Pepatah mengatakan ‘Tiada gading yang tak retak”. Atau tukang bangunan mengatakan “
tiada gedung yang tak retak.” .Ini menandakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitupun dalam pengendalian sistem intern. Pengendalian internal hanya dapat memberikan
keyakinan yang memadai bagi manajemen berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian
intern entitas. Selain itu pengendalian tidak dapat efektif jika terdapat kolusi antara dua orang
atau lebih dalam manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal. Faktor lain yang
membatasi pengendalian internal adalah biaya pengendalian internal entitas tidak boleh melebihi
manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Berikut ini adalah keterbatasan yang
melekat pada praktik pengendalian internal :
Pengertian pengendalian internal menurut para ahli adalah prosedur-prosedur dan proses-
proses yang digunakan perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengelola informasi
secara akurat, serta memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku. Seperti yang
telah dijelaskan pada bagiab sebelumnya, Undang-undang Sarbanes-Oxley mengharuskan
adanya pengendalian internal yang kuat dan efektif terhadap pencatatan tansaksi dan pembuatan
laporan keuangan. prinsip pengendalian internal seperti itu sangat penting karena dapat
mencegah kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan. Selain itu,
pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan mengarahkan kegiatan operasi
perusahaan dan mencegah pencurian serta penyalahgunaan lainnya.
Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan yang disengaja untuk menipu
perusahaan demi keuntungan pribadi.
Penipuan ini meliputi pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat beban perjalanan dinas dengan
sengaja, hingga penggelapan uang miliaran rupiah melalui skema penipuan yang rumit.
Alasannya adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan juga harus melakukan
penyesuaian pencatan akuntansi agar dapat menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya.