Anda di halaman 1dari 23

Tujuan hukum

Pembayaran dividen dalam bentuk saham

Kebijakan pembagian dividen dalam perusahaan


February 5, 2009 by Dikky
Dalam kehidupan perusahaan yang menjadi pemompa semangat untuk hidup adalah laba. Laba
jadi sangat penting karena disitulah orientasi perusahaan pada umumnya. Terus kemana dong
aliran laba ini bergulir? Salah satunya adalah dengan dividen. Dividen biasanya sih terjadi kalo
pemegang sahamnya lebih dari satu pihak. Jadi pengertian dividen adalah pengaturan atau
kebijakan yang diambil perusahaan untuk mengatur masalah penggunaan laba yang jadi hak dari
para pemegang sahamnya. Nah, setelah itu maka kebijakan dividen dapat dijawab. Karena
kebijakan dividen itu menyangkut masalh penggunaan laba yang jadi hak dari para pemegang
saham.
Lantas apa dong kebijakan yang umum dalam membagikan dividen kepada para pemegan
sahamnya. Dividen pada umumnya dibagikan setahun sekali. Dan inilah kebijakan yang
umumnya diambil dalam pembagian dividen (setidaknya ini yang saya tahu ya!)
1. Dibagikan saja kepada para pemegang saham
2. Laba atau dividen itu ditahan dan diinvestasikan lagi atau lebih bekennya disebut dengan
istilah laba ditahan
Karena laba umumnya bicara soal harta. Tentu saja menuai banyak konflik. Oh, bukan maksud
saya kontroversi. Pastikan kalo soal duit akan menjadi sangat sensitive. Dalam pembagian
dividen pun banyak sekali kontroversi yang terjadi, Seperti:
1. Dividen dipilih buat dibagikan sebesar-besarnya
Kebijakan yang kayak gini ini menuai kontroversi. Argument yang mendukung kebiajakn ini
adalah karena nantinya harga saham itu sangat dipengaruhi oleh besarnya dividen. Jadi dengan
membagikan sebesar-besarnya kepada para pemegang saham. Maka harga saham pun akan iktu
terdongkrak. Ini kan baik lantas kenapa sih masih ada yang gak setuju? Bagi para pihak yang
kontra mengkritisi kebijakan ini karena dividen meningkat itu harus dikarenakan memang laba
yang meningkat. Jadi jangan karena ingin harga saham tinggi maka dividen pun dibagikan saja
sebesar-besarnya tanpa melihat kondisi nyata diperusahaan yang bersangkutan. Itu baru yang
kesatu yah, karena masih ada yang kedua nih. Yaitu, laba akan lebih bermanfaat kalo laba itu

ditahan buat diinvestasiin ke proyek usaha yang lebih menguntungkan tentunya dari lebih bessar

dari biaya modal.


gambar emang gak nyambung, jadi jangan dilihatin terus
2. Kebijakan Dividen tidak relevan
Kebijakan ini yang kayak gino juga ada kontroversinya juga. Cara ini dipilih dengan
membagikan dividen tapi diganti oleh menerbitkan saham baru. Namun porsinya sama karena
nilainya akan sama dengan dengan kekayaan dari pemegang saham lama (setara gitu lah
maksudnya). Terus yang kontra gimana? Menurut pihak kontra cara ini mengabaikan biaya emisi
(floating cost). Kita pake contoh aja ya, biar gampang.
Misalnya, P.T Menanti Jaya mengeluarkan saham baru senilai Rp 100 juta.
Biaya emisinya= 3% x Rp 100juta = Rp 3 juta.
Jadi dana yang diterima Rp 100 juta Rp 3 juta = Rp 97 juta
3. Dividen dibagikan dengan sekecil-kecilnya
Pada pihak pro menyatakan daripada mengeluarkan saham dengan baru yang nilainya cukup
berkurang karena biaya emisi. Mendingan laba ditahan aja ato paling nggak laba dibagikan
sekecil-kecilnya aja terus sisanya dananya kemudian dinvestasikan ke proyek yang lebih
menguntungkan. Pihak kontra tentu saja pilih dividen dibagikan sebesar-besarnya kayak yang
dinomor satu tuh.
Dana yang bisa dibagikan sebagai dividen yaitu:
Secara teori:
Dividen= laba setelah pajak+penyusutan investasi pada aktiva tetap penambahan modal kerja
Jika digunakan asumsi:

- Investasi pada aktiva tetap sama dengan penyusutan


- Modal kerja dianggap tetap
Maka pada prakteknya dilapangan adalah dividen maksimum yang dapat dibagikan adalah
sebesar laba pajak. Pake contoh ya biar gampang. Misalnya:
Dividen yang dibagikan adalah 40% dari laba setealh padak. Artinay 60% dipake buat investasi
pada aktifa tetap dan penambahan modal kerja.

Mengenal Dividen Saham


April 22nd, 2010
Dosen
Dividen adalah bagian keuntungan dari perusahaan yang dibagikan secara langsung kepada
investor, biasanya dalam bentuk uang tunai, namun bisa juga berupa saham.
Anda mungkin sering mendengar kata dividen, tapi pernahkah Anda mendapatkan dividen?
Sebenarnya pada awalnya harapan keuntungan dari saham ini adalah dari dividennya.
Bayangkan, jika harga saham tetap dan tidak diperdagangkan bebas, darimana investor
mendapatkan keuntungan? Tidak lain tidak bukan adalah dari dividennya.
Kemudian apakah perusahaan yang membagikan dividen sahamnya mahal? Ya, biasanya
perusahaan yang rajin membagikan dividen sudah cukup established sehingga mampu
membagikan dividen.
Apakah perusahaan yang mahal membagikan dividen? Tidak. Banyak perusahaan growth
company yang menginvestasikan kembali keuntungannya dengan harapan perusahaan tersebut
bisa berkembang.

Siapa yang menentukan pembagian dividen?


Besar dividen ditentukan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Bagaimana agar saya mendapatkan dividen?


Anda harus membeli dan memegang saham perusahaan tersebut sampai akhir hari cum-datenya
(16.00), dan boleh menjualnya di ex-date.
Pada saat cum-date, investor yang memegang saham dicatat dan dilaporkan nama-namanya
menjadi yang berhak mendapatkan dividen.
Pada hari ex-date, investor yang membeli tidak lagi berhak atas dividen.
Misalkan, saham MPPA dengan data sebagai berikut:

Cum-dividen di pasar reguler dan negosiasi pada tanggal 28 April 2010;


Ex-dividen di pasar reguler dan negosiasi pada tanggal 29 April 2010.

Maka Anda perlu menahan penjualan saham tersebut sampai tanggal 29 April 2010 jika Anda
ingin mendapatkan dividennya.

Dimana saya bisa melihat informasi tentang dividen?


Anda dapat mampir ke situs http://ksei.co.id kemudian ke menu Publikasi > Pengumuman
Corporate Action >Dividen Tunai. Di sana Anda bisa melihat daftar dividen yang terbaru. Klik
nomor suratnya untuk melihat detil tanggal-tanggalnya.

Sebenarnya dividen penting nggak sih?


Dividen sangat penting bagi investor karena mereka menahan saham tersebut dalam jangka
waktu yang sangat lama, dan tidak merealisasikan keuntungan dari capital gain dalam jangka
waktu yang sangat lama juga (contoh: Warren Buffett).
Pada umumnya* ada tidaknya dividen itu sendiri setidaknya menunjukkan dua hal:
1. Performa perusahaan tersebut bagus;
2. Arus kas perusahaan tersebut lancar.
Sehingga untuk trader (yang mengincar capital gain), dividen juga penting untuk menentukan
perusahaan yang bagus, selain juga pengumuman akan adanya dividen dapat menyebabkan
lonjakan permintaan akan saham yang bersangkutan. Banyak permintaan, artinya harga saham
terangkat. Namun, berhati-hatilah, jika banyak orang yang berharap dividen namun tidak ingin
memegang sahamnya dalam jangka waktu lama, maka setelah pembagian dividen, harga saham
tersebut juga sering turun, bisa-bisa sebesar dividennya sendiri.
Catatan: *Ada catatan khusus untuk MPPA yang membagikan dividen adri penjualan asetnya
yaitu Matahari Department Store

Cara Menghitung Dividend Payout Ratio (DPR)


April 2, 2013 hadiborneo Leave a comment Go to comments
Bagaimana cara menghitung DIVIDEND PAYOUT RATIO? untuk menjawab pertanyaan
tersebut, sebaiknya langsung saja diaplikasikan pada perhitungan rasio keuangan yang terdapat
di ringkasan kinerja perusahaan tercatat per 31 Januari 2013.
Setelah mempelajari artikel ini diharapkan mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN dengan topik: RASIO KEUANGAN dapat melakukan
perhitungan secara tepat, demikian juga dengan mahasiswa yang sedang menulis skripsi atau
tesis dapat menjelaskan dengan baik, bagaimana dan dari mana angka DIVIDEND PAYOUT
RATIO tersebut dihitung?.
DIVIDEND PAYOUT RATIO
Formula
DPR = Total Dividends : Net Income, di mana: total dividends) = number of shares x dividend
per share
Cara lain, DPR dapat dihitung dengan rumus:
1. DPR = Dividend per Share : Earning per Share, DPS = dividends : number of shares dan
EPS = net income : weighted average outstanding shares
2. DPR = 1 Retention Ratio, retention ratio disebut juga plowback ratio, di mana retention
ratio = earning retained : total earning.
Contoh: PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI)
Berdasarkan ringkasan kinerja PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) per 31 Januari 2013, dividend
payout ratio AALI tahun 2008 2012 adalah sebagai berikut:
Keterangan

2008

2009

2010

2011

2012

Payout Ratio (%)

30.23

85.82

64.81

62.71

14.76

Solusi, silakan ikuti prosedur berikut:


1. Unduh ringkasan kinerja perusahaan tercatat, AALI, di website Bursa Efek Indonesia
(BEI), http://www.idx.co.id,
2. Hitung total dividends, dengan cara: kalikan Listed Shares dengan Dividend per Share
(1,574,745,000 x 230 = 362,191,350,000),

3. Bagi hasil perhitungan pada point 2 dengan Net Income (362,191,350,000 :


2,453,654,000,000), hasil perhitungan adalah 14,76%.
4. Selesai.
Keterangan

2008

2009

2010

2011

2012

Dividend Per Share

505

905

830

995

230

EPS
Payout Ratio (%)

1,670.76 1,054.55 1,280.70 1,586.65 1,558.13


30.23

85.82

64.81

62.71

14.76

*) dividend per share = Dividend (Rp) pada kolom RATIOS dan EPS = EPS (Rp) pada kolom
RATIOS.
*) Cara mendownload Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia, ikuti
prosedur berikut: 1) Setalah laman utama website Bursa Efek Indonesia terbuka, klik Publikasi
yang terdapat di sebelah kiri laman utama, 2) Klik Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat, 3)
Klik Unduh, ringkasan kinerja AALI sudah diperoleh.

Dividend Payout Ratio (DPR)


Senin, 28 Maret 2011 08:14 wib
Browser anda tidak mendukung iFrame

Ilustrasi

Ada dua jenis keuntungan dari investasi di saham yakni berupa dividend dan capital gain.
Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Sedangkan capital gain adalah selisih nilai pembelian dengan nilai penjualan.
Jika seorang investor membeli saham XYZ di harga Rp1.000 per lembar dan kemudian
menjualnya di harga Rp1.100 per lembar maka investor tadi telah mengantongi keuntungan
berupa capital gain sebesar Rp 100 per saham. Jika ia membeli satu juta lembar saham XYZ
maka keuntungannya Rp100 juta. Capital gain bisa dinikmati sewaktu-waktu, ketika harga
saham naik, sedangkan dividen hanya bisa dinikmati satu tahun sekali, setelah tutup buku.
Pertanyaannya, apakah setiap saham yang dibeli investor selalu bisa memberikan capital gain
dan atau dividen? Tentu saja tidak. Hal itu tergantung pada performance dari setiap perusahaan.
Jika performance perusahaan bagus, pertumbuhan kinerjanya stabil dari waktu ke waktu, bisa
jadi investor akan menikmati capital gain dan dividen sekaligus.
Tapi jika kinerja keuangan emiten negatif, maka bisa jadi investor tidak akan menikmati duaduanya. Dalam praktik, banyak investor yang hanya mengejar capital gain, tidak peduli dengan
dividen. Tapi banyak juga investor yang berharap selalu ada dividen yang dibayar oleh emiten
setiap tahun.
Paparan di atas jelas menyebutkan bahwa dividen hanya akan dibagi jika perusahaan berhasil
mencetak laba bersih. Jika perusahaan menderita rugi dalam tahun buku berjalan, kemungkinan
besar tidak akan ada dividen, meski masih ada kemungkinan membagi dividen yang berasal dari

