Anda di halaman 1dari 47

KODE ETIK

PROFESI AKUNTAN PUBLIK


TUJUAN

 Memberikan suatu gambaran secara garis besar


mengenai prinsip dasar etika profesi dan
kerangka konseptual untuk penerapan prinsip
tersebut.

 Memberikan suatu gambaran tentang penerapan


kerangka konseptual atas prinsip dasar etika
profesi dalam situasi tertentu, terutama yang
terkait dengan aspek independensi.
PENDAHULUAN

 Bersumber dari CEPA – Code of Ethics for Professional


Accountans yang ditetapkan oleh the International Ethics
Standards Board of Accountans (IESBA) (untuk akuntan
profesional yang berpraktik d publik).

 Berbasis prinsip dan terdiri dari dua bagian :


 Bagian A (prinsip dasar etika profesi dan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut).
 Bagian B (ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual tersebut pada situasi tertentu; bukan
merupakan suatu daftar lengkap).
PENDAHULUAN (LANJUTAN)
The IESBA Code Kode Etik
 Part A – established the  Part A diadopsi menjadi
fundamental principles of bagian A – prinsip Dasar Etika
professional ethics for Profesi
professional accountans and
provides a conceptual
framework for applying those
principles;
:Parts B and C
mengilustrasikan bagaimana
kerangka konseptual diterapkan
dalam situasi tertentu
 Part B diadopsi menjadi
 Part B – applies to Bagian B- Aturan Etika
professional accountans in Profesi
public practice.
 Part C tidak diadopsi.
 Part C – applies to
professional accountans in
business.
KETERTERAPAN
 Setiap individu (“Praktisi”) dalam KAP atau jaringan KAP,
baik yang merupakan anggota Institut Akuntan Publik
Indondesia (“IAPI”) maupun yang bukan merupakan
anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional meliputi
jasa asurans dan jasa selain asurans seperti yang
tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi.
 Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan
KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut
diatas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A.
 Merupakan aturan minimum.
 Tetap tunduk perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang terikat.
 Berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011.
 Jasa Asurans = Jasa yang memberi tingkat
keyakinan yang memadai
Tingkat keyakinan :
1. Memadai = audit
2. Kurang memadai = reviu
 Jasa selain asurans = jasa yang tidak
memberikan tingkat keyakinan yang
memadai
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

Integrity
 Integritas
 Objektivitas

vio nal
Kompetensi serta

Ob

be ssio
r

jec
kecermatan dan

ha
ofe

ti v
ity
Pr
ETHICS
kehati-hatian
profesional
 Kerahasiaan n ce
Co
nfi p e te
m
 Perilaku profesional de
nt i
ali n a l c o c ar e
ty ssio duo
fe And
Pro
PRINSIP INTEGRITAS

 Setiap praktisi harus tegas, jujur dan adil dalam menjalin


hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam
melaksanakan pekerjaannya
 Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi,
atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat :
 Kesalahan yang material atau pernyataan yang
menyesatkan
 Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak
hati-hati; atau
 Penghilangan atau penyembunyian yang dapat
menyesatkan atau informasi yang seharusnya
diungkapkan.
 Kompetensi = keahlian, kemampuan
 Bisa didapat dari 2 cara :

1. Pendidikan
2. Pengalaman

Material : signifikan, besar, berpengaruh


PRINSIP OBJEKTIVITAS
 Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas,
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
layak (undue influence) dari pihak-pihak lain
mempengaruhi pertimbangan profesional atau
pertimbangan bisnis nya.

 Setiap praktisi harus menghindari setiap hubungan yang


bersifat subjektif atau yang dapat mengakibatkan
pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan
profesionalnya.
PRINSIP KOMPETENSI SERTA KECERMATAN
DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL

 Setiap Praktisi wajib untuk


 Memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang
dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga
klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten; dan

 Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan


seksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik
profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
 Memelihara pengetahuan professional :
IAPI : caranya adalah mengikuti Pendidikan
Berkelanjutan – PPL untuk jabatan rekan (AP)
sebanyak 40 SKP. Atau setara dengan 5 kali
pelatihan/Pendidikan selama setahun.
PRINSIP KERAHASIAAN
 Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi
yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan
profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak
boleh mengungkapkan informasi tsb kepada pihak
ketiga tanpa persetujuan klien atau pemberi kerja,
kecuali:
 Terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai
ketentuan hukum atau peraturan lain yang berlaku
 Terdapat kewajiban profesional untuk mengungkapkan,
selama tidak dilarang ketentuan hukum (misal reviu
mutu)
 Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus
berlanjut, bahkan setelah berakhirnya hubungan praktisi
dengan klien atau pemberi kerja
PRINSIP KERAHASIAAN (LANJTUTAN)

Contoh
 Saat berbincang mengenai masalah keuangan, seorang
teman memberitahu cara “cepat kaya”, yang melibatkan
investasi pada suatu perusahaan IT yang merupakan klien
audit KAP anda. Anda tahu bahwa perusahaan tersebut
sedang dalam kesulitan keuangan yang parah, dan
kemungkinan besar menyebabkan kebangkrutan.

yan g ha rus a nda lakukan???


Apa
PRINSIP KERAHASIAAN (LANJTUTAN)

Apa yang harus anda lakukan???

 Anda harus tidak menyatakan informasi terkait


entitas tersebut.
 Informasi berkaitan dengan klien merupakan
informasi rahasia dan tidak boleh digunakan
untuk keuntungan sendiri atau pihak lain.
 Informasi tidak boleh diungkapkan tanpa
persetujuan klien, kecuali ada kewajiban hukum
atau profesi untuk membuka informasi
PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
 Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan
yang dapat mendiskreditkan profesi.
 Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat
mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh
pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan
mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat
menurunkan reputasi profesi, misal:
 Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa
profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki,
atau pengalaman yang telah diperoleh;
 Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil
pekerjaan Praktisi lain.
PENDEKATAN KERANGAKA KONSEPTUAL

 Kode Etik menggunakan pendekatan kerangka


konseptual (conceptual framework approach)
 Ancaman kepatuhan Praktis terhadap prinsip dasar
etika tergantung pada situasi yang dihadapi.
 Situasinya sangat beragam, sehingga tidak
mungkin menejelaskan setiap situasi yang dapat
menimbulkan ancaman.
 Sifat perikatan dan penugasan perikatan dapat
berbeda-beda
 Pencegahan yang diterapkan dapat berbeda
PENDEKATAN KERANGAKA KONSEPTUAL
(LANJUTAN)

 Pendekatan kerangka konseptual


1. Mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika;
2. Memperhatikan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif
dalam mempertimbangkan signifikansi suatu ancaman
yang potensial; jika suatu ancaman merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
signifikan:
3. Menerapkan pencegahan yang tepat atas setiap
ancaman yang diidentifikasi, atau jika dapat
menerapkan pencegahan, ia harus menolak menerima
perikatan, menghentikan jasa profesional atau bahkan
mengundurkan diri dari perikatan.
PENDEKATAN KERANGAKA KONSEPTUAL
(LANJUTAN)

Catatan:
 Kepatuhan pada prinsip dasar dapat diancam oleh berbagai
keadaan dan hubungan.
 Sifat dan signifikansi ancaman dapat berbeda, antara lain
tergantung pada:
 Apakah ancaman timbul dalam kaitannya dalam
pemberian jasa pada suatu klien audit dan
 Apakah klien audit tsb merupakan entitas dengan
kepentingan publik (public interest entity),
 Kepada suatu klien asurans yang bukan klien audit, atau
 Kepada suatu klien non-asurans.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Prinsip Dasar Etika =

Kecermatan dan
Perilaku
integritas Objektivitas kehati-hatian & Kerahasiaan
kompetensi Profesional

Terapkan prinsip dasar


kepada :

Identifikasi Implementasi
ancaman pencegahan
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
 Ancaman
1. Kepentingan pribadi
2. Telaah pribadi
3. Advokasi
4. Kedekatan, dan
5. intimidasi
 Pencegahan
1. Dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau
peraturan,
2. Dalam lingkungan kerja (tingkat institusi dan tingkat
perikatan), dan
3. Diterapkan oleh klien.
ANCAMAN-ANCAMAN
Ancaman advokasi (advocacy threats)
• Terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal
yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari Praktisi tersebut.
Ancaman kedekatan (familiarity threats)
• Terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati terhadap kepentingan pihak lain
sebagai akibat kedekatan hubungannya.
Ancaman intimidasi (intimidation threats)
• Terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk bersikap objektif
Ancaman kepentingan pribadi (self interest threats)
• Akibat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Praktisi maupun
anggota keluarga langsung atau angggota keluarga dekat dari Praktisi.
Ancaman telaah pribadi (self review threats)
• ketika pertimbangan yang diberikan sebelumnya harus dievaluasi oleh
Praktisi yang bertanggung jawab atas pertimbangan tsb.
CONTOH
CONTOH
PENYELESAIAN MASALAH TERKAIT
ETIKA PROFESI

Ketika memulai proses penyelesaian masalah terkait etika


profesi (formal atau informal), setiap Praktisi (scr individu
atau bersama-sama) harus mempertimbangkan :
 Fakta yang relevan;
 Masalah etika profesi yang terkait
 Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan
masalah etika profesi yang dihadapi;
 Prosedur internal yang berlaku; dan
 Tindakan alternatif.
PEDOMAN ETIKA PROFESI DALAM SITUASI-
SITUASI: (BAG.B DARI KODE ETIK)

a) Penunjukan Praktisi, KAP, atau jaringan KAP.


b) Benturan kepentingan.
c) Pendapat kedua.
d) Imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya.
e) Pemasaran jasa profesional.
f) Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya.
g) Penyimpanan aset milik klien.
h) Objektivitas- semua jasa profesional.
i) Independensi dalam perikatan asurans:
- konsep independensi.
- Periode independensi.
- Ancaman dalam perikatan asurans.
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP
Penerimaan Klien :
 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh
diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas
atau perilaku profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang
dapat dipertanyakan yang terkait dengan klien (pemilik,
manajemen, atau aktivitasnya).
 Pencegahan yang tepat mencakup antara lain :
a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer,
serta pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
kegiatan bisnis perusahaan, atau
b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan
praktik tata kelola perusahaan atau pengendalian internalnya.
 Perikatan yang berulang: keputusan untuk menerima harus
ditelaah secara berkala.
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP (LNJT)
Penerimaan perikatan:
 Setiap Praktisi hanya boleh memberikan jasa
profesionalnya jika memilik kompetensi untuk
melaksanakan perikatan tersebut.
 Sebelum menerima perikatan, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan setiap ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi yang dapat tejadi dari
diterimanya perikatan tersebut.
 Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap
kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional dapat terjadi ketika tim perikatan tidak memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan
dengan baik.
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP (LNJT)

Penerimaan perikatan (lnjt):


 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap
ancaman yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas
tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
 Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat
dan kompleksitas kegiatan bisnis klien, persyaratan
perikatan, serta tujuan, sifat dan lingkup pekerjaan yang
akan dilakukan.
 Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai
industri atau hal pokok dari perikatan,
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP (LNJT)
Penerimaan perikatan (lnjt):
 Pencegahan tersebut mencakup antara lain (lanjutan) :

 Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau


persyaratan pelaporan yang relevan.
 Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan
kompetensi yang diperlukan.
 Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
 Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk
melaksanakan perikatan.
 Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
yang dirancang sedemikian rupa untuk memastikan
diterimanya perikatan hanya bila perikatan tersebut dapat
melaksanakan secara kompeten.
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP (LNJT)
Penerimaan perikatan (lnjt):
 Tidak diperkenankan melaksanakan perikatan (dengan jenis,
periode & kerangka pelaporan) yang sama yang telah dilakukan
oleh Praktisi lain sebelumnya, dengan pengecualian tertentu.
Perubahan dalam penunjukan:
 Komunikasi antara Praktisi pengganti dengan Praktisi Pendahulu.
 Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan.
Lingkup informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus
didiskusikan oleh Praktisi Pendahulu dengan Praktisi Pengganti
ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal sebagai berikut:
 Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut,
atau
 Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait
dengan koumikasi dan pengungkapan tersebut.
 Persetujuan klien.
BENTURAN KEPENTINGAN
Ancaman :
 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut
dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi.
 Contoh ancaman terhadap objektivitas:

 Persaingan secara langsung antara Praktisi dengan klien.


 Kerjasama usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan
pesaing utama klien.
 Pemberian jasa profesional untuk klien-klien yang
kepentingan nya saling berbenturan atau kepada klien-
klien yang sedang saling berselisih.
BENTURAN KEPENTINGAN (LNJT)
Pencegahan utama:
a) Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau
kegiatan bisnis KAP atau jaringan KAP yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan, dan memperoleh persetujuan dari klien
untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondisi
tersebut, atau
b) Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentikifikasi
mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi kepada dua
atau lebih klien yang kepentingannya saling berbenturan, dan
memperoleh persetujuan dari klien-klien tersebut untuk
melanjutkan hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi
tersebut, atau
c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional
oleh Praktisi secara tidak eksklusif untuk suatu klien (sebagai
contoh, tidak bertindak secara eksklusif untuk suatu industri atau
jasa tertentu), dan memperoleh persetujuan dari klien untuk
bertindak demikian.
BENTURAN KEPENTINGAN (LNJT)

Pencegahan tambahan :
a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah untuk klien-klien
yang kepentingannya saling berbenturan,
b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi
oleh pihak yang tidak berhak,
c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim
perikatan mengenai keamanan dan kerahasiaan data;
d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani
oleh setiap rekan dan staf KAP atau jaringan KAP, dan
e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan
oleh pejabat senior KAP atau jaringan KAP yang tidak
terlibat dalam perikatan.
PENDAPAT KEDUA

Ancaman :
 Fakta yang tidak sama.
 Bukti yang tidak memadai.

Pencegahan :
 Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi
yang memberikan pendapat pertama,
 Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang
diberikan kepada klien, dan
 Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi yang
memberikan pendapat pertama.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN
BENTUK REMUNERASI LAINNYA
Fee yang rendah
 Tidak mengatur imbalan minimun.
 Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional
yang dipandang sesuai.
 Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang
diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih rendah dari Praktisi
yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik
profesi.
 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa
profesional yang diusulkan.
 Signifikansi ancaman akan tergantung dari beberapa faktor,
seperti besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan,
serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN
BENTUK REMUNERASI LAINNYA (LNJT)
Fee yang rendah (lnjt)
 Pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain :
 Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi
perikatan, terutama dasar penentuan besaran imbalan
jasa profesional, serta jenis dan lingkup jasa profesional
yang diberikan.
 Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan
staf yang kompeten dalam perikatan tersebut.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN
BENTUK REMUNERASI LAINNYA (LNJT)

Fee kontinjen
 Imbalan yang bersifat kontinjen (contingent fee) untuk jasa
profesional selain asurans. Signifikansi ancaman tersebut
akan tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut :
 sifat perikatan;
 Rentang besaran imbalan jasa profesional yang
dimungkinkan;
 Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional;
 Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak
ketiga yang independen.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN
BENTUK REMUNERASI LAINNYA (LNJT)

Fee kontinjen (lnjt)


 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi, pencegahan
yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut
mencakup antara lain:
 Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat dimuka
mengenai dasar penentuan imbalan jasa profesional.
 Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan
Praktisi mengenai dasar penentuan imbalan jasa
profesional.
 Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
 Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil
pekerjaan Praktisi.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN
BENTUK REMUNERASI LAINNYA (LNJT)
 Imbalan rujukan (refferal fee) tidak diperbolehkan,
kecuali jika telah diterapkan pencegahan yang tepat:
i. Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian
pembayaran atau penerimaan imbalan rujukan
kepada Praktisi lain atas suatu perikatan.
ii. Memperoleh persetujuan di muka dari klien
mengenai penerimaan komisi dari pihak ketiga atas
penjualan baranag atau jasa kepada klien.
PEMASARAN JASA PROFESIONAL

 Bersikap jujur
 Tidak boleh :
(i) Mendiskreditkan profesi,
(ii) Membuat pernyataan yang berlebihan atas jasa
profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh,
(iii) Membuat pernyataan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
 Jika tidak jelas, konsultasi dengan organisasi profesi.
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK
KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA
 Praktisi maupun anggota keluarga langsung dan anggota
keluarga dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau
bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitality) oleh klien.
Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar kode etik
profesi.
 Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat,
nilai, dan maksud dibalik pemberian tersebut.
 Hanya diperbolehkan jika pemberian tersebut disimpulkan
oleh pihak ketiga (yang rasional dan memiliki pengetahuan
mengenai semua informasu yang relevan) sebagai
pemberian yang secara-jelas-tidak-signifikan.
PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN
 Tidak diperbolehkan, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan
hukum.
 Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat.
Pencegahan sebagai berikut:
 Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau
jaringan KAP, atau aset pribadinya;
 Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan telaah
ditetapkan;
 Setiap saat siap mempertanggungjawabkan saet tersebut
kepada individu yang berhak atas aset tersebut, termasuk
seluruh penghasilan, deviden, atau keuntungan yang dihasilkan
dari aset tersebut; dan
 Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban
aset tersebut.
 Waspada terhadap keterkaitan aset tersebut dengan kegiatan
ilegal.
OBJEKTIVITAS-SEMUA JASA
PROFESIONAL

 Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap


Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
objektivitas yang dapat terjadi dari adanya
kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien
maupun direktur, pejabat, atau karyawannya.
 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika
memberikan jasa profesional akan tergantung dari
kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang
dilakukan oleh Praktisi.
OBJEKTIVITAS-SEMUA JASA
PROFESIONAL

 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap


ancaman yang diidentifikasi, pencegahan antara lain :
 Mengundurkan diri dari tim perikatan.
 Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
 Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis
yang dapat menimbulkan ancaman.
 Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen
senior KAP atau jaringan KAP.
 Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien
yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN
ASURANS
 Konsep independensi
 Periode perikatan
 Ancaman dan pencegahan
 Imbalan jasa profesional
 Litigasi atau ancaman litigasi
KONSEP INDEPENDENSI DALAM
PERIKATAN ASURANS
 Independensi dalam pemikiran (independence of mind):
Sikap mental yanga memungkinkan pernyataan pemikiran
yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat
mengganggu pertimbangan profesional, yang
memungkinkan seorang individu untuk memiliki integritas
dan bertindak secara objektif, serta menerapkan
skeptisisme profesional.
 Independensi dalam penampilan (independence of
appearance): Sikap yang menghindari tindakan atau situasi
yang dapat menyebabkan pihak ketiga meragukan
integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari
anggota tim asurans, KAP, atau jaringan KAP

Anda mungkin juga menyukai