Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KINERJA


KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Herninda Tiasafitri1, Rintan Nuzul Ainy2
1
Mahasiswa Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2
Dosen Pembimbing Skripsi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
e-mail: hernindatia@gmail.com
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of good corporate governance, corporate
social responsibility, and financial performance on firm value. The sample in this study
amounted to 103 manufacturing companies during 2016-2018 obtained using the
purposive sampling method. In managing data, this study uses multiple linear regression
analysis methods. The results obtained from this study indicate that institutional
ownership, managerial ownership, the board of commissioners, the audit committee,
CSR and financial performance simultaneously affect the value of the company.
Partially, institutional ownership, managerial ownership, board of commissioners, CSR
and financial performance affect the value of the company, while the audit committee
does not affect the value of the company. Based on the coefficient of determination it can
be know that institutional ownership, managerial ownership, board of commissioners,
audit committee, CSR and financial performance affect the value of the company as
much as 39.2% and the remaining 60.8% is influenced by other factors not included in
this study.

Keywords: Institutional Ownership, Managerial Ownership, Audit Committee, Board of


Commissioners, CSR, Financial Performance and Company Value.

PENDAHULUAN
Nilai perusahaan adalah semakin baik kinerja keuangan suatu
pandangan yang dimiliki oleh para perusahaan maka nilai perusahaan
investor yang dilihat dari meningkatnya tersebut akan semakin baik (Retno dan
harga saham yang mereka tanamkan. Danies, 2012). Santoso (2016)
Nilai perusahaan dapat dilihat dari mengemukakan bahwa kinerja
kinerja keuangan perusahaan tersebut, keuangan merupakan salah satu faktor
yang dilihat oleh calon investor untuk terhadap masyarakat dan lingkungan
menentukan investasi saham. serta memandu dalam membangun dan
Perusahaan diharapkan pada tuntutan memberikan strategi tanggung jawab
yang luas, tidak hanya menghadapi sosial jangka panjang. Standar ini
persaingan bisnis serta upaya untuk disusun berangkat dari pemikiran bahwa
mendapatkan keuntungan atau laba organisasi bertanggung jawab untuk
akan tetapi harus mempunyai tanggung memberikan dampak positif bagi
jawab terhadap masyarakat di masyarakat. Namun, standar ini tidak
sekitarnya dan kelastarian lingkungan dimaksudkan sebagai standar
(Arum dan Hari, 2014). disertifikasi, tetapi lebih bersifat
panduan bagi organisasi yang berminat
Carroll (1991) berpendapat, menerapkannya. ISO ini bersifat
agar definisi tanggung jawab sosial mengikat secara moral dari pada secara
sepenuhnya menggambarkan jangkauan hukum.
kewajiban bisnis terhadap masyarakat,
definisi tersebut harus mengandung CSR (Corporate Social
kategori kinerja ekonomi, hukum, etika, Responsibility) merupakan salah satu
dan diskrisioner. Konsep yang bentuk implementasi dari tata kelola
diutarakan Carroll harus dipahami perusahaan yang baik (Good Corporate
secara satu kesatuan, karena CSR Governance). Sekarang ini, banyak
merupakan kepedulian perusahaan yang terjadi kasus penyelewengan jabatan
didasari tiga prinsip dasar yang dikenal salah satunya korupsi yang dilakukan
dengan istilah triple bottom lines, yaitu oleh Direktur Utama Krakatau Steel.
profit, people, dan planet. Panduan Penyelewengan ini dilakukan secara
pelaksanaan CSR secara internasional di invidu, dan ini bisa terjadi karena
perusahaan termuat dalam ISO 26000. perusahaan tersebut masih lemah dalam
Pada ISO 26000 menerjemahkan tata kelola perusahaannya. Sehingga
rekomendasi internasional sebuah untuk mencegah dan mengurangi
organisasi sebagai tanggung jawab atas kejadian seperti ini, sebuah perusahaan
dampak dari keputusan dan aktivitasnya diharapkan memahami dan menerapkan
GCG (Prasetya, 2019). Di Indonesia, secara komprehensif dan memberikan
respon terhadap perkembangan isu masukan kepada pemerintah tentang isu
mengenai good corporate governance governance di sektor publik maupun
dapat ditandai dari respon pemerintah privat.
yang membentuk Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance
(KNKCG) pada tahun 1999, yang KAJIAN PUSTAKA
kemudian berubah nama menjadi
Komite Nasional Kebijakan Governance 1. Landasan Teori
(KNKG) pada November 2004 a). Agency Theory
berdasarkan keputusan menteri Menurut Brighman & Houston
koordinator bidang perekonomian No. (2006) para manajer diberi kekuasaan
KEP-49/M.EKON/11/2004. KNKG oleh pemilik perusahaan, yaitu
merupakan lembaga yang bertujuan pemegang saham, untuk membuat
untuk meningkatkan penerapan good keputusan, dimana dalam hal ini
corporate governance di Indonesia menciptakan potensi konflik kepentingan
yang dikenal sebagai teori keagenan (society), pemerintah, individu, dan
(agency theory). kelompok masyarakat. Untuk itu,
sebagai suatu sistem mengedepankan
b). Stakeholder Theory keberpihakan kepada society, operasi
Stakeholder adalah semua pihak, perusahaan harus kongruen dengan
internal maupun eksternal yang dapat harapan masyarakat. Suatu organisasi
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh mungkin menerapkan empat strategi
perusahaan baik secara langsung legitimasi ketika menghadapi berbagai
maupun tidak langsung (Adam C. H, ancaman legitimasi (Hadi, 2011).
2002 dalam Nor Hadi, 2011).
d). Social Contract Theory
c). Legitimacy Theory Teori muncul karena adanya
interelasi dalam kehidupan sosial
legitimasi merupakan sistem masyarakat, agar terjadi keselarasan,
pengelolaan perusahaan berorientasi keserasian, dan keseimbangan, termasuk
pada keberpihakan terhadap masyarakat dalam lingkungan (Hadi, 2011).

e). Signalling Theory terhadap peningkatan kualitas hidup


Signaling theory memberikan stakeholders. Perusahaan saat ini
dorongan kepada perusahaan untuk semakin sadar bahwa keberlangsungan
memberikan informasi kepada pihak operasional perusahaan juga tergantung
eksternal. Dorongan tersebut timbul pada hubungan baik perusahaan dengan
akibat dari asimetri informasi antara lingkungan disekitarnya (Sayekti dan
pihak manajemen terhadap pihak Wondabio, 2007).
eksternal. Untuk mengurangi terjadinya h). Good Corporate Governance (GCG)
asimetri informasi maka perusahaan Good Corporate Governance
harus mengungkapkan informasi yang (GCG) merupakan mekanisme yang
dimiliki baik dari sisi keuangan maupun dikembangkan dalam rangka
non keuangan (Sindhudiptha dan meningkatkan kinerja perusahaan dan
Gerianta, 2013). perilaku pihak manajemen perusahaan.
f). Nilai Perusahaan Konsep good corporate governance
Nilai perusahaan didefinisikan diartikan sebagai suatu sistem yang
sebagai nilai pasar dari saham mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang tercermin dari harga perusahaan supaya selalu dapat
saham. Semakin tinggi harga saham menciptakan nilai tambah untuk semua
maka nilai perusahaan semakin baik. stakeholder (Muhardi, 2009).
Nilai perusahaan menjadi suatu hal yang i). Kepemilikan Institusional
penting bagi perusahaan, karena Kepemilikan Institusional
peningkatan nilai perusahaan berarti merupakan kepemilikan saham yang
peningkatan kemakmuran bagi para dimiliki perusahaan oleh lembaga
pemegang saham. keuangan non bank atau institusi, yang
g). Corporate Social Responsibility mengelola dana atas orang lain. Menurut
(CSR) Permanasari (2010) kepemilikan
institusional memiliki arti penting dalam
CSR merupakan tindakan sosial memonitor manajemen karena dengan
diluar kepentingan bisnis perusahaan adanya kepemilikan oleh institusional
sebagai komitmen dan kontribusi
pembangunan ekonomi berkelanjutan
akan mendorong peningkatan dilihat dari perspektif teori agensi
pengawasan yang lebih optimal. (Prastuti dan Budiasih, 2015).
j). Kepemilikan Manajerial l). Komite Audit
Kepemilikan manajemen adalah
proporsi pemegang saham dari pihak Komite audit merupakan komite
manajemen yang secara aktif ikut dalam yang melakukan pengawasan internal
pengambilan keputusan perusahaan perusahaan, menjembatani antara
(direktur, manajer, dan dewan komisaris) pemegang saham dan dewan komisaris
(Diyah dan Erman, 2009). dengan kegiatan pengendalian yang
diselenggaran oleh manajemen serta
k). Dewan Komisaris Independen auditor internal dan eksternal (Manik,
2011).
Dewan komisaris independen
m). Kinerja Keuangan
adalah komisaris yang tidak
mempunyai ikatan bisnis atau Kinerja keuangan menurut
hubungan keluarga dengan
pemegang saham maupun direksi. analisis yang dilakukan untuk melihat
Kepentingan manajer dan pemegang sejauh mana suatu perusahaan telah
saham dapat diselaraskan oleh melaksanakan dengan mempergunakan
dewan komisaris, karena mereka aturan-aturan pelaksanaan keuangan
mewakili mekanisme internal utama secara baik dan benar. Seperti dengan
untuk mengawasi perilaku, membuat suatu laporan keuangan yang
mengeksploitasi peluang atau telah memenuhi standar dan ketentuan
keuntungan jangka pendek, dan dalam SAK (Standar Akuntansi
mengabaikan keuntungan jangka
panjang manajemen, hal ini dapat
2. Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Silfiani Pengaruh apabila kepemilikan institusional
(2018) Kepemilikan mengalami peningkatan maka
Institusional nilai perusahaan juga akan
Terhadap Nilai meningkat
Perusahaan Dengan
Kebijakan Hutang
Sebagai Variabel
Intervening

2. Soliha dan Pengaruh Kebijakan Menemukan hubungan yang


Taswan Hutang terhadap signifikan dan positif antara
(2002) Nilai Perusahaan kepemilikan manajerial dan nilai
serta Beberapa perusahaan
Faktor yang
Mempengaruhinya
3. Siallagan Mekanisme - Menyatakan bahwa dewan
dan Corporate komisaris independen
Machfoedz Governance, berpengaruh signifikan terhadap
(2006) Kualitas Laba dan nilai perusahaan
Nilai Perusahaan
- Menyatakan bahwa investor,
analisis dan regulator
menganggap komite audit
memberikan kontribusi dalam
kualitas pelaporan keuangan. Hal
ini membuktikan keberadaan
komite audit secara positif dan
signifikan mempengaruhi nilai
perusahaan
4. Dyah Pengaruh Good GCG dan pengungkapan CSR
(2012) Corporate berpengaruh positif terhadap
Governance (GCG) peningkatan nilai perusahaan
dan pengungkapan
Corporate Social
Responsibility (CSR)
terhadap nilai
perusahaan pada
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) yang termasuk
dalam peringkat
CGPI tahun 2007
2010.

5. Rahmawati Pengaruh Ukuran Secara parsial ROE berpengaruh


(2015) Perusahaan, signifikan dan memiliki pengaruh
Profitabilitas, positif terhadap nilai perusahaan
Struktur Modal dan
Keputusan Investasi
Terhadap Nilai
Perusahaan

3. Hipotesis Penelitian perusahaan


H3 : Dewan Komisaris Independen
Berdasarkan landasan teoritis berpengaruh positif terhadap nilai
dan tinjauan penelitian terdahulu perusahaan
yang telah dikemukakan di atas, maka H4 : Komite Audit berpengaruh
hipotesis penelitian ini adalah sebagai positif terhadap nilai perusahaan
berikut:
H5 : Pengungkapan Corporate
H1 : Kepemilikan Institusional Social Responsibility berpengaruh
berpengaruh positif terhadap nilai positif terhadap nilai perusahaan
perusahaan H6 : Pelaksanaan kinerja keuangan
H2 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh posisitif terhadap nilai
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

METODE PENELITIAN sumber yang sudah ada yang


dipublikasikan dalam
1. Populasi dan Sampel www.idx.co.id. Teknik pengumpulan
Dalam penelitian ini data dengan menggunakan metode
menggunakan populasi seluruh purposive sampling.
perusahaan yang terdaftar dalam
3. Definisi Operasional Variabel
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2016-2018. Sampel dalam a). Nilai Perusahaan
penelitian ini adalah perusahaan Menurut Etty Murwaningsari
manufaktur yang terdaftar dalam (2009) dikutip dalam Retno dan
Bursa Efek Indonesia (BEI). Danies (2012), nilai perusahaann
dapat diukur dengan menggunakan
2. Jenis Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sebagai berikut:
pendekatan kuantitatif sebab data
yang digunakan berbentuk angka-
angka. Data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah data sekunder Keterangan:
atau data yang diperoleh dari Q : Nilai perusahaan
EMV : Nilai pasar ekuitas, yang
diperoleh dari hasil perkalian harga
saham penutupan akhir tahun
dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun
EBV : Nilai buku dari ekuitas, e) Komite Audit
yang diperoleh dari selisih total aset Komite audit dalam
perusahaan dengan total kewajiban penelitian ini diukur menggunakan
D : Nilai buku dari total utang skala rasio melalui presentase
anggota komite audit yang berasal
dari luar komite audit terhadap
b) Kepemilikan Institusional seluruh anggota komite audit.
Kepemilikan institusional
diproksikan dengan INST. Indikator
yang digunakan untuk mengukur
kepemilikan institusional ini adalah
jumlah saham yang dimiliki oleh f) Corporate Social Responsibility
institusi terhadap jumlah saham yang Perhitungan Index Luas
beredar (Sholekah, 2014). Pengungkapan CSR (CSRI)
dirumuskan sebagai berikut:

c) Kepemilikan Manajemen g) Kinerja Keuangan


Kepemilikan manajemen Menurut Rahmawati (2015),
diproksikan dengan MOWN. untuk mendapatkan nilai ROE
Indikator yang digunakan untuk dihitung dengan rumus:
mengukur kepemilikan majemen
adalah jumlah saham yang dimiliki
manajemen terhadap jumlah saham
yang beredar (Sholekah, 2014).
4. Teknik Analisis Data
a. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu
alat statistik yang digunakan
d) Dewan Komisaris peneliti untuk menjelaskan dan
Dewan komisaris independen menganalisis data dengan cara
dalam penelitian ini diukur berdasarkan menggambarkan data yang telah
jumlah anggota dewan komisaris terkumpul tanpa maksud untuk
independen terhadap jumlah seluruh membuat kesimpulan secara umum
anggota dewan komisaris yanng ada (generalisasi) (Kurniawati, n.d).
dalam perusahaan (Siallagan dan b. Pengujian Asumsi Klasik
Machfoedz, 2006). Dalam penelitian ini
digunakan uji asumsi klasik.
Pengujian asumsi klasik yang
bertujuan untuk menentukan c. Uji Hipotesis
ketepatan model. Uji asumsi klasik Analisis regresi linear
yang akan digunakan dalam berganda digunakan untuk
penelitian ini meliputi: mengetahui ada tidaknya pengaruh
- Uji Normalitas variabel independen yaitu GCG,
Pengujian normalitas dalam CSR, dan kinerja keuangan
penelitian ini menggunakan uji terhadap variabel dependen nilai
Kolmogrof Smirnof, jika nilai perusahaan. Persamaan regresi
Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 dalam penelitian ini adalah:
(alpha) maka data berdistribusi
normal (simetris) (Kurniawati, n.d).

- Uji Multikolinearitas Keterangan:


Y= Nilai Perusahaan
Pengambilan keputusan
melihat dari nilai tolerance, tidak terjadi X1= Kepemilikan Institusional
multikolinearitas jika nilai tolerance X2= Kepemilikan Manajerial
lebih besar 0,10. Berdasarkan nilai VIF X3= Dewan Komisaris Independen
(Variance Inflation Factor), tidak X4= Komite Audit
terjadi multikolinearitas jika nilai VIF X5= Corporate Social Responsibility
<10,00 (Ghozali, 2011). X6= Kinerja Keuangan
- Uji Heterokedastis -6= Koefisien Regresi
e= Standard Error
test, yaitu dengan mengkorelasikan Analisis regresi yang
variabel independen. Jika dilakukan untuk mengetahui
> 0,05 seberapa besar pengaruh antar
(alpha) maka model tersebut tidak variabel independen terhadap
heterokedastis (Kurniawati, n.d). variable dependen. Pengujian
- Uji Autokorelasi statistik yang dilakukan adalah:

Teknik pengujian autokorelasi 1. Koefisien Determinasi (R 2 )


adalah Durbin-Waston Test. Batasan Tingkat ketepatan regresi
dalam Durbin-Waston Test untuk dinyatakan dalam koefisien
mengetahui ada tidaknya autokorelasi determinasi majemuk (R 2) yang
adalah sebagai berikut: besarnya nilai nilainya antara 0 sampai 1. Nilai
dL dan dU dilihat dari tabel Durbin- Ajusted R Square yang semakin
Waston Test dengan mempertimbangkan mendekati 1 (satu) menunjukkan
jumlah variabel independen (k), alpha/ semakin kuat kemampuan variabel
tingkat kesalahan dan jumlah data (n). independen dalam menjelaskan
Jika model tersebut terdapat autokorelasi, variabel dependen (Ghozali, 2011).
maka sebaiknya mencari variabel
independen yang lain (Kurniawati, n.d). 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Jika nilai probabilitas < 0,05, maka
dapat dikatakan terdapat pengaruh
yang signifikan secara bersama-
sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Namun jika nilai signifikan < 0,05 maka H a diterima
probabilitas > 0,05, maka tidak (Ghozali, 2011).
terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara
variabel bebas terhadap variabel
terikat (Ghozali,2011).
3. Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji t)
Uji t juga dapat dilakukan dengan
melihat nilai signifikansi t masing-
masing variabel pada output hasil
regresi menggunakan SPSS dengan

Jika nilai signifikan > 0,05 maka H a


ditolak. Sebaliknya jika nilai

HASIL DAN PEMBAHASAN


a) Uji Statistik Deskriptif
Tabel 1. Statistik Deskriptif
N Minimum Maxsimum Mean Std. Deviation
K. Institusional 103 0,00 99,77 62,2635 27,82578
K. Manajerial 103 0,00 89,44 9,7330 20,09475
Dewan Komisaris 103 25,00 66,67 40,7478 9,63305
Independen
Komite Audit 103 0,00 80,00 65,5178 8,03054
CSR 103 0,12 0,53 0,3305 0,09302
Kinerja Keuangan 103 -1104,04 105,12 -17,8019 145,73669
Nilai Perusahaan 103 0,30 1,50 0,9204 0,23206
Valid N (listwise) 103

Berdasarkan hasil tabel statistik di berkisar antara 0,00 sampai 80,00


atas pada variabel Kepemilikan dengan rata-rata (mean) 65,5178.
Institusional pada sampel ini berkisar Besarnya nilai CSR pada sampel ini
antara 0,00 sampai 99,77 dengan rata- berkisar antara 0,12 sampai 0,53
rata (mean) 62,2635. Kepemilikan dengan rata-rata (mean) 0,3305. Nilai
Manajerial pada sampel ini berkisar Kinerja Keuangan pada sampel ini
antara 0,00 sampai 89,44 dengan rata- berkisar antara -1104,04 sampai
rata (mean) 9,7330. Besarnya nilai 105,12 dengan rata-rata (mean) -
Dewan Komisaris pada sampel ini 17,8019. Nilai Perusahaan pada
berkisar antara 25,00 sampai 66,67 sampel ini berkisar antara 0,30
dengan rata-rata (mean) 40,7478. sampai 1,50 dengan rata-rata (mean)
Komite Audit pada sampel ini 9,204.
b) Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 103
Normal Parameters Mean 0E-7
Std. Deviation 0,17551796
Absolute 0,100
Most Extreme Differences Positif 0,100
Negative -0,93
Kolmogorov-Smirnov Z 1.019
Asymp.Sig (2-tailed) 0,250

Hasil uji kolmogorov-smirnov bahwa data residual terdistribusi


menunjukkan nilai kolmogorov- secara normal. Dengan kata lain,
smirnov sebesar 0,250. Karena nilai p model regresi yang digunakan
> 0,05, maka dapat disimpulkan memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Kepemilikan Institusional 0,432 2,314
Kepemilikan Manajerial 0,422 2.368
Dewan Komisaris 0,979 1,022
1 Komite Audit 0,984 1,017
CSR 0,947 1,056
Kinerja Keuangan 0,974 1,026

Hasil uji multikolinieritas nilai tolerance di bawah 0,10 dan nilai


menunjukkan bahwa tidak ada VIF diatas 10. Jadi, dapat disimpulkan
satupun variabel bebas yang memiliki bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

K. Unst-
Keua Resid
K.I K.M D.K K.A CSR ngan ual
Kepemilikan Correlation 1,000 -,586** ,015 -,021 -,053 ,078 -,004
Institusional Coefficient
Sig. (2- - ,000 ,883 ,835 ,598 ,432 ,966
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
Kepemilikan Correlation - 1,000 -,176 -,052 -,095 -,141 -,190
Manajerial Coefficient ,586**
Sig. (2- ,000 - ,075 ,602 ,342 ,155 ,055
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
Dewan Correlation ,015 -,176 1,000 ,167 ,091 ,077 -,010
Komisaris Coefficient
Sig. (2- ,883 ,075 - ,091 ,359 ,439 ,922
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
Komite Audit Correlation -,021 -,052 ,167 1,000 ,131 ,374** ,113
Coefficient
Sig. (2- ,835 ,602 ,091 - ,189 ,000 ,255
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
CSR Correlation -,053 -,095 ,091 ,131 1,000 ,102 -,008
Coefficient
Sig. (2- ,598 ,342 ,359 ,189 - ,303 ,935
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
Kinerja Correlation ,078 -,141 ,077 ,374** ,102 1,000 ,177
Keuangan Coefficient
Sig. (2- ,432 ,155 ,439 ,000 ,303 - ,074
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103
Unstandardized Correlation -,004 -,190 -,010 ,113 -,008 ,177 1,000
Residual Coefficient
Sig. (2- ,966 ,055 ,922 ,255 ,935 ,074 -
tailed)
N 103 103 103 103 103 103 103

Hasil uji heteroskedastisitas audit, CSR dan kinerja keuangan) lebih


menunjukkan bahwa nilai sig dari semua besar dari 0,05, sehingga dapat diambil
variabel dependen (kepemilikan keputusan bahwa tidak terjadi
institusional, kepemilikan manajerial, heteroskedastisitas.
dewan komisaris independen, komite
Uji Autokorelasi
Adapun hasil perhitungan Durbin kesimpulan bahwa model regresi
Watson sebesar 1,863. Nilai ini tersebut sudah bebas dari masalah
berada pada daerah 1,8037< 1,863 < autokorelasi.
2,197 sehingga dapat diambil

c) Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square The Estimate
1 0,654 0,428 0,392 0,1809198

Nilai adjusted R-Square kinerja keuangan) terhadap variabel


sebesar 0,392. Hal tersebut terikat (nilai perusahaan) sebesar
menunjukkan bahwa presentase 39,2%, sisanya sebesar 60,8 % (100%
pengaruh variabel bebas (kepemilikan - 39,2%) dipengaruhi oleh variabel
institusional, kepemilikan manajerial, lain yang tidak dimasukkan dalam
dewan komisaris, komite audit, penelitian ini.
corporate social responsibility, dan

2. Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 2,351 6 0,392 11,970 0,000
Residual 3,142 96 0,033
Total 5,493 102

Nilai F hitung (11,970) > F tabel dipengaruhi oleh kepemilikan


(2,19) dengan probalitas signifikansi institusional, kepemilikan manajerial,
yang menunjukkan 0,000. Nilai dewan komisaris, komite audit corporate
probabilitas pengujian yang lebih kecil social responsibility, dan kinerja
keuangan.
secara bersama-sama nilai perusahaan
3. Uji t
Tabel 7. Hasil Uji t

Model Unstand- Stand- t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,050 ,192 ,262 ,794
Kepemilikan Institusional ,005 ,001 ,602 5,128 ,000
Kepemilikan Manajerial ,004 ,001 ,322 2,712 ,008
1 Dewan Komisaris ,006 ,002 ,270 3,458 ,001
Komite Audit -,001 ,002 -,046 -,592 ,555
CSR 1,024 ,198 ,410 5,175 ,000
Kinerja Keuangan ,000 ,000 -,184 -2,356 ,020
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dirumuskan persamaan regresi
linear berganda yaitu:
Y = 0,05 + 0,005 X1 + 0,004 X2 + 0,006 X3 + 1,024 X5 + 0,00 X6 +e
Pembahasan penggunaan sumber daya. Sulistiono
(2010) menyatakan bahwa
1. Hasil pengujian tersebut diperoleh kepemilikan manajerial berpengaruh
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan terhadap nilai perusahaan. Seperti
nilai positif, maka dapat diambil halnya yang dilakukan Julianti (2015)
kesimpulan bahwa hipotesis 1 terdukung menyatakan bahwa kepemilikan
yang berarti kepemilikan institusional manajerial berpengaruh positif
secara parsial mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
positif terhadap nilai perusahaan di
perusahaan manufaktur. Hasil ini juga 3. Pada hipotesis 3 nilai signifikansi
mendukung hasil penelitian 0,0005 < 0,05 dan nilai
Rachmawati dan Triatmoko (2007) menunjukkan hasil positif, sehingga
yang menyatakan bahwa kepemilikan dapat diambil kesimpulan bahwa
institusional berpengaruh positif hipotesis 3 terdukung. Semakin tinggi
terhadap nilai perusahaan. Selain itu, tingkat pengawasan dewan komisaris
dalam penelitian Tarjo (2008) dan independen terhadap perusahaan
Etty Murwaningsih (2009), yang maka semakin baik tingkat kinerja
menemukan bahwa konsentrasi manajemen khususnya dalam
kepemilikan institusional berpengaruh mengelola perusahaan, karena dengan
positif dan signifikan terhadap nilai kondisi yang baik pada sebuah
perusahaan. perusahaan dapat memberikan nilai
bagi sebuah perusahaan. Penelitian
2. Nilai signifikansi 0,004 < 0,05 dan terdahulu yang dilakukan oleh
nilai menunjukkan positif, sehingga Siallagan dan Machfoedz (2006)
dapat diambil kesimpulan bahwa menyatakan bahwa dewan komisaris
hipotesis 2 terdukung. Semakin besar secara positif berpengaruh terhadap
kepemilikan saham oleh manajemen, nilai perusahaan.
maka berkurang kecenderungan
manajemen untuk mengoptimalkan
4. Nilai signifikansi 0,2775 > 0,05 dan 1. Kesimpulan
nilai menunjukkan hasil negatif
maka ukuran komite audit tidak Berdasarkan analisis data
berpengaruh positif dan tidak yang telah dilakukan pada penelitian
signifikan terhadap nilai perusahaan. tentang pengaruh Good Corporate
Hal ini sejalan dengan penelitian Governance (GCG), Corporate
Fajari (2019) menyatakan variabel Social Responsibility (CSR) dan
komite audit secara parsial kinerja keuangan pada nilai
berpengaruh negatif dengan nilai perusahaan dengan sampel 103
perusahaan pada perusahaan sektor perusahaan manufaktur, maka dapat
industri barang dan konsumsi yang diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia 1. Kepemilikan institusional berpengaruh
tahun 2014-2017. Menurut Hariati positif terhadap nilai perusahaan.
dan Yeney (2015) yang menyatakan 2. Kepemilikan manajerial berpengaruh
bahwa ukuran komite audit tidak positif terhadap nilai perusahaan.
berpengaruh terhadap nilai 3. Dewan Komisaris berpengaruh positif
perusahaan. terhadap nilai perusahaan.
4. Komite audit tidak berpengaruh positif
5. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan terhadap nilai perusahaan.
nilai menunjukkan hasil positif 5. Corporate Social Responsibility
maka corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai
berpengaruh positif dan signifikan. perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh Etty 6. Kinerja keuangan (ROE) berpengaruh
Murwaningsari (2009) positif terhadap nilai perusahaan.
mengungkapkan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) 2. Keterbatasan Pnelitian
berpengaruh terhadap nilai Penulis menyadari bahwa
perusahaan. Semakin tinggi tingkat masih banyak berbagai kekurangan,
pengungkapan CSR mengakibatkan hambatan, dan kelemahan dalam
peningkatan nilai perusahaan. penelitian ini yang disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain:
6. Pelaksanaan kinerja keuangan 1. Hasil penelitian ini terdapat satu
berpengaruh positif terhadap nilai variabel bebas (X) yang menunjukkan
perusahaan, dimana nilai signifikansi hasil
0,01 < 0,05 dan nilai dari hasil negatif atau tidak terdukung.
penelitian ini menunjukkan positif. 2. Terdapat keterbatasan sampel
Penelitian ini sejalan dengan dalam penelitian ini yaitu hanya 103
penelitian yang dilakukan Nurhayati perusahaan manufaktur. Keterbatasan
dan Henny (2012) mengenai analisis ini terjadi karena ada beberapa
pengaruh kinerja keuangan, GCG, perusahaan yang tidak sesuai dengan
dan CSR terhadap nilai perusahaan kriteria dari sampel yang telah
dimana hasil menunjukkan bahwa ditentukan.
ROE berpengaruh positif terhadap 3. Pengukuran komite audit dengan
nilai perusahaan. rumus yang digunakan dalam penelitian
ini dirasa kurang efektif, karena hampir
sebagian hasil perhitungan komite audit
PENUTUP sama.
3. Saran Menggunakan Structural
Equation Modelling (S
Berdasarkan keterbatasan MIEJ, 1, 3, hlm. 25-29.
penelitian di atas, adapun beberapa
saran yang dapat disampaikan yaitu: Brigham & Houston. 2006.
1. Disarankan untuk mengganti Fundamentals Of Financials
variabel komite audit dengan variabel Managements (Dasar-
seperti ukuran perusahaan. Menurut Dasat Manajemen Keuangan).
Obradovich dan Gill (2013) ukuran Jakarta: Salemba Empat.
perusahaan dapat di cari dengan
rumus log (total asset). Carroll, A.B. 1991.
2. Penelitian selanjutnya perlu Corporate Social
mempertimbangkan jumlah sampel Responsibility: Toward the
yang lebih luas, seperti semua Moral Management of
perusahaan yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini Business Horizons.
bertujuan agar kesimpulan memiliki Edisi Juli-Aguatus 1991. Pp
cakupan yang lebih luas juga. 39-48.
3. Setiap perusahaan memiliki
ketentuan terhadap jumlah komite Diyah, Pujiati dan Widanar, Erman.
audit minimal tiga (3) orang anggota 2009. Pengaruh Struktur
yang berasal dari komisaris Kepemilikan Terhadap Nilai
independen dan pihak luar emiten / Perusahaan: Keputusan
perusahaan publik (Keputusan Ketua Keuangan sebagai Variabel
Bapepem-LK No. KEP-643/BL/2012). Intervening. Jurnal Ekonomi
Sehingga diperlukan cara lain untuk Bisnis dan Akuntansi Ventura,
mengukur komite audit salah satunya Vol. 12. No.1, hlm. 71-86.
menurut Anita Indrasari, Willy dan

Audit dalam Perusahaan. Corporate Governance dan


pengungkapan Corporate
DAFTAR PUSTAKA Social Responsibility
Anita Indrasari., Willy S. Y., dan terhadap Nilai Perusahaan
Dedik (Studi Empiris pada
Komisaris Independen, Perusahaan yang Terdaftar di
Komite Audit, dan Financial Bursa Efek Indonesia Periode
Distress Terhadap Integritas 2007-
Jurnal Negeri Yogyakarta.
Akuntansi. Volume XX, No.
01, hal. 117-133. Fajari, Mentari Agustina dan Deannes
Isynuwardhana.2019.
Arum, Rahajeng Daratri Kartika dan garuhuh Good Corporate
Hari Purnomo. 2014. Governance dan Corporate
Analisis Implementasi Social Responsibility
Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan
Responsibility (CSR) Pada (Studi Pada Perusahaan
Usaha Kecil Menengah Sektor Industri Barang dan
Konsumsi yang Terdaftar Komite Nasional Kebijakan
dalam BEI Tahun 2014- Governance.
2018). Jurnal Aksara Public.
Vol. 3. No. 3, hlm. 89-100). Kurniawati, Indah.
Pengolahan Data Elektronik
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi . Yogyakarta:
Analisis Multivariate dengan Universitas Ahmad Dahlan.
Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas M, Reny Dyah Retno dan Danies
Diponegoro.
Good Corporate Governance
Hadi, Noor. 2011. Corporate Social dan Pengungkapan Corporate
Responsibility, Graha Ilmu: Social Responsibility
Yogyakarta. Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada
Hariati, Isnin dan Yeney Widya Perusahaan yang Terdaftar di
Rihatningtyas. 2015. Bursa Efek Indonesia Periode
Pengaruh Tata Kelola 2007- Jurnal Nominal,
Perusahaan dan Kinerja 1,1, hlm. 84-103.
Lingkungan Terhadap Nilai
Perusahaan. Malang:
Universitas Brawijaya.
Struktur Kepemilikan, Nilai
Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Perusahaan, Investasi dan
Keuangan. Bandung: U
Alfabeta. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya.

Manik, T. 2011. Analisis pengaruh


http://www.iso.org/iso/. kepemilikan manajemen,
diunduh tanggal 27 komisaris independen, komite
Oktober 2018. audit, umur perusahaan
terhadap kinerja keuangan.
Julianti, Defy Kurnia. 2015. JEMI , 2 (2), 25-36.
Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance Muhardi, W. R. 2009. Good
Terhadap Nilai Perusahaan Corporate Governance and
Dengan Profitabilitas Earnings Management
Sebagai Variabel Interventing Practices: An Indonesian
Pada Perusahaan Manufaktur Cases. Reasearch Gate.
Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2010-2013. Semarang: Murwaningsari, Etty. 2009.
Universitas Negeri Semarang. Hubungan Corporate
Governance, Corporate
KNKG. 2010. Pedoman Umum Good Social Responsibilities dan
Public Governance. Jakarta: Corporate Financial
Performance Dalam Satu
Continuum. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol. 11, No. Direktur
1, hal: 30-41. Krakatau Steel Bergaji Besar
tapi Terima Suap, Ini Kata
Nurhayati, Miranty dan Henny Dirut http://news.detik.com/.
5 April 2019.
Pengaruh Kinerja Keuangan,
Good Corporate Governance Prastuti, N. K. K., & Budiasih, I. G.
dan Corporate Social A. N. 2015. Pengaruh Good
Responsibility Terhadap Nilai Corporate Governance Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Nilai Perusahaan Dengan
Dalam LQ45 Pada Tahun Moderasi Corporate Social
2009- Jurnal Responsibility. E-Jurnal
Akuntansi, hal. 1-13. Akuntansi, 114-129.

Obradovich, J., & Gill, A. 2013. The Rachmawati, A., & Triatmoko, H.
Impact of Corporate 2007. Ananlisis Faktor-
Governance and Financial Faktor yang Mempengaruhi
Leverage on the Value of Kualitas Laba dan Nilai
American Firms. Perusahaan. Simposium
International Research Nasioanal Akuntansi X, 1 26.
Journal of Finance and
Economics, ISSN 1450-2887 Rahmawati, A.D, Topowijono, dan S,
Issue 91, 1-14. Pengaruh
Ukuran Perusahaan,
Peraturan Pemerintah Nomor IX.I.5 Profitabilitas, Struktur Modal
Keputusan Ketua Bapepam- dan Keputusan Investasi
LK Nomor KEP-
643/BL/2012 Tahun 2012: Jurnal Administrasi Bisnis. 23
Pembentukan dan Pedoman (2).
Pelaksanaan Kerja Komite
Audit. Santoso, Bambang Hadi. 2016.
erja Keuangan
Peraturan Pemerintah No.47 Tahun Terhadap Nilai Perusahaan
2012 Tentang Tanggung Pada Perusahaan Jasa
Jawab Sosial dan Lingkungan Jurnal Ilmu
(CSR). dan Riset Manajemen, Vol. 5,
hlm. 1-21.
Permanasari Ika, Wien. (2010).
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Kepemilikan Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus
Institusional dan Corporate Sensi Wondabio. 2007.
Sosial Responsibility Disclosure
Terhadap Nilai Perusahaan. terhadap Earning Response
Skripsi. Semarang.
Disampaikan dalam
Universitas Diponegaoro.
Simposium Nasional
Akuntansi ke-10. Makassar, Sujoko dan Soebiantoro, U. 2007.
26 28 Juli. Pengaruh Pengaruh Struktur
Kinerja Keuangan terhadap Kepemilikan Saham,
Nilai Perusahaan pada Leverage, Faktor Intern dan
Perusahaan Manufaktur yang Faktor Ekstern Terhadap
Terdaftar di Bursa Efek Nilai Perusahaan. Jurnal
Indonesia. Manajemen dan
Kewirausahaan, vol. 9, no. 1,
hlm. 41-48.
Siallagan, Hamonangan dan
Sulistiono. 2010. Pengaruh
Mekanisme Corporate Kepemilikan Manajerial,
Governance, Kualitas Laba Struktur Modal dan Ukuran
dan Nilai Perusahaan. Perusahaan Terhadap Nilai
Simposium Nasional Perusahaan Pada Perusahaan
Akuntansi IX Padang 23-26 Manufaktur Di BEI Tahun
Agustus 2006. 2006-2008. Penelitian FE
Universitas Negeri Semarang;
Silfiani. 2018. Pengaruh Tidak di publikasikan.
Kepemilikan Institusional
Terhadap Nilai Perusahaan Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi
Dengan Kebijakan Hutang Kepemilikan Institusional dan
Sebagai Variabel Leverage Terhadap
Intervening. Skripsi. Padang: Manajemen Laba, Nilai
Universitas Negeri Padang. Pemegang saham serta Cost
of Equity Capital. Pusat Data
Sindhudiptha, I Nyoman Swastika Ekonomi dan Bisnis FE UI.
Yoga dan Gerianta Wirawan Vol.11
Yasa. 2013. Pengaruh
Corporate Social
Responsibility Pada Kinerja
Keuangan Perusahaan dan
Implikasinya Pada Nilai
Perusahaan. E-Jurnal
Akuntansi Universitas
Udayana, hal.388-405.

Soliha, Euis, dan Taswan. 2002.


Pengaruh Kebijakan Hutang
terhadap Nilai Perusahaan
serta Beberapa Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi,
September, h 1-17.

Anda mungkin juga menyukai