Corporate Social Responsibility merupakan suatu sikap atau pun kebijakan perusahaan
yang dibuat untuk kemajuan perusahaan berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Berikut
merupakan landasan teori CSR :
Gray et,al dalam Hadi (2011) bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan
perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu
dan kelompok masyarakat. Sebagai sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada
masyarakat, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat.
Esensi teori stakeholder jika ditarik interkoneksi dengan teori legitimasi yang
mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi expectation gap dengan
masyarakat sekitar guna meningkatkan legitimasi masyarakat, ternyata terdapat benang
merah. Untuk itu, perusahaan hendaknya menjaga reputasinya dengan menggeser pola
orientasi yang semula semata-mata diukur dengan economic measurement kearah
memperhitungkan faktor sosial (Hadi, 2011).
Berdasarkan hal tersebut maka ditarik inti dari teori stakeholder yaitu pihak internal
maupun eksternal, mempengaruhi maupun dipengaruhi,dan langsung maupun tidak langsung
oleh perusahaan. Maka disimpulkan bahwa teori stakeholder ini sangat berkaitan erat dengan
Corporate Social Responsibility,dimana sebuah perusahaan harus memperhatikan
stakeholder yang merupakan pihak yang keberadaannya.mempengaruhi dan dipengaruhi baik
secara langsung ataupun tidak langsung atas kebijakan perusahaan tersebut .Perusaahan
seharusnya mengurangi perbedaan atau kesenjangan persepsi dengan masyarakat guna
meningkatkan keberpihakan dan kepekaan masyarakat.Perusahaan juga seharusnya
memperhatikan faktor sosial dengan cara berkontribusi tidak hanya berorientasi untuk
mencari keuntungan semata .
Dapat disimpulkan bahwa social contact ialah hubungan yang terjalin antara pihak
perusahaan terhadap masyarakat sekitar.Hubungan tersebut berupa kewajiban untuk
memberi kemanfaatan sebagai komitmen perusahaan dan tanggung jawab di bidang
sosial,ekonomi,dan lingkungan sebagai konsekuensi mematuhi dan memenuhi aturan dan
norma.Sehingga hal tersebut dipandang sebagai keberpihakan perusahaan terhadap gejala
lingkungan yang dialami masyarakat serta operasi perusahaan yang sejalan dengan aturan
dan norma yang berlaku.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat ditarik inti bahwa CSR merupakan konsep
sebagai berikut:
a. Perusahaan harus mempunyai perhatian terhadap persoalan sosial dan
lingkungannya.
b. Berdasarkan prinsip sukarela.
c. Kegiatan bisnis dan interaksi dengan pemangku kepentingan harus memperhatikan
persoalan sosial dan lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab
lingkungan (sosial dan fisik) oleh sebuah organisasi baik itu perusahaan maupun instansi dan
sebagainya untuk membangun kualitas yang lebih baik melalui praktik yang etis, transparan,
serta memberikan kontribusi kepada pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan norma hukum yang berlaku dan memiliki tanggung jawab terhadap para
stakeholders. Corporate Social Responsibility muncul oleh kesadaran dimana keberadaan
perusahaan dalam jangka panjang adalah lebih penting daripada profitability. Perlu
dibedakan antara program Corporate Social Responsibility dengan kegiatan amal, kegiatan
amal hanya berlangsung sementara waktudan bersifat sukarela saja.
Corporate Social Responsibility biasanya juga dipahami sebagai cara sebuah perusahaan
dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, enviroment atau lingkungan dan
persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari
shareholders maupun stakeholders.Sedangkan, program Corporate Social Responsibility
merupakan program yang berkelanjutan dan bertujuan untuk menciptakan hubungan yang
lebih baik antara perusahaan dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Banyaknya masalah
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis perusahaan, maka sudah
seharusnya perusahaan bersedia untuk menyajikan suatu laporan pertanggungjawaban yang
dapat memberikan suatu informasi mengenai kontribusi perusahaan terhadap berbagai
permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya.
Corporate Social Responsibility merupakan social responsibility yang berhubungan
dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. Pemahaman tentang Corporate Social
Responsibility pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu: Pertama, suatu peran
yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu mengatasi masalah
sosial dan lingkungan, oleh karena itu perusahaan memiliki kehendak bebas untuk
melakukan atau tidak melakukan peran ini; Kedua, disamping sebagai institusi profit,
perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kedermawanan (philanthropy) yang
tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat
eksplorasi dan eksploitasi. Ketiga, Corporate Social Responsibility sebagai bentuk
kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis
kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat. Pemahaman Corporate Social
Responsibility selanjutnya didasarkan oleh pemikiran bahwa bukan hanya Pemerintah
melalui penetapan kebijakan publik (public policy), tetapi juga perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial. Bisnis didorong untuk mengambil
pendekatan pro aktif terhadap pembangunan berkelanjutan. Konsep Corporate Social
Responsibility juga dilandasi oleh argumentasi moral. Tidak ada satu perusahaan pun yang
hidup di dalam suatu ruang hampa dan hidup terisolasi. Perusahaan hidup di dalam dan
bersama suatu lingkungan. Perusahaan dapat hidup dan dapat tumbuh berkat masyarakat
dimana perusahaan itu hidup, menyediakan berbagai infrastruktur umum bagi kehidupan
perusahaan tersebut, antara lain dalam bentuk jalan, transportasi, listrik, pemadaman
kebakaran, hukum dan penegakannya oleh para penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim).
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep-konsep dapat diambil simpulan bahwa
tanggung jawab sosial merujuk pada tiga dimensi tanggung jawab. Pertama sehubungan
dengan keberadaan perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi stakeholder
dan kreditur dalam hal kepastian perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Kedua
perusahaan bertanggung jawab dalam mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai bagian dari masyarakat di tempat perusahaan berada. Termasuk bertanggung
jawab dalam menjalankan operasi bisnisnya yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.Dan yang ketiga sebagai dimensi yang paling utama dalam Corporate Social
Responsibility karena hal ini merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
dan pemangku kepentingan. Hal ini dapat menjadi sebuah tuntutan bagi perusahaan ketika
kegiatan operasional perusahaan benar-benar mempengaruhi pihak eksternal, seperti
pemanfaatan sumber daya sekitar, pembuangan limbah yang dapat merusak lingkungan, dan
lain-lain.
Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu prinsip tanggung jawab praktik
pengelolaan perusahaan dengan mempertimbangkan pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholders. Untung, (2014:7) menyatakan secara umum terdapat 4 prinsip mengenai GCG,
antara lain:
a. Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini mewajibkan pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas keberhasilan
pengelolaan perusahaan untuk mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut.
b. Transparency (Keterbukaan)
dengan adanya informasi yang akurat dan dapat diaudit oleh pihak ketiga yang
independen sebagai laporan kepada para investor, sehingga investor dapat
mengetahui perkembangan dan kemerosotan perusahaan.
c. Fairness (Kewajaran)
Hal ini memberikan perlindungan terhadap kepentingan minoritas, khususnya
pada pemegang saham minoritas untuk mendapatkan perlakuan yang adil
d. Responsibility (Tanggung jawab)
Prinsip tanggung jawab menegaskan pada konsep fiduciary duty dari pihak
managementuntuk lebih mematuhi aturan-aturan yang ada dalam pengelolaan
perusahaan.
ISO 26000 menyediakan panduan dalam tujuh prinsip tanggung jawab sosial. Ke-7
prinsip itu meliputi:
a. Akuntabilitas: organisasi harus bertanggung jawab atas dampak terhadap
masyarakat dan lingkungan.
b. Transparansi: organisasi harus transparan dalam pengambilan keputusan dan
kegiatan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan.
c. Perilaku Etis: organisasi harus bersikap etis setiap saat.
d. Menghormati kepentingan pemangku kepentingan: organisasi harus menghormati,
mempertimbangkan dan menanggapi kepentingan pemangku kepentingan.
e. Menghormati aturan hukum: organisasi harus menerima bahwa penghormatan
terhadap aturan hukum adalah wajib.
f. Menghormati norma-norma perilaku internasional: organisasi harus menghormati
norma-norma perilaku internasional, sementara berpegang pada prinsip
penghormatan terhadap aturan hukum.
g. Menghormati hak asasi manusia: organisasi harus menghormati hak asasi manusia
dan mengakui pentingnya dan berlakunya universalitas.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka yang memiliki hubungan erat dengan pelaksanaaan
CSR yaitu prinsip responsibility (tanggung jawab). Prinsip ini lebih mengedepankan
kepentingan stakeholders. Sedangkan prinsip lainnya seperti accountability, transparency,
dan fairness hanya mementingkan kelangsungan perusahaan pada kepentingan stakeholders.
Oleh karena itu, CSR mencakup semua prinsip yang ada dalam Good Corporate Governance
(GCG) Perusahaan sudah seharusnya memperhatikan kepentingan stakeholders, menciptakan
value added dari produk atau jasa bagi stakeholders serta memelihara nilai tambah yang
telah diciptakannya. Maka dari itu, prinsip responsibility ini lebih mencerminkan
stakeholders driven concept dimana perusahaan lebih memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan demi kelangsungan perusahaan
Kotler dan Lee (2005) menyatakan terdapat enam program yang inisiatif sebagai wujud
komitmen dari CSR, antara lain:
a. Cause promotions, memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk
meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial.
b. Cause related marketing, bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan
pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu.
c. Corporate social marketing, perusahaan membantu pengembangan maupun
implementasi dari perubahan tingkah laku tertentu yang memiliki pengaruh
negatif.
d. Corporate philantrophy, inisiatif perusahaan untuk memberikan kontribusi
langsung kepada suatu aktivitas amal, yang biasanya dalam bentuk donasi atau
uang tunai. Corporate philantrophy ini biasanya yang paling sering dilakukan
oleh organisasi- organisasi.
e. Community volunteering, perusahaan memberikan bantuan dan dorongan pada
para karyawan, serta mitra bisnisnya untuk terlibat dan membantu masyarakat
sekitar.
f. Socially responsible business practices, ini merupakan inisiatif perusahaan
mengadopsi dan melakukan bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.
Zadek et al. (Glautier & Underdown, 2001: 367-368) membagi tanggung jawab sosial
perusahaan menjadi enam bagian yaitu :
a. Evironmental protection
Adalah upaya untuk melindungi lingkungan dari kerusakan yang meliputi aspek
lingkungan dalam produksi, mencegah polusi selama proses produksi, mencegah
atau memperbaiki kerusakan lingkungan akibat dari proses sumber daya alam dan
peremajaan sumber daya alam yang digunakan. Tujuan sosial perusahaan dapat
ditemukan dalam usaha menanggulangi efek sosial perusahaan yang berdampak
negatif dan dalam mengadopsi teknologi yang lebih efisien untuk meminimalkan
penggunaan sumber daya alam yang tidak bisa digantikan dan produksi limbah.
b. Energy saving
Meliputi efisiensi energi dalam hubungannya dengan operasi bisnis dan
meningkatkan efisiensi konsumsi energi dari pemakaian produk yang dihasilkan
perusahaan.
c. Human resources
Berhubungan dengan aktivitas-aktivitas para pihak yang ada dalam perusahaan dan
menguntungkan pihak manajemen dalam perusahaan.
d. Fair business practice
Memusatkan perhatian pada hubungan antara perusahaan dengan kelompok
kepentingan khusus tertentu. Berhubungan dengan hal pemberian kerja dan
kemajuan pihak-pihak minoritas, penggunaan tata cara yang legal saat
berhubungan dengan pemasok dan pelanggan, dan pemberian label yang jelas pada
setiap produk.
e. Community involvement
Meliputi aktivitas yang melibatkan dan berhubungan dengan masyarakat serta
menguntungkan masyarakat.
f. Product
Menyangkut aspek kualitatif dari produk yang dihasilkan, misalnya keamanan dan
jangka waktu pemakaian, termasuk kepuasan pelanggan, pengemasan, dan
pelabelan produk.
Berdasarkan lingkup kegiatan corporate social responsibility yang telah dijabarkan
diatas menurut Kotler dan Lee (2005) membagi enam program sebagai wujud komitmen
dari corporate social responsibility ialah hanya sebatas program berbentuk bantuan dana
dan pemberdayaan terhadap masyarakat dan tenaga kerja seperti cause promotions
memberikan kontribusi dan penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran,cause
related marketing merupakan bentuk kontribusi menyisihkan pendapatan sebagai donasi
masalah sosial,corporate social marketing yaitu perusahaan membantu pengembangan
dan perubahan tingkah laku,corporate philantropy berupa kontribui kepada aktivitas amal
dalam bentuk donasi,community volunteering memberi bantungan dan dorongan dan
membantu masyarakat sekitar dan socially responsible business practices yaitu
mengadopsi dan melakukan bisnis,sedangkan menurut Zadek et all berpendapat tanggung
jawab sosial tidak sebatasas bantuan atau sumbangan dana dan pemberdayaan saja tetapi
juga memperhatikan dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan.Zadek et all
membagi tanggung sosial menjadi enviromental protection sebagai upaya mlindungi
lingkungan dari kerusakan,energy saving dengan cara meningkatkan efisiensi konsumsi
energi,human resources meliputi tanggung jawab terhadap sumber daya manusia seperti
peningkatan kesejahteraan memberikan jaminan perlindungan,fair business practice yaitu
memerhatikan hubungan antara perusahaan dengan kelompok kepentingan khusus
tertentu ,community involment hubungan perusahaan dengan masyarakat dengan
melibatkan masyarakat dalam kebijakan perusahaan,dan product menyangkut aspek
kualitatif produk dari suatu perusahaan.
Lingkup Corporate Social Responsibility sangatlah kompleks tidak sebatas hanya
dengan pemberian dana dan bantuan semata tetapi juga tanggung jawab terhadap aspek-
aspek lainnya seperti pemberdayaan masyarakat,perlindungan linkungan dari kerusakan
yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan,efisiensi energi,meminimalkan penggunaan
sumber daya alam,pengolahan limbah,pemberian jaminan perlindungan terhadap tenaga
kerja dan menyangkut produk dari suatu perusahaan meliputi jaminan keamanan produk
yang dihasilkan dan proses produksi yang sesuai dengan standart.lingkup corporate social
rsponsibility baik dari program-program yang dilakukan yang berhubungan dengan
produksi dengan mengurangi dampak negatif dari pengelolaan suatu produk yang
menghasilkan limbah sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan kemudian turut
menyumbangkan sebagian keuntungan untuk turut membantu memberikan kontribusi
terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi sebagai wujud tanggung jawab sosial serta
membantu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab
sosial terhadap masyarakat sekitar.
Tujuan dari CSR adalah agar hubungan antara perusahaan dan stakeholders
tidak lagi bersifat pengolahan saja, tetapi sekaligus melakukan kolaborasi, yang dilakukan
secara terpadu dan fokus kemitraan. Tanggung jawab sosial yang mulanya diberikan oleh
perusahaan pada kesejahteraan stakeholders, pada akhirnya akan mengumpan balik pada
perusahaan. Kemitraan ini tidak menciptakan persaingan negatif yang berpengaruh kepada
keberlanjutan perusahaan tersebut (Budimanta, Prasetyo dan Rudianto, 2004: 72-73).
Terdapat tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon CSR agar
sejalan dengan jaminan keberlanjutan operasional suatu perusahaan seperti yang
diungkapkan oleh Wibisono (dalam Rahmatullah dan Kurniati, 2011: 6-7). Pertama,
perusahaan adalah bagian dari masyarakat sehingga wajar bila perusahaan memperhatikan
kepentingan masyarakat. CSR berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas
penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh perusahaan. CSR juga
sebagai kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat.
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya mempunyai hubungan simbiosis
mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Wajar bila perusahaan dituntut
untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi
hubungan bahkan pengdongkrakan citra dan performa perusahaan. Ketiga, kegiatan CSR
merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial.
Potensi konflik itu berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat
kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen
perusahaan.
Berdasarkan tujuan Corporate Social Responsibility yang telah di uraikan maka dapat
diketahui tujuan dari CSR tersebut sangatlah menguntungkan bagi suatu perusahaan itu
sendiri yang melaksanakan dan sudah sewajarnya sebuah perusahaan melaksanakan
tanggung jawab sosial karena sebuah perusahaan tidak hanya mementingkan sebuah
keuntungan tetapi juga harus memperhatikan masyarakat,lingkungan,dan sosial dimana
perusahaan itu berada.
Manfaat dari pelaksanaan program CSR bagi perusahaan menurut Hendrik (2008:6).
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
j. Peluang mendapatkan penghargaan.
Manfaat CSR tidak hanya dirasakan oleh satu pihak yaitu pihak perusahaan, melainkan
juga bagi elemen-elemen lain. Dan berikut adalah manfaat program CSR (dalam Totok,
2014:132).
Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah. Melalui CSR akan
tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi berbagai
masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, minimnya akses
kesehatan, dan lain sebagainya.
Dalam buku, “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR”, Wibisono (2007)
menuliskan 10 manfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program
CSR, yaitu:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan.
Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya
kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi positif perusahaan.
Image yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan.
b. Layak Mendapatkan Social Licence to Operate.
Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka
mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan
merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang diberikan kepada
perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan
tersebut.
c. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan.
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal
yang esensial untuk suksesnya usaha. Hubungan yang kurang baik dengan
stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi
permasalahan, maka biaya untuk pemulihan akan jauh lebih berlipat bila
dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program CSR.
d. Melebarkan Akses Sumber Daya.
Track records yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing
bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya
yang diperlukan perusahaan.
e. Membentangkan Akses Menuju Market.
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket bagi
perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk
loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
f. Mereduksi Biaya.
Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan CSR.
Misalnya, dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain
dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi
lebih aman bagi lingkungan.
g. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoders.
Implementasi CSR akan membantu menambah frekuensi komunikasi dengan
stakeholders, dimana komunikasi ini akan semakin menambah kepercayaan
stakeholders kepada perusahaan.
h. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator.
Perusahaan yang melaksanakan CSR umumnya akan meringankan beban
pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
Citra perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang
diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan
kebanggaan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan, sehingga
meningkatkan motivasi kerja mereka.
j. Peluang Mendapatkan Penghargaan.
Banyaknya penghargaan yang diberikan kepada pelaku CSR sekarang ini, akan
menambah peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan suatu penghargaan dari
berbagai kalangan baik dari pemerintah maupun lembaga lain di luar pemerintah
Menurut Suharto (2008),dipandang dari perspektif bisnis progresif CSR fokus terhadap
perluasan kesempatan-kesempatan baru sebagai cara untuk merespon tuntutan pasar yang
dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dan juga mendorong inovasi
perusahaan untuk terus-menerus melakukan perbaikan di segala bidang. Menurutnya, CSR
dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Memperkuat kinerja dan keuntungan ekonomi yang lebih efisien dan
berkelanjutan.
b. Meningkatkan komitmen para pekerja.
c. Memantapkan akuntabilitas perusahaan terkait investasi sosial dan
kemasyarakatan.
d. Mengurangi kerentanan dan instabilitas operasi perusahaan terkait menguatnya
hubungan dengan masyarakat.
e. Mempertegas reputasi dan citra perusahaan.
Dari manfaat-manfaat diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari Corporate Social
Responsibility adalah menciptakan brand image atau citra bagi perusahaan di tengah pasar
yang kompetitif sehingga akan mampu menghasilkan loyalitas konsumen terhadap
perusahaan yaitu dengan kesetiaan konsumen dalam pembelian yang konsisten terhadap
produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap yang baik untuk merekomendasikan orang
lain untuk membeli produk. dan membangun atau mempertahankan reputasi bisnis. Kedua
hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit ditiru oleh para
pesaingnya. Selain itu, Corporate Social Responsibility juga membantu perusahaan untuk
mendapatkan atau melanjutkan izin untuk beroperasi dari pemerintah maupun masyarakat.
Singkat kata, Corporate Social Responsibility dapat menjadi semacam iklan bagi produk
perusahaan yang bersangkutan.
2.1.9 Bidang-Bidang Tanggung Jawab Corporate Social Responsibility
Tanggung Jawab Sosial di Bidang Sosial ( Social/People)
Dimensi sosial pada CSR berarti perusahaan sudah seharusnya memperhatikan dan
berpartisipasi dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki serta merawat
yang berhubungan dengan karyawan (Mardikanto, 2014:146). Inti dari dimensi sosial ini
adalah respect for people. Adapun indikator-indikator dari dimensi sosial ini menurut Semuel
& Wijaya (2008) adalah sebagai berikut:
a. Labour Practises, hal ini membahas mengenai pekerja atau karyawan dalam
perusahaan, meliputi : keselamatan kerja, pembagian gaji, perlakuan para pekerja
dan lain sebagainya.
b. Social Activites, Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan-kegiatan sosial ini dapat
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering,
dan cause-related marketing.
Masyarakat adalah bagian stakeholders yang memiliki pengaruh besar terhadap
keberadaan perusahaan. Setiap kegiatan operasional perusahaan akan berpotensi
menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitar perusahaan.
Apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial maka perusahaan akan dapat mencapai
perkembangan serta pembangunan berkelanjutan. Munculnya resistensi masyarakat terhadap
perusahaan karena dimensi sosial ini di abaikan, sehingga dapat menimbulkan kondisi yang
tidak kondusif dalam aktivitas perusahaan tersebut (Wijaya,dkk. 2015).
Corporate Social Resposibility sering dianggap sebagai aktivitas yang kurang penting,
akibatnya kegiatan ini sangatlah kurang berkembang. Dan kegiatan Corporate Social
Resposibility tersebut masih hanya sebatas pada pemberian donasi atau sumbangan, tanpa
ada efek yang berlanjut yang nantinya juga akan berdampak kepada lingkungan ekonomi
dan sosial dalam jangka panjang, sebaliknya program CSR seharusnya diolah sedemikian
rupa sehingga dapat dijadikan sebagai strategi bagi perusahaan, yang dimana program
Corporate Social Resposibility tersebut tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan,
melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah.Melalui berbagai strategi
yaitu strategi keunggulan bersaing,strategi sumber daya,strategi stakeholders,strategi
manajemen krisis,dan strategi lain.
DAFTAR PUSTAKA
A.B. Susanto. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta : The Jakarta Consulting
Group.
Dewi, Kinorika, 2007, “Corporate Social Responsibility dan Pengaruhnya pada Good
Corporate Image,” Jurnal Ekonomi Janavisi, Vol. 10, No. 3b, Desember 2007 :369-383.
Djogo, Tony, 2005. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility),” Berita Bumi. 24 Nov 2005.
http://pdf2doc.com/download/wm44x0r4o2u4mwfg/
o_1bpv3ohla1cblrhqmct18krp8u13/masyarakat.doc?rnd=0.31925704893478846
http://eprints.uny.ac.id/8538/3/BAB%202%20-%2008401244022.pdf
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/144/141
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63317/5/BAB%20II
%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20DAN%20HIPOTESIS.pdf
http://thesis.binus.ac.id/doc/2011-2-00529-AK%20Bab2001.pdf
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=68399&ftyp=potongan&
potongan=S2-2014-326019-chapter1.pdf
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/F3513017.pdf
http://lib.unnes.ac.id/5791/1/7553.pdf
http://erepo.unud.ac.id/10524/3/6a8aba0d0ed5cdcb111a1202006eee13.pdf
diakses pada tanggal 12 September 2017 14.00