Teori Stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer
tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama
mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan
sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk
bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan
organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Teori ini didesain bagi
para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan
dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada principalnya (Donaldson dan Davis,
1989, 1991).
AGENCY THEORY
Agency theory menguraikan hubungan antara pihak prinsipal dan agen, dimana prinsipal
adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak agen. Prinsipal mendelegasikan tanggung
jawab pengambilan keputusan kepada agen dimana hak dan kewajiban kedua belah pihak
diuraikan dalam suatu perjanjian kerja yang saling menguntungkan. Model “manusia” yang
mendasari teori agensi adalah bahwa aktor rasional, merupakan individu yang memaksimalkan
utilitasnya (Jensen & Meckling, 1976).
ENTITY THEORY
Teori entitas ini memandang pemegang saham (baik pemegang saham biasadan
istimewa) sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatianakuntansi. Teori entitas
mengamsumsikan terjadinya pemisahan antarakepentingan pribadi pemilik ekuitas (pemegang
saham) dengan entitasbisnisnya (perusahaan). Kreditor dianggap sebagai pihak luar.
Pemegangsaham tetap menjadi mitra manajemen. Aset menjadi milik pribadipemegang saham
dan pemegang saham menanggung segala risiko yangberkaitan dengan utang. Dengan sudut
padang ini, aset bersih menjadi perhatian utama bagi pemegang saham.sesuai dengan sifat
tersebut,persamaan akuntansi dari teori entitas akan berbentuk sebagai berikut:
POLITICAL THEORY
Political theory menyatakan bahwa alokasi kekuasaan dalam perusahaan, previlege, atau alokasi
laba di antara pemilik, manajer dan stakeholders lainnya ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan politis. Dalam hal ini pemerintah dapat berperan penting dalam menentukan
alokasi tersebut. Alokasi kekuasaan dalam teori corporate governance juga harus dilihat dari
perspektif budaya, sehingga dapat dikatakan tidak ada satu model corporate governance yang
dapat digunakan sekaligus untuk beberapa negara, bahkan oleh beberapa perusahaan dalam satu
negara.