Anda di halaman 1dari 15

1.

KARTU PLASTIK

A. JENIS KARTU PLASTIK BERDASARKAN FUNGSINYA

1. Kartu Kredit (Credit Card)


Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang dan jasa,
kemudian pelunasan atas penggunaannya dapat dilakukan sekaligus atau secara angsuran
sejumlah minimum tertentu. Pemegang kartu kredit (Card Holder) akan diberikan kredit
limit, sehingga penggunaan kartu kredit tidak boleh melebihi limit yang telah ditetapkan
oleh bank penerbit (Issuer). Bila penggunaan melebihi limit tertentu maka card holder wajib
membayar kelebihan tersebut dengan tingkat bunga yang lebih tinggi ditambah angsuran
wajib sejumlah minimum tertentu pada setiap tanggal jatuh tempo setiap bulan yang
ditetapkan oleh Issuae atau bank. Angsuran wajib dimaksud adalah angsuran terhadap
penggunaan kartu kredit dalam batas plafon/limit yang disepakati.
2. Charge Card
Kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi barangdan jasa,
kemudian pemegangkartu diwajibkan membayar kembali secara penuh seluruh taguhannya
pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa beban tambahan. Penggunaan
kartu ini tidak dibatasi limitnya. Keterlambatan pembayaran kartu ini akan dikenakan denda
keterlambatan (late charge) oleh bank sebesar persentase tertentu. Namun kelebihannya
pemegang kartu ini tidak akan dikenakan bunga setiap pembayarannya. Contoh kartu ini :
BCA Card, Hero Master, Dinners Club.
3. Kartu Debet (Debit Card)
Kartu yang dapat digunakan sebagai perintah bayar atau pendebetan terhadap rekening
pemegangnya. Transaksi dengan menggunakan kartu debet adalah transaksi tunai yang
pembayarannya tidak dengan uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang
kartu debet dan pengkreditan terhadap rekening merchant. Seorang pemegang kartu debit
harus memiliki saldo rekening di bank penerbit kartu debet. Kartu ini juga dapat digunakan
untuk penarikan tunai sebagaimana kartu ATM.
4. Cash Card
Kartu tunai, sering disebut kartu ATM yaitu kartu yang dapat digunakan untuk penarikan
tunai baik di counter-counter bank maupun pada anjungan ATM. Seorang pemegang kartu
ATM harus memiliki rekening tabungan di bank. Penarikan hanya bisa dilakukan bila saldo
yang dimiliki mencukupi untuk ditarik.
5. Check Guarantee Card Kartu yang dapat dignakan sebagai jaminan dalam penarikan cek
oleh pemegang kartu tersebut.
B. JENIS KARTU PLASTIK MENURUT WILAYAH BERLAKUNYA

1. Kartu Plastik Lokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu misalnya seluruh
Indonesia.
2. Kartu Plastik Internasional, yaitu kartu plastic yang berlaku dan dapat digunakan di seluruh
dunia. Contoh : Visa, American Express, carte balanc, Master Card, Dinners Club.

C. MEKANISME TRANSAKSI KARTU KREDIT

Untuk memiliki kartu kredit, seorang calon card holder harus mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada bank penerbit (Issuer). Pihak Issuer akan mempelajari
kelayakan pemohon, dengan mengkaitkan persyaratan penghasilan minimum kemudian
ditentukan kelompok regular atau gold. Pada saat pembukaan, pemegang kartu kredit
diwajibkan membayar uang angkal dan annual fee yang besarnya bervariasi setiap bank.
Besarnya uang pangkal dan annual fee untuk kelompok gold lebih tinggi daripada
kelompok regular. Pemegang kartu kredit selanjutnya akan dikenakan bunga. Beban bunga
ini dibedakan dalam hal beban bunga untuk belanja dan beban bunga untuk penarikan tunai.
Khusus untuk penarikan tunai dengan kartu kredit disamping dikenakan bunga juga fee
tertentu. Kartu kredit yang telah disetujui dapat digunakan untuk transaksi dengan pihak
merchant.Card holder cukup menunjukkan kartu kredit dan kemudian akan digesekkan pada
mesin tertentu untuk mengetahui kartu kredit dan pihak card holder langsung
menandatanganinya. Penggunaan kartu kredit bisa dimana saja pada tempat merchant yang
telah menjalin kerja sama dengan bank penerbit kartu kredit. Merchant adalah pihak yang
menyediakan barang dan jasa, contoh : Hotel, Supermarket, restoran. Rekap transaksi yang
mengunakan kartu kredit selanjutnya menjadi dasar pihak merchant untuk melakukan
penagihan pada tanggal tertentu kepada bank penerbit. Penagihan kartu kredit dilakukan
melalui bank penerbit terdekat dengan merchant.

