Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN

PENYERTAAN SAHAM, AKUNTANSI MODAL BANK,

LAPORAN AKUNTANSI BANK

Dosen Pengampu : I Putu Gde Chandra Artha Aryasa, S.E,

M.Ak, BKP

Disusun oleh :

Kelompok 10

Nama Anggota Kelompok :

Shabilla Rhamdon (202033121275)

Desak Nyoman Laksmi Devi (202033121279)

Kelas D6 /

Akunatansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Warmadewa

2023
A. PENYERTAAN SAHAM
Menurut Balfas (2006) modal merupakan efek yang paling umum ditawarkan
dalam suatu penawaran umum, dan karenanya merupakan instrumen yang paling umum
dikenal dan diperdagangkan di pasar modal (bursa). Saham merupakan komponen dan
wujud dari penyertaan modal dalam suatu usaha berbentuk Perseroan Terbatas.
Sehingga untuk pembahasan atas masalah saham pengaturan utamanya akan harus
merujuk kepada UUPT. Di dalam UUPT pembuat undang-undang sama sekali tidak
membuat perumusan mengenai apa itu saham. Tetapi dengan melihat sifatnya maka
saham itu dapat dirumuskan sebagai penyertaan. Saham dianggap sebagai penyertaan
seseorang atau pihak tertentu di dalam modal Perseroan Terbatas karena saham
merupakan komponen dari modal suatu Perseroan terbatas. Saham adalah penyertaan
yaitu pemasukan modal dari pemegang saham ke dalam suatu badan usaha yang
berbentuk perseroan terbatas.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, salah satu sifat utama dari saham ini
adalah sekali dimasukkan/disetorkan oleh pemegang saham maka tidak dapat dilakukan
penarikan kembali. Satu-satunya cara untuk mendapatkan pengembalian atas modal
yang telah disetor, adalah dengan cara pemindahan hak atas saham-saham tersebut
kepada pihak lain (penjualan), dan demikian mendapatkan pengembalian dari setoran
yang telah dilakukan tersebut, atau dengan melakukan likuidasi sehingga pemegang
saham akan menerima hasil dari likuidasi. Untuk itulah maka diadakan bursa atau pasar
sebagai sarana untuk memberikan kemudahan bagi pengalihan hak tersebut.
Menurut Darmadji (2011) saham (stock) dapat di defenisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan pada suatu perseroan
tersebut. Oleh karena saham merupakan penyertaan modal dari pemegang saham di
dalam suatu perseroan terbatas, maka pemegang saham merupakan pemilik dari
perseroan terbatas. Dengan demikian besarnya pemilikan seorang pemegang saham atas
perseroan ditentukan besarnya penyertaan yang bersangkutan terhadap modal perseroan.
a) Syarat-syarat Penyertaan Modal
Keberadaan lembaga yang mengoordinasi penanaman investasi atau

penyertaan modal di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis

karena dengan adanya lembaga tersebut akan menentukan tinggi rendahnya

investasi yang diinvestasikan oleh investor, baik itu investor asing maupun

investor dalam negeri. Semakin baik pelayan yang diberikan kepada

investor, akan semakin banyak investor yang tertarik menanamkan

investasinya di Indonesia. Selama ini terdengar berbagai keluhan dari

investor bahwa pelayanan yang diberikan oleh lembaga yang berwenang

adalah sangat berbelit-belit, birokrasi yang panjang, dan memerlukan biaya

yang besar. Ini disebabkan adanya dua lembaga yang mengoordinasi

penanaman investasi di Indonesia, yaitu BKPM (Badan Koordinasi

Penanaman Modal) dan BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal

Daerah). Masing-masing lembagi ini memiliki kinerja yang berbeda.

Pelaksanaan keuangan daerah dalam Provinsi tidak dapat dipisahkan

dari kebijakan pemerintah yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas

pengelolaan penerimaan dan pendapatan yang dijabarkan melalui target

APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas

pengeluaran daerah melalui belanja langsung maupun belanja tidak

langsung. Penanaman modal pemerintah daerah pada bank daerah adalah

salah satu pengeluaran daerah dalam bentuk belanja tidak langsung. Namun,

hal ini harus tetap memperhatikan manfaat penyertaan modal ini bagi

masyarakat daerah tersebut.


b) Jenis-jenis Penyertaan Modal
Investasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat dilakukan dalam 2

(dua) bentuk/jenis, yaitu :

1. Investasi surat berharga, adalah wadah dan pola pengelolaan dana

bagi sekumpulan investor dalam instrument-instrumen investasi yang

tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana.

Menurut Undang- undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1,

ayat (27). Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

2. Investasi langsung, adalah menempatkan uang secara langsung pada

perusahaan, proyek, atau bisnis dengan harapan bisa memperoleh hasil

yang diinginkan. Polanya bisa bermacam-macam, perusahaan yang

menjalankan bisnis berbentuk perseroan terbatas atau CV, dana yang

dihasilkan dapat ditukarkan pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain

dana menjadi equity pada perusahaan. Dana yang sudah dalam bentuk

equity biasanya akan dipakai sebagai modal tambahan. Hasil yang

diperoleh berupa deviden akan dibagikan setiap akhir tahun. Model ini

tidak berbeda dangan membeli saham di pasar modal. Hanya saja,

saham di pasar modal dengan mudah bisa diperjualbelikan dan harganya

bisa naik turun. Sementara, jika menempatkan dana sebagai saham di

perusahaan yang belum go public, harganya lebis bersifat statis.

B. AKUNTANSI MODAL BANK


Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam
rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan
usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh
otoritas moneter. Pembagian jenis modal bank di Indonesia menganut
klasifikasi yang disampaikan oleh Standard Bank For International
Settlement, yaitu modal bank terdiri dari:

a) MODAL INTI (FIRST TIER CAPITAL)


Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-
cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh
setelah diperhitungkan pajak.
Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan
modal yang berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba
yang ditahan. Porsi terbesar modal inti terletak pada modal saham yang
disetor. Sedangkan selebihnya sangat tergantung laba yang diperoleh dan
kebijakan rapat umum pemegang saham. Untuk modal disetor berupa
saham biasa atau saham preferen. Pada saham biasa, bank memiliki
kewajiban untuk memberikan deviden pada setiap akhir tahun berdasarkan
rapat umum pemegang saham. Pemegang saham biasa memiliki hak suara,
sehingga dapat mengendalikan manjemen bank. Pada saham preferen,
pemegangnya tidak mempunyai hak suara namun pembagian devidennya
akan didahulukan sebelum membayar deviden saham biasa.
Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih
harga saham saham diatas nilai nominal dicatat sebaga agio saham. Selisih
harga saham dibawah nilai nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio
saham akan diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham akan
diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan
total yang dibayar oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk
ditukarkan dangan saham preferen atau saham biasa. Nilai modal disetor
merupakan penjumlahan nilai nominal ditambah dengan agio saham atau
nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan nilai nominal
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar
saham.
Contoh:
1. Tanggal 3 Maret 2006 diterima setoran awal dari Tn. David untuk modal
bank berupa uang tunai Rp800.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai
Rp500.000.000, kendaraan senilai Rp300.000.000, Inventaris kantor
senilai Rp200.000.000. Setoran ini dicatat dalam bentuk saham
biasa untuk 300.000 lembar dengan nilai nominal Rp6.000 per lembar,
kurs 105%.
2. Tanggal 12 Maret 2006 dijual saham biasa 30.000 lembar dengan
nominal Rp4.000, kurs 98%. Pembayaran diterima tunai.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


3/3- 06 Dr. Kas 890.000.000
Dr. AT. Tanah 500.000.00
Dr. AT. Kendaraan 300.000.000
Dr. Inventaris kantor 200.000.000
Cr. Modal Disetor-Saham Biasa 1.800.000.000
Cr. Agio Saham 90.000.000

12/3-06 Dr. Kas 117.600.000


Dr. Disagio Saham 2.400.000
Cr. Modal Disetor-Saham Biasa 120.000.000

Bank yang mengeluarkan saham sering menerima pesanan dari


calon investor. Saham yang dijual secara pesanan harus diserahkan setelah
dilunasi seluruhnya. Perlakuan akuntansi untuk pemesanan saham adalah
emiten akan mendebet piutan pemesanan saham dan mengkredit modal
saham yang dipesan. Apabila pemesan tidak melunasi sisa pembayaran
saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah pembayaran sebelumnya,
atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan dimasukkan dalam
komponen tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-pembatalan
pemesanan saham.

Contoh transaksi pemesanan saham:


1. Tanggal 7 Agustus 2007 Bank Dwipa menerima pesanan saham 200.000
lembar saham biasa dari PT. Mandiri dengan kurs 104%. Harga nominal
per lembar Rp12.000, uang muka pesanan saham diterima 70% tunai.
2. Tanggal 30 Agustus 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


7/8-07 Dr. Kas 1.747.200.000
Dr. Piutang-PT,Mandiri 748.800.000
Cr. Modal Saham Dipesan 2.400.000.000
Cr. Agio Saham 96.000.000

30/8-07 Dr. Kas 748.800.000


Dr. Modal Saham Dipesan 2.400.000.000
Cr. Piutang PT.Mandiri 748.800.000
Cr. Modal disetor-Saham Biasa 2.400.000.000

Bila dikemudian hari pemesanan saham tidak mampu melunasi


kekurangannya dan bank selaku emiten harus mencatatnya sesuai dengan
perjanjian yang disepakati awal. Contoh:
Bila pesanan saham yang dilakukan PT. Mandiri tidak dilunasi, dan Bank
Dwipa mengembalikan sebesar 75% dari nilai yang telah dibayar, maka
jurnalnya adalah:

Tanggal Rekenin Debit (Rp) Kredit (Rp)


g
7/8-2007 Dr. Agio Saham 96.000.000
Dr. Modal Saham Yang Dipesan 2.400.000.000
Cr. Piutang PT. Mandiri 748.800.000
Cr. Kas 1.310.400.000
Cr. Pendapatan Lain-lain 436.800.000

Keterangan:
Telah diterima tunai =
1.747.200.000 Dikembalikan
75% =
1.310.400.000 – Pendapatan
Lain-lain =

436.800.000

1. Pembelian Kembali Saham


Struktur modal bank menjadi pertimbangan penting bagi pemilik
lama, oleh karena itu pembelian kembali saham yang telah beredar dapat
dilakukan dalam kerangka untuk mempertahankan struktur kepemilikan,
menghindari hostile takeover, memenuhi tuntutan regulasi atau untuk
mengimbangi penurunan skala operasi bank yang semakin menurun
sehingga tidak perlu modal besar. Saham yang dibeli kembali disebut
saham treasuri.
Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua macam.
(1) dicatat berdasarkan harga perolehan, (2) dicatat sebesar harga nominal.
Selisih antara jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan
jumlah yang diterima pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba
atau rugi suatu bank. Sehingga saham treasuri tidak boleh diperlakukan
sebagai aktiva bank, namun hanya sebagai pengurang terhadap modal
saham.
Saham yang diperoleh kembali yang dicatat sebesar harga
perolehan, maka pada saat dijual kembal juga dicatat atau dikreditkan sebesr
harga perolehannya. Selisih harga jual kembali dengan harga perolehannya
diperlakukan sebagai tambahan modal, sebaliknya bila harga jual kembali
lebih rendah dari harga perolehannya maka selisihnya diperlakukan sebagai
pengurang modal, dalam hal ini dibebankan pada rekening tambahan modal
untuk saham treasuri. Bila saldo tambahan modal saham treasuri tidak
mencukupi untuk menanggung kerugian penjualan saham treasuri, maka
dapat dibebankan pada laba ditahan.
Pada metode harga nominal, saham yang diperoleh kembali dicatat
sebesar harga nominal dan disajikan sebagai pengurang terhadap modal
saham. Bila harga perolehan kembali saham treasuri semula dikeluarkan
dengan harga diatas harga nominal (harga pari), maka harus didebet agio
saham. Kalau jumlah yang dibayarkan lebih besar daripada pada saat
pengeluaran saham, maka dapat mendebet rekening laba ditahan, sebaliknya
bila yang dibayarkan lebih kecil daripada saat pengeluaran saham maka
dikreditkan tambahan modal-saham treasuri.
Contoh:
1. Tanggal 1 Februari 2007 Bank Delta melakukan emisi saham biasa
150.000 lembar dengan nominal Rp10.000 per lembar, kurs 105%.

2. Tanggal 28 Februari 2007 Bank Delta membeli kembali 40.000 lembar


sahamnya dengan kurs 102%
3. Tanggal 31 Maret 2007 Bank Delta menjual kembali saham treasuri sebanyak
20.000 lembar dengan kurs 103%
4. Tanggal 1 April 2007 Bank Delta menjual kembali 20.000 lembar
saham treasuri dengan kurs 97%
Metode Harga Perolehan Metode Harga Nominal
Tgl Rekening Debit Kredit Tgl Rekening Debit Kredit
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1/2- Dr. Kas 1.575.000.0 1/2-07 Dr. Kas 1.575.000.0
07 00 00
Cr. Modal 1.500.000.0 Cr. Modal 1.500.000.
Saham 00 Saham 000
Cr. Agio 75.000.000 Cr. Agio 75.000.000
Saham Saham

28/2- Dr. Saham 408.000.00 28/2- Dr. Saham 400.000.00


07 Treasuri 0 07 Treasuri 0
Cr. Kas 408.000.00 Dr. Agio Saham 8.000.000
0
Cr. Kas 408.000.00
0
31/3- Dr. Kas 206.000.00
07 0
Cr. Saham 204.000.00 31/3- Dr. Kas 206.000.00
treasuri 0 07 0
Cr. Tamb. 2.000.000 Cr. Saham 200.000.00
Modal-ST Treasuri 0
Cr. Agio 6.000.000
Modal
Saham
1/4- Dr. Kas 194.000.00 1/4-07 Dr. Kas 194.000.00
07 0 0
Dr. 10.000.000 Dr. Disagio 6.000.000
Tamb.Modal-ST Modal
Saham
Cr. Saham 204.000.00 Cr. Saham 200.000.00
Treasuri 0 Treasuri 0

2. Penarikan Kembali Saham Treasuri


Saham treasuri yang ditarik kembali, berarti saham tersebut tidak
akan diedarkan kembali. Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri yang
ditarik tergantung metode pencatatan sebelumnya. Bila berdasarkan harga
perolehan, kenaikan atau penurunan modal dari saham treasuri harus diakui
pada saat saham tersebut ditarik kembali. Bila pencatatannya didasarkan
pada harga nominal, pada saat penarikan tidak perlu mengakui selisih atau
kenaikan/penurunan tesebut.
Contoh:
Setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank Delta
pada tanggal 28 Februari 2007, Bank Delta menyatakan menarik 40.000
lembar saham treasuri tersebut pada tanggal 17 Maret 2007.

Metode Harga Perolehan Metode Harga Nominal


Tgl Rekening Debit Kredit Tgl Rekening Debit Kredit
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
17/3- Dr. Modal Saham 400.000.0 17/3- Dr. Modal 400.000.
05 00 05 Saham 000
Dr. Agio Saham 20.000.00 Cr. Saham 400.000.
0 Treasuri 000
Cr. 12.000.000
Tamb.Mo
dal-
Saham
Treasuri
Cr. Saham 408.000.00
Treasuri 0

b) MODAL PELENGKAP (SECOND TIER CAPITAL)


Modal pelengkap terdiri dari atas cadangan-cadangan yang
dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman
subordinasi. Dalam perhitungan CAR, modal pinjaman termasuk komponen
modal pelengkap. Untuk itu sifat modal pinjaman mempunyai kedudukan
sama dengan modal pada umumnya. Modal pinjaman dimaksud adalah
pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrument yang disebut
capital assets, loan stock, atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu
dan mempnyai sifat seperti modal.

Latihan soal:
1. Buatlah pencatatan/jurnal untuk transaksi-transaksi di bawah ini :
a. Tanggal 7 Juni 2007 diterima setoran awal dana dari Tn. Harun
untuk modal pendirian Bank Sentosa berupa uang tunai
Rp650.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp800.000.000,
inventaris kantor Rp330.000.000, kendaraan Rp220.000.000.
Setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa untuk 250.000 lembar
dengan nilai nominal Rp8.000 per lembar, kurs 105%.
b. Tanggal 12 Juni 2007 dijual saham biasa 20.000 dengan nominal
Rp9.000, kurs 102%. Pembayaran diterima tunai.
c. Tanggal 3 Juli 2007 Bank Sentosa menerima pesanan saham
100.000 lembar biasa dari PT.Kirana dengan kurs 103%. Harga
nominal per lembar Rp12.000. Uang muka pesanan saham diterima
40% tunai.
d. Tanggal 31 Juli 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai.

e. Diasumsikan apabila pesanan saham yang dilakukan PT.Kirana tidak


dilunasi sampai batas waktu yang telah disepakati (tgl 31 Juli 2007)
dan Bank Sentosa mengembalikannya sebesar 75% dari nilai yang
telah dibayar.
2. Buatlah pencatatan untuk transaksi di bawah ini dengan metode
pencatatan berdasarkan harga perolehan dan berdasarkan harga
nominal :
a. Tanggal 1 Juli 2006 Bank Wahana melakukan emisi saham biasa
200.000 lembar dengan nominal Rp7.000 per lembar, kurs 106%
b. Tanggal 31 Juli 2006 Bank Wahana membeli kembali 30.000 lembar
sahamnya dengan kurs 102%.
c. Tanggal 15 Agustus 2006 Bank Wahana menjual kembali saham
treasuri sebanyak 10.000 lembar dengan kurs 98%.
d. Tanggal 1 September 2006 Bank Wahana menjual kembali 20.000
lembar saham treasuri dengan kurs 103%
e. Setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank
Wahana pada tanggal 31 Juli 2006, Bank Wahana menyatakan
menarik 30.000 lembar saham treasuri pada tanggal 8 Agustus 2006.

C. LAPORAN AKUNTANSI BANK


a) Pengertian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Ikatan Akuntan Indonesia (Revisi
2009) mendefinisikan laporan keuangan sebagai penyajian kinerja keuangan yang
terstruktur dari perusahaan atau entitas usaha. Pembuatan laporan keuangan
bertujuan memberikan informasi kinerja dari pihak yang melaporkan, sehingga
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat
keputusan. Adapun pengertian Laporan keuangan yang lain yaitu :
- Menurut Kasmir (2013:7)
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan
keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah
merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk
laporan laba rugi). Laporan keuangan menggambarkan pospos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.
- Menurut Munawir (2010:5)
Laporan Keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan
perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aset, kewajiban
dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan
(laporan) laba-rugi memperlihatkan hasilhasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas
menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan ekuitas perusahaan.
- Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Indonesia (2009:1)
Laporan Keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/ laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan
keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan
yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan

b) Tujuan Laporan Keungan


a. Mengetahui Informasi Aset
Aset yang dimiliki oleh bisnis maupun perusahaan tertentu akan dapat
diketahui dengan adanya laporan keuangan. Karena, dalam sebuah laporan
ini, kita bahkan secara detail mendapatkan penjelasan tentang aset. Seberapa
banyak yang masih dimiliki dan seberapa banyak yang sudah terbuang.
b. Mengetahui Jumlah Modal
Modal adalah sebuah hal yang penting dalam bisnis dan kegiatan ekonomi
lainnya. Jadi, ini menjadi salah satu faktor penting yang digambarkan dalam
sebuah laporan keuangan. Semua informasi yang dibutuhkan akaan
ditemukan di laporan tersebut. Terkait seberapa banyak modal yang tersedia,
yang diperlukan dan yang telah digunakan.
c. Arus Kas
Ini juga akan menggambarkan bagaimana pengelolaan aruskas. Apakah
masih kurang stabil, tidak memadai dan bahkan berjalan dengan lancar.
Setiap pelaku yang melakukan tindakan ekonomi pastinya membutuhkan
rincian mengenai arus kas tersebut.
d. Alat Pertanggung Jawaban Pihak manajemen
Ini akan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk pertanggung jawaban
manajemen. Karena ini adalah salah satu laporan yang sangat penting dan
akan mendefinisikan keadaan perusahaan. Maka pihak manajemen harus
mempertanggung jawabkan dengan baik kepada pemilik, pemegang saham
dan kreditur.
e. Sebagai Alat Pertimbangan Pemilik Perusahaan
Tidak ada hal yang selalu mulus, begitu juga yang terjadi dalam sebuah
keuangan perusahaan. Ketika hal-hal tersebut menjadi lebih buruk atau
bahkan lebih baik, sang pemilik harus melakukan tindakan.
f. Pencapaian Target Manajemen
Walaupun pihak manajemen adalah yang bertanggung jawab membuat dan
melaporkan laporan ini. Namun, ini juga menyangkut tujuan pembuatannya
tersebut. Dimana pihak manajemen yang nantinya akan mengetahui apakah
target mereka tercukupi atau tidak di periode tersebut. Apakah sudah sesui
dengan rencana yang sebelumnya diatur? Ini juga akan menjadi bahan
evaluasi untuk masa yang akan datang.
g. Alat Pertimbangan Bagi Pemegang Saham
Untuk bisa menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan, tentu diperlukan
modal dan berupa saham. Jadi, pemegang atau pemilik saham yang
berkontribusi, berhak mengetahui bagaimana perkembangan dari bisnis atau
perusahaan tersebut. Pelaporan inilah yang nantinya akan menjadi media
pertimbangan mereka. Dimana mereka akan menentukan untuk tetap
berkomitmen dengan perusahaan tersebut nantinya atau tidak.
h. Bahan Evaluasi Kreditur
Tidak hanya pemilik dan pemegang saham saja yang menggunakan laporan
ini sebagai bahan evaluasi. Para kreditur juga akan menggunakannya sebagai
bahan evaluasi dan alat pertimbangan. Para kreditur sangat perlu untuk bisa
melakukan penilaian pada kelancaran dan abgaimana alur arus kas.

c) Jenis – Jenis Laporan Keuangan


1. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi atau income statement merupakan laporan keuangan yang
berisi kinerja keuangan suatu perusahaan. Tujuannya memberikan informasi
terkait keuntungan atau kerugian serta pajak perusahaan dan bahan evaluasi
manajemen. Sehingga laporan tersebut akan membantu perusahaan dalam
mengambil sebuah keputusan. Isinya terdiri dari pendapatan, beban, beban
pajak, harga pokok produksi serta laba atau rugi perusahaan.Dua bentuk
format laporan laba rugi, yaitu single step bentuk yang lebih sederhana dan
multiple step yang lebih kompleks.
2. Laporan perubahan Modal
Laporan ini dibuat setiap satu periode yang menggambarkan perubahan aktiva
bersih baik peningkatan maupun penurunan. Sehingga terlihat penyebab dari
perubahan modal awal yang terjadi selama operasional perusahaan
berlangsung. Modal akan berkurang bila selama beroperasi perusahaan
mengalami kerugian dan akan bertambah bila menguntungkan. Maka laporan
perubahan modal membutuhkan data berupa laporan laba-rugi, modal awal
serta prive. Sehingga perolehan keseluruhan laba atau rugi bersih dan
pengambilan dana dalam satu periode tercatat jelas pada laporan ini.

3. Laporan Neraca
Laporan keuangan perusahaan berupa neraca atau balance sheet dibuat untuk
mengetahui posisi dan informasi keuangan. Sehingga memuat laporan yang
lengkap dan rinci untuk memberikan informasi terkait modal perusahaan, aset
dan kewajiban.Untuk itu harus ada keseimbangan antara aktiva sementara atau
aset dengan pasiva yang berupa kewajiban dan modal. Sebagaimana pedoman
persamaan akuntansi yang digunakan, yakni: Aset = Kewajiban + Modal.
Formatnya berupa rincian aset dari kas sampai akumulasi penyusutan serta
kewajiban berupa hutang dan ekuitas seperti modal.
4. Laporan Arus Kas
Informasi terkait keluar masuknya aliran kas perusahaan akan terangkum
dalam laporan arus kas atau cash flow statement. Bentuk pertanggung
jawaban kas ini berguna bagi perusahaan untuk memprediksi arus kas pada
periode mendatang. Ada 3 aktivitas utama dalam laporan arus kas, yakni
aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Ketiga aktivitas
tersebut terangkum dalam laporan arus kas masuk dan keluar selama periode
tertentu. Aktivitas tersebut berupa kegiatan operasional, arus kas penjualan
atau pembelian dan penambahan modal perusahaan.
d) Komponen Laporan Keuangan
1. Laporan Keuangan Neraca
a. Aktiva Lancar
b. Aktiva Tetap
c. Aktifa lainnya
d. Utang lancar ( utang jangka pendek )
e. Utang jangka panjang
f. Ekuitas
2. Laporan Laba Rugi
g. Pendapatan
h. Harga pokok
i. Laba kotor
j. Biaya operasi
k. Laba kotor operasional
l. Penyusutan
m. Pendapatan bersih operasi
n. Pendapatan lainnya
o. Laba sebelum bunga dan pajak
p. Biaya bunga
q. Laba sebelum pajak
r. Pajak
s. Laba sesudah pajak
t. Laba perlembar saham
3. Laporan Arus Kas
u. Arus kas dari aktivitas operasi
v. Arus kas dari aktivitas inventasi
w. Arus kas dari aktivitas pendanaan
e) Pihak – Pihak yang Berkepentingan

1. Kreditor adalah pihak penyandang dana seperti bank atau lembaga


keuangan lainnya. Mereka sangat berkepentingan terhadap usaha yang
akan dibiayainya. Bank atau lembaga keuangan lain yang turut
membiayai tidak mau menderita kerugian sehingga perlu mempelajari
prospek usaha yang akan datang.
2. Pemerintah adalah laporan keuangan digunakan untuk menilai kejujuran
perusahaan dalam melaporkan aktivitas usahanya. Laporan keuangan
sekaligus berfungsi untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap
negara, terutama pembayaran pajak yang menjadi kewajiban perusahaan.
3. Karyawan adalah laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan mengetahui ini, mereka
dapat melihat kinerja mereka sehingga dapat mengharapkan adanya
peningkatan kesejahteraan apabila perusahaan mengalami keuntungan dan
melakukan perbaikan jika perusahaan mengalami kerugian.
4. Investor adalah pihak yang akan atau ingin menanamkan modalnya di
perusahaan. Penanaman modal dapat mereka lakukan baik dalam
pembelian obligasi yang ditawarkan ataupun saham. Sebelum membeli
saham atau obligasi yang ditawarkan, pihak investor terlebih dahulu akan
mempelajari prospek perusahaan, terutama dari laporan yang disajikan
untuk beberapa periode.
DAFTAR PUSTAKA
Amanitanovi. Akuntansi Bank Modal. Diakses pada 15 April 2023.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-7-akuntansi-bank-modal.pdf

Dr. Taswan, S.E., M.Si. 2019. Akuntansi Perbankan. Edisi ke- 3, Cetakan 6 Yogyakarta: UPP
STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai