Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGANTAR CORPORATE GOVERNANCE

“TEORI GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)”

Oleh :

DHIYA FAIRUZ ADAWIYAH

(2010412320022)

Dosen Pengampu :

Dr. Bapak Taharuddin, S.Sos, MM

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN
Ada 6 teori yang mendasari Good Corporate Governance:-

A. Agency Theory

Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi adalah hubungan antara
pemilik perusahaan yang mengangkat pihak lain untuk mengurus atau mengelola
perusahaannya. Teori ini muncul ketika seseorang yang mempunyai perusahaan
namun menyuruh orang lain untuk mengurusnya. Pemilik (principal) dan pihak
pengelola atau manajer (agen) adalah dua kubu yang berbeda, pengelola (agen)
sebagai yang bertanggung jawab secara utuh dalam perusahaan untuk
mengoptimalkan keuntungan pemilik dan sebagai imbalannya agen memperoleh
kompensasi yang sesuai dengan kontraknya. Namun, karena teori ini ada dua
kepentingan berbeda sering kali ada konflik yang mana agen juga mempunyai
kepentingan pribadi dan itu berbeda dengan kepentingan principal.

Dalam teori keagenan dijelaskan dua agen ekonomi yang saling bertentangan,
yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan adalah kontrak di mana satu orang
atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk melakukan suatu
jasa atas nama prinsipal dan memberdayakan agen untuk membuat keputusan
terbaik atas nama prinsipal (Ichsan, 2013). Ketika prinsipal dan agen memiliki
tujuan yang sama, agen mendukung dan melaksanakan apa yang diperintahkan
prinsipal.

Contohnya adalah Bisnis Apotek. Untuk melakukan bisnis apotek seseorang


tidak harus sekolah farmasi dulu atau bergelar sarjana apoteker. Pemilik bisnis
apotek ini tidak mengelola secara langsung apotek yang berjalan. Pemilik
mengangkat pihak lain untuk mengelolanya, yaitu APA (Apoteker Pengelola
Apotek). Dari memproduksi, mendesain, dan mendistribusikan obat-obatan,
menjelaskan efek samping obat, memberikan obat sesuai dengan resep, dan hal hal
yang berkaitan dengan pelayanan itu diserahkan oleh pemilik pada pihak yang telah
dipercayakan untuk mengelola perusahaannya atau bisnisnya. Penanggung jawab
apotek ini akan diberi kompensasi sesuai dengan apa yang telah dikontrakkan.

B. Stewardship Theory

Hernandez (2008) mendefinisikan kepedulian sebagai sikap dan perilaku yang


mengutamakan kepentingan kelompok jangka panjang di atas tujuan pribadi yang
melayani kepentingan pribadi. Itu ada sejauh para pelaku organisasi mengambil
tanggung jawab pribadi atas dampak tindakan organisasi terhadap kesejahteraan
mereka yang bersangkutan. Davis dkk. (1997) menemukan bahwa penghambaan
menjaga dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui kinerja
perusahaan. Meningkatkan kinerja perusahaan memaksimalkan fungsi yang
bermanfaat dari para pelayan (Vallejo, 2009).

Teori ini muncul sebagai alternatif teori agensi yang mana berarti ini
berlawanan arah dengan asumsi teori agensi. Stewardship theory adalah teori yang
berdasarkan tingkah laku dan sikap. Teori ini menganggap manajer tidak
mementingkan kepentingan pribadi tetapi lebih mementingkan keinginan principal.
Teori ini menimbulkan hubungan yang kuat antara manajer (agen) dan pemilik
perusahaan (principal) karena manajer (agen) akan memaksimalkan kinerja untuk
perusahaan dan tdak mementingkan keinginan individu.

Contohnya pada PT Adira Dinamika Multifinance, Tbk. Dalam wawancaranya


dengan salah satu narasumber pada tahun 2014. Direktur perusahaan tersebut
menyebutkan bahwa adanya penyeimbangan kepentingan, karena mereka
mempunyai pemegang saham yang tentu ingin profit besar, karyawan juga ingin
dapat kesejahteraan yang layak, kreditor yang dikasih funding. Sebagai pengelola
perusahaan yang telah dipercayakan tentu saja ini sudah mengimplikasikan tentang
bagaiman teori stewardship. Para pengelola yang memetingkan kepentingan
perusahaan demi memperkaya perusahaan, melayani kepentingan publik dan
stakeholder dengan sebaik baiknya.
C. Stakeholder Theory

Teori pemangku kepentingan yang dikemukakan oleh Freeman (1984)


bertujuan untuk mengintegrasikan sistem tanggung jawab perusahaan kepada
seluruh pemangku kepentingan (Suyono, 2017). Teori ini menyatakan bahwa
perusahaan bukanlah entitas yang bertindak semata-mata untuk kepentingannya
sendiri, tetapi harus dapat memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya
(Wardhani dan Cahyonowati, 2011). Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan
suatu perusahaan mempengaruhi pemangku kepentingan / pemegang saham.
Gibson 2000 dalam (KAP Suryanto, 2017) menjelaskan secara rinci dalam
artikelnya bahwa perusahaan juga melakukan tugas yang berbeda untuk pemangku
kepentingan yang berbeda dengan cara yang sama. Apabila terjadi benturan
kepentingan antara pemilik modal/pemegang saham dengan pemangku
kepentingan lainnya, maka kepentingan modal/pemegang saham tersebut harus
diperhatikan dengan memenuhi seluruh kewajiban mendasar pemangku
kepentingan lainnya. Dalam UUPT, pemilik perseroan adalah pemilik
modal/pemegang saham yang memiliki modal lebih yaitu. memiliki saham yang
lebih besar di perusahaan. Pemilik perusahaan ini memiliki kekuasaan untuk
memilih direktur, hak untuk mengangkat dan/atau memecat petugas, dan hak untuk
menyetujui dan/atau menolak kebijakan dan strategi perusahaan yang penting.
Karena hukum perusahaan memberikan status dan kontrol khusus kepada
pemegang saham/pemegang saham, teori pemangku kepentingan kurang
memperhatikan hak-hak pemegang saham. Pemilik modal/pemegang saham harus
memiliki hak untuk memastikan bahwa kepentingan mereka diperhitungkan oleh
perusahaan dan manajer. (Harrison et al., 2015)

Adapun contoh dalam perusahaan PT ABC terkait kasus kebakaran lahan.


Dalam wawancaranya menyatakan bahwa stakeholder merupakan semua pihak
yang terlibat terhadap kegiatan perusahaan. PT ABC menitik beratkan beberapa
pihak stakeholder mereka yaitu: pemerintah, masyarakat disekitar daerah,
karyawan perusahaan (pemegang saham), serta customer yag menggunakan produk
PT ABC. Stakeholder PT ABC dianggap sangat penting dalam menentukan
keputusan. Namun, dikarenakan kepentingan yang berbeda beda stakeholder PT
ABC harus bisa mengatur kepentingan masing masing stakeholder agar kebijakan
dan keputusan final bisa di capai.

D. Transaction Cost Theory

Dalam manajemen perusahaan, transaksi harus diinternalisasi dengan menuntut


tujuan untuk meminimalkan risiko, kebebasan harga dan kualitas produk di masa
depan. Hal ini dapat dilakukan melalui integrasi vertikal. Namun jika biaya
transaksi internal perusahaan terlalu tinggi dibandingkan dengan mekanisme pasar
yang berlaku, sebaiknya organisasi/perusahaan menggunakan transaksi internal.
Oleh karena itu, manajer memiliki kendali penuh atas pengambilan keputusan yang
menggerakkan bisnis.

Teori biaya transaksi adalah bagian dari tata kelola perusahaan, teori ini muncul
ketika perusahaan meminta orang lain untuk melakukan transaksi internal dan
eksternal dalam perusahaan yang prinsipal jalankan. Ini adalah alternatif dari
agency theory.

Contoh sederhana dari teori ini adalah dimana misalnya sebuah perusahaan bir
yang berdiri namun tidak memiliki tempat pembuatan bir, pemasok pemasok yang
mengatasi masalah harga negosiasi antara pemasok dan pengecer. Semua barang
dan transaksi dilakukan secara internal dan eksternal dikarenakan perusahaan
mengambil barang dari orang lain.

E. Politically Theory.

Teori politik mengacu pada campur tangan politik dalam struktur tata kelola
perusahaan, yang diwujudkan dalam kepemilikan pemerintah atas modal
perusahaan atau undang-undang yang diberlakukan melalui struktur politik yang
berdampak signifikan pada tata kelola perusahaan.

Model politik menekankan pendekatan pemerintah terhadap pengambilan


keputusan korporasi dalam kaitannya dengan distribusi kekuasaan korporasi,
keuntungan, atau berbagai keuntungan. (Abdoullah & Valentine, 2009) Misalnya,
berkaitan dengan kebijakan dividen, mungkin ada undang-undang yang mengakui
dividen sebagai alat potensial yang penting untuk memecahkan masalah keagenan
yang terkait dengan kepemilikan saham.

Visi politik manajemen perusahaan dapat berdampak signifikan pada


pengembangan metode manajemen. Kita dapat mengutip kasus negara-negara
komunis atau eks-komunis yang masih berjuang menghindari pengaruh politik.
Contoh nyata dari hal ini adalah kasus Rumania, yang meskipun telah menjadi
negara komunis selama lebih dari 20 tahun, masih menghadapi masalah serius
terkait partisipasi negara dalam sistem pemerintahan Rumania.

F. Resource dependency Theory.

Teori ini juga menjelaskan peran pemerintah sebagai pihak yang menyediakan
dan menjamin akses sumber daya yang dibutuhkan oleh bisnis. Bisnis tentunya juga
bergantung pada sumber eksternal, sehingga teori ini juga menjelaskan bahwa
menciptakan dan memelihara hubungan dengan entitas eksternal untuk
meningkatkan pengaruh dan akses ke sumber daya merupakan tujuan utama
pemerintah. Sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak diterjemahkan
menjadi hubungan baik dengan pihak eksternal dari pemerintah, namun ada
beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan menjalin hubungan baik
dengan pihak eksternal, seperti: pasar baru, mencari sumber pembiayaan dan
menjaga dan/atau meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik. Dalam arti
komposisi direksi harus dikelola dengan baik, misalnya menggunakan keahlian
yang beragam dari orang-orang atau organisasi yang diangkat menjadi direksi,
sehingga perusahaan memiliki jaringan yang luas dan dapat meningkatkan kinerja
keuangan. . Selain itu, teori ketergantungan sumber daya juga menjelaskan
bagaimana perusahaan dapat meminimalkan ketergantungan dan ketidakpastian
dengan melakukan merger dan/atau akuisisi untuk mengurangi persaingan dan
memfasilitasi transfer sumber daya untuk mencapai tujuan bisnis. Perbedaan
mendasar antara teori ketergantungan sumber daya dengan teori-teori lainnya
adalah bahwa teori ini menekankan pada kekuatan dan secara hati-hati mengkaji
strategi-strategi yang tersedia bagi para manajer bisnis.

Teori ini menjelaskan bahwa sebuah organinasi membangun hubungan


kolaborasi dan mengatur sumber daya untuk menanggapi ketidak pastian
lingkungan. Teori ketergantungan sumber daya mengansumsikan bahwa
perusahaan adalah suatu sistem yang terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

Archibald, Matthew E.. "resource dependency theory". Encyclopedia Britannica, 14


Sep. 2017, https://www.britannica.com/topic/resource-dependency-theory.
Accessed 11 April 2023.

Harrison, J., Freeman, R., & Abreu, M. (2015). Stakeholder Theory As an Ethical
Approach to Effective Management: applying the theory to multiple contexts.
Review of Business Management, 17, 858–869.
https://doi.org/10.7819/rbgn.v17i55.2647

El-Citizens, A. (1970, January 1). Contoh Perusahaan Yang Menerapkan GCG Beserta
Ulasannya. Contoh perusahaan yang menerapkan GCG beserta ulasannya.
Retrieved April 11, 2023, from https://ayip-el.blogspot.com/2014/12/contoh-
perusahaan-yang-menerapkan-gcg.html

Sudarmanto, E., Susanti, E., Revida, E., Pelu, M. F. A. R., Purba, S., Astuti, A., Purba,
B., Silalahi, M., Anggusti, M., & Sipayung, P. D. (2021). Good Corporate
Governance (GCG). Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/books?id=CAciEAAAQBAJ

Sudharmono, J., & Tunjungsari, H. (2021). EVALUASI PENERAPAN GOOD


CORPORATE GOVERNANCE PADA PT BUMN ABC, INDONESIA. Jurnal
Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 5, 225.
https://doi.org/10.24912/jmieb.v5i1.11549

Anda mungkin juga menyukai