Kemudian pihak bank akan langsung membayarkan sejumlah tagihan dengan cara
mengkreditkan ke rekening pihak merchant dan mendebet pihak card holder. Jumlah yang
dibayarkan ke pihak merchant adalah jumlah bersih setelah dikurangi dengan komisi kartu
kredit yang besarnya berkisar 3% sampai dengan 5% dari nilai transaksi/tagihan. Komisi
kartu kredit menjadi hak atau pendapatan bank karena jasa bank telah memberikan
dukungan penjualan pihak merchant. Dengan diterbitkannya kartu kredit akan potensial
meningkatkan penjualan pihak merchant yang melakukan kerja sama dengan bank yang
bersangkutan. Pada akhir bulan tertentu, card holder akan mendapat tagihan dari bank dan
kemudian card holder membayarnya. Bank memperhitungkan besar tagihan yang terdiri
dari nilai pokok penggunaan kartu kredit dan bunga. Pembayaran ini bisa dilakukan secara
angsuran, secara total atau dengan jumlah minimum tertentu yang ditentukan bank.
Beberapa bank menentukan tagihan bunga bila card holder membayar penggunaan kartu
kredit setelah tanggal yang ditentukan (lewat jatuh tempo). Contoh : Jika transaksi dengan
kartu kredit terjadi sebelum tanggal 31 Mei dan pembayaran sebelum 1 Juni maka
kepadanya tidak dikenakan bunga. Pendek kata, sebelum mencapai 1 bulan masa
pembungaan, card holder tidak dikenakan bunga.

bulan masa pembungaan, card holder tidak dikenakan bunga.

1
2 BANK PENERBIT

6 78
5

3
CARD HOLDER MERCHANT

Gambar 8. Mekanisme Transaksi Kartu Kredit Tanpa Acquirer

Keterangan :
1. Perjanjian antara bank penerbit dengan pihak merchant mengenai
penggunaan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan.
2. Kartu kredit disetujui dan card holder setuju dengan segala ketentuan kartu
kredit yang berlaku di bank yang bersangkutan. Card holder diberikan kartu
kredit.
3. Card holder melakukan transaksi dengan merchant, misalnya membeli
barang, membeli jasa hotel dan sebagainya. Card holder membayar kepada
merchant atas pembelian barang dan jasa dengan menunjukkan kartu
kredit dan menandatangani slip atau langsung di layar.
4. Merchant menyerahkan barang atau memberikan jasa kepada card holder.
5. Merchant melakukan tagihan kepada bank.
6. Bank mengirimkan slip tagihan yang dibuat bank untuk card holder.
7. Card holder melakukan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas ATM atau
pendebetan giro, tabungan secara langsung atau secara tunai.
8. Diskon diberikan kepada merchant.
Pihak Acquirer adalah pihak yang melakukan penagihan dan pembayaran
antara bank penerbit (issuer) dan merchant dalam hal kartu kredit dilakukan secara
francise. Dalam transaksi seperti ini, antara pihak bank dengan acquirer berbagi
komisi atau diskon. Pihak merchant akan melakukan penagihan kepada acquirer
sebesar nilai bersih yaitu nilai penggunaan kartu kredit dipotong diskon yang telah
disepakati merchant dengan issuer.

1. Perjanjian

2. Penagihan
ISSUER BANK/ACQUIRER SERVICING AGENT/ACQUIRER

9. Reimbursment

6.
3. 10. 7. Pembayaran -
Perjanjian Statemen 11. 2. Perjanjian Diskon Tagihan
t Pembayaran
Cicilan pokok
Tagihan
+ bunga

CARD HOLDER 4. Transaksi (kartu) MERCHANT

5. Barang dan Jasa

Gambar 9. Mekanisme Transaksi Kartu Kredit Dengan Melibatkan Acquirer

Dalam mekanisme transaksi kartu kredit ini tidaka ada perjanjian antara
pihak acquirer dengan pihak merchant karena fungsi acquirer hanyalah sebagai jasa
yang mempercepat dan mempermudah proses pembayaran kepada merchant.
Sedangkan pihak bank penerbit (issuer bank) dengan pihak acquirer dan card holder
hars difasilitasi oleh perjanjian sebab menyangkut kepastian pembayaran dan
penerimaan.

A. AKUNTANSI KARTU KREDIT


Transaksi kartu kredit dicatat sebesar nilai bruto tagihan bank yang belum
dilunasi oleh card holder. Nilai bruto adalah sebesar baki debet. Penerbitan kartu
kredit merupakan komitmen bank untuk memberikan realisasi kredit ketika card
holder menggunakannya, sehingga pencatatan pertama adalah pada rekening
administratif kelompok komitmen kewajiban. Komitmen ini sebesar plafon atau limit
kredit yang diberikan. Secara terperinci pencatatan kartu kredit meliputi : pencatatan
pada rekening administratif (komitmen kewajiban), penerimaan pendapatan komisi
dan fee, realisasi (penagihan oleh merchant) akibat penggunaan kartu kredit,
pelunasan pokok dan bunga, penambahan limit kredit.
Contoh:
Tanggal 7 April 2006 Bank Artha Jakarta melakukan otorisasi penerbitan kartu kredit
untuk Shinta dengan limit Rp20.000.000. Untuk itu Shinta dibebani iuran tahunan
(annual fee) untuk kartu kredit Rp300.000, uang pangkal Rp150.000. Beban ini
didebetkan dari rekening giro Shinta. Suku bunga kredit 4% per bulan.
Pencatatan komitmen kredit ketika kartu kredit disetujui tanggal 7 April 2006
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
7/4-06 Cr. RAR Fasilitas Kredit Yang 20.000.000
Diberikan dan Belum Digunakan

Pencatatan beban nasabah kartu kredit ketika penerbitan kartu kredit

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


7/4-06 Dr. Giro Shinta 450.000
Cr. Annual Fee 300.000
Cr. Uang Pangkal 150.00
Pada tanggal 12 April 2006 Shinta menggunakan kartu kredit sebesar Rp3.000.000
untuk bermalam di Hotel Santika Jakarta dan pihak hotel melakukan penagihan ke
Bank Artha Jakarta pada hari yang sama dengan komisi 5% dari nilai penggnaan
kartu kredit.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
12/4-06 Dr. Fasilitas Kredit Yang Diberikan dan 3.000.000
Belum Digunakan

Dr. Kredit Yang Diberikan-CC 3.000.000


Cr. Giro Hotel Santika 2.850.000
Cr. Komisi Kartu Kredit 150.000
(3% x 3.000.000)

Tanggal 21 April 2006 Shinta menggunakan kartu kreditnya sebesar Rp7.000.00


untuk membel meubel di Toko Jaya Makmur Bandung dan pihak toko melakukan
penagihan ke Bank Artha Bandung pada hari yang sama dengan komisi 4%.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
21/4-06 Dr. Fasilitas Kredit Yang Diberikan dan 7.000.000
Belum Digunakan

Dr. Kredit Yang Diberikan-CC 7.000.000


Cr. Giro Toko Jaya Makmur Bandung 6.720.000
Cr. Komisi Kartu Kredit 280.000
(4% x 7.000.000)

Tanggal 30 April 2006 Shinta membayar penggunaan kartu kredit Rp2.000.000


beserta bunganya atas beban giro.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
30/4-06 Cr. Fasilitas Kredit Yang Diberikan dan 2.000.000
Belum Digunakan

Dr. Giro Shinta 2.156.000


Cr. Kredit Yang Diberikan-CC 2.000.000
Cr. Pendapatan Bunga Kredit 156.000
(3.000.000 x 4% x 18)/30 = 72.000
(7.000.000 x 4% x 9)/30 = 84.000
Tanggal 16 Mei 2006 Shinta makan di Restoran Yees Bogor seharga Rp750.000
dibayar dengan menggunakan kartu kredit Bank Artha.
Pada tanggal ini pihak restoran belum melakukan penagihan terhadap Bank Artha
Bogor sehingga Bank Artha Bogor maupun Jakarta belum melakukan pencatatan.
Pihak restoran melakukan penagihan ke Bank Artha Bogor atas penggunaan kartu
kredit pada tanggal 15 Juni 2006, dengan komisi 3%.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


21/4-06 Dr. Fasilitas Kredit Yang Diberikan dan 750.000
Belum Digunakan

Dr. Kredit Yang Diberikan-CC 750.000


Cr. Giro Restoran Yees 727.000
Cr. Komisi Kartu Kredit 22.500
(3% x 750.000)
2. BANK GARANSI

A. JENIS BANK GARANSI


Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi:
1. Penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi baik dalam
rangka pemberian kredit, risk sharing dan standby loan maupun dalam rangka
pelaksanaan proyek.
2. Akseptasi atau endosemen surat berharga yaitu pemberian jaminan atau
garansi bentuk penandatanganan kedua atau seterusnya atas wesel dan
promes (aksep).
Berdasarkan kegunaannya, bank garansi dapat digunakan dalam rangka:
1. Tender, yaitu bank garansi yang diberikan oleh bank untuk para kontraktor
maupun levelansir.
2. Perdagangan, yaitu bnak garansi yang diberikan keada pihak pabrikan untuk
kepentingan agen atau levelansir produk-produk pabrik tersebut.
3. Penangguhan bea masuk, yaitu bank garansi yang diterbitkan untuk menjamin
kepada dinas bea dan cukai untuk pembayaran bea masuk barang impor.
4. Cukai rokok, yaitu bank garansi yang diberikan dalam rangka menjamin atas
pembayaran cukai rokok yang ditangguhkan, sementara rokok tersebut sudah
beredar/dipasarkan.
5. Uang muka kerja, yaitu bank garansi yang diberikan untuk mengambil uang
muka pelaksanaan proyek dalam kontrak-kontrak tertentu.

B. PERLAKUAN AKUNTANSI BANK GARANSI


Bank garansi yang diterima mapun yang diterbitkan bank sendiri dicatat
sebesar jumlah atau nilai bank garansi yang diberikan. Selanjutnya bank garansi yang
masih berlaku pada tanggal laporan bank yang diterima maupun yang diterbitkan oleh
bank, disajikan sebesar jumlah nominal bank garansi yang bersangkutan. Pada kasus
tertentu bank garansi diterbitkan secara sindikasi. Untuk bank garansi seperti ini
disajikan oleh peserta atau bank sebesar pangsa jaminan yang diberikan bank
bersangkutan.
Transaksi bank garansi merupakan transaksi bersyarat atau kontijensi yaitu
terjadi atau tidak terjadinya wan prestasi/klaim tergantung dikemudian hari. Bank
akan memenuhi kewajiban kepada pemegang bank garansi kalau nasabah ingkar janji
atau wan prestasi. Sebagai transaksi bersyarat, maka saat pembukaan atau penerbitan
bank garansi dicatat dalam rekening administratif kelompok kontijensi kewajiban
dengan posisi di sisi kredit dengan ayat jurnal tunggal sebesar nilai kewajiban bank
disamping pencatatan pada rekening efektif untuk setoran jaminan bank garansi.
Jasa penerbitan bank garansi akan memberikan pendapatan bagi bank
penerbit. Pendapatan yang berasal dari transaksi ini berupa komisi penerbitan bank
garansi. Komisi ini diterima di muka saat penerbitan. Pendapatann tersebut harus
dilaporkan setiap periode selama masa berlakunya bank garansi. Dengan demikian
secara akrual pendapatan tersebut harus diamortisasi setiap periode pelaporan
akuntansi.
Untuk setoran jaminan, besarnya tergantung kesepakatan. Setoran jaminan ini
merupakan sumber dana bagi bank dan pada saatnya akan dikembalikan kepada pihak
yang dijamin melakukan wan prestasi maka jelas dana setoran jaminan akan
dilimpahkan kepada pemegang bank garansi.
Contoh:
Pada tanggal 1 Maret 2006 Bank Mega Surabaya menerbitkan bank garansi atas
permintaan PT. Fajar Utama Surabaya yang ditujukan kepada PT. Bahana Sentosa
Jakarta. Nilai bank garansi Rp 500.000.000 dengan setoran jaminan diterima 80%,
yaitu berupa cek Bank BCA Surabaya Rp 300.000.000, Cek Bank Mega yang ditarik
oleh Rita Rp 50.000.000 dan sisanya tunai. Komisi penerbitan bank garansi Rp
3.000.000 yang dibayar tunai. Bank garansi ini akan berlaku 6 bulan sejak tanggal
penerbitan.
a. Pencatatan ketika penerbitan bank garansi di Bank Mega Surabaya:
Ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 1 Dr. RAR warkat kliring diterima 300.000.000

Kliring 2 Cr. RAR warkat kliring diterima 300.000.000

Setoran Dr. Kas 53.000.000


efektif
Dr. Giro BI 300.000.000
Dr. Setoran Rita 50.000.000
Cr. Setoran jaminan bank garansi 400.000.000
Cr. Komisi penerbitan bank garansi 3.000.000
diterima dimuka

Pencatatan Cr. RAR Bank garansi yang 500.000.000


administratif diterbitkan dan belum jatuh
tempo

Proses penerbitan Bank Garansi dilakukan setelah seluruh warkat setoran jaminan
sudah efektif (berhasil ditagihkan). Warkat Bank BCA Surabaya sebesar Rp
300.000.0000 harus dikliringkan dan untuk itu bank mencatat kliring 1
(penyerahan) dengan ayat jurnal tunggal (rekening administratif). Pada hari yang
sama pada kliring 2 (pengembalian) bank melakukan pencatatan kembali atas
warkat yang telah dikliringkan. Dengan demikian rekening adminstratif menjadi
nihil, dan kemudian seluruh setoran dapat dibukukan secara efektif. Setealah
mencatat seluruh rekening efektif untuk setoran jaminan bank garansi, maka bank
harus mencatat bank garansi yang diterbitkan tetapi belum jatuh tempo dalam
rekening administratif yang akan outstanding sampai terjadi klaim atau jatuh
tempo.
b. Jurnal untuk amortisasi komisi penerbitan bank garansi
Jangka waktu bank garansi adalah 1 Maret – 31 Agustus 2006. Dengan demikian
pendapatan yang berasal dari komisi penerbitan bank garansi yang diterima
tanggal 1 Maret 2006 harus dialokasikan setiap akhir bulan selama periode bank
garansi.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/3 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000
dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

31/4 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000


dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

31/5 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000


dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

31/6 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000


dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

31/7 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000


dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

31/8 ‘06 Dr. Komisi penerbitan bank garansi diterima 500.000


dimuka
Cr. Pendapatan komisi penerbitan bank 500.000
garansi

c. Jurnal saat jatuh tempo tanggal 31 Agustus 2006


Pencatatan dalam jurnal pada tanggal 31 Agustus 2006 disamping amortisasi
pada tanggal tersebut, bank juga harus membukukan bank garansi yang telah
jatuh tempo. Kalau sampai dengan jatuh tempo tidak terjadi wan prestasi maka
setoran jaminan langsung dikreditkan ke rekening nasabah (PT. Fajar Utama) dan
bersama dengan pengkreditan rekening ini, maka rekening administratif juga
harus dinihilkan sebab urusan bank garansi dianggap selesai.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. Bank garansi yang diterbitkan dan 500.000.000
belum jatuh tempo

Dr. Setoran jaminan bank garansi 400.000.000


Cr. Giro PT. Fajar Utama 400.000.000

Adakalanya saat jatuh tempo, nasabah belum menghubungi bank, oleh karena itu
bank akan membukukan rekening administratif saja yaitu mendebet bank garansi
yang diterbitkan dan belum jatuh tempo. Langkah selanjutnya adalah
memunculkan rekening baru yaitu bank garansi yang diterbitkan dan sudah jatuh
tempo di posisi kredit.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. Bank garansi yang diterbitkan dan 500.000.000
belum jatuh tempo

Cr. Bank garansi yang diterbitkan 500.000.000


dan sudah jatuh tempo
Pencatatan pada saat pencairan oleh nasabah:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. Bank garansi yang diterbitkan dan 500.000.000
sudah jatuh tempo

Dr. Setoran jaminan bank garansi 400.000.000


Cr. Giro PT. Fajar Utama 400.000.000

Pada saat pencairan tidak harus dikreditkan ke rekening giro etpi tergantung
nasabah mau dikreditkan ke giro, tabungan, ata ditransfer. Ketika terjadi
pengambilan setoran jaminan, pencatatan haru diselesaikan dengan transaksi
pengambilan.
d. Pencatatan bank garansi jatuh tempo dan terjadi wan prestasi
Wan prestasi mewajibkan setoran jaminan bank garansi yang dilakukan oleh PT.
Fajar Utama harus dilimpahkan ke PT. Bahana Sentosa nasabah Bank Mega
Jakarta. Sedangkan kekurangan setoran jaminan hars dipenuhi oleh PT. Fajar
Utama. Bila PT. Fajar Utama tidak mampu memenuhi kekurangannya maka PT.
Fajar Utama dapat mengajukan ke bank untuk mendapatkan talangan/cerukan
atau overdraft. Overdraft ini akan dikonversi ke kredit yang diberikan oleh bank.
Dengan demikian perlakuannya sama sebagaimana kredit yang lain. Misalkan
pada saat jatuh tempo 31 Agustus 2006, PT. Fajar Utama memenuhi kekurangan
setoran jaminan sebesar Rp 60.000.000 beban gironya dan tunai Rp 40.000.000,
maka pencatatan di bank Mega Surabaya sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. Bank garansi yang diterbitkan dan 500.000.000
belum jatuh tempo

Dr. Setoran jaminan bank garansi 400.000.000


Dr. Giro 60.000.000
Dr. Kas 40.000.000
Cr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Kalau saat jatuh tempo dan wan restasi, kekurangan setoran jaminan dikonversi
menjadi kredit yang diberikan maka bank juga harus membukukan provisi dan
lain-lain yang terkait dengan perkreditan. Misal pada saat PT. Fajar Utama tidak
sanggup melunasi kekurangan setoran jaminan dan meminta bank untuk
memberikan overdraft, maka bila bank setuju dan memungut biaya provisi dan
komisi Rp 2.500.000 dan biaya administrasi Rp 1.000.000. Biaya-biaya ini
dibebankan ke giro PT. Fajar Utama. Pencatatan di Bank Mega Surabaya:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. Bank garansi yang diterbitkan dan 500.000.000
belum jatuh tempo