laba ditahan tahun sebelumnya. Jika perusahaan untung, berapa besar dividen yang akan
dibagikan kepada pemegang saham?
Besar kecilnya nilai dividen ditentukan paling tidak oleh dua hal. Pertama, kondisi likuiditas
perusahaan. Apakah perusahaan memiliki cadangan kas yang berlimpah atau tidak. Jika kas
perusahaan likuid maka manajemen tidak akan ragu membagikan dividen dalam jumlah besar.
Kedua, adakah rencana belanja modal atau bentuk ekspansi lainnya yang akan dilakukan
perusahaan ? Jika perusahaan memiliki rencana belanja modal atau ekspansi yang membutuhkan
pendanaan besar, maka manajemen biasanya akan mementingkan belanja modal, sehingga porsi
untuk dividen dikurangi.
Apapun kondisi perusahaan dan seberapapun porsi dividen yang akan dibagikan, harus mendapat
persetujuan mayoritas pemegang saham. Jika mayoritas pemegang saham tidak setuju ada
dividen dan lebih condong untuk ekspansi, maka manajemen tidak akan membagi dividen
kendati perusahaan berhasil meraih keuntungan besar.
Biasanya, setiap emiten memiliki rancangan kebijakan pembagian dividen. Misalnya, jika
perusahaan berhasil meraih laba bersih antara Rp100 miliar hingga Rp125 miliar maka
perusahaan akan memberikan dividen sebanyak 20 persen dari laba bersih. Jika laba bersih yang
dicapai antara Rp125 miliar hingga Rp150 miliar maka nilai dividen yang akan dibagi adalah 25
persen dari laba bersih. Setiap emiten memiliki formula berbeda-beda dalam menentukan
dividen pay out ratio.
Deviden Payout Ratio (DPR) adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang
akan dibagikan ke pemegang saham. Formulanya: nilai dividen yang dibagikan per saham
dibanding dengan nilai laba bersih per saham. Jika sebuah perusahaan PT ABC berhasil
membukukan laba bersih setelah pajak Rp150 miliar atau Rp150 per saham, dan kemudian
pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen Rp 50 per saham, maka dividend pay
out ratio (DPR) adalah Rp50 dibagi Rp150 atau 33,3 persen.
Pertanyaan berikutnya yang muncul apakah nilai dividen sebesar itu cukup bagus bagi investor
atau pemegang saham. Jawabannya relatif. Harus ada perbandingan antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain dengan sektor bisnis yang sama. Dan bagaimana juga dengan ratarata industri, apakah dividen 33,3 persen itu masih terlalu rendah atau sebaliknya sudah sangat
tinggi. (Tim BEI)

MACAM - MACAM & RUMUS KEBIJAKAN DEVIDEN


Macam Macam Kebijakan Deviden
1. Kebijakan Deviden yang fleksibel
Merupakan besarnya setiap tahun yang disesuaikan dengan kondisi finansial dan kebutuhan
finansial dari perusahaan yang bersangkutan tersebut.
2. Kebijakan Deviden yang stabil
Merupakan jumlah deviden per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama jangka waktu
tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen stabil ini
dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan
peningkatannya baik dan stabil, maka deviden juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya
dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak
dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan yakni (1) bisa meningkatkan harga saham,
sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, (2) bisa
memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik
dimasa yang akan datang, (3) akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk
keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.
3. Kebijakan Deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra
tertentu.
Merupakan kebijakan yang menentukan jumlah rupiah minimal deviden per lembar saham setiap
tahunnya apabila keuntungan perusahaan lebih baik akan membayar deviden ekstra.
4. Kebijakan Deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh
perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan,
demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang
digunakan sering disebut dividend payout ratio (DPR).
Rumus Kebijakan Deviden
Kebijakan Stock Deviden adalah kebijakan yang pembayaran devidennya kepada pemegang
saham dalam bentuk saham bukan dalam bentuk uang tunai. Pemberian deviden tidak akan
mengubah besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah komposisi dari modal sendiri
perusahaan yang bersangkutan. Karena pada dasarnya pemberian stok deviden ini akan
mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal saham.
Kebijakan Stock Splits merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham
dengan cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
pengurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proporsional. Oleh karena itu, dengan
stock splits harga saham menjadi lebih murah.

Kebijakan Reverse Splits adalah kebijakan untuk menurunkan jumlah lembar saham dengan
cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikit dengan penambahan
harga nominal per lembar secara proporsional.
RUMUS-RUMUS yang digunakan dalam perhitungan Kebijakan deviden :

Stock Deviden (SD) : %SD x Jumlah lembar saham

Saham biasa (SB) : Harga nominal x (SD+jumlah lembar saham) atau

Saham biasa baru : SB lama + (SD x HN)

Agio saham (AS) :


AS Lama + (SD(HP-HN)), Jika nilai HP > HN
AS lama (SD(HN-HP)), Jika nilai HP < HN

Laba yang ditahan : LYD lama ( SD x HP)

Rumus stock splits :

b / a x jumlah lembar saham


a / b x harga nominal
Rumus reverse splits :
a / b x jumlah lembar saham
b / a x harga nominal
catatan : a = perbandingan terkecil ; b = perbandingan terbesar

Membaca Laporan Keuangan


User Rating:
Poor

/9
Best

Dalam menganalisa harga saham salah satu yang perlu di lakukan adalah membaca laporan
keuangan. Apa sih isi dari laporan keuangan? Sederhananya adalah pencatatan keluar masuk nya
uang, semua jenis usaha pasti melakukan pencatatan ini, warung kecil dipinggir jalanpun
melakukannya, mereka mencatat berapa uang yang mereka keluarkan untuk membeli barang2
yang akan dijual, mereka mencatat berapa barang dagangan yang terjual per hari. Dari situ kita
jadi mengetahui sebenarnya waarung kecil tersebut sering merugi atau memperoleh keuntungan .
Hanya saja jika laporan keuangan yang di perusahaan itu lebih kompleks transaksi. Apapun itu
yang ingin kita ketahui adalah apakah perusahaan tersebut lebih sering mencatat kerugian atau
keuntungan....
Jadi apakah orang yang tidak mengerti laporan keuangan tidak bisa berinvestasi
saham???....Tidak benar. Belajar Investasi akan memberikan gambaran sederhana bagaimana
cara membaca laporan keuangan.
Agio dan Disagio
Saat sebuah perusahaan mengeluarkan saham, tentunya ada pencatatannya, yang dicatat oleh
perusahaan adalah berapa banyak saham yang akan di jual dan tiap lembar sahamnya di beri nilai
nominal. Nilai nominal saham berfungsi untuk keperluan pencatatan akuntansi saja. Ada juga
yang di sebut dengan Harga penawaran umum saham . lalu bagaimana cara menganalisanya?
Dalam sebuah perdagangan pastilah ada tawar menawar, Saat lembar saham dikeluarkan oleh
perusahaan, pembukuan perusahaan mencatat nilai nominal nya adalah Rp 1.000.000 namun
pada saat di tawarkan harganya di naikan menjadi 1.500.000.Harga penawaran > nilai nominal =
Agio
contoh :
Sebuah sepeda kuno memiliki nilai nominal Rp. 1.000.000 tapi pada sebuah perdagangan
sepeda tersebut penawarannya Rp 1.500.000. Ada Selisih Rp. 500.000. Nah...selisih lebih ini
di sebut Agio.
Perhitungan Agio ini tidak hanya berlaku saat IPO (saham perdana ) tp juga pada saat right
issue (Penerbitan saham baru) . Dari selisih harga yang ada bisa jadi bahan pertimbangan
anda untuk membeli saham. Jika selisihnya besar maka artinya para investor menilai saham
tersebut memiliki nilai lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh perusahaan, kedepannya harga
tersebut bisa memiliki peluang besar untuk bisa naik lagi.

Deviden
Para pemegang saham akan mendapatkan pembagian Deviden berdasarkan jumlah saham
yang telah di belinya dan juga berdasarakan dari rapat RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham). Keuntungan Saham adalah keuntungan milik pemegang saham, saat
pembagiannya di sebut dividen.
Perusahaan yang mengeluarkan saham (Emiten) pada umumnya memberikan laporan
keuntungan secara periodik per 6 bulan dan akhir tahun. Dividen juga di bayarkan
bersamaan dengan laporan keuntungan. Jumlah Deviden yang dibayarkan tidak selalu sama
karena tergantung dari keuntungan yang diterima perusahaan yang mengeluarkan saham
(Emiten)
Perhitungan Deviden menggunakan rumus dibawah ini :
Dividen Persaham Total Deviden Jumlah Saham
periode Contoh :
- Dalam jangka waktu 6 bulan Toko serba maju berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp.
100.000.000. Pak Arief sebagi pemilik Toko akan membagikan keuntungannya kepada
seluruh masyarakat yang mq PT. Terus Maju untuk membayar dividen kepada pemegang
saham. PT. Terus Maju telah mengeluarkan 25 juta saham nya. Berapakah dividen persaham
yang dibayarkan kepada para pemegang saham ?
- Pak Irfan membeli saham PT. Terus Maju sejumlah 4500 lembar, jika melihat laporan
keuntungan PT. Terus Maju yang kita bahas diatas berapakah deviden yang diterima oleh
pak Irfan ?
Jawab :
- Dividen Persaham = 100.000.000 : 1.000.000 = Rp. 100
- Deviden yang diterima pak Irfan = 4500 Lbr x Rp. 100 = Rp. 450.000
Perlu dingat bahwa perhitungan 1 Lot di saham = 500 lembar

Price Earning Ratio (PER)


Anda pasti sudah pernah melihat tampilan harga-harga saham, ada sebuah tabel yang
tercantum nama perusahaan dan juga harga bid dan ask . Di tabel itu harga berubah-ubah
secara dynamis, kadang merah (Down) , kadang hijau (Naik)... untuk warna sich bisa
fleksibel.

Dari deretan harga saham tersebut dicarilah harga saham yang paling murah, dengan
pendapat kita sendiri harga yang murah ini akan segera dapat menjadi harga yang di
harapkan. Ya ....pastinya mengharapkan menerima keuntungan.
Cara tersebut diatas dilakukan oleh calon investor yang belum pernah mendapatkan
pengetahuan tentang saham. Karena tidak semua harga saham yang murah itu bagus
untuk di beli.
Hati-hati dengan saham tidur, harga murah tapi tidak bergerak. Penjelasan tentang saham
tidur bisa di lihat di artikel Cara Memilih saham.
Lalu bagaimanakah cara kita menentukan saham mana yang bisa dibeli oleh para investor ?
Pada umumnya atau populernya para pemain saham atau analis saham mereka
menggunakan Price Earning Ratio (PER) sebagai cara penilaian untuk mengetahui
Nilai saham yang sesungguhnya dari suatu perusahaan. PER ini digunakan untuk
menganalisa harga saham yang menunjukan harga yang tidak wajar. Contoh harga tidak
wajar : apa menurut anda jika harga 1 butir telur Rp. 5.000, padahal harga sebenernya 1
butir telur adalah Rp. 1.000 ? tentu saja tidak wajar.
Naaahh....harga-harga yang tidak wajar itu ada di deretan harga-harga saham, guna
menarik perhatian para investor...jebakan. Hati-hati...
Inilah gunanya harus mengerti tentang PER (Price Earning Ratio). Untuk mengetahui harga
saham yang sesungguhnya.
PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham
Rumus PER = Price Earning Ratio
PER = Po
EPS
Earning Per Share (EPS) / Laba bersih persaham.
Digunakan untuk mengetahui berapa sich selisih harga persaham nya. Jika terdapat selisih
Lebih aritnya di catat sebagai Laba per saham tp jika hasilnya selisih kurang artinya suatu
kerugian persaham. Pertama kali Beli di harga 2500 ternyata di tutup dengan harga. Setelah
1 tahun berjalan hitung kembali menggunakan rumusan EPS , lihat contoh .
Earning Per Share (EPS)
Rumus nya EPS = NIAT (Net Income After Tax) = 40.000.000.000 = 800
Jumlah saham 50.000.000

Rumusan EPS ini ada 2 macam, ada yang include Dividen ada yang exclude Dividen
(digunakan oleh saham preferen saham dengan dividen yang pasti dibagikan tiap tahun)
Earning Price Share ini bisa digunakan untuk menghitung data keuangan yang sifatnya
Historis (sudah terjadi) dan Proyektif (yang akan datang)
Dividen Payout Ratio ( DPR ) merupakan perbandingan antara DPS dengan EPS, Intinya sich
jika DPS nya besar akan mempengaruhi Dividen Payout Ratio ( DPR ), DPR nya jadi ikut
besar.
Contoh cara menghitung DPR
Toko Maju terus pada tahun buku 2009
Dividen yang dibayarkan tahun 2009 sebesar Rp. 10.000.0000
Laba Bersih setelah pajak adalah Rp. 70.000.000.000
Jumlah saham yang diterbitkan adalah 150 juta saham.
Hitung DY dan DPS nya pada tahun 2009, jika harga penutupan saham pada akhir tahun
2009 adalah 1500 / saham.
Dividen 10.000.000
Ss 150.000.000
Ps 2009 1.500 / Saham
NIAT 70.000.000.000
DPS Dividen = 10.000.000 = Rp 67
Ss 150.000.000
DY DPS = 67 = 0,045 4,50%
Ps 1.500
EPS NIAT = Rp. 70.000.000.000 = 467
Ss 150.000.000
DPR DPS = 67 = 0,1435 14,32%
EPS 467

Contoh perhitungan dari semua rangkaian ratio :


Laporan PT. Terus Maju pada tahun 2010 berhasil mencatat
Dividen sebesar Rp. 7.000.000.000 ,
Jumlah saham 50.000.000 Lembar
Net Income After Tax Rp. 40.000.000.000
Harga penutupan saham thn 2010 asalah Rp. 2.500 / Lembar
Maka berapakah rasio DPS, DY, EPS, DPR, PER dari history thn 2010 ?
Jawaban
Dividen Per Share (DPS)
Jumlah Nominal Dividen per saham yang di terima oleh investor
Rumus nya DPS = Dividen =Rp. 7.000.000 .000 = 140
Jumlah Saham 50.000.000 lbr
Dividen Yield (DY)
Rumusnya DY = DPS = 140 = 0,0560 = 5,60%
Harga per saham 2.500
Earning Per Share (EPS)
Rumus nya EPS = NIAT (Net Income After Tax) = 40.000.000.000 = 800
Jumlah saham 50.000.000
Dividen Payout Ratio (DPR)
Rumusnya DPR = DPS = 140 = 0,1750 x
EPS 800
Price Earning Ration (PER)
Rumusnya PER = Ps = 2.500 = 3,1250 x (Makin kecil makin bagus)
EPS 800

ruang lingkup dividen

1. Pengertian Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham
dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan,
2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha
dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu
rapat pemegang saham.
Yang termasuk dalam pengertian Dividen adalah:
1. Pembagian laba secara langsung atau tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
2. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal disetor.
3. Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran, termasuk yang berasal dari
kapitalisasi agio saham.
4. Pembagian Laba dalam bentuk saham.
5. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran.
6. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang
saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perusahaan yang bersangkutan.
2. Jenis-jenis Dividen
1. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya
dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan memutuskan
bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M.
Munandar, 1983: 312). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah
perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen
dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara
yang kedua biasanya yang dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang,
sehingga memudahkan pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh
Indonesia (Arief Suaidi, 1994: 230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan
sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada
mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.

Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang
diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini berbunga
sampai dengan dibayarkannya uang tersebut kepada yang berhak. Script dividen seperti ini
biasanya dibuat apabila pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang
pembagian laba, dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yang
cukup untuk membayar dividen cash (Arief Suaidi, 1994: 231).
2. Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan). Contoh dividen
barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan investasi perusahaan
pada perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu lebih sulit
dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan melakukannya karena uang tunai perusahaan
tertanam dalam investasi saham perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau
persediaan terutama bila jumlahnya cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi
ataupun persediaan turun, sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri
(Arief Suaidi, 1994 : 233).
3. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, dimana
sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividen),
sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan
(diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar,
1983: 314).
4. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk
saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar, 1983: 314). Di
Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus. Dengan
demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah
menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun
yang jenisnya berbeda.
3. Keputusan Deviden ( Deviden Policy )
Keputusan deviden adalah keputusan manajeman keuangan untuk menentukan besarnya
prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash
deviden,stabilitas deviden yang dibagikan,deviden saham (stock deviden), pemecahan saham

( stock split ), dan penarikan kembali saham yang beredar yang semuanya ditunjukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.

Dividen
Dividen adalah Pembagian keuntungan dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam
periode tertentu kepada para pemegang saham yang berhak setelah sebelumnya harus melalui
persetujuan RUPS terlebih dahulu.
Bentuk pembagian deviden dibagi 2:
Dividen Tunai (Cash Dividen) adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk cash atau tunai.
Dividen Saham (Stock Dividen) adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham.
Dividen yang sering dibagikan adalah dalam bentuk dividen tunai.
Besar kecilnya persentase dividen yang dibagikan dari laba bersih tergantung dari kebijakan
perusahaan maupun permintaan dari pemegang saham terutama pemegang saham utama dan
harus disetujui dalam RUPS.
Istilah dalam Dividen
Dividend Payout Ratio (DPR)
adalah Rasio perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang diperoleh.
Dividen Final (Full) dan Dividen Interim
Dividen Interim adalah dividen yang diberikan perusahaan yang sifatnya sementara dan
umumnya dibagikan sebelum akhir tahun tutup buku sehingga ada kemungkinan akan dibagikan
dividen berikutnya sedangkan dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah akhir tahun
tutup buku, jika sebelumnya dibagikan dividen interim, maka dividen final jumlahnya akan
dikurangi dividen interim.
Dividen Yield adalah Prosentase keuntungan dari perbandingan dividen yang dibagikan dengan
harga saham perusahaan
Cum-date adalah hari dimana masih terdapat hak untuk mendapatkan dividen sampai ditutup
perdagangan saham tersebut yaitu pada pukul 16.00, jika pemegang saham masih memiliki
saham tersebut,maka pemegang saham berhak mendapat dividen.
Ex-date adalah hari dimana tidak terdapat hak untuk mendapatkan dividen, jika pemegang
saham menjual sahamnya pada Ex-date maka pemegang saham tetap berhak mendapatkan
dividen, sedangkan investor yang membeli pada saat Ex-date tidak berhak mendapatkan Dividen

Recording date adalah tanggal pengumuman para pemegang saham yang mendapatkan
dividen
Payment date adalah tanggal pembayaran dividen kepada seluruh pemegang saham yang
berhak.

Jenis-jenis Dividen
Manajemen category
1. Cash Dividen ialah dividen yg diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat
pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari
laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar 1983:
312). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan
tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada
pemegang saham yg nama tercatat dalam daftar pemegang saham.
Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui
pihak lain umpama bank. Cara yg kedua biasa yg dipilih perusahaan krn bank
mempunyai banyak cabang sehingga memudahkan pemegang saham yg
mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia (Arief Suaidi 1994: 230).
Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat
pengumuman ada dividen kas adl apakah jumlah kas yg ada mencukupi utk
pembagian dividen tersebut.
2. Script Dividen adl suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang
tertentu yg diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai
dividen. Surat ini berbunga sampai dgn dibayarkan uang tersebut kepada yg
berhak. Script dividen seperti ini biasa dibuat apabila pada waktu para
pemegang saham mengambil keputusan tentang pembagian laba dimana
perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan uang cash yg cukup utk
membayar dividen cash (Arief Suaidi 1994: 231).
3. Property Dividen adl dividen yg diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk barang-barang (tak berupa uang tunai ataupun (modal) saham
perusahaan). Contoh dividen barang adl dividen berupa persediaan atau
saham yg merupakan investasi perusahaan pada perusahaan lain.
Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu lbh sulit dibanding
pembagian dividen uang. Perusahaan melakukan krn uang tunai perusahaan
tertanam dalam investasi saham perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila jumlah cukup banyak akan
menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun sehingga
merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi 1994 :
233).
4. Liquidating Dividen adl dividen yg dibayarkan kepada para pemegang
saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai
pembayaran bagian laba (Cash Dividen) sedangkan sebagian lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yg ditanamkan (diinvestasikan)
oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut (M. Munandar
1983: 314).
5. Stock Dividen adl dividen yg diberikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk saham-saham yg dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M.
Munandar 1983: 314). Di Indonesia saham yg dibagikan sebagai dividen

tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham


mempunyai jumlah lembar saham yg lbh banyak setelah menerima Stock
Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yg jenis sama maupun yg jenis
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai