Disusun oleh:
Nama: Muhammad Haswad
Nim: 170711257
1. PENDAHULUAN
1. Latar belakang surat berharga
Latar Belakang Penerbitan Surat BerhargaTerbitnya surat berharga
dilatarbelakangi oleh transaksi misalnya antara penjual danpembeli yang telah
mengadakan kesepakatan bahwa dalam melaksanakanpembayaran akan dibayar
tidak secara tunai, melainkan dengan menerbitkan suratberharga. Jadi surat
berharga yang diterbitkan oleh pembeli sebagai penerbit itu,mempunyai nilai
atau harga sebesar yang diperjanjikan dalam transaksi yang telahmereka adakan
sebelumnya.Timbulnya kewajiban membayar dengan menerbitkan surat berharga
karena adanyaperjanjian terlebih dahulu di antara para pihak, yang mana
perjanjian tersebut disebut„perikatan dasar . Tanpa adanya perikatan dasar tidak
mungkin diterbitkan surat‟berharga.
Surat berharga adalah sepucuk surat yang bernilai uang, serta memberikan hak
kepada pemegangnya atas apa yang tercantum di dalamnya. Dalam surat
berharga ini mudah dan dapat diperdagangkan.
Berdasarkan jenisnya, surat berharga memiliki cara peralihan yang berbeda yaitu:
Ketentuan ketentuan mengenai surat berharga di atur dalam Buku I titel 6 dan
titel 7 KUHD yang berisi tentang
wesel
Surat sanggup, cek
Kwitansi – kwitansi
Saham
konosemen/Bill of Lading
Delivery order (DO)
Surat Wesel
Wesel adalah surat berharga yang memuat kata wesel di dalamnya, diberikan
tanggal dan ditandatangani di suatu tempat, dalam mana si penerbit memberi
perintah tanpa syarat kepada tersangkut untuk pada hari bayar – membayar
sejumlah Uang kepada orang (penerima) yang ditunjuk oleh penerbit atau
penggantinya di suatu tempat tertentu.
Cek
Cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque dalam mana
penerbitannya memerintahkan kepada Bank tertentu untuk membayar sejumlah
uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya, pembawanya
pada saat ditunjukkan.
Cek adalah surat perintah dari nasabah, dalam hal ini pemilik dana pada rekening
giro (current account), kepada tertarik, dalam hal ini Bank, untuk membayar
tanpa syarat sejumlah dana kepada pemegang pada saat ditunjukkan, yang
berfungsi sebagai alat pembayaran tunai.
Kwitansi kwitansi dan promes atas Tunjuk
Kwitansi atas tunjuk yang dimaksud oleh Mr. Chr Zevenbergen yang dikutip oleh
Emy pangaribuan adalah suatu surat yang ditanggali, diterbitkan oleh
penandatanganannya terhadap orang lain untuk suatu pembayaran yang
ditentukan di dalamnya kepada penunjuk (atas unjuk) pada waktu diperlihatkan.
Dalam kwitansi atas unjuk tersebut tidak diisyaratkan tentang selalu adanya
klausula atas unjuk.
Saham
Saham dapat didefenisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas . Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut. Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham .
Delivery Order
Pasal 510 KUHD menentukan bahwa pemegang yang sah berhak menuntut
penyerahan barang di tempat tujuan sesuai dengan isi konosemennya, kecuali
bila ia menjadi pemegang tidak sah menurut hukum.
Surat surat yang oleh pemegang konosemen dikeluarkan kepada pihak ketiga,
dengan maksud agar dengan itu diterima bagian dari barang barang yang
tersebut dalam konosemennya, tidak memberikan hak tersendiri kepada para
pemegangnya atas penyerahan terhadap pengangkut.
Surat Berharga di Luar KUHD
Ada beberapa jenis surat berharga yang dikenal dan diatur dalam KUHD, yaitu:
Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan
bentuknya kepada bank penyimpanan dan untuk memindahkan sejumlah dana
dari rekening giro yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya, kepada bank yang sama atau kepada bank lainnya.
Dengan demikian, pembayaran dana Bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan
uang tunai dan tidak dapat dipindahkan melalui endosemen.
Bilyet giro adalah surat perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk
memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki
rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup kerekening milik pihak yang
namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut
Penarik
Bank penyimpan dana/tertarik
Bank penerima
Pemegang
Kedudukan giro dengan cek hampir sama, hanya bedanya cek adalah lat
pembayaran tunai sedangkan bilyet giro adalah merupakan alat pembayaran yang
sifatnya giral, dengan cara memindahbukukan sejumlah dana dari si penerbit.
Kelemahan bilyet giro adalah yang bisa menerima hanya orang tertentu saja
dengan alasan si penerima harus mempunyai rekening di bank tempat
pemindahbukuan.
Bilyet giro menyebut istilah Bilyet giro ditambah dengan nomor seri yang
mempunyai nominal yang terdiri dari angka dan huruf.
Bilyet giro memuat perintah tanpa syarat pemindahbukuan.
Bilyet giro harus mencantumkan siapa penerima beserta alamat (dalam bilyet giro
P1 sekaligus merupakan pemegang terakhir).
Harus disebutkan berapa jumlah dana.
Harus mencantumkan tanda tangan seorang penarik (penerbit dan cap kalu
sebuah perusahaan berbadan hukum).
Harus menyebutkan dimana dan kapan penarikan (penerbit). Hal ini dimaksudkan
untuk menentukan hukuum mana yang berlaku, dan tanggal untuk masalah
daluwarsa dan masalah kecakapan hukum.
Harus mencantumkan tanggal efektif berlakunya, dan tanggal efektif hari
bayar/hari pemindahbukuan.
Harus dapat menyebutkan bank penerima (kalau ada), dalam peraktik perlu
dilakukan.
Dari sembilan syarat diatas dapat disimpulkan bahwa bilyet giro adalah sebagai
surat perintah nasabah yang sudah distandarisasikan bentuknya kepada bank
penyimpan dana/tertarik (tersangkut) untuk memindahbukukan sejumlah dana
dari rekening yang bersangkutan (penerbit) kepada penerima (pemegang) yang
disebutkan namanya kepada bank yang sama/bank yang berbeda.
Bilyet giro memiliki batas waktu atau tidak berlaku selama – lamanya. Oleh sebab
itu, pada bilyet giro terdapat hal hal sebagai berikut:
Tanggal efektif (bukan merupakan syarat formal bilyet giro) adalah tanggal mulai
berlakuknya tenggang wakut penarikan. Apabila tidak ditulis dalam bilyet giro
maka tanggal penerbitan sama dengan tanggal efektif.
Tenggang waktu penarikan selama – lamanya 70 hari sejak tanggal penerbitan.
Tenggang waktu penawaran selama-lamanya 6 bulan setelah batas waktu
penarikan.
Pihak pihak yang terlibat dalam transaksi yang menggunakan bilyet giro adalah
sama dengan pihak pihak yang terlibat dalam transaksi yang menggunakan cek.
Travel cheque
Travel cheque atau cek perjalanan adalah surat yang berharga dikeluarkan oleh
sebuah bank, yang mengandung nilai, di mana bank penerbit sanggup membayar
sejumlah uang sebesar nilai nominal kepada orang yang tanda tangannya tertera
di cek perjalanan itu.
Apabila diterliti fungsinya dan peran cek perjalanan adalah sebagai berikut:
Bahwa seorang yang melakukan perjalanan tidak perlu lagi membayar uang tunai
dalam jumlah yang banyak.
Orang tersebut akan merasa aman dari resiko perampokan dan kehilangan uang
Syarat syarat formal yang biasanya terdapat dalam suatu cek perjalanan, adalah
sebagai berikut:
Letter of Credit
Letter of Credit adalah sebagai suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas
permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir diluar negeri yang menjadi
relasi importir tersebut, yang memberikan hak kepada eksportir itu menarik
wesel-wesel atas importir yang bersangkutan.
Pengertian lain yang lebih luas adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh
bank untuk merpertaruhkan credit (tingkat kepercayaan) akan dirinya yang telah
cukup dikenal baik, sebagai pengganti credit terhadap importir tersebut, yang
mungkin baik juga tetapi tidak begitu dikenal.
Jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan (saat ini hanya ada 28 hari dan 88 hari)
Jumlah awal adalah senilai 1 meliar dan selanjutnya, apabila penambahan,
sebesar kelipatan 50 juta
Pihak pihak yang terlibat
Bilyet depo simpanan adalah bukti kepemilikan atas SBI, yang diterbitkan BI.
Net proceed, adalah harga beli atau harga jual atas SBI, baik pada primary atau
secondary market.
Sertifikat Reksadana
Sertifikat reksadana atau juga lazim disebut unit penyertaan yang ditunjuk atas
unjuk, adalah bukti yang menjelaskan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan
oleh perusahaan reksadana untuk kemudian akan dikelola dalam bentuk
pembelian surat berharga seperti saham, obligasi, atau simpanan dalam bentuk
deposito berjangka.
Lazimnya, setiap 6 bulan selama jangka waktu pengelolaan dana, investor atau
pemodal akan memperoleh deviden, atau capital gain.
Dalam praktik, sebagai surat utang jangka pendek, CP sama dengan promissory
notes, namun pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan perusahaan yang
lembaga non bank.
Suatu sertifikat surat bukti hutang, yang mana perusahaan penerbit atau badan
pemerintah berjanji untuk membayar sejumlah bunga untuk satu jangka waktu
panjang tertentu kepada pemegang.
Instrumen utang jangka panjang yang berisikan janji untuk membayar kepada
kreditur sejumlah bunga secara periodik dan membayar utang pokok pada saat
jatuh tempo.
Flooating Rate Note (FRN)/Medium Term Note (MTN)
Pada dasarnya FRN dan MTN merupakan obligasi dengan jangka waktu
menengah. FRN adalah notes dengan bunga floated, yang lazim diterbitkan dan
dipasarkan di luar negari, sedangkan atas MTN berlaku tingkat suku bunga fixed
yang lazim dipasarkan di Indonesia.
Warrant
Warrant, atau stocks warrant dalam Black’s Law Dictionary didefinisikan sebagai
sertifikat yang membuktikan kepemilikan hak untuk membeli saham dalam
jumlah, waktu, dan pada harga tertentu.
Surat berharga.
Dalam bahasa Belanda disebut Papier Van Waarde atau dalam bahasa
Inggrisnya Letter of Value.
Yaitu surat yang berisikan identitas diri seseorang dan tidak dapat
diperjualbelikan atau dipindahtangankan.
Contoh : Ijazah, Piagam, Sertifikat, akta otentik, dsb.
Syarat khusus ini dapat kita ketahui dari setiap surat berharga
adalah “nomor seri”. Setiap surat berharga apapun bentuknya
memiliki nomor seri penerbitan sendiri sehingga surat berharga
satu dengan yang lainnya tidak akan memiliki kesamaan. Nomor
seri ini sebagai alat kontrol baik bagi penerbit maupun bagi
tersangkut.
1. Wesel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel,
tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah
tanda syarat kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada
penerima yang telah ditunjuk penerbit maupun penggantinya di suatu
tempat. Ada pun syarat-syarat wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD,
sebagai berikut:
Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen.
Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang sudah ditentukan.
Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar.
Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat pembayaran akan
dilakukan, dan nama orang yang akan menerima uang.
Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel atau penerima.
2. Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes adalah surat berharga yang
memuat kata accept atau promes yang mana penerbit menyanggupi untuk
melakukan pembayaran kepada pihak yang juga disebutkan dalam surat
berharga tersebut, maupun penggantinya pada hari pembayaran.
Mengapa dikatakan surat sanggup? Karena surat ini merupakan janji
kesanggupan untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada
surat sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi.
Nah, berikut ini ketentuan dalam surat sanggup:
Keterangan terkait yang menyebutkan bahwa sanggup dalam menanggung
pembayaran.
Adanya penetapan waktu dan tempat pembayaran.
Adanya tanggal surat sanggup yang ditandatangani.
Adanya tanda tangan orang yang membuat atau mengeluarkan surat.
3. Saham
Pengertian tentang saham ini sudah diatur dalam 40 KUHD yang berarti
modal perseroan dibagi atas saham-saham atau sero-sero atau nama atau
blanko. Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang maupun badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.
Bentuk dari saham sendiri merupakan selembar kertas yang berisi
keterangan bahwa pemilik dokumen tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat saham tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan dari
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Dari segi perpajakan, pajak atas transaksi nilai penjualan saham bersifat
final dengan besaran 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan saham.
4. Cek
Surat berharga ini mungkin sudah sering Anda dengar. Cek merupakan
salah satu surat berharga yang sifatnya sebagai alat bayar. Berikut ini ciri-
ciri cek secara umum:
Nama harus tertulis dengan jelas.
Adanya perintah untuk membayarkan sejumlah uang.
Tertera nama badan hukum atau bank yang wajib membayar.
Sudah ditetapkan tanggal, tempat pembayaran, dan tempat mengeluarkan
cek.
Semua syarat atau ciri di atas ini harus terpenuhi. Jika tidak, maka cek
dikatakan tidak sah.
Cek dapat dikeluarkan secara atas tunjuk, atas perintah, atas bawa,
dan/atau atas nama.
5. Kuitansi atas Tunjuk
Kuitansi atas tunjuk merupakan surat berharga yang berisi
penandatanganan untuk suatu pembayaran sejumlah uang/dana dan waktu
yang sudah ditentukan kepada petunjuk (atas tunjuk).
6. Konosemen/Bill of Lading
Konosemen (Bill of Lading) merupakan surat bertanggal yang dibuat oleh
pengangkut. Pengangkut dalam hal ini adalah perusahaan pelayaran yang
menerangkan bahwa pihak tersebut sudah menerima barang dari pengirim
untuk diangkut pihak tertentu (penerima). Di dalam surat ini ada nama dan
keterangan mengenai syarat-syarat penyerahan barang yang dikirim.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konosemen adalah penerbit yang dalam hal
ini perusahaan pelayaran yang diwakili oleh nahkoda kapal dan pihak
penerima/penggantinya. Penerima yang dimaksud adalah:
Orang yang namanya ada dalam konosemen.
Orang pengganti pengirim atau kepada orang yang ditunjuk oleh pengirim.
Orang pengganti pihak ketiga atau orang yang ditunjuk namanya oleh pihak
ketiga.
Orang yang disebut dalam konosemen atau pembawa.
Orang yang membuat konosemen itu.
8. Surat Utang
Surat utang dapat dibagi menjadi 3 jenis, di antaranya: obligasi, Surat Utang
Negara (SUN), dan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN). Obligasi
merupakan jenis surat utang jangka menengah hingga panjang yang dapat
dipindahtangankan. Obligasi sendiri berisi janji untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Obligasi dapat diterbitkan
oleh korporasi atau negara.
Surat utang negara merupakan surat pengakuan utang yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara sesuai masa berlakunya.
SUN juga digunakan pemerintah dalam membiayai defisit APBN dan
menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran.
Surat berharga syariah nasional disebut juga sukuk negara diterbitkan oleh
pemerintah berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sukuk negara merupakan
instrumen utang piutang tanpa riba.
Surat Berharga dan Perpajakan
Surat berharga tentu dikenakan pajak, baik dalam transaksi penjualan atau
penerimaan bunganya. Misalnya, pengenaan tarif PPh Final atas bunga
surat utang atau obligasi dari suatu proyek infrastruktur. Dalam hal ini,
wajib pajak dalam negeri dikenakan tarif PPh Final 15%, sedangkan wajib
pajak luar negeri dikenakan tarif sebesar 20% sesuai dengan PP No. 100
Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Berupa Bunga Obligasi.
Setelah Cessie dibuat, penjual harus melapor atau menerahkan akta jual-beli itu
kepada penerbit surat berharga. Tujuannya agar penerbit mengetahui bahwa surat
berharga yang ia terbitkan sudah beralih.
Klausula atas tunjuk berasal dari bahasa Belanda Aan Toonder dan Bahasa
Inggris To Bearer yang berarti pemegang yang akan memperoleh tagihan
tidak cukup hanya dengan membawa surat itu tanpa menunjukkan atau
memperlihatkan kepada pihak terkait. Pihak terkait baru akan
membayarnya apabila pemegang surat itu menunjukkan dan
menyerahkannya. Jadi, menunjukkan dalam arti yuridis menurut Hukum
Dagang berarti memintakan pembayaran, siapa saja yang memegang dan
menunjukkan surat itu, dialah yang berhak mendapatkan pembayaran. Aan
Onder atau yang lebih tepat disebut atas pengganti karena pihak yang
menerima peralihan dari pemegang sebelumnya itu bukanlah karena
ditunjuk atau diberi kuasa, melainkan semata-mata adalah sebagai
pengganti. Jadi disamping penguasaan (bezit) dari surat itu, haknya
(eigendom/ownership) juga berpindah.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat persamaan antara surat atas tunjuk dan
surat atas pengganti merupakan sama-sama alat untuk memindahkan hak
tagih. Artinya, dapat diperjual-belikan atau dipindah-tangankan kepada
pemegang berikutnya setiap saat apabila dikehendaki oleh pemegangnya.
Pemindahtangannan ini cukup dengan menyerahkan surat saja atau dengan
menulis keterangan pada surat itu bahwa hak tagihnya dipindahkan
kemudian ditandatangani dan diserahkan.
Perbedaan Surat atas Tunjuk (Aan Toonder) dan Surat atas Pengganti
(Aan Order)
o Surat atas Tunjuk (Aan Toonder) :
- Adanya suatu klausula atas tunjuk pada sepucuk surat maka surat
tersebut dinamakan surat atas tunjuk.
- Klausula atas tunjuk pada sepucuk surat berharga berarti surat
tersebut dapat diperalihkan dari tangan ke tangan.
- Merupakan surat yang menjanjikan sesuatu bila ditunjukkan untuk
memberikan barang, pembayaran sejumlah uang, atau pelaksanaan suatu
bentuk hak lain.
- Dalam klausula atas tunjuk siapa saja yang memegangnya adalah
sebagai pemegang hak
- Undang-undang menentukan peralihan surat itu berikut hak-hak
yang tercakup dalam surat itu adalah samadengan peralihan benda-benda
bergerak, sehingga penyerahannya dan dengan demikian peralihan hak-hak
yang terkandung di dalamnya dapat dilakukan secara tindak penyerahan
(delivery) belaka dan tidak perlu disertai suatu “endossement”.
- Surat atas tunjuk tidak menunjukkan siapa yang menjadi kreditur
tetapi pemegang surat itu
o Surat atas Pengganti ( Aan Order) :
- Adanya suatu klausula atas pengganti pada sepucuk surat maka surat
tersebut dinamakan surat atas pengganti .
- Surat berharga yang mengandung klausula atas pengganti akan
berarti bahwa surat berharga tersebut hanya dapat diperalihkan kepada
orang pengganti dari orang yang disebut namanya pada surat berharga itu
dengan cara endossement dan menyerahkan surat tersebut.
- Merupakan surat yang mengandung suatu perintah kepada pihak lain
untuk memberikan barang, pembayaran sejumlah uang, atau pelaksanaan
suatu bentuk hak lain.
- Dalam klausula atas pengganti pemegangnya yang disebut namanya
dinyatakan sebagai yang berhak
- Surat atas pengganti menunjukkan seorang kreditur tertentu yang
mempunyai wewenang untuk mengalihkan hak yang terkandung dalam
surat itu kepada pihak ketiga dan disini ditetapkan siapa yang mendapatkan
“order” itu sedangkan pemegang “order” ini dengan cara yang sama dapat
pula mengalihkan hak tersebut kepada orang lain
Setelah Cessie dibuat, penjual harus melapor atau menerahkan akta jual-beli itu
kepada penerbit surat berharga. Tujuannya agar penerbit mengetahui bahwa surat
berharga yang ia terbitkan sudah beralih.
• Teori kepantasan
teori ini masih berdasarkan pada teori penciptaan, bahwa
penandatanganan surat berharga itu menimbulkan perikatan. Karena pada
prinsipnya pernyataan sepihak tidak mungkin menimbulkan perikatan jika
tidak ada persetujuan dari pihak lainnya.
• Teori perjanjian
teori ini tidak memberikan penyelesaian yang memuaskan jika surat
berharga itu beredar secara tidak normal, misalnya hilang atau dicuri.
• Teori penunjukan
teori ini tidak sesuai dengan fakta karena pembayaran adalah pelaksanaan
dari suatu perjanjian atau perikatan, dengan demikian perikatan tersebut
harus sudah ada terlebih dahulu sebelum pelaksanaannya. Teori ini pun
dikatakan terlau jauh bertentangan dengan KUHD.
Didalam KUHD menentukan bahwa perikatan itu sudah ada sebelum hari
bayar dan sebelum menunjukkan surat berharga itu. Dalam Pasal 142 KUHD
yang menyatakan bahwa pemegang surat wesel bisa melaksanakan hak
regresnya kepada para endosan, penerbit dan para debitur wesel lainnya
pada hari bayarnya apabila terjadi nonpembayaran, bahkan sebelum hari
pembayarannya.
3. Keberatan-kebaratan terhadap keempat macam tiori-tiori
tersebut
• Teori perjanjian
Keberatan teori ini adalah ketidakmampuan memberikan penyelesaian
beberapa hal yang timbul pada peredaran surat berharaga itu. Dalam
keadaan normal,teori ini dapat di terima,akan tetapi dalam,keadaan tidak
normal,teori tidak dapat di terima misalnya karena hilang atau di curi surat
berharga yang bersangkutan. Dalam hal ini penerbit masih bertanggung
jawab atas pemegang atau pembawa surat yang memperoleh secara tidak
normal.
• Teori kepantasan
• Teori penunjukan
Menurut Abdul kadir Muhammad tidak sesuai dengan fakta dan terlalu jauh
bertentangan dengan undang undang. Di katakana tidak sesuai dengan fakta,
karena pembayaran itu adalah pembayaran dari suatu perikatan.
Legitimasi Formil
Adalah bukti bahwa Surat Berharga itu dianggap sebagai orang yang berhak atas
tagihan yang di dalamnya dianggap ,karena bila pemegang tidak dapat
menunjukkan bukti secara formil yang diatur oleh UU maka ia tidak dapat
dikatakan sebagai pemegang sah.
Legitimasi Materiil
Adalah bukti pemegang Surat Berharga yang sesungguhnya adalah orang yang
berhak atas tagihan tersebut.
Daluwarsa
Contoh : cek masa edar 70 hari, kalau sudah 71 hari, maka dianggap
batal dan bank berhak menolak untuk mencairkan.
Yang tergolong dalam golongan surat- surat ini adalah semua surat-surat
atas tunjuk atau atas penganti yang mewujudkan suatu perikatan yang
tidak termasuk ke dalam golongan Surat-surat Tanda keanggotaan dan
Surat-Surat yang Mempunyai Sifat Kebendaan
– Surat Saham
Pengertian Wesel
- Tenggang 70 hari sejak tanggal penerbitan [pasal 6 ayat 1]. Yaitu antara
tanggal
penerbitan dan tanggal efektif. Penerbit diberi kesempatan untuk
mengusahakan
dana dan memindahbukukan.
- Bilyet Giro yang ditawarkan pada bank sebelum tanggal efektif atau
sebelum
tanggal penarikan harus ditolak oleh bank.
- Bilyet Giro yang diterima oleh bank setelah tanggal berakhir tenggang
waktu
penawaran dapat dilaksanakan perintahnya sepanjang tersedia dan tidak
dibatalkan oleh penarik [pasal 6 ayat 2 dan 3].
6.Penolakan dan Pembatalan
1. Suku Bunga
Suku bunga yang ditetapkan haruslah positif karena memberikan tingkat
pengembalian yang jelas dan dapat diprediksi selama periode waktu
tertentu.
Bank nanti tidak dapat mengubah kurs dan hal ini berpengaruh pada
penghasilan.
2. Jangka Waktu
Ini adalah jangka waktu untuk untuk menghindari penalti (misalnya,
Sertifikat
Deposito 6 bulan, 1 tahun, 18 bulan, dll). Jangka waktu ini berakhir pada
"tanggal
jatuh tempo," ketika Sertifikat Deposito telah sepenuhnya jatuh tempo dan
maka
dana dapat ditarik tanpa terkena penalti.
3. Institusi
Pilihlah bank atau credit union yang terpercaya, karena hal ini akan sangat
berpengaruh pada keamanan sertifikat deposito yang dimiliki.
Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh
Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3
bulan)
dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia
untuk
mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia
dapat
menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI
menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga SBI), yaitu BI
mengumumkan
target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa
periode
tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku
pasar
dalam mengikuti pelelangan.
- SBI, SBIS dan SDBI memiliki sisa jangka waktu paling singkat 2 (dua) hari
kerja pada saat second leg transaksi repo.
Peserta & Perantara Operasi Moneter
Pihak yang dapat menjadi counterparty Bank Indonesia dalam pelaksanaan
operasi moneter di pasar keuangan domestik, baik yang melibatkan
transaksi
rupiah maupun valuta asing harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
3. Lembaga Perantara
Lembaga Perantara melakukan transaksi OPT untuk
kepentingan peserta Operasi Moneter.
Lembaga Perantara sebagaimana dimaksud terdiri dari:
Pialang pasar uang rupiah dan valuta asing; dan
Pialang pasar modal yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan Republik Indonesia sebagai Dealer Utama.
Pialang pasar modal hanya dapat menjadi lembaga
perantara dalam transaksi repo, transaksi reverse repo dan transaksi
pembelian atau penjualan Surat Berharga secara outright.
Persyaratan Lembaga Perantara adalah sebagai berikut :
Berstatus aktif sebagai Peserta BI-SSSS; dan
Tidak sedang dikenakan sanksi terkait izin usaha
oleh otoritas pengawas yang berwenang.
13. Surat berharga komersial
Kriteria :
1. Berjangka waktu paling lama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
2. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dalam Pasal 1 angka 9 surat
keputusan ini.
3. Mencantumkan
o Klausula sanggup dan kata-kata “Surat Sanggup” di dalam teksnya
dan dinyatakan dalam bahasa Indonesia.
o Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
o Penetapan hari bayar
o Penetapan pembayaran
o Nama pihak yang harus menerima pembayaran atau penggantinya
o Tanggal dan tempat surat sanggup diterbitkan
o Tanda tangan penerbit
Pada halaman muka commercial paper sekurang-kurangnya dicantumkan
hal-hal
sebagai berikut :
Kata-kata “Surat Berharga Komersial” (Commercial Paper) yang ditulis
kata-kata “Surat Sanggup”
Pernyataan “tanpa protes” dan “tanpa biaya” sebagaimana yang
dimaksud
dalam Pasal 176 jo Pasal 145 KUHD ;
Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat
bank atau perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen tanda keaslian
Commercial Paper, tanpa penempatan logo atau perusahaan efek secara
mencolok ;
Nama dan alamat bank atau perusahaan yang ditunjuk sebagai pembayar
tanpa penempatan logo bank atau perusahaan secara mencolok ;
Nomor seri Commercial Paper ;
Keterangan cara penguangan Commercial Paper sebagaimana diatur
dalam
pasal 4 surat keputusan ini.
Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial meliputi
a. Bank atau Perusahaan Efek yang berfungsi sebagai penata laksana
(arranger) penerbitan;
b. lembaga pemeringkat;
c. konsultan hukum;
d. akuntan publik;
e. notaris; dan
f. lembaga lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
2. Irrevocable
Sesuai dengan namanya, transaksi yang satu ini tidak bisa dibatalkan oleh satu
pihak selama masa perjanjian tersebut masih dalam masa waktu yang valid.
Dalam hal ini semua pihak yang bersangkutan adalah kedua belah pihak yang
bertransaksi dan open bank sebagai pihak ketiga. Sehingga apabila ada pihak
yang
membatalkan secara sepihak, maka bisa terkena hukuman.
4. Revolving LOC
Tidak dibatasi adalah keunggulan utama dari jenis letter of credit yang satu ini.
Dimana dalam hal ini pihak eksportir maupun importir tidak dibatasi
melakukan
negosiasi di bank manapun yang diinginkannya. Sehingga memberikan
kemudahan dan juga fleksibilitas yang tinggi kepada pihak yang terkait.
6. Sight LOC
Pembayaran langsung dan saat itu juga saat dokumen diterima oleh pihak
bank
adalah ciri khas dari kredit yang satu ini. Dimana saat dokumen sudah
diperiksa,
dan dinyatakan lolos lalu diterima, pihak pembayar harus langsung
memberikan
dana. Untuk besaran dananya sendiri tergantung kesepakatan pihak penerima
dengan pihak bank yang sebelumnya telah dibuat.
7. Usance LOC
Jenis letter of credit yang masing-masing bank pembuka L/C menuliskan klausa
khusus menggunakan tinta merah. Klausul atau klausa tersebut berisikan
tentang
pihak bank pembayaran diberikan kuasa oleh pihak bank pembuka untuk
membayar uang muka kepada penerima. Itulah mengapa dikatakan red clause,
karena memang khusus klausul itu ditulis dengan tinta merah.
Contoh LOC Pada Bisnis
Setelah melihat pengertian dan apa saja jenis letter of credit, maka mudah
sebenarnya untuk memberikan contohnya. Seperti pihak A merupakan
seorang
importir alat berat yang berasal dari Indonesia ingin membeli alat berat dari
pihak
B yang berada di London.
Pihak B yang menerima pesanan dari pihak A menyadari kalau Pihak A
merupakan importir baru. Demi keamanan dan kemudahannya pembayaran si
pihak B menawarkan menggunakan letter of credit sebagai metode
pembayaran.
Apabila setuju, B harus mendaftarkan diri ke bank sebagai pembayar letter of
credit.
Nantinya pihak bank akan memproses semua kredit yang sesuai dengan
perjanjian
kedua belah pihak. Karena memang letter of credit ini berfungsi untuk
menjaga
keamanan dan memberikan kemudahan dalam setiap transaksi. Itulah
mengapa
ada baiknya, mulai sekarang mulai memahami tentang penggunaan sistem
pembayaran yang satu ini.
Secara langsung terkait dengan L/C
4. Reimbursing Bank
Yaitu pihak yang diberi wewenang untuk membayar atas tagihan
(reimbursement)
sesuai dengan reimbursement authorization yang diberikan issuing bank,
menerima dan membayar klaim.
5. Advising Bank
Yaitu pihak yang:
Ditunjuk oleh issuing bank untuk menerima/ meneruskan L/C
kepada beneficiary atau bank lain
Dapat bertindak sebagai Negotiating Bank (untuk Restricted L/C)
Mempunyai kewajiban memeriksa keaslian L/C sebelum mengadviskan
kepada beneficiary
Dapat menerima/ menolak meneruskan L/C yang dibuka oleh issuing bank
Dapat menerima/ menolak untuk melakukan konfirmasi L/C yang
dibuka issuing bank
6. Negotiating Bank
Yaitu pihak yang:
Ditunjuk oleh issuing bank untuk mengambil alih/ membeli dokumen
sesuai syarat L/C
Membayar kepada beneficiary sebesar nilai tagihan/ dokumen
Menerima dokumen dari beneficiary sesuai yang tercantum dalam L/C
untuk diteruskan kepada issuing bank serta meminta
(claim) reimbursement (penggantian pembayaran)
7. Confirming Bank
Yaitu pihak yang:
Turut menjamin pembayaran suatu L/C yang dibuka oleh bank lain
Mengaksep wesel yang ditarik beneficiary
8. Claiming Bank
Yaitu pihak yang melakukan pembayaran, menjanjikan penangguhan
pembayaran,
mengaksep atau menegosier wesel berdasarkan L/C dan
mempresentir reimbursement claim kepada reimbursing bank
9. Paying Bank
Yaitu pihak yang:
Ditunjuk oleh issuing bank untuk membayar kepada beneficiary sepanjang
syarat L/C dipenuhi
Menerima dokumen dari beneficiary dan memeriksa apakah sesuai dengan
syarat L/C
Mengirim dokumen serta meminta reimbursement kepada issuing bank
2. Perusahaan asuransi
Yaitu pihak yang:
Memberi jaminan atas pembayaran suatu transaksi apabila Pembeli tidak
melakukan pembayaran (untuk asuransi ekspor)
Menerbitkan polis/ insurance certificate dan membayar claim kepada
tertanggung
Membayar gantinya kepada pihak yang mengasuransikan apabila terjadi
kecelakaan atas barang yang dikirim ke pembeli/ diasuransikan
Menerima pembayaran polis dari tertanggung
Menerbitkan cover note (bukti penutupan sementara)
3. Custom broker
Yaitu pihak yang memberikan jasa kepada eksportir/ importir untuk mengurus
pengiriman/ pengeluaran barang
4. Perusahaan surveyor
Yaitu pihak yang merupakan perusahaan jasa untuk memeriksa kebenaran,
keaslian, dan jumlah barang; serta menerbitkan surveyor report
2. Jaminan (Collateral)
3. Aplikasi L/C
Aplikasi merupakan perintah dari importir kepada bank untuk membuka L/C
berdasarkan kesepakatan dengan eksportir yang dituangkan dalam kontrak
(sales
contract). Aplikasi pembukaan L/C mempunyai fungsi sebagai:
- Instruksi untuk melaksanakan sales contract. Karenanya, aplikasi
L/C mencerminkan isi sales contract, namun tidak berkaitan
dengan kontrak.
- Permintaan dan instruksi applicant kepada banknya (issuing bank)
untuk menerbitkan L/C dengan syarat dan ketentuan yang
dimintanya.
- Kontrak antara applicant dengan issuing bank.
- Permintaan kepada issuing bank untuk bertindak mewakili
kewajiban membayar kepada eksportir (beneficiary). Dalam hal ini
yang dibayar adalah dokumen, bukan barang.
- Sepanjang L/C telah diterbitkan atas dasar aplikasi L/C, maka
aplikasi L/C dimaksud tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh
applicant.
- Data pada formulir aplikasi pembukaan L/C
- Aplikasi L/C berisi item dan klausul yang diadopsi dari sales
contract. Pada gilirannya, data pada aplikasi itu akan dituangkan
dalam klausul-klausul L/C. Data pada aplikasi umumnya
mencakup item-item sebagai berikut:
- Bentuk L/C (harus ‘irrevocable’ atau tidak dapat dibatalkan
sepihak)
- Nama dan alamat eksportir (beneficiary atau penerima jaminan)
- Nilai dan jenis valuta dalam L/C
Cara pembayaran L/C (by payment, negotiation, acceptance, atau deferred
payment)
- Tenor (at sight atau usance) dan atas nama siapa wesel (draft) akan
ditarik
- Deskripsi barang, perincian jumlah/ unit, dan harga per unit
- Syarat penyerahan barang (terms of delivery) => FOB, CFR, CIF,
dll
- Dokumen yang diminta beserta rincian rangkapnya (asli dan copy)
- Nama pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan
- Pengiriman barang sebagian (partial shipment) dan pindah kapal
(transhipment) diperbolehkan atau tidak
- Tanggal terakhir pengiriman
- Tanggal dan tempat jatuh tempo L/C
- Tanggal terakhir penyerahan dokumen kepada bank yang
dikuasakan untuk memperoleh kepastian pembayaran (latest
presentation document)
Apakah L/C dapat dialihkan (transferable)
Jenis sarana komunikasi yang digunakan untuk mengadviskan L/C yang akan
dibuka (by mail, telex, atau SWIFT)
Lain-lain yang bersifat khusus.
4. Issuing bank
Issuing bank (Opening Bank) adalah bank pembuka (penerbit) L/C. Sebelum L/C
dibuka, hal-hal yang harus dipastikan oleh issuing bank adalah:
- Importir telah mendapatkan fasilitas impor, bila tidak harus menyetorkan MD
sebesar 100% dari nilai L/C yang dibuka (full cover).
- Barang yang diimpor applicant tidak termasuk barang yang dilarang
- Aplikasi telah ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwenang
(authorized person) dengan tanda tangan yang cocok dengan specimen pada
issuing bank.
- Izin impor applicant masih berlaku (valid)
Jika hal-hal di atas telah dipenuhi applicant, maka issuing bank siap
menerbitkan
L/C yang dimaksud. Dengan begitu, issuing bank telah berkomitmen untuk:
- Mengambil alih kewajiban membayar dari applicant. Beneficiary
atau kuasanya hanya dapat meminta pembayaran kepada issuing
bank, bukan kepada applicant.
- Melakukan pembayaran dengan bilamana dokumen yang diterima
dari beneficiary memenuhi syarat dan ketentuan L/C, atau atas
dasar persetujuan applicant.
L/C dapat dibuka menggunakan berbagai sarana, antara lain surat (mail), telex,
maupun SOCIETY OF WORLDWIDE INTERBANK FINANCIAL
TELECOMMUNICATION (SWIFT). Namun SWIFT yang paling banyak
digunakan karena praktis dan memiliki tingkat keamanan yang relatif lebih
terjamin dan pelaksanaannya biasa memakai Message Type (MT).700 (Issue of
a
Documentary Credit).
Applicant atau pemohon kredit adalah importir yang mengajukan aplikasi L/C
Beneficiary adalah eksportir yang menerima L/C
Issuing Bank atau Opening Bank adalah Bank pembuka L/C
Advising Bank adalah Bank yang meneruskan L/C, yaitu Bank koresponden
(agen) yang meneruskan L/C kepada Beneficiary. Dan Bank tidak bertanggung
jawab atas isinya.
Confirming Bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan
issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.
Paying Bank adalah Bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk
melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban menyerahkan dokumen
kepada bank tersebut.