Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPUTUSAN

KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Penulis :
Estiani Sinta Dewi Teresia
Pembimbing :
Dr. H. Hermi K., Ak, M.Si

ABSTRACT

The result of research indicates that variables which proxy financial decisions only dividend
policy variable that significantly effect on the company’s value. While, two variables which
proxy the ownership structure, there are an insignificant effect on the company’s value.
Similarly, the size of the company also had insignificant effect on the company’s value. And the
effect of the ownership structure, company size and financial decisions which is moderated by
the company's growth indicates an insignificant results.

Keywords: ownership structure, company size, financial decisions, company's growth,


company's value.

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan, selain itu
tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Keuntungan yang
diperoleh diperuntukkan bagi pemilik perusahaan atau pemegang saham. Pemegang saham
tidak turut serta dalam kegiatan operasional perusahaan, terdapat manajemen yang diberikan
kepercayaan oleh pemegang saham untuk menjalankan usaha sebuah perusahaan.
Manajemen akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
Menurut Brigham (2007), meningkatnya kemakmuran pemegang saham sangat identik
dengan meningkatnya harga saham. Dalam hal ini harga saham dapat mencerminkan nilai
perusahaan.
1
Aries (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai
perusahaan dan semakin tinggi juga kesejahteraan yang dapat diberikan perusahaan kepada
para pemegang sahamnya. Hal tersebut merupakan kompensasi yang diterima pemegang
saham atas investasi yang diberikan ke perusahaan. Struktur kepemilikan saham dalam
perusahaan dapat terdiri dari beberapa pihak baik dari dalam maupun dari perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan manajemen perusahaan mempunyai kewajiban
utama yaitu menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham tetapi di sisi lain
manajemen memiliki tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Dengan
terjadinya konflik keagenan tersebut akan mempersulit perusahaan mencapai tujuannya.
Salah satu solusi dalam menghadapi konflik keagenan ini adalah dengan memberikan
kesempatan kepada manajemen untuk memiliki saham.
Selain permasalahan mengenai konflik kepentingan antara manajemen dengan
pemegang saham, persaingan yang ketat didunia usaha menuntut perusahaan untuk
meningkatkan hasil kinerjanya sehingga dapat bertahan terutama bagi perusahaan yang
terdaftar di pasar modal atau go public. Dalam persaingannya secara tidak langsung
perusahaan terbagi menjadi dua jenis yaitu perusahaan berskala besar dan perusahaan
berskala kecil. Ukuran perusahaan tersebut tercermin pada total aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar aset yang dimiliki
sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Perusahaan yang besar mampu
menarik lebih banyak investor sehingga dapat mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga
ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
Keputusan lain yang harus diperhatikan oleh pemegang saham maupun manajemen
mengenai keuangan perusahaan. Mengenai masalah keuangan, perusahaan dihadapkan pada
sebuah keputusan yang diambil untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Keputusan tersebut
menentukan jumlah pengembalian atas investasi, sumber modal usaha serta tingkat
pembagian dividen tahunan yang disebut dalam keputusan keuangan. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, seperti yang disebutkan diatas yaitu
struktur kepemilikan saham, ukuran perusahaan serta keputusan atas keuangan perusahaan.
Segala unsur tersebut akan berubah dari tahun ke tahun tergantung dari aktivitas operasional
perusahaan dan kondisi ekonomi. Kusumajaya (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan
perusahaan menggambarkan peningkatan maupun penurunan yang dialami perusahaan.
2
Seperti hasil penelitian Dewi (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari definisi diatas dapat diasumsikan bahwa
pertumbuhan perusahaan baik mengalami peningkatan maupun penurunan dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Atas hal tersebut maka penulis mengambil variabel
pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderator guna mengetahui pengaruh
pertumbuhan perusahaan dalam memperkuat hubungan antara struktur kepemilikan saham,
ukuran perusahaan dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
2. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah keputusan keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah pertumbuhan perusahaan mampu memoderasi/memperkuat hubungan antara
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan keputusan keuangan terhadap nilai
perusahaan ?
3. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan
Memberikan referensi dalam mengukur nilai perusahaan dari beberapa faktor yang
mempengaruhi, khususnya perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sehingga menjadi salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaannya.
b. Bagi Investor
Penelian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam melakukan investasi pada perusahaan. Dengan meninjau
beberapa variabel yang dapat mempengaruhi nilai sebuah perusahaan dimata investor.
c. Bagi Regulator
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam peninjauan kebijakan
perusahaan terkait kebijakan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan khususnya
perusahaan pertambangan maupun perusahaan lain yang sedang mengalami masa sulit.
3
LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan
Teori agensi merupakan teori yang mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal)
dengan manajemen (agent). Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan
agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)
untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut. Belkaoui (2007) mengungkapkan bahwa konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat
sesuai dengan kepentingan prinsipal. Terjadinya konflik kepentingan tersebut disebut konflik
keagenan. Hal ini dapat berpengaruh pada investor, pemikiran bahwa manajemen dapat
melakukan tindakan yang hanya memberi keuntungan bagi dirinya sendiri. Dalam
manajemen keuangan,tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Untuk itu, manajemen yang diangkat oleh pemegang saham harus
bertindak untuk kepentingan pemegang saham. Dalam kenyataannya terjadi agency problem
antara manajemen dan pemegang saham yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
2. Teori Sinyal
Menurut Wolk et al. (2000) mengungkapkan bahwa teori sinyal menjelaskan alasan
perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya
asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan informasi tersebut. Agar dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi,
manajemen perusahaan akan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pemilik atau pihak yang
berkepentingan lainnya. Menurut Jogiyanto (2013), teori sinyal merupakan suatu
pengumuman yang dipublikasikan agar memberikan sinyal bagi penanam modal untuk
mengambil keputusan berinvestasi. Brigham dan Houston (2007) menyatakan bahwa isyarat
adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal yang baru diperlukan dengan cara-cara lain.Sedangkan dengan
prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual saham.

4
3. Nilai Perusahaan
Menurut Husnan (2006) mengemukakan bahwa nilai perusahaan bagi perusahaan yang
belum go public nilai perusahaan merupakan sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan oleh
calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual sedangkan bagi perusahaan yang sudah go
public nilai perusahaannya dapat dilihat dari besarnya nilai saham yang ada di pasar modal.
Atau dengan kata lain, nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahaan di pasar
modal. Sedangkan Bringham & Houston (2006) mengemukakan bahwa nilai perusahaan
merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola
sumber daya yang sering dikaitkan dengan harga saham.
4. Struktur Kepemilikan
Menurut Sugiarto (2009) struktur kepemilikan adalah perbandingan jumlah saham yang
dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki investor. Atau
dengan kata lain struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam menjalankan
kegiatannya suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk oleh pemegang
saham (principals). Kepemilikan institusional merupakan presentase kepemilikan saham oleh
investor institusional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun
kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Kepemilikan institusional di dalam suatu
perusahaan mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen. Seperti halnya yang
diungkapkan Jensen dan Meckling (1976) bahwa kepemilikan institusional akan
menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan
perilaku oportunistik yang dilakukan para manajer. Kepemilikan manajerial merupakan
persentase kepemilikan yang dimiliki pihak manajemen. Menurut Downes dan Goodman
(1999) kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini
sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan. Jadi dengan kata lain kepemilikan manajerial merupakan proporsi
saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan dimana kedudukan manajemen perusahaan
sejajar dengan pemegang saham. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan
manajemen dan kepentingan pemegang saham bertentangan. Jensen dan Meckling (1976)
berpendapat bahwa peningkatan kepemilikan manajerial yang baik dapat menyelaraskan
kepentingan manajer dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
5
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi
yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Ukuran
perusahaan merupakan ukuran atas besarnya aset yang dimiliki perusahaan sehingga
perusahaan besar umumnya mempunyai total aktiva yang besar pula. Menurut Sawir (2004),
ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan terutama bagi para
investor dan juga kreditor. Perusahaan yang cenderung berukuran besar tentunya memiliki
kekuatan lebih untuk mendapatkan dana dari kreditor. Perusahaan besar dapat lebih mudah
untuk mengakses pasar modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar, sehingga investor
tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Menurut Pratama (2016) ukuran
perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin
besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan
karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka
semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan
tersebut dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil
dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran
perusahaan.
6. Keputusan Keuangan
Husnan dan Pudjiastuti (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang ingin mencapai
tujuan jangka panjang, akan mengambil beberapa keputusan berupa keputusan investasi,
kebijakan dividen serta keputusan pendanaan. Ketiga keputusan keuangan tersebut
merupakan keputusan yang saling berkaitan satu sama. Semua keputusan keuangan yang
menyangkut keputusan investasi, keputusan pendanaan atau permodalan serta keputusan
pengelolaan aset harus diambil dengan tetap berpedomankan pada tujuan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Afzal (2012) mengemukakan
bahwa satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan
lainnya, sehingga nantinya akan berdampak pula terhadap nilai perusahaan.
6
Sartono (2001) yang menyatakan bahwa keputusan investasi menyangkut tentang keputusan
alokasi dana baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Menurut Moeljadi (2006), investasi merupakan
tindakan untuk menanamkan dana yang dimiliki saat ini ke dalam bentuk aktiva lancar
maupun aktiva tetap dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa datang. Menurut
Brealey, Myers dan Marcus (2008), keputusan pendanaan merupakan tanggung jawab utama
manajer keuangan untuk menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan
operasinya. Sedangkan menurut Kumar et.al (2012), keputusan pendanaan berkaitan dengan
keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan
komposisi sumber pendanaan.Pendanaan perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan
sumber dananya yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Hasil penelitian
yang dilakukan Rizqia et al. (2013), menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan merupakan aset perusahaan dimana aset merupakan aktiva yang digunakan
untuk aktifitas operasional perusahaan. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh
pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda
bagi perkembangan perusahaan. Brigham (1996), menyatakan bahwa perusahaan yang
bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang dari pada perusahaan yang
bertumbuh secara lambat. Dalam penelitiannya Priyo (2013) mengungkapkan bahwa
pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat dalam menghasilkan laba, maka semakin besar
pengeluaran yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut, sehingga
harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) menjelaskan bahwa pertumbuhan dinyatakan
sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan
profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang. Aset menunjukkan
aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan.

