Anda di halaman 1dari 5

Unregulated Corporate Reporting Decisions

Systems-oriented theories
Contoh dari System-oriented theories adalah teori legitimasi, teori stakeholder, dan
juga teori kelembagaan. Teori-teori ini berfokus pada peranan informasi dan keterbukaan
dalam hubungan antara organisasi, negara, individu dan kelompok. Dala, teori ini dijelaskan
bahwa entitas dipengaruhi oleh, dan memberi pengaruh pada, masyarakat di mana ia
beroperasi.
Political Economy Theory
Teori ekonomi politik ini merupakan asal muasal dari teori legitimasi, teori
stakeholder dan teori kelembagaan. Menurut Gray, Owen & Adams (1996), ekonomi politik
adalah kerangka sosial, politik dan ekonomi di mana kehidupan manusia berlangsung.
Masalah ekonomi tidak dapat diselidiki tanpa adanya pertimbangan kerangka politik, sosial
dan kelembagaan di mana kegiatan ekonomi berlangsung.
Pada teori ini, laporan perusahaan tidak dianggap sebagai sesuatu yang netral dan
tidak bias, tetapi merupakan produk dari pertukaran antara perusahaan dan lingkungannya.
Terdapat dua aliran teori ekonomi politik:
klasik
borjuis
Classical Political Economy Theory
Teori ini mempertimbangkan kepentingan kelas, konflik struktural, ketidakadilan dan
peran suatu negara. Teori ini menganggap bahwa laporan akuntansi dan pengungkapan
adalah suatu cara mempertahankan posisi yang menguntungkan terhadap orang-orang yang
dan memiliki sumber daya yang langka. Fokus pada konflik struktural dalam masyarakat.
Bourgeois Political Economy Theory
Teori ini tidak secara eksplisit mempertimbangkan konflik struktural dan perbedaan
kelas. Lebih berfokus pada interaksi antara kelompok-kelompok di dunia yang pada dasarnya
pluralistik. Teori ini merupakan asal mula dati teori legitimasi dan teori stakeholder. Tapi
teori ini tidak mempertanyakan atau mempelajari berbagai struktur kelas dalam masyarakat.
Teori Legitimasi
Pada teori ini menerangkan bahwa organisasi berusaha untuk memastikan mereka
beroperasi dalam batas-batas dan norma-norma yang berlaku di masyarakat masing-masing.
Ikatan dan norma dianggap tidak statis sehingga hal ini memerlukan organisasi untuk menjadi
responsif terhadap perubahan itu. Teori ini berpatokan pada gagasan tentang 'kontrak sosial'.
Kontrak Sosial
Kontrak sosial adalah harapan masyarakat secara eksplisit maupun implisit mengenai
bagaiamana seharusnya suatu perusahaan itu berjalan. Secara tradisional ukuran optimal
kinerja perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan. Namun belakangan ini, harapan
publik telah berubah, lebih mengarah mengenai fokus perusahaan terhadap lingkungan dan
sosial masyarakat, tidak hanya keuntungan saja. Oleh karena itu perusahaan harus
memperhatikan sosial, lingkungan, dan profit. Akibat yang akan dialami perusahaan jika
tidak memenuhi kontrak sosial adalah:
Organisasi mungkin merasa sulit untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya yang
diperlukan untuk melanjutkan operasi.
Dapat menyebabkan sanksi seperti pembatasan hukum pada operasi, sumber daya yang
disediakan terbatas atau penurunan permintaan atas produk.
Komunikasi untuk mempertahankan legitimasi:
Berusaha untuk mendidik dan menginformasikan masyarakat tentang perubahan dalam
kinerja dan kegiatan perusahaan.
Berusaha untuk mengubah persepsi tetapi bukan perilaku.
Berusaha untuk memanipulasi persepsi dengan mengalihkan perhatian dari masalah isu-
isu terkait lainnya.
Berusaha untuk mengubah harapan eksternal.
Uji empiris Teori Legitimasi
Uji empiris teori legitimasi ini digunakan oleh banyak peneliti untuk meneliti praktek
pelaporan sosial dan lingkungan. Selain itu, digunakan juga untuk mencoba menjelaskan
pengungkapan. Pengungkapan merupakan bagian dari portofolio strategi yang dilakukan
untuk membawa legitimasi atau mempertahankan legitimasi suatu organisasi.
Perbedaan Teori Legitimasi dengan Teori Akuntansi Positif
Teori Legitimasi bergantung pada gagasan tentang 'kontrak sosial'. Teori ini tidak
bergantung pada asumsi berbasis ekonomi bahwa semua tindakan didorong oleh kepentingan
pribadi dan maksimalisasi kekayaan atau membuat asumsi tentang efisiensi pasar, seperti
yang terdapat pada teori akuntansi positif.
Teori Stakeholder
Terdapat 2 bagian dari teori stakeholder:
Pendekatan etika (moral) atau normatif
Pendekatan positif (manajerial)
Pendekatan etika dari teori stakeholder
Bagian ini menerangkan bahwa semua stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan
secara adil oleh organisasi. Masalah kekuatan pemangku kepentingan tidak berhubungan
secara langsung terhadap perusahaan. Manajemen harus mengelola organisasi untuk
kepentingan semua pemangku kepentingan. Disini manajemen memiliki hubungan fidusia
kepada seluruh stakeholder. Semua pemegang kepentingan memiliki hak untuk diberi
informasi, meskipun pada akhirnya tidak digunakan.
Pengertian dari stakeholder
Setiap kelompok atau individu yang dapat diidentifikasi yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi, atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Terdapat 2
macam stakeholder:
Stakeholder primer
Seseorang yang mana tanpa partisipasinya secara berkelanjutan, perusahaan tidak
akan bisa mempertahankan operasinya.
Stakeholder sekunder
Mereka yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, namun tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perusahaan.
Cabang etika dari teori stakeholder ini tidak membedakan antara kedua stakeholder
ini. Pelaporan oleh perusahaan dianggap sebagai suatu tanggung jawab, bukan akibat
dorongan permintaan.
Pendekatan manajerial dari teori stakeholder
Bagian ini berupaya untuk menjelaskan kapan manajemen perusahaan akan
cenderung untuk memenuhi harapan tertentu (kuat) dari stakeholdernya. Mereka lebih
berpusat pada organisasi. Seperti misalnya stakeholder diidentifikasi oleh organisasi, dan
sejauh mana organisasi percaya bahwa hubungan perlu dikelola demi kepentingan organisasi.
Secara khusus, teori ini mempertimbangkan kelompok pemangku kepentingan yang
berbeda dalam masyarakat, dan bagaimana mereka harus dikelola secara terbaik, disini bukan
masyarakat secara keseluruhan seperti yang terdapat di teori legitimasi. Harapan stakeholder
dianggap berdampak pada kebijakan operasi dan pengungkapan.
Organisasi tidak akan menganggap semua pemangku kepentingan secara sama, tetapi
hanya untuk yang paling kuat. Daya Stakeholder adalah fungsi dari tingkat kontrol para
stakeholder atas sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi.
Perbandingan antara pendekatan etika dan pendekatan managerial
Berdasarkan kedua pendekatan ini, dapat dinyatakan bahwa manajer dapat bertindak
secara etis dengan didasarkan pada moral dan dapat juga bertindak atas dasar fokus pada
kelangsungan hidup organisasi. Sehingga yang dapat mendorong seorang manajer dalam
melakukan tindakannya adalah pertimbangan etis ataupun pertimbangan kinerja perusahaan.
Teori Kelembagaan
Teori ini memberikan penjelasan tentang mengapa organisasi cenderung untuk
mengambil dan mengadopsi karakteristik dan bentuk yang sama. Bentuk organisasi tertentu,
mungkin diadopsi oleh organisasi yang lain untuk membawa legitimassi bagi organisasi lain
tersebut. Disini, teori kelembagaan ini memberikan perspektif pelengkap bagi kedua teori
sebelumnya, yaitu teori legitimasi dan teori stakeholder.
Teori ini merupakan jalan bagi organisasi untuk mempraktikan nilai-nilai sosial. Pada
akhirnya organisasi-organisasi cenderung bersifat homogen. Karena adanya perbedaan akan
menyebabkan memunvulkan masalah untuk mendapatkan atau mempertahankan legitimasi.
Dua dimensi utama dalam teori kelembagaan adalah:
Isomorfisme
Decoupling
Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu proses yang menjadi kendala yang memaksa suatu unit
dalam populasi untuk menyerupai unit lain yang berada pada kondisi lingkungan yang sama.
Terdapat 3 proses isomorfik:
Coercive (paksaan)
Keadaan ini muncul ketika organisasi merubah praktik kelembagaannya karena
tekanan dari para stakeholderya, yang mana perusahaan berantung kepada mereka.
Teori ini terkait pada pendekatan managerial dari teori stakeholder. Karena
stakeholder yang memiliki kekuasaan yang kuat cenderung memiliki harapan yang
sama untuk organisasi yang lain juga. Sehingga menyebabkan kecenderungan terdapat
praktik yang sama di seluruh organisasi.
Mimetic (meniru)
Terdapat kecenderungan bahwa organisasi akan sering meniru praktik dari organisasi
lain untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menghindari ketidakpastian.
Organisasi pada sektor tertentu mengadopsi praktik-praktik yang serupa dengan
organisasi yang memimpin untuk meningkatkan persepsi stakeholder terhadap
legitimasi perusahaan.
Normative
Tekanan dari norma kelompok untuk mengadopsi praktik-praktik kelembagaan
tertentu. Kelompok-kelompok tertentu dengan pelatihan tertentu akan cenderung
untuk mengadopsi praktek-praktek serupa. Adanya ketidakpatuhan dapat
mengakibatkan sanksi yang diberikan oleh kelompok.
Akibat dari adanya isomorfisme adalah adanya kecenderungan atas struktur dan
proses perusahaan yang sama, dan strategi perusahaan lebih cenderung pada kinerja dan
bentuk perusahaan bukan mengenai substansinya.
Decoupling
Pada pendekatan ini, walaupun manajer sadar terhadap adanya kebutuhan untuk
mengadopsi struktur dan praktik-praktik tertentu, pada kenyataannya praktik organisasi
berbeda jauh dengan struktur dan praktik yang diungkapkan kepada public.
Seperti misalnya, citra perusahaan dibangun dari laporan perusahaan dan
pengungkapan lainnya yang merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan dari
perusahaan, dimana pada kenyataannya fokus manajer adalah untuk memaksimalkan laba dan
nilai pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai