Anda di halaman 1dari 11

2.2.

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI


Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mempunyai beberapa
karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristik-karakteristik kualitatif tersebut
akan membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat
bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan,
karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan
pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan.
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu
keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di
masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik
utama yaitu:
a. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai
sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan;
b. Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam
membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan;
c. Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai
dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.

2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan
penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan
tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:
a. Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi
yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi
yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila
diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen;
b. Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara
angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya;
c. Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan
umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan
keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.
3. Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat dibandingkan
menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan
dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan
perlakuan akuntansinya.
4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan
prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.
5. Ketepatwaktuan (timeliness); adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada
saati dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi
keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan
tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.
6. Ketepatan Penyimbolan (representational faithfulness); adalah kesesuaian atau
kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau
dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi adalah kondisi fisis,
kondisi keuangan dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik,
kewajiban keuangan dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber ekonomik dan
kewajiban tersebut.
7. Keterujian (verifiability); adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakin yang
tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji
secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
8. Kenetralan (neutrality); adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan
(unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi.
9. Materialitas (materiality); adalah besar kecilnya magnituda suatu penghilangan
(omission) atau penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan
besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada
informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau
penyalahsajian tersebut.
2.3. ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN
Atas dasar karakteristik kualitatif informasi (keterandalan, khususnya ketepatan penyimbolan
dan keberpautan), tujuan pelaporan keuangan (informasi semantik yang harus
dilaporkan), FASB mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting sebagai berikut:
Untuk entitas bisnis:
1. Aset (assets)
2. Kewajiban (liabilities)
3. Ekuitas (Equities) atau aset bersih (net assets) untuk entitas non bisnis
4. Investasi oleh pemilik (investments by owners)
5. Distribusi ke pemilik (distributions by owners)
6. Laba komprehensif (comprehensive income)
7. Pendapatan (revenues)
8. Biaya (expenses)
9. Untung (gains)
10. Rugi (losses)
11. Aliran kas dari kegiatan operasi (cash flows from operationg activities)
12. Aliran kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
13. Aliran kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)

Elemen aset bersih untuk entitas non bisnis :


1. Aset bersih terbatas permanen (permanently restricted net assets)
2. Aset bersih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
3. Aset bersih terbatas takterbatas (unrestricted net assets)

A. DEFINISI ELEMEN

1. Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable) yang
diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan (obligations) sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau
menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau
kejadian masa lalu.
3. Ekuitas atau aset bersih adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah
dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan kepemilikan. Ekuitas pemegang sahamdiklasifikasikan menjadi dua
komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan
4. Investasi oleh pemilik adalah Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang
ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan
tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan. Aktiva adalah
bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik,tetapi investasi ini bisa
juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik adalah penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang
diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh
perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan
kepemilikan dalam perusahaan.
6. Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat
pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut
kepada pemilik. Distribusi ke pemilik mengurangi hak pemilikan atau ekuitas dalam
suatu badan usaha.
7. Pendapatan adalah Aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau
penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau
utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
8. Biaya adalah aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau
penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau
produksi barang, , pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk
operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
9. Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi periferal
(ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian
atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat
dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
10. Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi periferal
(ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian
atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat
dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

B. PERUBAHAN POSISI KEUANGAN


Aset, kewajiban dan ekuitas seabgai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal
yaitu kejadian (events), keadaan (circumstances) dan transaksi (transaction). Pengaruh
ketiga hal tersebut dapat terjadi pada tiap elemen aset, kewajiban, atau ekuitas saja atau
pada dua atu tiga elemen sekaligus. Bila dipandang dari elemen ekuitas, perubahan-
perubahan posisi keuangan akibat tiga hal tersebut dapat dikategorikan menjadi:
1. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan perubahan
dalam ekuitas.
2. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam
ekuitas.
3. Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan aset atau kewajiban.

2.4. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN


Penentuan dan pendefenisisan elemen berkaitan dengan masalah apa yang harus disajikan
dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh statemen keuangan
(a full set of financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan
seperangkat penuh statemen keuangan. Agar secara teknis penyususnan statemen
keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau
ledger ) untuk mencatat hasil pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan
dalam statemen keuangan menjadi basis untuk menamai akun-akuan (accounts) dalam
buku besar. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam system pembukuan, berarti
informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via statemen keuangan (incorporated
into financial statements).

A. PELAPORAN DAN STATEMEN KEUANGAN


Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus dibedakan dengan
statemen keuangan (financial statements). FASB menyatakan bahwa statemen keuangan
adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi
penyampaian informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela (voluntary).
Lebih dari itu, informasi tertentu yang bermanfaat mungkin lebih baik (efektif) kalau
disajikan melalui statemen keuangan sementara informasi yang lain akan lebih efektif
kalau disajikan melalui media selain statemen keuangan.

B. SEPERANGKAT STATEMEN KEUANGAN


Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan menentukan
jenis statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh statemen keuangan.
Sekelompok elemen akan membentuk jensi statemen keuangan tertentu. FASB
menyatakan bahwa seperangkat penuh statemen keuangan untuk suatu perioda harus
menunjukkan informasi:
1. Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut
2. Laba untuk perioda tersebut
3. Laba komprehensif untuk perioda tersebut
4. Aliran kas selama perioda tersebut
5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut

C. PENGUKURAN
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan dilekatkan
pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian atau
keadaan untuk mereprsentasi makna atau atribut objek tersebut. FASB mengidentifikasi
atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan
penggunaannya (SFAC No. 5, prg 67):
1. Kos historis atau perolehan kas historis
2. Kos sekarang
3. Nilai pasar sekarang
4. Nilai terealisasi/pelunasan neto
5. Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang
D. PENGAKUAN
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan
sebagaiciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknik, pengakuan berarti pencatatan
secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam
sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan
terefleksi dalam statemen keuangan.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut:
1. Definisi (definitions)–suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.
2. Keterukuran (measurability)–suatu pos harus mempunyai atribut yang terpaut dengan
keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
3. Keberpautan (relevance)–informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4. Keterandalan (reliability)–informasi yang dikandung suatu pos secara tepat
menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi) dan netral.

2.5. NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI


Rerangka pengukuran dan pengakuan sebagaimana dimual dalam SFAC No. 5 telah
dikembangkan dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang penggunaan informasi aliran
kas dan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi. Sebagai komponen rerangka
konseptual SFAC No. 7 memberi pedoman yang berisi:
a. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
b. Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi penggunaan nilai sekarang,
terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing)
atau keduanya tidak pasti.

A. PENGERTIAN DASAR
1. Saat Pengukuran
Terdapat dua saat penting yaitu pengukuran pada sat pengakuan mula-mula (at initial
recognition) yaitu pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat
pertama kali akibat transaksi, kejadian atau keadaan, dan pada berbagai saat atau perioda
sesudah pengakuan mula-mula yang disebut dengan pengukuran baru-mulai (fresh-start)
yaitu pengukuran dalam perioda-perioda setelah pengakuan mula-mula untuk
menentukan jumlah rupiah bawaan baru yang tidak berkaitan dengan jumlah rupiah
sebelumnya.
2. Penentuan Aliran Kas Masa Datang
Pengukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini dapat didasarkan atas aliran kas masa
datang. Aliran kas masa datang umumnya harus diestimasi. Ada beberapa dasar
penentuan jumlah rupiah kas masa datang, yaitu : taksiran atau estimat terbaik adalah
jumlah rupiah tunggal yang paling-boleh (most-likely) dalam suatu kisar beberapa jumlah
rupiah estimasian yang mungkin terjadi. Dalam statistika, jumlah rupiah ini merupakan
modus suatu distribusi variabel, aliran kas estimasian adalah jumlah rupiah tunggal yang
akan diterima atau dibayar di masa datang, aliran kas harapan adalah jumlah (sum)
beberapa jumlah rupiah berbobot-probabilitas dalam suatu kisar jumlah rupiah estimasian
yang mungkin terjadi. Dalam statistika, angka ini merupakan mean atau rata-rata
berbobot.
3. Tujuan Nilai Sekarang Dalam Pengukuran
Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk
menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran
kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar. Nilai sekarang dapat menangkap
berbedaan ekonomik antar aliran kas kalau unsur-unsur dipertimbangkan (SFAC
No.7,prg 23) :
a. Suatu estimat aliran kas masa datang atau dalam beberapa kasus yang kompleks,
serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada saat berbeda.
b. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan saat tibanya
aliran kas tersebut.
c. Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko.
d. Harga atau nilai penanggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat pada aset atau
kewajiban.
e. Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.

4. Prinsip-Prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang dalam mengukur aset
dan kewajiban:
a. Sedapat-dapatnya aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-
asumsi tentang kejadian dan ketakpastian masa datang yang dipertimbangkan dalam
memutuskan apakah memperoleh atau tidak suatu aset atau sekelompok aset dalam suatu
transaksi tunai yang bebas.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskun aliran kas harus merefleksi asumsi-
asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian
agar pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
c. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak
berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.
d. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang
mungkin terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi,
minimum atau maksimum.

2.6. MANFAAT DAN KETERBATASAN MODEL


Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di atas mempunyai manfaat
sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (negara)
yang lain. Karena konteks lingkungan yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap
negara dapat sama atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan
acuan. Walaupun demikian, proses penalaran di balik Rkcukup bersifat umum (universal)
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman berpikir dalam mengembangkan RK baru
untuk konteks lingkungan yang berbeda.

A. TRANSFER TEKNOLOGI
Transfer teknologi dapat diartikan sebagai transfer proses penalaran dan perekayasaan untuk
menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional akuntansi
negara sasaran. Bila paramaeter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produk yang
dihasilkan akan berbeda pula walaupun fungsinya sama.
B. PENGARUH RK FASB
Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam memicu
dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain pada perioda mengembangkan
atau pada perioda setelah RK FASB selesai.
Ada berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha untuk
mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi profesi tersebut
adalah :
1. Australian Accounting Research Foundation (AARF)
2. International Accounting Standards Committee (IASC)
3. Canadian Institution of Chartered Accounts (CICA)
4. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
5. (UK) Accounting Standards Board (UK ASB)
Namun proses penalaran dan komponen RK yang dikembangkan oleh organisasi-organisasi
tersebut menunjukkan kemiripan dengan RK FASB.

C. DOKUMEN KEBIJAKAN
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya
melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus
melibatkan pemungutan suara (voting). RK FASB penuh dengan muatan nilai-nilai yang
dianut dalam konteks lingkungan Amerika (value-laden).
Sebagai teknologi, struktur dan proses pemikiran dan penyimpulan untuk menyusun RK
membentu satu kesatuan pengetahuan yang dapat disebut sebagai teori akuntansi dalam
pengertian penalaran logis dan bukan dalam pengertian penjelasan ilmiah. Penalaran logis
bermanfaat untuk mengevaluasi dan membenarkan praktik akuntansi yang sedang
berjalan serta mempengaruhi dan mengembangkan praktik akuntansi di masa datang.
Bahwa penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial dalam
perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen
keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan
kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan
pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada
gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang
mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dengan demikian, diharapkan
tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan sosial negara) akan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono.2014. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
Shevalina. 2013. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model. Diakses 5 April 2017
di http://shevalina13.blogspot.co.id/2013/08/rerangka-konseptual-suatu-model-teori.html
Khoyunita. 2012. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model di
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2012/11/19/rerangka-konseptual-suatu-model-
teori-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai