruhan
f) Menyusun strategi audit menyeluruh (overall audit strategy)
Auditor menggunakan penialaian atas materialitas, risiko
audityang dapat diteriam, risiko inhern, risimo pengendalian, g) Menentukan luasnya pengujian
dan setaiap risiko kecurangan yang di identifikasi guna h) Mengidentifikasi masalah audit yang gawat (critical audit
mengembangkan rencana audit dan program audit secara
keseluruhan. issues ) dan area yang memerlukan perhatian atau penekanan
audit.
b. Melakukan pertemuan dengan tim audit untuk
perencanaan
Dalam penugasan yang lebih besar, pertemuan mengenai
perencanaan dijadwalkan jauh sebelum dimulainya pekerjaan
lapangan. Untuk penugasan yang sangat kecil, perencaan justru
melalui diskusi singkat pada awal penugasan dan selama audit
berjalan. Pertemuan mengenai perencanaan ini membahas :
1) Materialitas
2) Insight mengenai entitas
3) Potensi risiko bisnis dan risiko kecurangan
4) Dimana/bagaiman laporan keuangan rentan salah saji yang
material
5) Rencana audit yang mencakup apa, siapa, di mana, kapan
6) Supervise dan review
c. Merumuskan strategi audit yang menyeluruh
Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan
yang berasal dari langkah-langkah dasar berikut ini :
1) Cara memulainya
Lakukan kegiatan pra penugasan
Kumpulkan informasi yang relevan tentang enitas seperti hasil
usaha tahun berjalan, hasil audit tahun lalu, dan perubahan
penting dalam tahun ini
Tunjuk staf, pengendali mutu dan ahli yang diperlukan
Jadwalkan pertemuan tim audit dan partner penugasannya untuk
membahas kemungkinan salah saji yang material
Tentukan tanggal penting dari dari pekerjaan audit harus
dilakukan
2) Menilai resiko dan memberikan tanggapan
Tentukan materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan dan performance materiality
Tentukan sifat dan luasnya prosedur penilaian resiko yang harus
dilakukan dan siapa yang akan melaksanakannya
Sesudah risiko dinilai pada tingkat laporan keuangan, buat
tanggapan secara keseluruhan yang tepat
Komunikasikan garis besar lingkup dan waktu yang
direncanakan untuk audit itu kepada TCWG
Mutakhirkan dan ubah strategi dan rencana audit jika ada
perubahan situasi.
3. Penilaian Resiko
Tahapannya yaitu:
a. Menentukan dan menilai resiko bawaan
1) Menentukan atau mengidentifikasi resiko bawaan
Tiga langkah mengidentifikasi risiko :
a. Langkah 1 – kumpulkan informasi dasar entitas
b. Langkah 2 – Rancang, laksanakan, dan dokumentasikan
prosedur penilaian resiko
c. Langkah 3 – hubungkan resiko yang diidentifikasi
dengan area dalam laporan keuagan
2) Menilai resiko bawaan
Langkah berikutnya adalah menilai resiko yang
diidentifikasi dan menentukan berapa pentingnya risiko
tersebut untuk mengaudit laporan keuangan.
b. Menentukan dan menilai resiko pengendalian
c. Mengomunikasikan kelemahan dan kekurangan yang di
temukan
Auditor wajib menentukan apakah auditor telah
mengidentifikasi satu atau beberapa kelemahan dalam
pengendalian internal.
Jika auditor telah mengidentifikasi satu atau beberapa
kelemahan dalam pengendalian internal, auditor wajib
menentukan apakah kelemahan pengendalian internal tersebut
signifikan.
Auditor wajib mengomunikasikan secara lisan kepada
manajemen pada tingkat tanggung jawab yang tepat secara tepat
waktu
Auditor wajib mengomunikasikan secara tertulis kelemahan
pengendalian internal yang signifikan kepada TCWG secara
tepat waktu
Tidak ada pembatasan mengenai kelemahan pengendalian
internal apa yang dapat dikomunikasikan kepada TCWG dan
manajemen. Namun ketika kelemahan pengendalian internal
dinilai signifikan, auditor pertama-tama perlu membahasnya
dengan manajemen, dan ia kemudian harus
mengomunikasikannya secara tertulis kepada TCWG.
Manajemen dan TCWG bertanggung jawab untuk memberikan
tanggapan yang tepat terhadap komunikasi auditor tentang
kelemahan pengendalian intern dan rekomendasi mengenai
tindakan perbaikan. Tanggapan ini dapat berupa pelaksanaan
perbaikan, keputusan tidak melaksanakan perbaikan, dan tidak
bertindak sama sekali
Apa pun tanggapan manajemen auditor wajib
mengomunikasikan semua kelemahan pengendalian internal
yang signifikan secara tertulis kepada TCWG.
Komunikasi tertulis mengenai kelemahan pengendalian internal
secara yang signifikan biasanya meliputi :
i. Penjelasan mengenai setiap kelemahan yang signifikan dan
dampak yang mungkin terjadi
ii. Usulan untuk memperbaiki kelemahan tersebut
iii.Tanggapan manajemen
iv. Pernyataan apakan auditor mengambil langkah untuk
memverifikasi apakah tanggapan manajemen memang
diimplementasikan
2). Tujuan auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan 2). Risk Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang
Melaksanakan pengujia substantive adalah untuk : Response menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi
pengujian Memperoleh bukti untuk mendukung pengendalian dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Berikut kutipan
pendgendalian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko dari ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap 2 :
dan pengujian pengendalian oleh auditor (yaitu, bila dikirangi di “Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
substantive atas bawah maksimum) bagi audit lapotran keuangan dan tentang risiko yang dinilai, dengan merancang dan
transaksi audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut.”
perusahaan public
1. Rencana Audit yang Tanggap
Memperoleh bukti untuk mendukung ketetapan
Dalam Tahapan ini auditor:
moneter transaksi
1. Auditor menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada
a). Pengujian pengendalian tingkat keuangan dan pada tingkat asersi.
Baik secara manual atau terkompuerisasi pengujian 2. Mengembangkan prosedur audit responsive, yakni prosedur
pengendalain meliputi hal berikiut ( 3 prosedur pertama audit yang menanggapi risiko yang dinilai.
sama seperti yang digunakan dalam memahami
pengendalian internal) 2. Prosedur Audit Selanjutnya
- Meminta keterangan dari personil klien yang tepat Prosedur substantif berdasarkan ISA
- Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan ISA 330.18 : Apapun hasil penilaian risiko atas salah saji
- Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan material, auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur
pengendalian substantif untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan disclosure
- Melaksanakan-ulang prosedur klien (alinea A42-A47).
Berikut ada dua jenis prosedur substantive:
b). Pengujian substanstif
Test of details (uji rinci) : Prosedur yang melihat substansi
Ini diggunakan untuk menilai salah saji moneter yang secara
dengan menganalisis rincian atau detailnya. Dipakai untuk
langsung mempengaruhi saldo laporan keuangan. Disini
auditor dapat mengandalkan 3 jenis pengujian substantive : mengumpulkan bukti audit yang memastikan angka dalam
pengujan substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan laporan keuangan berkenaan dengan asersi seperti existence,
pengujian rincian saldo accuracy, dan valuation.
Substantive analytical procedures : prosedur ini menggunakan
c).Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan hubungan antara data keuangan dan data non keuangan yang
dapat diprakirakan, umumnya diterapkan pada transaksi yang
besar volumenya karena dalam kurun waktu yang cukup
panjang.
Uji pengendalian
ISA 330.11 : Auditor wajib menguji pengendalian untuk jangka
waktu tertentu, atau untuk suatu periode, di mana auditor berniat
memanfaatkan pengendalian tersebut, dengan memperhatikan alinea
12 dan 15 di bawah, untuk memberikan dasar / alasan yang tepat
mengenai niat tersebut (auditor's intended reliance). (lihat alinea
A32).
Uji pengendalian atau tests of controls dirancang untuk
memperoleh bukti mengenai berfungsinya pengendalian di dalam
setiap unsur dari kelima unsur pengendalian internal.
Konfirmasi eksternal
Konfirmasi eksternal sering digunakan untuk membuktikan
lengkapnya suatu utang atau kewajiban dan eksistensi/adanya suatu
aset. Konfirmasi eksternal juga dapat memberikan bukti apakah
angka-angka telah dicatat dengan akurat dan dalam periode yang
benar (asersi mengenai pisah batas atau cut-Off).
3. Menentukan Luasnya Pengujian
- Luasnya prosedur substantif
Makin besar risiko salah saji material, makin luas prosedur
substantive yang diperlukan. Luasnya prosedur substantive dapat
dikurangi dengan menguji berfungsinya pengendalian internal.
Namun, jika hasil uji pengendalian tidak memuaskan, luasnya
prosedur substantive mungkin harus ditambah
- Mengevaluasi Penyimpangan
Identifikasi adanya penyimpangan (deviations).
Pertimbangan dengan saksama sifat dan sebab dari setiap
penyimpangan.
Perhatikan kemungkinan sampling risk.
5. Representasi Tertulis
Surat representasi diperoleh menjelang akhir/mendekati (dan
tidak sesudah) tanggal laporan auditor atas laporan keuangan. Auditor
harus meminta kepada manajemen untuk memberikan representasi
tertulis bahwa:
Manajemen sudah memenuhi tanggung jawabnya atas
pembuatan laporan keuangan sesuai kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
Representasi manajemen mendukung bukti audit lainnya yang
relevan untuk laporan keuangan atau satu atau lebih asersi
tertentu dalam laporan keuangan
4). Di tahap terakhir ini auditor melaksanakan proseduta udit 3). Reporting Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit
Menyelesaikan yang berkaitan dengan kewajiban kontijensi ( kewajiban dimana menyatakan pendapat auditor mengenai kelayakan laporan
audit dan potensial yang harus diungkapkan dalam catatan kaki klien) keuangan perusahaan yang sudah sesuai dengan prinsip prinsip
melaporkan akuntansi yang berlaku secara umum. Penyusunan laporan audit harus
laporan audit a). Melaksnakan pengujian tambahan atas penyajian dan berdasarkan empat standar pelaporan yang ada dalam Standar
pengungkapan Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Auditor harus memastikan bahwa pengungkapapn atsa
Standar Pelaporan Laporan Audit
laporan keungan lengkap dan akurat.
Laporan audit harus membuat laporan keuangan yang sesuai
b). Mengumpulkan bukti akhir dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Selain bukti di taha 1, 2, dan 3 auditor harus mengumpulkan Laporan audit harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
bukti untuk laporan keunagan secara kseluruhan dalam tahp penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
penyelesain : keuangan periode terkini, dibandingkan dengan periode
- Mwlaksanakan analitis terakhir sebelumnya.
- Mengevaluasi asumsi going-concern
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
- Mendaptkan surat representasi klien
memadai, kecuali jika dinyatakan lain dalam laporan audit.
- Membaca informasu dalam laporan tahunan untuk
memastikan bahwa hal itu konsisten dengan laporan Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
keuangan laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
terdapat pernyataan yang tidak dapat diberikan. Jika pendapat
c).Mengeluarkan laporan audit secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
Jenis laporan audit yang akan dikeluarkan tergantung pada dinyatakan.
bukti yang dikumpulkan dan temuan audit. Adapun kutipan dari ISA 700.6 mengenai tujuan auditor dalam proses
audit tahap 3 tentang reporting adalah:
d). Mengkomunikasikan kepada komite audit dan Merumuskan opini mengenai laporan keuangan berdasakan
manajemen evaluasi yang ditarik atas bukti audit yg diperoleh.
- Auditor diwajibkan untuk mengkomunikasikan
ISA 700.11 menyatakan bahwa untuk merumuskan
defisiensi dalam pengendalain internal kepada komite
opini, auditor wajib menyimpulkan mengenai apakah auditor
audit atau manajemen senior
- Auditor mengkomunikasikan berbagai hal tertentu telah memperoleh jaminan yang memadai dan wajar tentang
lainnya kepada pihak yang bertanggung jawab atas tat apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah
Kelola, sdperti komite audit dan badan serupa yang saji yang material dan apakah karena kecurangan atau
ditunjuk setealah penyelesaian audit kesalahan. Adapun auditor dapat mengumpulkan bukti audit
- Auditor memberi sarn kepada manajemen untuk berupa:
meningkatkan bisnis (tidak wajib) - Pemeriksaan fisik: inspeksi atau perhitungan yang dilakukan
auditor atas aktiva atau asset yang berwujud
- Konfirmasi : penerimaan respons tertulis langsung dari pihak
ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan
informasi yang diminta oleh auditor
- Inspeksi : pemeriksaan oleh auditor atas dokumen atau
catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji arau
seharusnya tersaji dalam laporan keuangan
- Prosedur analitis : analisisis atas hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dan non keuangan
-Tanya jawab/Wawancara : upaya untuk memperoleh
informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai
respon atas pertanyaan yang diajukan
-Rekalkulasi : pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang
dilakukan oleh klien
-Pelaksanaan Ulang : pengujian independen yang dilakukan
auditor atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien, yang
semula dilakukan sebagai bagian dari sistem akuntansi dan
pengendalian internal klien
-Observasi : Mengamati proses atau prosedur yang
dilaksanakan orang lain
Memberikan opini yang jelas, melalui laporan tertulis, yang
juga menjelaskan dasar pendapat tersebut
Tahap ini terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yang
diperlukan dan menentukan apakah bukti audit itu cukup dan
tepat untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah. Dalam
tahap ini sangat penting menentukan :
Setiap perubahan dalam tingkat risiko yang dinilai
Bentuk persamaan dan perbedaan laporan keuangan yang berbasis di gaas dan isa itu untuk yang ada empat tahapan merencanakan dan merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas Transaksi dan menyampaikan laporan yang terbentuk dari sudut pandang dan
pendekatan audit dan tahapan-tahapan itu yang dilaksanakan dalam langkah pertamanya itu sama yang tanya itu dalam merencanakan dan merancang
pendekatan audit yang dilaksanakan yaitu langkah yang dilakukan yaitu menerima dan melaksanakan perencanaan audit awal ama untuk mencatat berjudul
ada kegiatan penugasan nya di situ Dia memutuskan apakah akan menerima melanjutkan atau menolak penugasan sejumlah merencanakan dan merancang
pendekatan audit juga ada menentukan materialitas dan risiko audit terus kemudian internal terus mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
terus mengembangkan strategi audit dan program audit menyeluruh dan di sini juga di yang berbasis Isa juga di resesif yaitu dilaksanakan hal tersebut yaitu
pada perencanaan menentukan materialitas ada yang Melaksanakan pertemuan dengan tim audit untuk perencanaan memutuskan strategi audit yang
menyeluruh yang tadi terus penilaian risiko melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada tahap yang kedua
berdasarkan itu tuh sama dengan respon Pada tahapan audit Langkah kedua berdasarkan bisa nanti tahapan yang berdasarkan Kyai situ melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif kan dalam laporan keuangan atau tidak untuk di respon itu ada rencana audit yang nggak jadi itu menilai
risiko bawaan dan risiko pengendalian setelah itu ada presiden audit selanjutnya yang disini itu ada prosedur substantif seperti yang tadi dia ada test of detail
ada substantif analitical prosedur pengendalian tapi ada namanya menentukan luasnya pengujian terus mendokumentasikan pekerjaan audit dan representasi
tertulis untuk A3 dalam bahas itu melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo ini itu di tahap 3 di Isa itu laporan gitu kenapa Karena di tahap
2 Isa itu yang respon untuk pengujian rincian saldo itu sudah termasuk tahap kedua dalam respon seperti itu Jadi tidak dipisah tidak dipecah kan kalau di situ
dipisahkan kalau tahap duanya itu pengujian pengujian substantif substantif atas transaksi sedangkan di pihak ketiga itu kemudian mencari saldo tapi kalau
yang diisi itu digabungkan pada tahap yang kedua terus yang terakhir itu tuh menyelesaikan audit dan melaporkan laporan audit ini = 3 dalam sehari jadi di
tahap ini tuh auditor melaksanakan prosedur audit yang berkaitan dengan kewajiban kontinjensi bukti akhir dan mengeluarkan laporan audit serta
mengkomunikasikan kepada komite audit dan manajemen kalau di reporting yang mendasari sejumlah auditor juga mengeluarkan atau kerusakan opini
mengenai laporan keuangan berdasarkan evaluasi yang ditarik dan atas bukti yang diperoleh negara
tadi persamaannya Ya Din Ya samaan dari proses audit berdasarkan CRS dan proses audit berdasarkan bisa mungkin sedikit itu memang pertama dan tahap
kedua dari itu ibu masuk dalam tahap audit bisa jadi menentukan resiko menilai risiko dan sesudah dilakukan penerimaan terhadap klien ya proses proses
penerimaan itu memang bukan ranahnya kita sebagai senior auditor ya tetapi di dalam proses audit sebelum proses audit lanjutan harus diperhatikan dulu
kita mengirim atau menerima setelah menerima Baru melakukan proses proses selanjutnya terjadi beberapa pertimbangan-pertimbangan di dalam menerima
atau menolak bagian itu sampai antara maupun yang ada semacam tambahan informasi mengukur juga kekuatan dari hp-nya itu sendiri Ya nantinya
menyangkut kepada lingkup audit sama kebutuhan akan tetap pada dasarnya hampir sama seperti itu kemudian memasuki tahap berikutnya Kalau sudah
menerima kan berarti membuat perencanaan audit internal audit Ya di situ banyak tahapan-tahapannya ya ada tujuh atau delapan tahapan kemudian diisi
juga ini yang perbedaan pokoknya perbedaan utama antara NICA dengan terletak pada perlakuan terhadap pengendalian ya kalau di kalau di Isa itu
yang pertama atau yang ditekankan itu adalah menetapkan dulu resiko mulai dari identifikasi resiko kemudian menentukan resiko-resiko yang
akan menjadi pilihan di dalam audit yang tahap selanjutnya untuk di respon seperti itu Jadi belum kepada nasi atau pengujian pasti datang tahap
kedua jadi itu juga sudah dilihat SPI udah jadi kalau di titik tolaknya berangkat dari SQ ya evaluasi SPI kemudian menentukan lingkup
pengujian atau lingkup audit begitu tapi kalau bisa itu dari awal kita sudah menentukan resiko Resiko yang akan dihadapi atau yang mungkin
terjadi di perusahaan tersebut baik bikin laporan keuangan secara menyeluruh maupun ditingkat asersi itu sudah diidentifikasi lebih dulu baru
nanti dilihat SPI nya ada nggak untuk memilikinya si resiko-resiko tadi itu nanti pasti di hari selesai nanti direspon itu sudah kita menentukan
pilihan Resiko yang paling material dampaknya Dan apa mitigasinya masih minim yang akan menjadi fokus utama dari auditor untuk di respon
untuk dilakukan dalam memang tidak secara tegas ya tahap 1 2 3 4 12 masuk ke Inggris Hanya Ada arisan juga dengan tahap ketiga itu kan pengujian
pengujian analitical dan pengujian terinci atas saldo itu kalau di Isa masuk dalam kategori respon Bagaimana merespon akun akun ataupun laporan keuangan
yang resikonya besar itu yang signifikan kemudian diuji dengan pengujian pengujian lebih lanjut yaitu jadi tahap ketiga itu sama dengan dalam sama dengan
tahap kedua dalam bisa ya walaupun tadi tidak irisannya tidak ada pemisahan nya tidak terlalu tegas jadi pembanding aja seperti itu nanti di tahap keempat
yaitu penyelesaian audit laporan audit = 3 dalam bisa ya memang seperti itu gitu ya jadi Apple setiap tahapan Seperti apa itu Nanti perbedaan-perbedaan
pokoknya ada di mana dan persamaannya ada di mana Oke terima kasih untuk apresiasi untuk ininya penjelasannya ya menambahkan atau mau memberikan
tanggapan silakan Adon naon atuh ah