Disusun Oleh :
M. Fachri Akbar Nst / 7183210045
Yosevina Gracia Manurung / 7183510010
Kofifa Harahap / 7181210012
MANAJEMEN B
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
PENGERTIAN MODAL SAHAM
Modal saham adalah modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), atau merupakan kumpulan setoran dari pemilik
(pemegang saham) Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas (PT) merupakan
suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Bentuk
perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang di mana
masing-masing orang menjadi pemilik dari perseroan. Karena pemiliknya terdiri
dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan
kepada pihak-pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan
kata lain, yang menjalankan PT adalah orang-orang yang diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti
setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan
kepada pihak-pihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan
pihak – pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut :
1. Hak berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu
melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk deviden yang
dibagi oleh perusahaan
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar
proporsi pemilikan saham msing – masing pemegang saham tidak berubah
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva jika perusahaan dilikuidasi.
Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden
dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa
mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas. Saham prioritas
partisipasi sebagian adalah: saham prioritas akan mendapat deviden sampai
jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan
tarif yang sama dengan saham prioritas
Contoh:
PT Khofifa mempunyai saham yang beredar sebagai berikut:
Saham prioritas nominal Rp1.000.000,-, 15% berpartisipasi penuh, saham biasa
nominal Rp2.000.000,-. Pada akhir tahun 2014, dibagi dividen sebesar
RP850.000,-. Dividen ini dibagikan kepada saham prioritas dan biasa dengan
perhitungan sebagai berikut:
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas=
15% x Rp1.000.000,00 Rp150.000,00
Untuk saham biasa=
15% x Rp2.000.000,- Rp300.000,00
Untuk saham prioritas dan biasa=
Rp400.000,00
x 100% =13,3 %
Rp3.000.000,00
13,3% x Rp1.000.000,00 Rp 133.000,00
13,3% x Rp2.000.000,00 Rp267.000,00
Saham biasa:
𝑅𝑝567.000,00
× 100% = 28.3 %
𝑅𝑝2.000.000,00
Apabila saham prioritas tidak berpartisipasi, tetapi hanya sampai 20%, maka
perhitungannya sebagai berikut:
Untuk saham prioritas =
15% x Rp1.000.000,00 Rp150.000,00
Untuk saham biasa =
15% x Rp2.000.000,00 Rp300.000,00
Untuk prioritas =
5% x Rp1.000.000,00 Rp50.000,00
Untuk Biasa =
Rp850.000,00 – (Rp150.000,00 + Rp300.000,00 + Rp50.000,00)
Rp350.000,00
Rp 200.000.00 Rp650.000.00
Persentase penerimaan deviden sebagai berikut:
𝑅𝑝200.000,00
Saham prioritas = x 100% = 20%
𝑅𝑝1.000.000,00
𝑅𝑝650.000,00
Saham Biasa = x 100% = 32,5%
𝑅𝑝2 000.000,00
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima
dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah
pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak
mencukupi maka pelunasan dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari
modal yang disetor dari saham yang biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh
pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal
disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak
memperoleh pengembalian.
Atau
Kas Rp.xxxx
Modal Saham Rp.xxxx
Agio Saham Rp.xxxx
PENJUALAN MELALUI PESANAN
Kadang – kadang penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu dengan
cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang
belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham,dan jumlah nominal saham
yang dipesan dikreditkan kerekening modal saham di pesan. Apabila harga jual
saham tidak sama dengan nilai nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio
saham atau disagio saham pada waktu pesanan itu diterima.
Untuk pemesanan yang sudah melunasi harga saham maka sahamnya
dikeluarkan. Pengeluaran saham ini di catat dengan mendebit rekening modal
saham dipesan dan mengkredit modal saham.
Kas Rp 385.000,00
Piutang pesanan saham Rp 385.000,00
Kas Rp.105.000,00
Modal saham Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 5.000,00
b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi
biaya atau kerugian penjualan kembali saham – saham tersebut.
Modal saham dipesan Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00
Piutang pesanan saham Rp.33.000,00
Utang pada pesanan Rp.77.000,00
Kas Rp.105.000,00
Utang pada pemesan Rp. 5.000,00
Modal saham Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 10.000,00
Kas Rp.105.000,00
Modal saham Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 5.000,00
d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah
diterima.
Modal saham dipesan Rp.100.000,00
Agio saham Rp. 3.000,00
Modal saham Rp.70.000,00
Piutang pesanan saham Rp.33.000,00
Kas Rp.31.500,00
Modal saham Rp.30.000,00
Agio saham Rp.1.500,00
Kas Rp.10.500,00
Disagio saham biasa Rp. 30,00
Disagio saham prioritas Rp. 720,00
Modal saham biasa Rp. 1.250,00
Modal saham prioritas Rp.10.000,00
Contoh :
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp.1.000,00 per
lembar dan ditukar dengan sebuah gedung.
maka:
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui,tetapi harga pasar gedung
diketahui sebesar Rp 15.000.000,00,maka jurnal yang dibuat adalah :
Gedung Rp.15.000.000,00
Modal saham Rp.10.000.000,00
Agio saham Rp. 5.000.000,00
2. Apabila harga pasar gedung tidak di ketahui tetapi harga pasar saham
diketahui sebesar Rp.14.000.000,00,maka jurnalnya adalah :
Gedung Rp.14.000.000,00
Modal saham Rp.10.000.000,00
Agio saham Rp. 4.000.000,00
3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak di ketahui dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehaan bangunan sebesar
Rp.12.500.000,00,maka jurnalnya adalah :
Gedung Rp.12.500.000,00
Modal saham Rp.10.000.000,00
Agio saham Rp. 2.500.000,00
Kas Rp.10.000,00
Disagio saham prioritas Rp. 500,00
Disagio saham biasa Rp. 500,00
Modal saham prioritas Rp.10.000,00
Modal saham biasa Rp. 1.000,00
Kas Rp.xxxx
Disagio saham Rp.xxxx
KLASIFIKASI MODAL PT
Pada waktu terdirinya PT, modalnya diperoleh dari penjualan saham. Modal
saham ini tecantum dalam akta pendirian perusahaan. walaupun tercantum dalam
akta, perusahaan masih dapat mengubah jumlah modal sahamnya sesudah
perusahaan itu berjalan. Perubahan – perubahan yang mungkin terjadi dalam
modal saham adalah :
Pembelian kembali saham yang beredar, untuk sementara waktu atau
untuk selamanya.
Penukaran saham yang beredar dengan jenis saham yang lain
Emisi saham baru atau penawaran saham kepada umum
Selain modal saham, di dalam PT terdapat juga modal yang lain yaitu laba
tidak dibagi, modal penilaian kembali, dan modal sumbangan. Laba tidak di bagi
merupakan modal yang sumbernya berasal dari dalam perusahaan, yaitu dari laba
usaha yang tidak dibagi sebagai deviden. Modal penilaian kembali merupakan
modal yang timbul dari adanya perubahan nilai aktiva yang diakui dalam buku –
buku. Modal sumbangan merupakan modal yang berasal dari sumbangan yang
diterima perusahaan.
TREASURY STOCK
Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran
untuk sementara waktu. Perbedaan antara saham yang belum beredar dengan
treasury stock adalah saham yang belum beredar itu merupakan modal saham
yang belum dijual (diedarkan) sedangkan treasury stock merupakan modal saham
yang beredar yang dibeli kembali. Treasury stock yang dijual kembali akan
dikelompokkan kembali dalam modal saham yang beredar. Kadang – kadang
treasury stock diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan utang
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena
berbagai alasan sebagai berikut :
a) Untuk menaikan harga pasar saham
b) Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan
c) Akan dibagikan sebagai deviden.
d) Untuk menukar surat – surat berharga perusahaan lain, dan sebagainya.
a) Rekening modal saham didebit dengan nilai nominal yang dibeli kembali.
Transaksi Jurnal
2005
penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp1.200.000,00
nominal @ Rp1.000.00 dengan harga Modal saham Rp1.000.000,00
Rp 1. 200,00 per lembar Agiosaham 200.000,00
Laba tahun 2005 sebesar Rp. Laba rugi Rp150.000.00
150.000.00 Laba tidak dibagi Rp150.000.00
2006
Pembelian kembali 100 lembar saham Modal saham Rp100.000.00
dengan harga @ Rp. 1.300.00 agio saham 20.000.00
Laba tidak dibagi 10.000.00
Kas Rp130.000.00
2006
Penjualan kembali 100 lembar yang kas Rp150.000.00
dibeli dengan harga jual @ 1. 500.00 modal saham Rp100.000.00
agio saham 50.000.00
Sesudah penjualan treasury stock Modal
modal saham dalam neraca nampak Modal saham Rp1.000.000.00
sebagai berikut : Agio saham 230.000.00
Laba tidak dibagi 140.000.00
Rp1.370.000.00
Keterangan : Pada tahun 2006, saham yang beredar dibeli dengan harga
Rp.1.300,00. Jika dibandingkan dengan harga jualnya pada tahun 2005
(Rp.1.200,00) maka terdapat selisih sebesar Rp. 100,00 per lembar. Selisih ini (Rp
100,00 x 100 lembar) dianggap sebagai pembagian deviden dan dibebankan pada
rekening agio saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding dengan agio yang
diperoleh pada saat saham tersebut dijual tahun 2005 yaitu sebesar Rp200,00 per
lembar. Penjualan kmbali treasury stock pada tahun 2006 dengan harga Rp
1.500,00 per lembar dicatat dengan cara biasa.
Transaksi Jurnal
2005
penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp1.200.000,00
nominal @ Rp1.000.00 dengan harga Modal saham Rp1.000.000,00
Rp 1. 200,00 per lembar Agiosaham 200.000,00
Laba tahun 2005 sebesar Rp. Laba rugi Rp150.000.00
150.000.00 Laba tidak dibagi Rp150.000.00
2006 Treasury stock Rp100.000.00
Pembelian kembali 100 lembar saham agio saham 20.000.00
dengan harga @ Rp. 1.300.00 Laba tidak dibagi 10.000.00
Kas Rp130.000.00
2006
Penjualan kembali 100 lembar yang kas Rp150.000.00
dibeli dengan harga jual @ 1. 500.00 treasury stock Rp100.000.00
agio saham 50.000.00
Sesudah penjualan treasury stock Modal
modal saham dalam neraca nampak Modal saham Rp1.000.000.00
sebagai berikut : Agio saham 230.000.00
Laba tidak dibagi 140.000.00
Rp1.370.000.00
Keterangan : Metode b adalah sama dengan metode a, hanya rekening yang
dipakai mencatat pembelian saham sendiri yang berbeda. Dalam metode a, saham
sendiri yang dibeli didebitkan ke rekening modal saham, sedangkan metode b
yang didebit adalah rekening tresury stock. Begitu juga pasa saat penjualan
treasury stock, dalam metode a yang dikredit adalah rekening modal saham,
sedangkan dalam metode b yang dikredit adalah bagian treasury stock.
Treasury stock yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif, dan
tidak usah diindetifikasikan dengan elemen – elemen modal yang ada seperti
modal saham atau laba tidak dibagi. Apalagi treasury stock tadi dihentikan
predarannya dalam arti tidak dijual lagi maka saldo rekening ini akan dialokasikan
ke elemen – elemen modal seperti dalam cara 1 (metode a dan b ). Apalagi
treasury stock ini jual lagi, maka penjualan ini dianggap sebagai penyelesaian
terakhir dari saham – saham tersebut. Jadi sesudah diputuskan apakah treasury
stock itu akan dihentikan peredarannya, atau sesudah treasury stock itu dijual
kembali, barulah dapat diketahui akibat dari transaksi treasury stock ini terhadap
elemen – elemen modal yang ada
Transaksi Jurnal
2005
penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp1.200.000,00
nominal @ Rp1.000.00 dengan harga Modal saham Rp1.000.000,00
Rp 1. 200,00 per lembar Agiosaham 200.000,00
Laba tahun 2005 sebesar Rp. Laba rugi Rp150.000.00
150.000.00 Laba tidak dibagi Rp150.000.00
2006 Treasury stock Rp130.000.00
Pembelian kembali 100 lembar saham Kas Rp130.000.00
dengan harga @ Rp. 1.300.00
2006
Penjualan kembali 100 lembar yang kas Rp150.000.00
dibeli dengan harga jual @ 1. 500.00 treasury stock Rp130.000.00
agio saham 20.000.00
Sesudah penjualan treasury stock Modal
modal saham dalam neraca nampak Modal saham Rp1.000.000.00
sebagai berikut : Agio saham 220.000.00
Laba tidak dibagi 150.000.00
Rp1.370.000.00
Keterangan :
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury
stock sebesar harga beli / harga perolehannya. Jika sebelum ada penjualan
treasury stock dibuat neraca, maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah
modal sebagai berikut :