Dosen Pengampu:
I Gusti Ayu Astri Pramitari, SE.,M.Ak
KELOMPOK 3
1. Ida Ayu Utari Dwi Cahyani (2115644031)
2. I Komang Apriana Sony Raharja (2115644073)
3. I Gusti Ayu Mirah Widya Niti (2115644074)
4. Ni Ketut Rai Asti Putri Purnama Sari (2115644109)
5. Putu Anisa Vitri (2115644139)
6. I Putu Bayu Manik Putra Sentana (2115644169)
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2022
i
DAFTAR ISI
ii
1. Pengertian Modal Saham/Investasi Saham
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi
hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka
kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang
disetornya. Selain itu, bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan
modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari
perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka
pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak-pihak Iain yang diangkat
menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain, yang menjalankan PT adalah
orang-orang yang diangkat oleh pemilik.
1
masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak Pengeluaran saham yang
disetujui.
2. Jenis-Jenis Saham
2
waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam
hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam
satu periode maka dividen tadi hilang. Biasanya saham prioritas mempunyai
nilai nominal dan dividennya dinyatakan dalam persentase dan nilai
nominal. Apabila saham prioritas itu tidak mempunyai nilai nominal, maka
dividennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan datam bentuk
persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam
saham prioritas yang disebut saham prioritas kesatu, saham prioritas kedua
dan seterusnya, di mana saham prioritas kesatu mempunyal klaim yang
pertama terhadap laba dan saham prioritas kedua mempunyai klaim kedua
dan seterusnya. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritas yaitu:
a) Saham Prioritas Kumulatif dan Tidak Kumulatif
3
Misalnya PT Risa Fadila mempunyai saham yang beredar sebagai
berikut: saham prioritas, nominal Rp1.000.000,00, 10% berpartisipasi
penuh, saham biasa, nominal Rp2.000.000,00. Pada akhir tahun 2020,
dibagi dividen sebesar Rp540.000,00. Dividen ini dibagikan kepada saham
prioritas dan biasa dengan perhitungan sebagai berikut:
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas =
10% x Rp 1,000,000.00 Rp 100,000.00
Untuk saham biasa =
10% x Rp 2,000,000.00 Rp 200,000.00
Untuk saham prioritas dan biasa =
Rp 240,000.00 / Rp 3,000,000.00 = 8% Rp 80,000.00 Rp 160,000.00
Rp 180,000.00 Rp 360,000.00
Rp 180,000.00
Saham prioritas = x 100% = 18%
Rp 1,000,000.00
Rp 360,000.00
Saham biasa = x 100% = 18%
Rp 1,000,000.00
Rp 540,000.00
Presentase dividen untuk kedua jenis saham = x 100% = 18%
Rp 3,000,000.00
4
Prioritas Biasa
Untuk saham prioritas =
10% x Rp 1,000,000.00 Rp 100,000.00
Untuk saham biasa =
10% x Rp 2,000,000.00 Rp 200,000.00
Untuk prioritas =
5% x Rp 1,000,000.00 Rp 50,000.00
Untuk biasa = Rp 360,000.00
Rp 150,000.00 Rp 390,000.00
Rp 150,000.00
Saham prioritas = x 100% = 15%
Rp 1,000,000.00
Rp 390,000.00
Saham biasa = x 100% = 19,5%
Rp 1,000,000.00
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap
menerinna dividen yang belum dibayar, walaupun saldo laba tidak dibagi
tidak mencukupi. Sesudah pelunasan dividennya, saham prioritas ini
dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak men cukUPi' maka pelunasan
dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari
saham biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir
akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang
masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak
memperoleh pengembalian.
5
saham biasa tiap tahunnya lebih besar daripada dividen untuk saham
prioritas. Apabila keadaan seperti yang disebutkan di atas diperkirakan
akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa
daripada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak
terbatas atas laba.
a) Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi, yaitu jumlah
saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian perusahaana
b) Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
c) Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah diotorisasi
tetapi belum dijual.
d) Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli
kembali oleh perusahaan.
e) Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang disisihkan karena sudah
dipesan untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila
harga jualnya sudah dilunasi.
Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun
(rekening) kas dan mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual
saham (perdana) dengan nilai nominalnya akan dicatat dengan mengkredit
rekening agio saham atau mendebit rekening disagio saham. Jurnal untuk
mencatat penjualan saham perdana adalah:
6
Kas Rpxx
Disagio Saham xx
Modal Saham Rpxx
Atau,
Kas Rpxx
Modal Saham Rpxx
Agio Saham xx
Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening kontrol dan
di. buatkan buku pembantunya dalam hal pemesan saham ini jumlahnya banyak.
Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham
sehingga dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar. Sebagai penjelasan
keterangan di atas, berikut ini diberikan contoh membuat jurnal untuk mencatat
penjualan saham.
Transaksi Jurnal
Penjualan saham 400 lembar, Kas Rp 100,000.00
tunai Rp100,000.00 dan mesin Mesin Rp 300,000.00
seharga Rp300,000.00 Modal mesin Rp 400,000.00
Diterima pesanan 500 lembar Piutang pesanan saham Rp 5,500,000.00
saham dengan kurs 11, dibayar Modal saham dipesan Rp 500,000.00
tunai 70% sisanya 30 hari Agio saham Rp 50,000.00
7
Kas Rp 385,000.00
Piutang pesanan saham Rp 3,850,000.00
Diterima pelunasan sisa
pesanan untuk 300 Kas Rp 99,000.00
lembar saham. Saham Piutang pesanan saham Rp 99,000.00
300 lembar diserahkan Modal saham dipesan Rp 300,000.00
Modal saham Rp 300,000.00
Dalam contoh jurnal di atas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah
sebesar saham yang dijual. pencatatan jumlah saham statuter (saham yang
diotorisasi) dilakUkan dengan catatan memo. Ada metode Iain untuk mencatat
modal saham statuter yaitu dibuat jurnal untuk rnencatat modal saharn statuter,
di mana debitnya adalah rekening modal saham belum beredar. Setiap kali
terjadi penjualan saham maka rekening modal saham belijm beredar dikredit
sebesar saham Yang dijual. Apabila digunakan metode seperti ini' mengetahui
berapa jumlah saham Yang sudah beredar adalah dengan cara mengurangkan
saldo rekening modal saham belum beredar ke rekening modal saham statuter.
Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang diterima
Modal saham dipesan Rp 100,000.00
Agio saham Rp 3,000.00
Modal saham Rp 70,000.00
Piutang pesanan saham Rp 33,000.00
Kas Rp 31,500.00
Modal saham Rp 30,000.00
Agio saham Rp 1,500.00
8
4. Penjualan Saham Secara Lumpsum
Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit saham ini
terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti ini, maka
penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam penjualan cara
ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut. Metode yang dapat
digunakan adalah: (I) Metode Inkremental, dan (2) Metode Proporsional. Bila harga pasar
kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya menggunakan metode proporsional.
Namun apabila hanya harga salah satu jenis saham saja yang diketahui, maka digunakan
metode incremental.
Misalnya: 1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham prioritas nominal Rp10,000.
Harga jual per unit Rp10.500,00. Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa
Rp1.250,00. Karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka harga setiap
saham dihitung dengan menggunakan metode inkremental sebagai berikut
Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat
diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp250,00 dan
saham di atas prioritas dicatat mendapat dengan jurnal disagio sebagai Rp750,00. berikut:
Kas Rp 10,500.00
Disagio saham prioritas Rp 750.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00
Modal saham biasa Rp 1,000.00
Agio saham biasa Rp 250.00
Dari contoh di atas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9.500,OO
perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode proporsional
sebagai berikut:
9
Dengan demikian maka harga saham biasa adalah:
Rp 1,250.00
x Rp 10,500.00 = Rp1.220,00
Rp 10,750.00
Harga saham prioritas adalah:
Rp 9,500.00
x Rp 10,500.00 = Rp9.250,00
Rp 10,750.00
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp30,00 dan
disagio Saham prioritas sebesar Rp500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
satu unit saham sebagai berikut:
Kas Rp 10,500.00
Disagio saham biasa Rp 30.00
Disagio saham prioritas Rp 720.00
Modal saham biasa Rp 1,250.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00
Contoh:
10
PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1.000,00 per
lembar dan ditukar dengan sebuah gedung.
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung
diketahui sebesar Rp15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp15.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp5.000.000,00
2. Apabila harga pasar gedung tidak diketahui tetapi harga pasar saham
diketahui sebesar Rp14.000.000,00, maka jurnalnya adalah:
Gedung Rp14.000.000,00
Moda/ saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp4.000.000,00
3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui dan
pimpinan perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar
Rp12.500.000,00, mae jurnal yang dibuat adalah:
Gedung Rp12.500.000,00
Moda/ saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp2.500.000,00
6. Bonus Yang Berupa Saham
Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang-
kadang diberikan saham biasa sebagai bonus. Misalnya dalam penjualan 10
lembar saham prioritas nominal @ Rp1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham
biasa, nominal Rp1.000,00. Harga pasar saham prioritas tanpa bonus =
Rp950,00 per lembar. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
Kas Rp 10,000.00
Disagio saham prioritas Rp 500.00
Disagio saham biasa Rp 500.00
Modal saham prioritas Rp 10,000.00
Modal saham biasa Rp 1,000.00
11
Nilai saham biasa Rp 500.00
Nilai nominal saham biasa Rp 1,000.00
Disagio saham biasa Rp 500.00
Dalam hal penjualan saham dengan harga di atas atau di bawah nilai
nominal, maka selisih itu akan dicatat di dalam rekening agio atau disagio
saham. Rekening (akun) agio saham dipakai untuk mencatat kelebihan harga di
atas nilai nominalnya sedang rekening disagio saham dipakai untuk mencatat
kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening-rekening agio atau
disagio saham adalah rekening yang menunjukkan modal yang disetor dari
pemegang saham, oleh karena itu selama saham-saham tersebut masih beredar
maka rekening itu juga akan nampak dalam neraca. Di dalam neraca rekening
agio saham merupakan tambahan terhadap rekening modal saham, dan rekening
disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening modal saham.
Apabila saham yang beredar ditarik, maka rekening agio dan disagio saham
yang berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.
Kas Rpxx
Disagio Saham Rpxx
12
apabila penjualan saham dulunya tidak di bawah nominal, maka pungutan tadi
semuanya akan dikreditkan ke rekening modal pungutan tambahan.
10. Dividen
a) Dividen kas.
b) Dividen aktiva selain kas (propeny dividends).
c) Dividen utang (scrip dividends).
d) Dividen likuidasi.
e) Dividen saham,
13
3) Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi
hanya menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam
modal PT seperti dalam hal dividen saham.
Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas,
Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat
pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumiah uang kas yang ada
mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Ournal untuk mencatat
pernbagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan
pembayaran.
Contoh:
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 20 Desember 2020
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp1.000,00 untuk setiap lembar
14
saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2021 kepada pemegang
saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2021. saham biasa yang
beredar sebanyak 1.000 lembar. Ournal yang dibuat oleh PT Risa Fadila
untuk mencatat pembagian dividen di atas adalah sebagai berikut:
15
sebesar RP125,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Bahtera sebagai
berikut:
15 Desember
2020
Laba tidak dibagi Rp 1,000,000.00
Utang dividen saham PT XYZ Rp 1,000,000.00
15 Januari
2021
Utang dividen saham PT XYZ Rp 1,000,000.00
Investasi dalam saham PT XYZ Rp 1,000,000.00
Dividen Likuidasi
Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian
merupakan pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan
mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan
sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki wasting
assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara
periodik. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang
diperhitungkan untuk periode tersebut. Apabila perusahaan membagi
dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian
modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening
investasinya.
16
Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham
yang dimilikinya. Dividen saham bisa dibagikan sebagai berikut:
1) Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen
saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham
prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham
biasa.
2) Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya
dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen
saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham
spesial (khusus).
Ada beberapa keadaan atau alasan-alasan yang membenarkan pembagian
dividensaham, antara lain:
1) Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap
yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian taba tidak dibagi. Akibat
adanya dividen saham ialah menaikkan jumlah modal disetor yaitu
dengan cara membebani rekening taba tidak dibagi dan dikreditkan
ke rekening modal saham.
2) Untuk dapat membagi dividen tanpa pembagian aktiva yang
diperlukan untuk modal kerja atau ekspansi.
3) Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga
harga pasarnya akan menurun. Akibatnya yang lain adalah untuk
mendorong perdagangan saham,
Yang perlu diketahui bahwa dividen saham ini berbeda dengan
pemecahan saham. Karena dalam pemecahan saham tidak ada perubahan
struktur modal. Tetapi dalam dividen saham terjadi perubahan struktur
modal, walaupun jumlah modal keseluruhan tidak berubah. Dalam dividen
saham, nilai nominal per lembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan
saham, nilai nominal sahamnya berubah. Sebagai ilustrasi pembagian
dividen saham, diberikan contoh sebagai berikut:
Modal PT ADA adalah sebagai berikut:
17
Modal saham prioritas, nominal Rp2,000.00 beredar 5,000 lembar Rp 10,000,000.00
Modal saham biasa, nominal Rp1,000.00 beredar 10,000 lembar Rp 10,000,000.00
Agio saham prioritas Rp 1,000,000.00
Agio saham biasa Rp 1,500,000.00
Laba tidak dibagi Rp 15,000,000.00
Jumlah Rp 37,500,000.00
Contoh 2:
Diumumkan dividen saham biasa 50% untuk pemegang saham biasa. Harga
pasar saham biasa per lembar menurun menjadi Rp750,OO. Jurnal yang
dibuat sebagai berikut:
18
Pada tanggal pengumuman:
Laba tidak dibagi Rp 5,000,000.00
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa Rp 5,000,000.00
Modal saham biasa Rp 5,000,000.00
Contoh 3:
Diumumkan dividen saham biasa, 20% dari saham yang beredar untuk
pemegang saham biasa dan prioritas.
19
11. Penjualan Atau Pelunasan Kembali Saham
Kas Rp 1,020,000.00
Penanaman modal dalam saham Rp 975,000.00
Laba pelunasan kembali saham Rp 45,000.00
Perhitunngannya:
20
DAFTAR PUSTAKA
21