Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI KEUANGAN

Investasi Jangka Pendek

Dosen Pengampu:
I Gusti Ayu Astri Pramitari, SE.,M.Ak

KELOMPOK 3
1. Ida Ayu Utari Dwi Cahyani (2115644031)
2. I Komang Apriana Sony Raharja (2115644073)
3. I Gusti Ayu Mirah Widya Niti (2115644074)
4. Ni Ketut Rai Asti Putri Purnama Sari (2115644109)
5. Putu Anisa Vitri (2115644139)
6. I Putu Bayu Manik Putra Sentana (2115644169)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


1. Pengertian Modal Saham/Investasi Saham ............................................. 1
2. Jenis-Jenis Saham ...................................................................................... 2
3. Pencatatan Modal Saham .......................................................................... 6
5. Pertukaran Saham dengan Aktiva Selain Kas ...................................... 10
6. Bonus Yang Berupa Saham .................................................................... 11
7. Perlakuan Terhadap Agio atau Disagio Saham yang Dijual ............... 12
8. Pungutan Tambahan Atas Saham (Assessment) ................................... 12
9. Pengeluaran Saham untuk Membeli (Akuisisi) Perusahaan ............... 13
10. Dividen ................................................................................................... 13
11. Penjualan Atau Pelunasan Kembali Saham ...................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
1. Pengertian Modal Saham/Investasi Saham

Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi
hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka
kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang
disetornya. Selain itu, bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan
modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari
perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka
pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak-pihak Iain yang diangkat
menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain, yang menjalankan PT adalah
orang-orang yang diangkat oleh pemilik.

Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai


bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang
diserahkan kepada pihakPihak yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan
kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang
saham. Saham yang dikeluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama pemiliknya,
disebut saham atas nama, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya.

Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak


sebagai berikut:

1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan,


yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang
dibagi oleh perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi
pemilikan Saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan
dilikuidasi.

Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh


pemegang sudah mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang
dikeluarkan itu lebih dari satu Jenis maka Yang diberikan kepada masing-

1
masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak Pengeluaran saham yang
disetujui.

Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah tembar saham yang


akan dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor, dan nilai nominalnya. Nilai
nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham,
yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar.

2. Jenis-Jenis Saham

Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham, maka saham-saham


itu disebut saham biasa (common Stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu
2 macam, yang Satu adalah saham biasa dan yang Iain adalah saham prioritas
(referred stock). Berikut ini diuraikan mengenai masing-masing jenis saham.

1) Saham Biasa (Common Stock)


Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang
paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah
yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan
berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada
saham prioritas. Hak yang diberikan kepada pemegang saham biasa adalah
seperti yang sudah diuraikan di muka. Dibandingkan dengan saham
prioritas, saham biasa tidak mempunyai preferensi, karena saham prioritas
juga mempunyai hak yang sama dengan saham biasa seperti yang telah
disebutkan di muka. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang
saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham prioritas
mempunyai hak suara. Jika saham perusahaan yang dikeluarkan cuma satu
macam maka saham itu selalu saham biasa.
2) Saham Prioritas (Preferen)
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,
biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau
pembagian aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian
dividen adalah bahwa dividen yang dibagi pertama kali harus dibagikan
untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan, baru dibagikan kepada
pemegang saham biasa. Dividen saham prioritas tidak terutang atas dasar

2
waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam
hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam
satu periode maka dividen tadi hilang. Biasanya saham prioritas mempunyai
nilai nominal dan dividennya dinyatakan dalam persentase dan nilai
nominal. Apabila saham prioritas itu tidak mempunyai nilai nominal, maka
dividennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan datam bentuk
persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam
saham prioritas yang disebut saham prioritas kesatu, saham prioritas kedua
dan seterusnya, di mana saham prioritas kesatu mempunyal klaim yang
pertama terhadap laba dan saham prioritas kedua mempunyai klaim kedua
dan seterusnya. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritas yaitu:
a) Saham Prioritas Kumulatif dan Tidak Kumulatif

Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang dividennya


setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam
suatu tahun dividen tidak dapat dibayarkan, maka pada tahun-tahun
berikutnya dividen yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu sehingga
dapat mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa. Kumulatif ini
tidak berlaku pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo taba
tidak dibagi. Jika saham prioritas itu tidak kumulatif, dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun
berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk saham biasa, kewajiban
yang ada hanyalah membayar dividen saham prioritas untuk tahun tersebut.

b) Saham Prioritas Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi

Saham prioritas mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian, Yang


dimaksud dengan partisipasi penuh adalah jika saham prioritas berhak atas
dividen dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah
saham biasa mendapat dividen sebesar persentase dividen saham prioritas.
Partisipasi sebagian berarti saham prioritas akan mendapat dividen sampai
jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat dividen
dengan tarif yang sama dengan saham prioritas. Jumlah tertentu yang akan
diterima oleh saham prioritas biasanya dinyatakan dalam persentase.

3
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai saham yang beredar sebagai
berikut: saham prioritas, nominal Rp1.000.000,00, 10% berpartisipasi
penuh, saham biasa, nominal Rp2.000.000,00. Pada akhir tahun 2020,
dibagi dividen sebesar Rp540.000,00. Dividen ini dibagikan kepada saham
prioritas dan biasa dengan perhitungan sebagai berikut:

Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas =
10% x Rp 1,000,000.00 Rp 100,000.00
Untuk saham biasa =
10% x Rp 2,000,000.00 Rp 200,000.00
Untuk saham prioritas dan biasa =
Rp 240,000.00 / Rp 3,000,000.00 = 8% Rp 80,000.00 Rp 160,000.00
Rp 180,000.00 Rp 360,000.00

Dengan cara perhitungan di atas, masing-masing saham memperoleh


dividen dengan tarif yang sama besar (18%), yaitu:

Rp 180,000.00
Saham prioritas = x 100% = 18%
Rp 1,000,000.00
Rp 360,000.00
Saham biasa = x 100% = 18%
Rp 1,000,000.00

Perhitungan di atas dapat juga dilakukan sekaligus, yaitu sebagai


berikut:

Rp 540,000.00
Presentase dividen untuk kedua jenis saham = x 100% = 18%
Rp 3,000,000.00

Pembagian dividen untuk:

Saham prioritas = 18% x Rp 1,000,000.00 = Rp 180,000.00


Saham biasa = 18% x Rp 2,000,000.00 = Rp 360,000.00
Jumlah dividen Rp 540,000.00

Apabila saham prioritas tidak berpartisipasi penuh, tetapi hanya sampai


15% maka perhitungannya sebagai berikut

4
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas =
10% x Rp 1,000,000.00 Rp 100,000.00
Untuk saham biasa =
10% x Rp 2,000,000.00 Rp 200,000.00
Untuk prioritas =
5% x Rp 1,000,000.00 Rp 50,000.00
Untuk biasa = Rp 360,000.00
Rp 150,000.00 Rp 390,000.00

Presentase penerimaan dividen sebagai berikut:

Rp 150,000.00
Saham prioritas = x 100% = 15%
Rp 1,000,000.00
Rp 390,000.00
Saham biasa = x 100% = 19,5%
Rp 1,000,000.00

Apabila saham prioritas itu tidak berpartisipasi, maka dividen yang


diterima setiaP tahunnya terbatas sebesar tarif dividennya. Dalam contoh
di atas dividen saham prioritas setiap tahunnya sebesar 10%.

c) Saham Prioritas atas Aktiva dan Dividen pada Saat Likuidasi

Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap
menerinna dividen yang belum dibayar, walaupun saldo laba tidak dibagi
tidak mencukupi. Sesudah pelunasan dividennya, saham prioritas ini
dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak men cukUPi' maka pelunasan
dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari
saham biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir
akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang
masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak
memperoleh pengembalian.

d) saham Prioritas yang Dapat Ditukar dengan Saham Biasa

Kadang-kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar


dengan saham biasa. pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan
sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk

5
saham biasa tiap tahunnya lebih besar daripada dividen untuk saham
prioritas. Apabila keadaan seperti yang disebutkan di atas diperkirakan
akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa
daripada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak
terbatas atas laba.

3. Pencatatan Modal Saham

Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu


diketahui istilah-istilah berikut ini:

a) Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi, yaitu jumlah
saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian perusahaana
b) Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
c) Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah diotorisasi
tetapi belum dijual.
d) Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli
kembali oleh perusahaan.
e) Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang disisihkan karena sudah
dipesan untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila
harga jualnya sudah dilunasi.

PSAK No. 21 paragraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual


dicatat dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang
tercantum dalam lembaran saham. Jika harga jualnya tidak sama dengan nilai
nominal, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham.
Rekening agio saham menunjukkan selisih di atas nilai nominal dan rekening
disagio saham menunjukkan selisih di bawah nilai nominal.

Penjualan Secara Tunai

Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun
(rekening) kas dan mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual
saham (perdana) dengan nilai nominalnya akan dicatat dengan mengkredit
rekening agio saham atau mendebit rekening disagio saham. Jurnal untuk
mencatat penjualan saham perdana adalah:

6
Kas Rpxx
Disagio Saham xx
Modal Saham Rpxx
Atau,
Kas Rpxx
Modal Saham Rpxx
Agio Saham xx

Penjualan Melalui Pesanan

Kadang-kadang penjualan saham dilakukan melalui pesananj yaitu dengan


cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang
belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham, dan jumlah nominal
saham yang dipesan dikreditkan ke rekening modal saham dipesan. Apabila
harga jual saham tidak sama dengan nilai nominalnya, selisihnya dicatat dalam
rekening agio saham atau disagio saham pada waktu pesanan itu diterima.
Untuk pemesan yang sudah melunasi harga saham maka sahamnya dikeluarkan.
Pengeluaran saham ini dicatat dengan mendebit rekening modal Saharn dipesan
dan mengkredit modal saham.

Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening kontrol dan
di. buatkan buku pembantunya dalam hal pemesan saham ini jumlahnya banyak.
Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham
sehingga dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar. Sebagai penjelasan
keterangan di atas, berikut ini diberikan contoh membuat jurnal untuk mencatat
penjualan saham.

Misalnya PT Risa Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar


nominal @ Rp1.000,00 dan akan dijual semuanya (ditempatkan). Transaksi-
transaksi dan cara pencatatan saham tersebut sebagai berikut:

Transaksi Jurnal
Penjualan saham 400 lembar, Kas Rp 100,000.00
tunai Rp100,000.00 dan mesin Mesin Rp 300,000.00
seharga Rp300,000.00 Modal mesin Rp 400,000.00
Diterima pesanan 500 lembar Piutang pesanan saham Rp 5,500,000.00
saham dengan kurs 11, dibayar Modal saham dipesan Rp 500,000.00
tunai 70% sisanya 30 hari Agio saham Rp 50,000.00

7
Kas Rp 385,000.00
Piutang pesanan saham Rp 3,850,000.00
Diterima pelunasan sisa
pesanan untuk 300 Kas Rp 99,000.00
lembar saham. Saham Piutang pesanan saham Rp 99,000.00
300 lembar diserahkan Modal saham dipesan Rp 300,000.00
Modal saham Rp 300,000.00

Dalam contoh jurnal di atas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah
sebesar saham yang dijual. pencatatan jumlah saham statuter (saham yang
diotorisasi) dilakUkan dengan catatan memo. Ada metode Iain untuk mencatat
modal saham statuter yaitu dibuat jurnal untuk rnencatat modal saharn statuter,
di mana debitnya adalah rekening modal saham belum beredar. Setiap kali
terjadi penjualan saham maka rekening modal saham belijm beredar dikredit
sebesar saham Yang dijual. Apabila digunakan metode seperti ini' mengetahui
berapa jumlah saham Yang sudah beredar adalah dengan cara mengurangkan
saldo rekening modal saham belum beredar ke rekening modal saham statuter.

Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).


Modal saham dipesan Rp 100,000.00
Agio saham Rp 10,000.00
Piutang pesanan saham Rp 33,000.00
Modal dari pembatalan pesanan
saham Rp 77,000.00
Kas Rp 105,000.00
Modal saham Rp 100,000.00
Agio saham Rp 5,000.00

Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang diterima
Modal saham dipesan Rp 100,000.00
Agio saham Rp 3,000.00
Modal saham Rp 70,000.00
Piutang pesanan saham Rp 33,000.00
Kas Rp 31,500.00
Modal saham Rp 30,000.00
Agio saham Rp 1,500.00

8
4. Penjualan Saham Secara Lumpsum

Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit saham ini
terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti ini, maka
penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam penjualan cara
ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut. Metode yang dapat
digunakan adalah: (I) Metode Inkremental, dan (2) Metode Proporsional. Bila harga pasar
kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya menggunakan metode proporsional.
Namun apabila hanya harga salah satu jenis saham saja yang diketahui, maka digunakan
metode incremental.

Misalnya: 1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham prioritas nominal Rp10,000.

1 lembar saham biasa dengan nominal Rp1,000.00

Harga jual per unit Rp10.500,00. Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa
Rp1.250,00. Karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka harga setiap
saham dihitung dengan menggunakan metode inkremental sebagai berikut

Harga 1 unit saham Rp 10,500.00


Harga pasar saham biasa Rp 1,250.00
Nilai saham prioritas Rp 9,250.00

Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat
diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp250,00 dan
saham di atas prioritas dicatat mendapat dengan jurnal disagio sebagai Rp750,00. berikut:

Kas Rp 10,500.00
Disagio saham prioritas Rp 750.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00
Modal saham biasa Rp 1,000.00
Agio saham biasa Rp 250.00

Dari contoh di atas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9.500,OO
perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode proporsional
sebagai berikut:

Harga saham biasa Rp 1,250.00


Harga pasar saham prioritas Rp 9,500.00
Harga pasar keseluruhan saham Rp 10,750.00

9
Dengan demikian maka harga saham biasa adalah:
Rp 1,250.00
x Rp 10,500.00 = Rp1.220,00
Rp 10,750.00
Harga saham prioritas adalah:
Rp 9,500.00
x Rp 10,500.00 = Rp9.250,00
Rp 10,750.00

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp30,00 dan
disagio Saham prioritas sebesar Rp500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
satu unit saham sebagai berikut:

Kas Rp 10,500.00
Disagio saham biasa Rp 30.00
Disagio saham prioritas Rp 720.00
Modal saham biasa Rp 1,250.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00

5. Pertukaran Saham dengan Aktiva Selain Kas

Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain


dari kas). Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam
rekening modal dan rekening aktiva didasarkan Pada yang lebih mudah
ditentukan dari:

a) Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau


b) Nilai wajar aktiva yang diterima

PSAK NO• 21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat


berdasarkan nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kcdua
dasar penilaian di atas tidak dapat ditentukan, biasanya dilakukan penilaian
terhadap aktiva yang diterima. Penilaian ini bisa juga dilakukan oleh pimpinan
perusahaan. Kecenderungan yang sering terjadi jika penilaian dilakukan oleh
pimpinan perusahaan adalah menghindari adanya disagio saham, sehingga
aktiva dan modal saham akan dicatat tertalu besar. Apabila modal saham dan
aktiva yang diterima dicatat terlalu besar maka modal saham itu disebut
“watered”. Tetapi jika terlalu kecil maka neraca yang disusun mengandung
"cadangan rahasia".

Contoh:
10
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1.000,00 per
lembar dan ditukar dengan sebuah gedung.

1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung
diketahui sebesar Rp15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp15.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp5.000.000,00

2. Apabila harga pasar gedung tidak diketahui tetapi harga pasar saham
diketahui sebesar Rp14.000.000,00, maka jurnalnya adalah:
Gedung Rp14.000.000,00
Moda/ saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp4.000.000,00
3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar
Rp12.500.000,00, mae jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp12.500.000,00
Moda/ saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp2.500.000,00
6. Bonus Yang Berupa Saham

Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang-
kadang diberikan saham biasa sebagai bonus. Misalnya dalam penjualan 10
lembar saham prioritas nominal @ Rp1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham
biasa, nominal Rp1.000,00. Harga pasar saham prioritas tanpa bonus =
Rp950,00 per lembar. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:

Kas Rp 10,000.00
Disagio saham prioritas Rp 500.00
Disagio saham biasa Rp 500.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00
Modal saham biasa Rp 1,000.00

Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:


Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp 10,000.00
Harga pasar saham prioritas (10 lembar) Rp 9,500.00
Disagio saham prioritas Rp 500.00

Harga jual saham prioritas plus bonus Rp 10,000.00


Harga pasar saham prioritas tanpa bonus Rp 9,500.00

11
Nilai saham biasa Rp 500.00
Nilai nominal saham biasa Rp 1,000.00
Disagio saham biasa Rp 500.00

7. Perlakuan Terhadap Agio atau Disagio Saham yang Dijual

Dalam hal penjualan saham dengan harga di atas atau di bawah nilai
nominal, maka selisih itu akan dicatat di dalam rekening agio atau disagio
saham. Rekening (akun) agio saham dipakai untuk mencatat kelebihan harga di
atas nilai nominalnya sedang rekening disagio saham dipakai untuk mencatat
kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening-rekening agio atau
disagio saham adalah rekening yang menunjukkan modal yang disetor dari
pemegang saham, oleh karena itu selama saham-saham tersebut masih beredar
maka rekening itu juga akan nampak dalam neraca. Di dalam neraca rekening
agio saham merupakan tambahan terhadap rekening modal saham, dan rekening
disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening modal saham.
Apabila saham yang beredar ditarik, maka rekening agio dan disagio saham
yang berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.

8. Pungutan Tambahan Atas Saham (Assessment)


Dalam suatu keadaan tertentu perusahaan bisa mengadakan pungutan
tambahan kepada para pemegang saham. Pencatatan terhadap pungutan
tambahan ini tergantung pada harga jual saham-saham tersebut. Apabila saham-
saham itu dulu dijual di bawah nominal (dengan disagio), maka pungutan
tambahan yang dikenakan kepada para pemegang saham dicatat sebagai
berikut:

Kas Rpxx
Disagio Saham Rpxx

Rekeneing disagio saham akan dikreditkan maksimum sebesar disagio yang


timbul dari penjualan saham. Jika pungutan lebih besar daripada disagio, maka
selisihnya akan dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan. Tetapi

12
apabila penjualan saham dulunya tidak di bawah nominal, maka pungutan tadi
semuanya akan dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan.

9. Pengeluaran Saham untuk Membeli (Akuisisi) Perusahaan

Sebuah PT Bisa membeli (akuisisi) perusahaan Iain dan digabungkan


(merger) menjadi satu. Pembelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT
tersebut. Jumlah saham yang dipakai untuk pembayaran tergantung pada harga
pasar saham tersebut dan juga harga pasar dari aktiva perusahaan yang dibeli.

10. Dividen

Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian kepada pemegang saham


PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen
dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan
pernbagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Apabila
dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai, maka akan dicatat
dengan judul yang sesuai. Jika digunakan istilah dividen saja, maka yang
dimaksudkan adalah dividen kas. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa
mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:

a) Dividen kas.
b) Dividen aktiva selain kas (propeny dividends).
c) Dividen utang (scrip dividends).
d) Dividen likuidasi.
e) Dividen saham,

Pembagian dividen kepada para pemegang saham dapat berakibat


sebagai berikut.
1) Pembagian aktiva PT dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT
seperti dalam hal dividen kas, aktiva selain kas atau dividen likuidasi.
2) Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT
seperti dalam hal dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan
tetapi belum dibayar.

13
3) Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi
hanya menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam
modal PT seperti dalam hal dividen saham.

Dalam rangka pembagian dividen dari suatu perusahaan ada 3 tanggal


yang perlu diperhatikan yaitu (a) tanggal pengumuman, (b) tanggal
pendaftaran (pencatatan), dan (c) tanggal pembayaran.

Tanggal pengumuman adalah tanggal direksi PT mengumumkan


adanya pembagian dividen dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap lembar
saham yang beredar. Pada tanggal ini dicatat adanya utang dividen, dan laba
tidak dibagi didebit. Pada tanggal pendaftaran (pencatatan) tidak ada
jurnal yang dibuat. Pada tanggal ini catatan mengenai nama-nama pemegang
saham ditutup. Pemegang saham yang namanya terdaftar dalam perusahaan
berhak menerima dividen. Apabila sesudah saham didaftarkan, kemudian
dijual, maka pembeli tidak berhak menerima dividen yang dibagi itu karena
nama yang terdaftar adalah pemegang saham lama. Saham yang dijual
sesudah didaftarkan dísebut "stock ex dividends". Pada tanggal
pembayaran, dividen yang terutang dilunasi dan dicatat dengan mendebit
rekening utang dividen dan mengkredit rekening aktiva. Apabila dividen
yang dibagi itu berbentuk saham sendiri maka jurnal pencatatannya berbeda
dari yang tersebut di atas. Berikut ini diberikan penjelasan untuk masing-
masing jenis dividen.

Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas,
Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat
pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumiah uang kas yang ada
mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Ournal untuk mencatat
pernbagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan
pembayaran.
Contoh:
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 20 Desember 2020
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp1.000,00 untuk setiap lembar

14
saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2021 kepada pemegang
saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2021. saham biasa yang
beredar sebanyak 1.000 lembar. Ournal yang dibuat oleh PT Risa Fadila
untuk mencatat pembagian dividen di atas adalah sebagai berikut:

Tanggal Pengumuman (20 Desember 2020)


Laba tidak dibagi Rp 1,000,000.00
Utang dividen kas Rp 1,000,000.00
Tanggal Pembayaran (20 Januari 2021)
Utang dividen kas Rp 1,000,000.00
Kas Rp 1,000,000.00

Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 Desember 2020, utang


dividen kas dilaporkan dalam kelompok utang lancar karena segera akan
dilunasi.

Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividends)


Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas,
dividen dalam bentuk ini disebut property dividends. Aktiva yang dibagikan
bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh PT,
barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat
dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut. Akan tetapi
PT yang membagi property dividends akan mencatat dividen ini sebesar nilai
buku aktiva yang dibagikan. Sebagai ilustrasi di bawah ini diberikan contoh
pembagian dividen aktiva selain kas sebagai berikut:
PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ, dengan harga
perolehan Sebesar Rp1.100.000,00. Saham PT Bahtera yang beredar
sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15 Desember 2020 diumumkan
pembagian property dividens di mana setiap lembar saharn PT Bahtera akan
menerima dividen 1 lembar saham PT XYZ, pembagiannya pada tanggal 15
Januari 2021. Harga pasar saham PT XYZ pada tanggal 15 Januari 2021

15
sebesar RP125,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Bahtera sebagai
berikut:

15 Desember
2020
Laba tidak dibagi Rp 1,000,000.00
Utang dividen saham PT XYZ Rp 1,000,000.00
15 Januari
2021
Utang dividen saham PT XYZ Rp 1,000,000.00
Investasi dalam saham PT XYZ Rp 1,000,000.00

Dividen Utang/Scrip Dividends


Dividen utang (scrip dividends) timbul apabila laba tidak dibagi itu
saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada
tidak cukup. Oleh karena itu, pimpinan PT akan mengeluarkan scrip
dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jurnlah tertentu di waktu yang
akan datang.

Dividen Likuidasi
Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian
merupakan pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan
mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan
sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki wasting
assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara
periodik. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang
diperhitungkan untuk periode tersebut. Apabila perusahaan membagi
dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian
modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening
investasinya.

16
Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham
yang dimilikinya. Dividen saham bisa dibagikan sebagai berikut:
1) Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen
saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham
prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham
biasa.
2) Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya
dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen
saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham
spesial (khusus).
Ada beberapa keadaan atau alasan-alasan yang membenarkan pembagian
dividensaham, antara lain:
1) Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap
yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian taba tidak dibagi. Akibat
adanya dividen saham ialah menaikkan jumlah modal disetor yaitu
dengan cara membebani rekening taba tidak dibagi dan dikreditkan
ke rekening modal saham.
2) Untuk dapat membagi dividen tanpa pembagian aktiva yang
diperlukan untuk modal kerja atau ekspansi.
3) Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga
harga pasarnya akan menurun. Akibatnya yang lain adalah untuk
mendorong perdagangan saham,
Yang perlu diketahui bahwa dividen saham ini berbeda dengan
pemecahan saham. Karena dalam pemecahan saham tidak ada perubahan
struktur modal. Tetapi dalam dividen saham terjadi perubahan struktur
modal, walaupun jumlah modal keseluruhan tidak berubah. Dalam dividen
saham, nilai nominal per lembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan
saham, nilai nominal sahamnya berubah. Sebagai ilustrasi pembagian
dividen saham, diberikan contoh sebagai berikut:
Modal PT ADA adalah sebagai berikut:

17
Modal saham prioritas, nominal Rp2,000.00 beredar 5,000 lembar Rp 10,000,000.00
Modal saham biasa, nominal Rp1,000.00 beredar 10,000 lembar Rp 10,000,000.00
Agio saham prioritas Rp 1,000,000.00
Agio saham biasa Rp 1,500,000.00
Laba tidak dibagi Rp 15,000,000.00
Jumlah Rp 37,500,000.00

Harga pasar per lembar


Saham prioritas = Rp2,500.00
Saham biasa = Rp1,100.00
Untuk mencatat dividen saham, terdapat beberapa hargayang dapat
digunakan yaitu (a) dicatat sebesar harga pasar pada saat saham dibagi, (b)
dicatat sebesar nilai nominal saham, (c) dicatat sebesar harga jual sahamnya
dulu sehingga jumlah agio atau disagionya sama. Berikut ini diberikan
beberapa contoh pencatatan dividen saham.
Contoh 1:
Diumumkan pernbagian dividen saham sebesar untuk pemegang saham
biasa. Jurnal yang dibuat untuk mencatat dividen sebagai berikut:
Pada tanggal pengumuman:
Laba tidak dibagi Rp 1,100,000.00
Utang dividen saham biasa Rp 1,000,000.00
Agio saham biasa Rp 100,000.00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa Rp 1,000,000.00
Modal saham biasa Rp 1,000,000.00

Contoh 2:
Diumumkan dividen saham biasa 50% untuk pemegang saham biasa. Harga
pasar saham biasa per lembar menurun menjadi Rp750,OO. Jurnal yang
dibuat sebagai berikut:

18
Pada tanggal pengumuman:
Laba tidak dibagi Rp 5,000,000.00
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Modal saham biasa Rp 5,000,000.00

Apabila dalam Contoh 2 di atas, pimpinan perusahaan menginginkan


untuk mencatat kapitalisasi ini sesuai dengan penjualan modal saham biasa,
yaitu dengan agio sebesar Rp150,00 per lembar, maka jurnalnya sebagai
berikut:
Pada tanggal pengumuman:
Laba tidak dibagi Rp 5,750,000.00
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Agio saham biasa Rp 750,000.00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Modal saham biasa Rp 5,000,000.00

Contoh 3:
Diumumkan dividen saham biasa, 20% dari saham yang beredar untuk
pemegang saham biasa dan prioritas.

Pada tanggal pengumuman:


Laba tidak dibagi (3000 lembar @ Rp1,100,00) Rp 3,300,000.00
Utang dividen saham biasa
(3000 lembar @ Rp1,000.00) Rp 30,000,000.00
Agio saham biasa (3000 lembar @ Rp1,100.00) Rp 300,000.00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa Rp 3,000,000.00
Modal saham biasa Rp 3,000,000.00

19
11. Penjualan Atau Pelunasan Kembali Saham

Kadang-kadang saham yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang


dijual kembali oleh kepada pihak Iain atau mungkin juga perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut membeli kembali sahamnya. Dalam kedua
macam keadaan di atas, investor akan mencatat selisih antara harga
perolehan saham dengan jumlah uang yang diterima sebagai laba atau rugi.
Harga perolehan saham Pada waktu saham-saham itu dijual atau dilunasi
kembali adalah harga perolehan yang timbul pada waktu membeli saham,
disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi seperti pembagian
dividen saham, pemecahan saham dan Iain-lain.

Pada waktu penjualan saham atau pelunasan kembali, investor mencatat


transaksi tersebut dengan debit kas dan kreditnya rekening penanaman
modal dalam saham. Selisih antara harga perolehan dengan jumlah uang
yang diterima, kalau rugi dicatat dengan mendebit rekening rugi penjualan
saham atau rugi pelunasan kembali saham dan kalau selisihnya laba akan
dikreditkan ke rekening laba penjualan saham atau laba pelunasan kembali
saham. Contoh untuk melakukan pencatatan penjualan atau pelunasan
kembali saham sebagai berikut:

Misalnya 100 lembar saham nominal @ Rp10.000,00, dulu dibeli dengan


harga perolehan sebesar Rp975.000,00. Pada waktu ini saham-saham
tersebut ditarik untuk dilunasi kembali dengan kurs 102.

Jurnal yang dibuat dalam buku investor untuk mencatat pelunasan


kembali sahamnya adalah sebagai berikut:

Kas Rp 1,020,000.00
Penanaman modal dalam saham Rp 975,000.00
Laba pelunasan kembali saham Rp 45,000.00

Perhitunngannya:

Harga penunasan kembali = 102/100 x 100 lembar x Rp10,000.00 Rp 1,020,000.00


Harga perolehan Rp 975,000.00
Laba pelunasan kembali saham Rp 45,000.00

20
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2014. Intermediate Accounting Edisi 8. BPFE, Yogyakarta.


Martani, Dwi., Syilvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, dan
Edward Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Salemba Empat. Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai