Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat
digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang
diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant). Kartu kredit juga dapat diartikan sebagai
salah satu fasilitas dari perbankan yang memudahkan transaksi nasabah. Anda
tinggal menggesek credit card dan kita tinggal membayarnya saat tagihan tiba. Baik
tagihan lembaran fisik yang dikirmkan ke rumah ataupun e-statement yang
dikirimkan via email.
Dibandingkan dengan jenis kredit konsumsi lain yang ditawarkan oleh bank, kartu
kredit merupakan jenis kredit yang mudah disetujui jika anda memenuhi syarat
diterima kartu kredit yaitu fotocopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan,
dan foto dan surat keterangan lain yang dianggap perlu. Sebelum mengajukan
aplikasi kartu kredit, anda terlebih dahulu harus paham apa pengertian kartu kredit,
jenis-jenis, dan ciri-cirinya.
Bahkan pada perkembangan saat ini, apabila calon pemegang kartu kredit yang
mengajukan permohonan kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, maka
calon pemegang kartu kredit yang bersangkutan hanya perlu menyerahkan fotokopi
tagihan kartu kredit tersebut.
Sekarang kita beralih membahas apa jenis-jenis kartu kredit.Kartu kredit dapat
digolongan kedalam fungsi dan wilayah berlakunya.
a. Berdasarkan Fungsinya
1. Credit Card
Kartu kredit adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali
dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum
tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga
bulanan.
Tagihan pada bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest) merupakan pokok
pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnya tagihan bulan sebelumnya adalah Rp.
1.000.000,00. Pembayaran minimum ditetapkan misalnya 10% dari total tagihan
dengan pembayaran minimum sebesar Rp.50.000,00. Dari angka tersebut maka
pemegang kartu harus membayar cicilan sebesar 10 % x Rp. 1.000.000,00 = Rp.
100.000,00. Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp.
50.000,00, maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50.000,00.
Misalnya jumlah tagihan sebesar Rp.200.000,00, maka jumlah cicilan adalah 10 % x
Rp. 200.000,00 = Rp. 20.000,00. Karena jumlah tersebut kurang dari RP.
50.000,00, maka pemegang kartu harus mencicil minimal Rp. 50.000,00. Apabila
card holder melakukan melampaui kredit limit, smaka pembayaran minimum adalah
sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10 % dari total kredit limit.
Pembayaran tersebut sudah harus dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo
setiap bulan yang ditetapkan oleh issuer untuk setiap pemegang kartu.
Keterlambatan pembayaran akan mengakibatkan kena denda keterlambatan atau
late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang
tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun
ATM (automated teller maschine) di mana ada tertera logo atau nama kartu yang
dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan
dalam transaksi ini adalah Visa dan Master Card.
2. Charge Card
Charge Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu
transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali
seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau
tanpa biaya tambahan. Misalnya, total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah
Rp. 1.000.000,00, maka pada saat tagihan diterima dari perusahaan kartu maka
jumlah tagihan tersebut (atau ditambah biaya lainnya bila ada) harus dibayar
seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap bulan yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer.
3. Debit Card
Debit Card berbeda dengan kedua kartu plastik yang telah disebutkan di atas.
Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu
debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan
uang tunai akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara
mendebit (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu
yang bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual
(merchant) sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola).
Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini
adalah pemegang kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan
(at the point of sales). Kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang on line
dengan bank, saldo rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor
yang selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya dengan mengkredit
rekening merchant. Seperti halnya dengan kartu kredit, jenis kartu debit ini dapat
digunakan pula untuk menarik uang tunai baik melalui counter bank maupun
melalui mesin kas otomatis atau ATM yang berfungsi sebagai cash card.
4. Cash Card
Cash Card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk
menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank
tertentu yang biasanya tersebar di tempattempat strategis, misalnya di hotel, ,pusat-
pusat perbelanjaan dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerja
sama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula
menggunakannya pada bank lainnya. Jadi berbeda dengan tiga kartu plastik yang
telah dijelaskan terdahulu, cash card tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran
dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan credit
card, debit card, atau charge card. Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan
uang tunai dari bank ini pada dasarnya hanya untuk mempermudah dan
mempercepat pelayanan kepada nasabah yang sebelumnya telah memiliki simpanan
di bank yang bersangkutan. Beberapa bank telah memberikan pelayanan ATM 24
jam. Bank biasanya menentukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau ditransfer
melalui ATM misalnya, secara harian atau mingguan. Tergantung bagaimana
perjanjian bank dengan nasabah pemegang kartu.
Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut pemegang kartu diberikan
nomor identifikasi pribadi (personal identification number) PIN dan untuk demi
keamanan, pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan PIN tersebut. Kartu ini
memungkinkan pemegangnya menarik uang tunai dengan cara yang sangat cepat,
mudah, dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank, cukup
dengan memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan PIN melalui tombol-tombol
pada keyboard ATM. Di samping pelayanan penarikan uang tunai, maka cash card
dengan melalui ATM beberapa fungsi bank dapat pula dilakukan antara lain
meminta informasi saldo rekening. Informasi tersebut lengkap dengan
tanggaltanggal mutasi debit-kredit bisa dilihat langsung melalui monitor atau atas
instruksi, informasi tersebut dapat langsung di-print out. Dengan semakin
canggihnya perkembangan teknologi, pemegang kartu dapat pula melakukan
transfer antar rekening secara global dengan electronic fund transfer, EFT. Cash card
saat ini di Jakarta telah banyak dikeluarkan oleh bank yang telah memiliki fasilitas
ATM. Semakin banyak jumlah dan luas jaringan on line ATM ini akan semakin
memudahkan pelayanan nasabah. Misalnya seorang nasabah pemegang cash card
yang memiliki rekening tabungan di suatu Bank di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan dengan menggunakan cash card, pemegang kartu tersebut dapat melakukan
penarikan langsung uang tunai mellalui ATM di Ujung Pandang atau kotakota lain di
mana memungkinkan penggunaan kartunya pada ATM bank yang bersangkutan.
Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek
oleh pemegang kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa terutama Inggris. Di
samping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan uang
melalui ATM.
Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu plastik ini dapat dibedakan antara kartu
plastik yang berlaku secara domestik (lokal) dan Internasional.
1. Kartu Kredit Nasional
Kartu Kredit Nasioanl merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan dapat
digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia. Dengan semakin
pesatnya penggunaan kartu plastik ini menyebabkan beberapa perusahaan pengecer
dan perusahaan jasa penerbit kartu plastik sendiri (umumnya charge card) guna
memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya, misalnya
Hero, Astra Card, Golden Truly, Garuda Executive Card.
Kartu Kredit Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai
alat pembayaran Internasioanl. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini
didominasi oleh dua merek kartu yang telah memiliki jaringan antar benua, yaitu
Visa dan Master Card. Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki
lebih dari 100 juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan
dapat digunakan untuk melakukan transaksi hampir di semua kota. Pemegang kedua
kartu tersebut lebih dari separuhnya dipegang oleh penduduk Amerika Serikat.
Selebihnya Jepang, Inggris, Kanada, dan sebagian kecil negara-negaralainnya. Kartu
kredit Internasional yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi di
berbagai tempat di dunia adalah sebagai berikut:
a) Visa
Visa adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa
International. Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari Visa
Internasional dengan sistem franchise.
b) Master Card
Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan beroperasi
berdasarakan lisensi dari Master Card International.
c) Dinners Club
Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan dengan cara
mendirikan subsidiary atau dengan cara franchise.
d) Carte Blanc
Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama dengan Dinners Club
yaitu dengan membentuk subsidiary atau dengan franchise.
e) American Express
Kartu kredit ini dimiliki oleh American Express Travel Related ServicesIncorporated
dan beroperasi dengan mendirikan subsidiary. American Express ini pada
prinsipnya adalah charge card namun dapat memberikan fasilitas credit line kepada
pemegang kartu.
c. Berdasarkan Afiliasinya
1) Co-Branding Card
Yaitu kartu plastik yang dikeluarkan atas kerjasama antara institusi pengelola kartu
kredit dengan satu atau beberapa bank, contoh : Visa dan Masdter Card.
2) Affinity Card
Yaitu kartu plastik yang digunakan oleh sekelompok atau golongan tertentu,
misalnya kelompok profesi, kelompok mahasiswa dan lain-lain, contoh : Ladies
Card, IMA Card, Bankers Card dan lain-lain.
C. Ciri-Ciri Kartu Kredit
Dari berbagai macam kartu kredit yang diterbitkan oleh pengelola kartu kredit di
Indonesia, terdapat ciri-ciri umum yang sama antar satu dengan yang lain, yaitu :
a. Tampak Muka
Nomor kartu
Masa berlaku
Hologram (gambar tiga dimensi) khususnya untuk : Master Card, Visa, Astra Card,
BCA Card.
b. Tampak Belakang
Magnetic Stripe
Debosing number (nomor yang dicetak tenggelam) yang sama dengan tercetak di
depan.
Pengertian Kartu Kredit adalah- Kebanyakan masyarakat mengartikan Kartu
Kredit ini sebagai kartu yang pada umumnya dibuat dari bahan plastik, tetapi
dengan semakin pesatnya perkembangan dari pemakaian Kartu Kredit sebagai
metode transaksi pembayaran pada saat ini maka sangat perlu untuk mengetahui
apa arti sebenarnya kartu kredit tersebut. Beberapa ahli membuat definisi tentang
Kartu Kredit ini berbagai macam istilah diantara adalah:
3. Munir Fuady mengatakan kartu kredit merupakan suatu kartu yang pada
umumnya dibuat dari plastik dengan dibubuhkan identitas dari pemegang
dan penerbit (card issuer) yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit
diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa
atau barang yang dibeli dari tempat-tempat tertentu seperti toko, hotel,
restoran, penjual tiket pengangkutan dan lain-lain. Munir Fuady, 1995,
Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktik, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal. 217
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mengenai unsur-unsur yang terdapat
di dalam pengertian kartu kredit itu antara lain sebagai berikut: Andra Tanady,
2006, Skripsi: Klaim Nasabah Kartu Kredit atas Permintaan Pembayaran yang Tidak
Bertransaksi, Fakultas Hukum USU, Medan, Hal. 26
Dengan memperhatikan definisi kartu kredit tersebut maka dapat dilihat bahwa
adanya kesamaan pendapat mengenai pengertian kartu kredit. Oleh sebab itu dapat
diambil kesimpulan bahwa kartu kredit adalah fasilitas Kartu Kredit yang
diperuntukkan bagi siapa saja yang memiliki penghasilan dengan pagu kredit sesuai
kriteria dan persyaratan tertentu yang ditentukan oleh Perusahaan Pembiayaan yang
mempergunakan sarana berupa kartu plastik yang berguna sebagai cara pembayaran
di dalam kegiatan bertransaksi di tempat-tempat yang terkait dengan jaringan Kartu
Kredit tersebut.
Dalam bisnis kartu kredit ada beberapa pihak yang terkait dalam lingkup kerjanya.
Para pihak yang terlibat dalam hubungan dengan kartu kredit adalah: Dita Pratiwi,
2007, Tesis: Aspek-aspek Hukum tentang Perjanjian Kredit Tanpa Agunan dalam
Penerbitan Kartu Kredit Ditinjau dari KUH Perdata di Citibank Medan, Fakultas
Hukum USU, Medan, Hal. 47
4. Pihak perantara
1. Bank.
1. Keamanan
2. Praktis
3. Penggunaan internasional
1. Alat printer untuk mecetak huruf-huruf timbul yang ada pada kartu kredit
pada lembaran bukti transaksi
2. Sale draft, yaitu formulir yang disediakan bank sebagai sarana merchant
mencatat transaksi, dan sebagai bukti pendukung pada saat menagih kepada
bank
3. Daftar hitam (black list atau collection bulletin), atau sering disebut care
recovery bulletin yang memuat nomor kartu yang telah dibatalkan dan tidak
berlaku lagi. Daftar ini selalu diperbaharui setiap 7 (tujuh) hari
4. Logo atau lambang kartu kredit yang diterima untuk ditempel di meja kasir
atau pintu
Seperti halnya card holder, terhadap setiap merchant pun ditentukan pula batas atau
yang biasanya disebut floor limit. Maksud floor limit adalah batas jumlah harga
pembelian yang dapat dilayani langsung tanpa meminta persetujuan dari pihak
bank. Ibid, Hal. 55
Mekanisme penggunaan kartu kredit dalam transaksi jual beli adalah sebagai
berikut:Lindawaty, 2000, Skripsi: Aspek Yuridis tentang Pelaksanaan Kartu Kredit
pada Bank Lippo Cabang Medan, Fakultas Hukum USU, Medan, Hal. 40
o KTP/SIM/Pasport
o Kartu Keluarga
o Foto
o Akte Pendirian
Penilaian kelayakan pemberian kartu kredit pada prinsipnya sama dengan cara-cara
penilaian pada pinjaman kredit komersial lainnya, yang berdasarkan: Ibid, Hal. 41
1. Character adalah watak dari orang yang akan diberi kartu, kejujuran,
kesungguhan dalam memenuhi janji dan keinginan untuk memenuhi janji.
2. Capacity adalah kemampuan calon dari calon card holder untuk
mengembalikan pinjaman yang diberikan.
5. Collateral adalah jaminan yang diperlukan dari pemegang apabila tidak dapat
membayar. Jaminan tersebut dapat berupa personal guarantee, blocking
deposito/tabungan, mobil dan sebagainya.
1. Nama penerbit
1. Cara I yaitu tanpa melalui acquirer bank, langsung kepada penerbit. Hal ini
terjadi apabila penjual barang atau jasa merupakan merchant pada penerbit
kartu kredit pembeli. Merchant menyerahkan sales slip kepada issuer akan
membayar sebesar jumlah nominasi transaksi dikurangi merchant discount
atau biaya diskon yang telah disetujui antara penerbit dengan merchant.
Merchant discount adalah biaya administrasi yang harus dibayar oleh
merchant kepada penerbit/bank untuk setiap kali transaksi.
Besarnya merchant discount adalah berkisar antara 2,5-3,5% (dua koma lima
sampai tiga koma lima persen), tergantung kepada :
o Jumlah transaksi
2. Cara II yaitu dengan melalui acquirer bank. Hal ini terjadi karena penjual
barang/jasa bukan merupakan merchant pada penerbit kartu kredit
pemegang atau pembeli. Merchant menagih kepada acquirer bank di mana dia
menjadi merchant dengan menyerahkan sales slip yang telah ditandatangani
pemegang kepada acquirer bank. Kemudian acquirer bank akan membayar
kepada merchant dengan dikurangi merchant discount. Tagihan tersebut
kemudian diteruskan ke penerbit kartu kredit yang akan membayar kepada
acquirer bank dan penerbit akan menagih kepada pemegang kartu.
g. Pemegang kartu mencocokkan billing statement dengan kopi sales slip yang
diterimanya dari merchant, dan bila cocok dia akan membayar. Pemegang kartu
dapat membayar sebagian atai seluruh tagihan penerbit/bank. Pembayaran dapat
dilakukan secara tunai atau pemindahbukuan yaitu mendebet secara langsung
rekening tabungan/deposito pemegang kartu (charge card). Untuk cara
pembayaran yang terakhir, sebelumnya pemegang kartu memberikan kuasa kepada
penerbit untuk mendebet secara langsung rekening tabungan/deposito pemegang
kartu dengan menandatangani surat kuasa yang disediakan oleh penerbit. Apabila
pemegang kartu terlambat membayar atau membayar sebagian dari tagihan, maka
dia akan dikenakan bunga.Dewi Indriastuti, Selasa 5 April 2011, Gesek Berarti
Hutang, Harian Kompas No. 270 Tahun ke-46, Hal. 17
Jadi cara pembayaran dengan menggunakan kartu kredit tidak sama dengan surat
berharga. Walaupun sama-sama berfungsi sebagai alat pembayaran, tetapi kartu
kredit tidak dapat digolongkan surat berharga karena kartu kredit tidak dapat
dialihkan kepada orang lain dan bukan merupakan alat bukti bagi merchant tetapi
sales slip-lah yang merupakan alat bukti bagi merchant untuk melakukan penagihan,
tetapi sales slip tidak dapat dipindahtangankan. Jadi dalam hal ini sales slip
merupakan surat yang berharga bagi merchant.
Dalam membagi jenis-jenis kartu kredit, ada beberapa kriteria yang dapat menjadi
acuan yaitu:
1. Lokasi penggunaan
2. Sistem pembayaran
1. Lokasi penggunaan
Apabila lokasi penggunaan kartu kredit yang digunakan sebagai kriteria, maka kartu
kredit dapat dibagi ke dalam 2 (dua) kategori sebagai berikut:
Apabila pembayaran dilakukan secara cicilan, maka akan dikenakan bunga sesuai
dengan lamanya pembayaran. Jadi tidak ubahnya seperti mencicil kredit bank biasa.
Selain jenis-jenis kartu kredit tersebut di atas, kartu kredit juga dapat dibedakan
sebagai berikut: Subagyo, 2005, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, hal. 47-48
Perkembangan kartu kredit dapat dikatakan masih relatif baru apabila dibandingkan
dengan alat bayar lainnya seperti uang cash dan sebagainya, maka tentang
berlakunya kartu kredit tidak diketemukan dasar hukum yang tegas di dalam Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUH Perdata). Dasar hukum atas legalisasi pelaksanaan kegiatan kartu
kredit di Indonesia adalah sebagai berikut:
2. Perundang-undangan
Seperti telah disebutkan bahwa baik KUH Dagang maupun KUH Perdata
tidak dengan tegas memberikan dasar hukum bagi eksistensi kartu kredit.
Tetapi ada berbagai perundang-undangan lain yang dengan tegas
menyebut dan memberi landasan hukum terhadap penerbitan dan
pengoperasian kartu kredit ini, yaitu sebagai berikut:
Bagi nasabah pemegang kartu dengan memiliki kartu kredit, baik yangdikeluarkan
oleh bank maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan memberikan berbagai
keuntungan,demikian pula bagi lembaga penerbit kartu kredit tersebut. Oleh karena
itu penggunaan kartu kredit dalam setiap transaksi akan memberikan berbagai
keuntungan kepada berbagai pihak walaupun dalam prkateknya terdapat juga
kerugian.
c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu
yang akan menarik uang tunai di ATM.
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu
diberbagai tempat-tempat strategis, sehingga memudahkan untuk memenuhi
keperluan uang tunai yang mendadak.
Sedangkan dalam hal kerugian, memang merupakan suaturesiko yang pasti ada
dalam setiap kegiatan, dimana kerugian itu tidak hanya ada pada pihak bank atau
lembaga pembiayaan tetapi juga ada pada pemegang kartu kredit.