Dr. Setoran jaminan bank garansi 400.000.000


Dr. Kredit yang diberikan-overdraft 100.000.000
Dr. Giro 3.500.000
Cr. RAK Cabang Jakarta 500.000.000
Cr. Pendapatan komisi dan provisi 2.500.000
Cr. Pendapatan administratif 1.000.000

Pencatatan di Bank Mega Jakarta (melibatkan hubungan rekening antar kantor


dan melimpahkan ke rekening giro PT. Bahana Sentosa):
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
31/8 ‘06 Dr. RAK Cabang Surabaya 500.000.000
Cr. Giro PT. Bahana Sentosa 500.000.000

Latihan soal:
Tanggal 1 Juli 2007 Bank Niaga Surabaya menerbitkan bank garansi atas permintaan
PT. Kriya Jaya Surabaya yang ditujukan kepada PT. Surya Yogyakarta. Nilai bank
garansi sebesar Rp 600.000.000 dengan setoran jaminan diterima 60% yaitu berupa
cek Bank BCA Surabaya Rp 150.000.000, cek Bank Niaga Surabaya yang ditarik
Dian Rp 40.000.000 dan yang ditarik Fikri Rp 35.000.000, dan sisanya tunai. Komisi
penerbitan bank garansi Rp 1.800.000 tunai. Bank garansi berlaku 3 bulan sejak
tanggal diterbitkan.
Pada saat jatuh tempo PT. Kriya Jaya memenuhi kekurangan setoran jaminan sebesar Rp
140.000.000 dalam bentuk tunai dan Rp 100.000.000 atas beban giro.
Diminta:
a. Buat pencatatan pada saat penerbitan bank garansi!
b. Buat pencatatan untuk amortisasi komisi penerbitan bank garansi!
c. Buat pencatatan pada saat jatuh tempo!
d. Apabila pada saat jatuh tempo terjadi wan prestasi dimana PT. Kriya Jaya tidak
dapat melunasi kekurangan setoran jaminan dan meminta bank untuk
memberikan overdraft, dan bank setuju dengan memungut biaya provisi dan
komisi Rp 2.000.000, biaya administrasi Rp 1.000.000. Semua biaya dibebankan
kepada PT. Kriya Jaya. Bagaimana pencatatannya?

Latihan soal:
Berikut ini adalah transaksi yang dilakukan Bambang dengan menggunakan Kartu
Kredit:
a. Pada tanggal 10 April 2006 Bank Omega Bandung melakukan otorisasi
penerbitan kartu kredit untuk Sdr.Bambang dengan limit kredit
Rp20.000.000. Untuk itu Sdr.Bambang dibebani iuran tahunan (annual fee)
untuk kartu kredit Rp400.000, uang pangkal Rp250.000. Beban ini
didebetkan dari rekening giro Bambang. Suku bunga kredit 4% per bulan.
b. Pada tanggal 16 April 2006 Bambang menggunakan kartu kredit sebesar
Rp7.000.000 di Toko Bahan Bangunan Makmur Bandung. Pihak toko
melakukan penagihan terhadap Bank Omega Bandung pada tanggal 16 Mei
2006 dengan komisi 3,5%.
c. Tanggal 20 April 2006 Bambang menggunakan kartu kredit sebesar
Rp2.000.000 di Optik Seis Jakarta dan pada hari yang sama toko tersebut
melakukan penagihan ke Bank Omega Jakarta dengan komisi 5% dari nilai
penggunaan kartu kredit.
d. Tanggal 25 April 2006 Bambang makan di Restoran Sedap Semarang
sebesar Rp1.000.000 dibayar dengan menggunakan kartu kredit Bank
Omega. Pada hari yang sama restoran tersebut melakukan penagihan ke
Bank Omega Semarang dengan komisi 4%.
e. Tanggal 30 April 2006 Bambang membayar penggunaan kartu kredit
Rp2.000.000 beserta bunganya atas beban giro.
Diminta: Buatlah pencatatan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai