(Proposal Penelitian)
Oleh
Awliya Rahman Prizandi 1811031065
Nilai perusahaan menjadi sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi
nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset (Tjahjono, 2013).
Penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan telah banyak
dilakukan, baik didalam maupun diluar negeri. Namun konsistensi terhadap hasil penelitian masih
sangat beragam. Titisari dan Alviana (2012) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menguji
pengaruh kinerja lingkungan (PROPER) terhadap kinerja ekonomi (ROA) tahun berjalan dan
tahun sesudahnya dengan sampel sebanyak 28 perusahaan publik yang berpartisipasi dalam
program PROPER tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan kinerja lingkungan
berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi tahun berjalan secara signifikan, begitupun juga
dengan Tjahjono (2013) pada 31 perusahaan yang terdaftar di Indonesia Stox Index taun 2010-
2011 menemukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
yang diukur menggunakan MVA, dan Saridewi dan Koesrindartoto (2014) dan Fitriani (2013)
bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap ROA.
Atas dasar rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh efektivitas
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Pemerintah
2). Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded relationalitty),
3). Manusia selalu mengindari risiko (risk averse).
Salah satu cara yang digunakan dalam mengatasi masalah kontrak dan
mengurangi sifat oportunistik manajer adalah dengan menggunakan tata kelola
perusahaan (corporate governance). Corporate governance merupakan konsep
yang didasarkan pada teori keagenan, dengan adanya tata kelola yang baik yang
diterapkan oleh perusahaan diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk
memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima
return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance juga
berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa para manajer akan
memberikan keuntungan kepada investor melalui peningkatan kemakmuran
pemegang saham yang tercermin dari harga sahamnya. Selain itu, mekanisme
corporate governance juga dapat memberikan keyakinan bahwa manajer tidak
akan mencuri atau
17
1. Hasil akhir (output) secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas, dan
2. Distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan
populer, namun sampai saat ini belum ada definisi baku yang dapat disepakati
oleh semua pihak. Istilah “corporate governance” pertama kali diperkenalkan oleh
Cadbury Committe, Inggris di tahun 1922 yang menggunakan istilah tersebut dalam
laporannya yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Istilah ini sekarang menjadi
sangat populer dan telah diberi banyak definisi oleh banyak pihak.
Cadbury Committe of United Kingdom dalam Agoes dan Ardana (2013)
mendefinisakan corporate governance sebagai berikut: “A set of rules that define the
relationship between shareholders, managers, kreditors, the govverment, employes, and
other internal and external stakeholders in respect to their right and responsibilities, of
the system by which companies are directed and controlled”.
Forum for Corporate Governance in Indonesia – FCGI (2006) dalam Agoes dan
Ardana (2013) tidak membuat definisi tersendiri tetapi mengambil definisi dari Cadbury
Committe of United Kingdom, yang kalau diterjemahkan adalah
Surya dan Yustiavandana (2006) mengatakan bahwa tujuan dan manfaat dari
penerapan GCG adalah:
a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif. Penelitian Kuantitatif dilakukan
dengan mengumpulkan data yang berupa angka, atau data yang berupa kata-kata atau kalimat yang
23
dikonversi menjadi data yang berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah
dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono,
2014: 20).
Ada lima uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang
urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi dan normal atau mendekati normal
(Karra, 2013: 116). Untuk mengetahui tingkat signifikansi data apakah distribusi
normal atau tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan analisis statistik.
Untuk analisis grafik, dapat dilihat melalui grafik normal probability plot yang
membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
komulatif dari distribusi normal. Jika data distribusi normal, maka data akan
tergambarkan dengan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005).
Uji normalitas dengan menggunakan analisis statistik menggunakan Non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik
antar variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai
24
tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS
sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1) Jika nilai tolerance > 10% dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dan model regresi.
2) Jika nilai tolerance < 10% dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dan model regresi.
(Karra, 2013: 116-117).
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2007: 95-96), uji auto korelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linear pada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode 1 dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya) yang dapat dilihat dari
Durbin Watson (DW –test) pada tabel model summary. Ketentuan uji autokorelasi
Durbin Watson (DW) adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai 1,65 < DW < 2,35 maka tidak terjadi autokorelasi.
2) Jika nilai 1,21 < DW 1,65 atau 2,35 < DW < 2,75 maka tidak dapat
disimpulkan.
3) Jika nilai DW < 1,21 tau DW > 2,75 maka terjadi autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Regresi diartikan sebagai suatu teknik analisis data yang digunakan untuk
mencari pengaruh antara dua variabel atau lebih. Variabel yang dimaksudkan dalam
hal ini adalah variabel bebas yang biasa disimbolkan dengan X dan variabel terikat
yang disimbolkan dengan Y. Analisis regresi berganda digunakan untuk mencari
pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat, Sugiyono
(2009). Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau
lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio. Dalam hal ini Good Corporate Governance diproksi kan
menggunakan dewan komisaris, komisaris independen dan dewan direksi. Persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = a+bX1+bX2+bX3+bX4+e
Keterangan:
Agoes, S dan I.K. Ardana. 2013. “Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya”. Jakarta: Salemba Empat.
Bansal, N dan A.K Sharma. 2016. “Audit Committee, Corporate Governance and
Firm Performance:Empirical Evidence from India”. International
Journal of Economics and Finance, Volume 8 No.3. Hal.103-116:
Canadian Center of Science and Education.