7
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Struktur Kepemilikan Saham

Kepemilikan Institusional H1

Kepemilikan Manajerial

H2 Nilai
Ukuran Perusahaan
Perusahaan

Keputusan Keuangan

Keputusan Investasi H3

H4
Keputusan Pendanaan

Kebijakan Dividen

Pertumbuhan Perusahaan

PENGEMBANGAN HIPOTESA
Seperti halnya yang diungkapkan Jensen dan Meckling (1976) bahwa kepemilikan institusional
akan menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan
perilaku oportunistik yang dilakukan para manajer. Hasnawati (2015) menambahkan bahwa
semakin besar kepemilikan institusional, maka semakin besar kekuatan suara dan dorongan
institusi untuk mengawasi manajemen. Berdasarkan uraian tersebut maka diambil hipotesis
pertama untuk variabel struktur kepemilikan sebagai berikut :
H1a : Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan untuk kepemilikan manajerial seperti yang diungkapkan Jensen dan Meckling (1976)
bahwa peningkatan kepemilikan manajerial yang baik dapat menyelaraskan kepentingan manajer
dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
8
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Verawaty (2016) yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka diambil hipotesis kedua untuk variabel
struktur kepemilikan sebagai berikut :
H1b : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
Seperti halnya hasil penelitian Roekanah (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya penelitian Marhamah
(2013) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan total aset yang lebih besar akan lebih mampu
untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka diambil hipotesis sebagai berikut :
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Seperti halnya hasil penelitian Asmawati (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut maka diambil hipotesis pertama untuk variabel keputusan keuangan yaitu keputusan
investasi dengan hipotesis sebagai berikut :
H3a : Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Selanjutnya hasil penelitian Verawaty (2016) menyatakan bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian sebelumnya yaitu penelitian
yang dilakukan Moradi (2012) juga menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian dan uraian tersebut maka diambil
hipotesis kedua untuk variabel keputusan keuangan yaitu keputusan pendanaan dengan hipotesis
sebagai berikut :
H3b : Keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Safitri (2015) mengungkapkan bahwa
kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu
penelitian Rohman (2012) juga mengemukakan bahwa satu keputusan keuangan yang diambil
akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya, sehingga nantinya akan berdampak pula
terhadap nilai perusahaan.
9
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diatas maka diambil hipotesis sebagai berikut :
H3c : Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan yang meningkat menandakan perusahaan semakin besar sehingga
jumlah saham akan semakin banyak dan struktur kepemilikan akan berubah. Dengan semakin
banyak kepemilikan saham oleh pihak institusional maupun pihak manajemen dianggap mampu
memberikan pengaruh positif kepada nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka diambil
hipotesis sebagai berikut :
H4a : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan.
H4b : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan Irawan (2016), pertumbuhan aset dihitung sebagai presentase
perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan perusahaan
berhubungan dengan aktiva, dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini juga menggunakan nilai
log atas total aktiva, maka dianggap pertumbuhan perusahaan akan memperkuat atau
memperlemah hubungan ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas
maka diambil hipotesis sebagai berikut :
H4c: Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Brigham (1996), menyatakan bahwa perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak
menggunakan utang dari pada perusahaan yang bertumbuh secara lambat. Berdasarkan teori
tersebut diatas maka diambil hipotesis sebagai berikut :
H4d : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan
Dalam penelitiannya Priyo (2013) mengungkapkan bahwa pertumbuhan perusahaan yang
semakin cepat dalam menghasilkan laba, maka semakin besar pengeluaran yang dibutuhkan
untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Pemilihan penggunaan dana internal atau dana eksternal merupakan keputusan pendanaan,
sehingga pertumbuhan perusahaan mampu mempengaruhi keputusan keuangan. Berdasarkan
teori tersebut diatas maka diambil hipotesis sebagai berikut :

10
H4e : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) menjelaskan bahwa pertumbuhan dinyatakan
sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas
yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang. Keputusan untuk penggunaan dana atas
laba yang dihasilkan perusahaan akan berhubungan dengan keputusan untuk pembagian dividen
sehingga harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk
investasi. Berdasarkan uraian diatas maka diambil hipotesis sebagai berikut :
H4d : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non perilaku. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan pada sektor pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011 sampai dengan 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yang termasuk dalam kategori non probability
sampling. Menurut Sugiyono (2009), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Proses Pengambilan Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah


Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa
1 Efek Indonesia dari tahun 2011 dan tidak delisting sampai 44
dengan tahun 2015
Perusahaan yang tidak melaporkan atau mempublikasikan
2 laporan keuangan dan laporan kinerjanya selama tahun (13)
2011 sampai dengan 2015 secara lengkap
Perusahaan yang tidak memiliki struktur kepemilikan
3 saham yang terdiri dari kepemilikan institusional dan (19)
manajerial dari tahun 2011 sampai dengan 2015
Jumlah sampel akhir 12
Tahun pengamatan 5
Jumlah pengamatan 60

11
Pengukuran Variabel :

No Variabel Proksi Rumus

Harga pasar per lembar saham


1 Nilai Perusahaan PBV
Nilai buku per lembar saham

Jumlah saham yang dimiliki institusional


2 Kepemilikan Institusional INST
Total saham beredar

Jumlah saham yang dimiliki manajemen


3 Kepemilikan Manajerial MOWN
Total saham beredar

4 Ukuran Perusahaan Ln SIZE = Ln (Total aktiva)

Harga per lembar saham


5 Keputusan Investasi PER
Laba per lembar saham

Total Hutang
6 Keputusan Pendanaan DER
Total Ekuitas

Dividen per lembar saham


7 Kebijakan Dividen DPR
Laba per lembar saham

Total aset (t) – Total aset (t-1)


8 Pertumbuhan Perusahaan Growth
Total aset (t-1)

Metode Penelitian
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis data dalam sebuah penelitian.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan uji hipotesis. Teknik analisis
yang digunakan untuk uji hipotesis adalah analisa regresi dan karena penelitian ini menggunakan
variabel moderator maka model analisis yang digunakan adalah uji nilai selisih mutlak. Menurut
penelitian Asmawati (2013), model ini digunakan dengan dua alasan yaitu :
1. Model ini memasukkan variabel efek utama dalam analisis regresi,

12
2. Model ini dianggap mampu mengatasi masalah multikolonieritas yang sering timbul pada
saat menggunakan uji interaksi.
Model regresi yang baik diharuskan memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi
klasik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INST 60 31,75 86,80 58,4098 14,24513
MOWN 60 ,01 15,75 2,2220 4,04981
SIZE 60 25,49 32,06 29,3585 1,74103
PER 60 -15,49 38,48 9,1327 10,93376
DER 60 ,12 14,81 1,6628 2,99699
DPR 60 ,00 84,65 31,1268 25,54176
GROWTH 60 -,31 ,65 ,1428 ,16591
PBV 60 ,33 5,20 1,8760 1,30125
Valid N (listwise) 60

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 60
Mean 0E-7
a,b
Normal Parameters Std.
1,04319020
Deviation
Absolute ,106
Most Extreme
Positive ,106
Differences
Negative -,083
Kolmogorov-Smirnov Z ,821
Asymp. Sig. (2-tailed) ,510
a. Test distribution is Normal.

13
Tabel diatas menunjukkan data penelitian Sig. (2-tailed) sebesar 0,510 > 0,05. Hal ini
menunjukkan data penelitian ini berdistribusi normal. Dengan hasil data yang bersifat
normal, maka salah satu asumsi dari uji asumsi klasik yaitu uji normalitas telah terpenuhi.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.

Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
X1a ,318 3,142
X1b ,422 2,368
X2 ,680 1,470
X3a ,353 2,835
X3b ,300 3,335
X3c ,262 3,813
1
Z ,784 1,276
X1a-Z ,546 1,832
X1b-Z ,421 2,374
X2-Z ,613 1,633
X3a-Z ,320 3,126
X3b-Z ,324 3,089
X3c-Z ,291 3,432
a. Dependent Variable: PBV

Tabel diatas menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dimana nilai
Variance Inflasion Faktor (VIF) memenuhi dasar pengambilan keputusan yaitu < 10.

14
3. Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Model Sig.

(Constant) ,000
X1a ,926
X1b ,635
X2 ,208
X3a ,074
X3b ,364
X3c ,072
1
Z ,092
X1a-Z ,648
X1b-Z ,873
X2-Z ,139
X3a-Z ,674
X3b-Z ,111
X3c-Z ,877
a. Dependent Variable: ABS

Pada tabel diatas nilai signifikansi (sig) seluruh variabel adalah > 0,05 sehingga hasil uji
heterokedastisitas menunjukkan bahwa variabel bebas dari heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,597a ,357 ,175 1,18214 1,590
a. Predictors: (Constant), Zscore(X1a), Zscore(X1b), Zscore(X2), Zscore(X3a), Zscore(X3b),
Zscore(X3c), X1a-Z, X1b-Z, X2-Z, X3a-Z, X3b-Z, X3c-Z
b. Dependent Variable: PBV

15
Tabel diatas menunjukkan model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi
dalam seluruh model regresi, dengan hasil angka Durbin-Watson > -2 sampai +2.
5. Uji Hipotesis
Hasil Uji t (Parsial)
Model β Sig One-tail
(Constant) 1,673 ,000 ,000
X1a -,279 ,312 ,156
X1b -,434 ,073 ,036
X2 -,215 ,255 ,127
X3a -,265 ,311 ,155
X3b ,050 ,859 ,429
X3c ,835 ,008 ,004
Z ,482 ,008 ,004
X1a-Z ,384 ,145 ,072
X1b-Z ,514 ,110 ,055
X2-Z -,203 ,415 ,107
X3a-Z -,271 ,337 ,168
X3b-Z -,107 ,712 ,356
X3c-Z -,116 ,705 ,352
a. Dependent Variable: PBV

Berdasarkan hasil uji t (parsial) diatas diperoleh persamaan dalam penelitian ini
sebagai berikut :

Y = 1,673 - 0,279X1a - 0,434X1b - 0,215X2 - 0,265X3a + 0,050X3b + 0,835X3c


+ 0,482Z + 0,384ǀX1a-Zǀ + 0,514ǀX1b-Zǀ - 0,203ǀX2-Zǀ - 0,271ǀX3a-Zǀ -
0,107ǀX3b-Zǀ - 0,116ǀX3c-Zǀ + Ɛ

Dari persamaan diatas dan dari table diatas diperoleh hasil atas jawaban setiap hipotesis
dalam penelitian ini, berikut masing-masing hasil uji hipotesisnya :

16
PEMBAHASAN
Hipotesis Pertama
a. H1a : Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X1a atau kepemilikan institusional
yaitu - 0,279. Dilihat dari persamaan diatas, hasil uji statistik maka nilai negatif pada
koefisien tersebut berarti kepemilikan institusional mempunyai hubungan negatif terhadap
nilai perusahaan.Nilai sig sebesar 0,156 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti variabel
kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 1a (H1a) yang menyatakan kepemilikan
institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak.
b. H1b : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X1b atau kepemilikan manajerial
sebesar – 0,434. Dilihat dari persamaan diatas atas hasil uji statistik maka nilai negatif
pada koefisien tersebut berarti kepemilikan manajerial mempunyai hubungan negatif
terhadap nilai perusahaan.Nilai sig sebesar 0,036 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti
variabel kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan
koefisien negatif.
Hipotesis Kedua
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X2 atau ukuran perusahaan
sebesar –0,215. Dilihat dari persamaan diatas, hasil uji statistik maka nilai negatif pada
koefisien tersebut berarti ukuran perusahaan mempunyai hubungan negatif terhadap nilai
perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,255 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti variabel ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Berdasarkan hasil tersebut maka
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan ditolak.
Hipotesis Ketiga
a. H3a : Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X3a atau keputusan investasi
sebesar – 0,265.
17
Dilihat dari persamaan diatas, hasil uji statistik maka nilai negatif pada koefisien tersebut
berarti keputusan investasi mempunyai hubungan negatif terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,311 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti variabel keputusan investasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Berdasarkan hasil tersebut maka
hipotesis 3a (H3a) yang menyatakan keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan ditolak.
b. H3 : Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X3b atau keputusan pendanaan
sebesar 0,050. Dilihat dari persamaan diatas, hasil uji statistik maka nilai positif pada
koefisien tersebut keputusan pendanaan mempunyai positif terhadap nilai
perusahaan.Nilai sig sebesar 0,859 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti variabel
keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 3b (H3b) yang menyatakan keputusan
pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak.
c. H3c : Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien variabel X3c atau kebijakan dividen
sebesar 0,835. Dilihat dari persamaan diatas atas hasil uji statistik maka nilai positif pada
koefisien tersebut berarti setiap kenaikan 1 angka kebijakan dividen maka akan
meningkatkan 0,835 nilai perusahaan. Nilai sig sebesar 0,008 sehingga lebih kecil dari
0,05 berarti variabel kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 3c (H3c) yang menyatakan
kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan diterima.
Hipotesis Keempat
a. H4a : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,145 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
maka hipotesis 4a ditolak.
b. H4b : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh struktur kepemilikan
terhadap nilai perusahaan.
18
Nilai sig sebesar 0,110 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memperkuat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
maka hipotesis 4b ditolak.
c. H4c : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,415 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan maka
hipotesis 4c ditolak.
d. H4d : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,168 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan maka
hipotesis 4d ditolak.
e. H4e : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,356 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memperkuat pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
maka hipotesis 4e ditolak.
f. H4f : Pertumbuhan perusahaan mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
Nilai sig sebesar 0,352 sehingga lebih besar dari 0,05 berarti pertumbuhan perusahaan
tidak mampu memperkuat pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan maka
hipotesis 4f ditolak.
KESIMPULAN
Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sampel
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai
dengan 2015, sebagai berikut :
1. Struktur kepemilikan saham tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yang mewakili struktur kepemilikan saham yaitu :
a. Kepemilikan institusional

19
Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besar
kecilnya kepemilikan saham oleh pihak institusional tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.
b. Kepemilikan manajerial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan manajerial tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan
bahwa besar kecilnya kepemilikan saham oleh pihak manajerial berpangaruh
terhadap nilai perusahaan.
Pihak institusional maupun manajerial tidak memberikan perubahan signifikan terhadap
harga saham perusahaan.
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan
ukuran perusahaan dianggap tidak mempengaruhi harga saham dipasaran. Besar
kecilnya ukuran perusahaan bukan menjadi ukuran atas laba yang akan diterima
perusahaan tersebut sehingga tidak memberikan pengaruh positif atas nilai perusahaan
tersebut. Semakin besar perusahaan maka seharusnya semakin kuat perusahaan dalam
menghadapi masalah maupun resiko bisnis. Tetapi hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap penilaian sebuah
perusahaan.
3. Keputusan keuangan dalam penelitian ini diwakili oleh tiga variabel yaitu :
a. Keputusan investasi,
Keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa keputusan keuangan mengenai keputusan investasi seperti
tingkat pengembalian atas investasi pada perusahaan tersebut tidak mempengaruhi
penilaian terhadap perusahaan.
b. Keputusan pendanaan,
Sama halnya dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan yaitu penggunaan
hutang sebagai sumber dana tidak mempengaruhi penilaian perusahaan. Modal
yang dihasilkan dari hutang dianggap penuh dengan risiko sehingga perusahaan
dalam penelitian ini mempunyai nilai rasio pendanaan dari hutang sangat kecil
sehingga hasilnya tidak berpengaruh signifikan dalam menentukan nilai perusahaan.
c. Kebijakan dividen.
20
Dari ketiga variabel keputusan keuangan tersebut, hanya variabel kebijakan dividen
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Pertumbuhan perusahaan merupakan variabel moderator dalam penelitian ini, dari hasil
uji diperoleh bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Tetapi dalam fungsinya sebagai variabel moderating dilihat dari hasil
penelitian ini, yaitu :
a. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan
kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
b. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
c. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan.

d. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan


keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
e. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan
keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan.
f. Pertumbuhan perusahaan tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat memberikan pengaruh
signifikan terhadap perusahaan tetapi tidak mampu memperkuat pengaruh atau hubungan
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
KETERBATASAN
Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menghasilkan satu variabel independen yang dapat mempengaruhi
variabel dependen yaitu kebijakan dividen yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan,
dan
2. Pertumbuhan perusahaan yang merupakan variabel moderasi dalam penelitian ini tidak
mampu memperkuat hubungan seluruh variabel independen dalam penelitiannya. Selain
itu sampel dalam perusahaan ini terlalu sedikit akibat banyak perusahaan pertambangan
yang tidak memenuhi kriteria purposive sampling .
21
IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian diatas, maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi manajemen perusahaan, kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan dalam
penelitian ini tidak signifikan dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dikarenakan
fungsi manajemen sebagai pemegang saham tidak meningkatkan kinerja perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Manajemen dalam fungsinya di
perusahaan sebagai pemegang saham maupun tidak sebaiknya tetap meningkatkan kinerja
perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan
nilai perusahaan.
2. Bagi investor, terbukti tidak semua faktor-faktor yang terdapat dalam penelitian ini dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Maka pengambilan setiap keputusan dalam rangka
memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat investasi maupun dalam usaha
meningkatkan nilai perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi
industri perusahaan terkait.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti variabel-variabel seperti dalam penelitian ini
namun saat kondisi perekonomian atau perusahaan pertambangan sudah stabil sehingga
dapat dilihat perbedaanya dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abukosim, Mukhtaruddin, Ika Sasti Ferina and Claudya Nurcahaya. 2014. Ownership Structure
and Firm Value : Empirical Study on Indonesia Manufacturing Listed Company. Journal of
Economic. Vol. 5, No. 4.
Afzal, Arie. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan.Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang. (tidak
dipublikasikan)
Aries, Heru Prasetyo. 2011. Evaluasi Perusahaan. Jakarta Pusat. PPM.
Asmawati dan Lailatul Amanah. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan : Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu dan
Riset.Vol. 2, No. 4.
Ashamu, S., Abiola, J., and Badmus, S. 2012. Dividend Policy as Strategic Tool of Financing in
Public Firm : Evidence From Nigeria. Europan Scientific Journal. Vol. 8 No. 9. PP : 1-24.

22
Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory. 5th Edition. Buku 2. Edisi Terjemahan. Jakarta:
Salemba Empat.
Bernandhi, Riza. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. (tidak dipublikasikan)
Brealey, R.A, Myers, S.C, Marcus, A.J.2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan
Jilid I.Jakarta : Erlangga.
Brigham & Weston. 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan : Ali Akbar
Yulianto. Jakarta : Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. and Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto.Edisi sepuluh. Jakarta : PT. Salemba Empat.
Brigham, Eugene F. and Houston, Joel F. 2007.Essentials of Financial Management. Singapore :
Cengage Learning.
Dewi, Putu Yunita Saputri, Gede Adi Yuniarta dan Ananta Wikrama Tungga Atmadja.2014.
Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol. 2 No. 1.
Downes, John and Jordan Elliot Goodman,1999, Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta, Penerbit Elex
Media Komputindo.
Efni, Yulia. 2011. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen : No. 66B/DIKTI/KEP/2011.
Faizal, Achmad.2011.Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan dan Biaya Agensi
terhadap Harga Saham.
Gultom, Robinhot dkk. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol. 3 No. 1.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gill, Amarjit. and Obradovich, John D. 2012. The Impact of Corporate Governance and
Financial Leverage on the Value of American Firms. International Research Journal of
Finance and Economics. PP : 91.
Harjito, Agus dan Martono. 2006. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia.
Harqiansyah, Rizqi Faisal. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Proftabilitas
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. (tidak dipublikasikan)
Hasnawati, Sri. 2015. Implikasi Struktur Modal dan Kepemilikan Saham Terhadap Nilai
Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol.
9, No. 2.

23
Husnan,S.dan Pudjiastusti.2006.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta : AMP YKPN.
Honarbakhsh, S., Birjandi, H., and Birjandi M. 2013.The Effects of Dividend Policy on Market
Value on Companies Listed In Tehran Stock Exchange. International Review of
Managementand Business Research. Vol. 1, No. 1. PP : 65-75.
Irawan, Arif, Rina Arifati dan Abrar Oemar. 2016. Pengaruh Aset Berwujud, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Lama Perusahaan dan Probabilitas terhadap
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2010-2014. Jurnal Akuntansi. Vol. 2 No. 2.
Irvaniawati. 2014. Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Investasi, dan Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.Vol. 3, No. 6.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Mangerial Behavior, Agency
Cost, and Ownership Structur. Journal of Financial Economics. Vol. 76, PP. 305-360.
Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta : BPFEE.
Kumar, S., Anjum B. and Nayyar S. 2012. Financing Decisions : Study of Pharmaceutical
Companies of India. International Journal of Marketing, Financial Services and
Management Research. Vol. 1 No. 1. PP. 14-28.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Tesis Universitas Udayana.
Kouki, Mondher and Hatem ben Said. 2011. Does Management Ownership Explain The Effect
of Leverage on Firm Value? An Analysis of French Listed Firms. Journal of Bussiness
Studies Quarterly. Vol. 3, No. 1.
Mandagi, S.E.A. 2010. Pengaruh Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.Jurnal Bisnis. Hal : 28-32.
Marhamah.2013. Pengaruh Manajemen Laba, Ukuran Perusahaan terhadap Corporate Sosial
Responsibility dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2010. Jurnal STIE Semarang. Vol. 5, No. 3.
Moeljadi. 2006.Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama.
Malang : Banyumedia Publishing.
Moradi, Nassim S., Aldin, Mahmood M., Heyrani, F., and Iranmhad, M. 2012. The Effect of
Corporate Governance, Corporate Financing Decision and Ownership Structure on Firm
Performance: A Panel Data Approach from Tehran Stock Exchange. International Journal
of Economics and Finance. Vol. 4, No. 9. PP : 86-93.
Nabela, Yoandhika.2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, dan
Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa
Efek Indonesia.Jurnal Manajemen. Vol. 01, No. 01.
24
Nuraina, Elva. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi. Vol.19 No. 2.
Pratama, I Gusti Bagus Angga dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediasi.
Jurnal Manajemen. Vol. 5 No. 2.
Priyo, Estetika Maulida. 2013. Analisis Pengaruh Return on Asset, Debt to Equty Ratio, Firm
Size, Growth dan Free Cash Flow terhadap Dividen Payout Ratio studi empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
Disertasi Univesitas Diponegoro Semarang.
Ratih, I Dewa Ayu dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi. 2016. Kepemilikan Manajerial dan
Profitabilitas pada Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial sebagai
Variabel Moderasi.Jurnal Akuntansi.Universitas Udayana.
Rizqia, Dwita A., Aisjah S., and Sumiati.2013. Effect of Managerial Ownership, Financial
Leverage, Profitability, Firm Size and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm
Value. Research Journal of Finance and Accounting. Vol. 4, No. 11. PP 120-130.
Roekanah dan Paulus Wardoyo. 2012. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Go Public yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Dinamika Manajeman.Vol. 1, No. 1, Maret 2012.
Safitri, Hazlina. 2015. Pengaruh Size, Growth, dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel
Moderating terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen.Vol.4 No.6
Samisi, Komang dan Putu Agus Ardiana. 2013. Pengaruh Struktur Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Akuntansi.Vol. 5 No. 2.
Sartini, Luh Putu Novita dkk. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, serta
Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen. Vol. 8 No.2.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPEF.
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan
dan Informasi Asimetri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suryani, Milanti Vivi. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal terhadap
Nilai Perusahaan. Skripsi Unversitas Negeri Semarang. (tidak dipublikasikan)

25
Uwigbe, Uwalomwa et al. 2012. Dividend Policy and Firm Performances : A Study of Listed
Firm in Nigeria. Journal of Accounting and Management Information Systems. Vol. 11 No.
3. PP : 442-454.
Verawaty, Citra Indah Merina, dan Irra Kurniawati. 2016. Analisis Pengembangan Corporate
Value berdasarkan Keputusan Investasi dan Pendanaan, Struktur Kepemilikan, serta
Kewajiban Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi. Vol. 1 No. 1.
Wolk et. al. 2000. Accounting Theory: A Conceptual Institusional Approach. Fifth Edition.

26

Anda mungkin juga menyukai