Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori (Grand Theory)


2.1.1. Teori Stakeholder
Pemikiran yang mendasari peneliti menggunakan teori Stakeholder
sebagai grand teori dari penelitian adalah didasari bahwa para pemangku
kepentingan ingin adanya kelangsungan hidup pada instansi tanpa adanya
sanksi hukum yang dilanggar serta sebuah perusahaan tidak dapat berdiri
sendiri tanpa adanya penanaman modal atau investasi dari para
stakeholders tersebut (Chen, 2019).
Sehingga stakeholder pada sebuah perusahaan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dari perusahaan, dengan demikian
manajemen dalam sebuah perusahaan akan memberikan usaha lebih untuk
melakukan aktivitas dan strategi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan stakeholdernya untuk mendapatkan dukungan yang bersifat
materi (Urmila & Mertha, 2017).
Pertama-tama, dari perspektif pemangku kepentingan
(stakeholder), bisnis dapat dipahami sebagai seperangkat hubungan di
antara kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan
yang membentuk bisnis (Freeman, 1984). Pada teori stakeholder berfokus
pada distribusi keuangan keluaran (Marcoux, 2000).
Menurut (Parmar et al., 2010) teori pemangku kepentingan atau
teori stakeholder merupakan sebuah teori yang muncul sebagai narasi baru
untuk memahami dan memperbaiki tiga masalah di dalam bisnis yang
saling mempunyai hubungan, seperti masalah dalam memahami
bagaimana nilai diciptakan dan diperdagangkan, masalah dalam
menghubungkan etika dan kapitalisme, dan masalah dalam membantu
manajer sebuah perusahaan untuk berpikir tentang manajemen sedemikian
rupa sehingga dua masalah baik dari internal maupun eksternal perusahaan
dapat ditangani.

13
Pada teori stakeholder memiliki gambaran tentang siapa yang akan
menerima sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dan menunjukan
sikap tegas untuk konflik yang melekat antara pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya perihal siapa mendapat apa (Parmar et al.,
2010).
(Hadi, 2011) menyatakan Stakeholder adalah semua pihak baik
internal maupun eksternal yag memiliki hubungan baik bersifat
mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak
langsung oleh perusahaan. Teori stakeholder, dewan komisaris merupakan
mekanisme akuntabilitas yang berperan dalam meyakinkan bahwa
perusahaan memenuhi semua kepentingan, bukan hanya kepentingan
pemegang saham (Anggraini, 2011).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun
harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang saham,
kreditor, konsumen, pemasok, pemerintah, masyarakat, analis dan
pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007 dalam Wahyu dan Prima).
Berdasarkan ISO (International Organization for Standarization)
9001 menyatakan bahwa stakeholder yang dimaksud adalah pelanggan
untuk mencapai kepuasan maksimal yang telah diberikan dari pelayanan-
pelayanan yang ada. Sedangkan berdasarkan ISO 14001 stakeholder
merupakan lingkungan sekitar yang mencangkup masyarakat, pemerintah,
serta LSM dikarenakan lingkungan sekitarlah yang terkena dampak dari
aktivitas kegiatan perusahaan. (Parmar et al., 2010).
Menurut (Budimanta et al., 2008) menyatakan bahwa dalam
pendekatan stakeholder terbagi menjadi dua yaitu old-corporate relation
dan new-corporate relation. Old-corporate relation merupakan
pendekatan yang menekankan bahwa dalam aktivitas sebuah perusahaan
tidak terdapat kesatuan antara fungsi dalam perusahaan ketika
menjalankan pekerjaannya. Pada pendekatan old-corporate relation ini

14
sering terjadi konflik dikarenakan pada pendekatan ini beranggapan bahwa
hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan tidak bersifat
jangka panjang dan hanya dipandang sebagai pihak-pihak yang hanya
mempunyai sebatas hubungan transaksional tanpa terdapat kerjasama di
dalamnya untuk mencapai manfaat bersama.
Sehingga pada pendekatan old-corporate relation ini perusahaan
relative memisahkan diri dengan stakeholder (pemangku kepenting) baik
dari dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Namun berbeda halnya
dengan pendekatan old-corporate relation, pada new-corporate relation
lebih mengedepankan adanya keterkaitan antara stakeholder dari dalam
maupun luar perusahaan untuk saling bekerja sama untuk mencapai
manfaat bersama.

2.2. Definisi Variabel


2.2.1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Untuk membangun sebuah kepercayaan kepada pihak eksternal
seperti investor dan kreditor tidak hanya membutuhkan laporan keuangan
perusahaan melainkan perusahaan harus melaporkan laporan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia :
“CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada”
Pada laporan keberlanjutan (CSR) yang mengacu pada Pasal 74
Ayat 4 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
menyebutkan bahwa :

15
a. Batasan atau luas lingkup perseroaan yang wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
b. Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang
mengatur substansi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL)
c. Sanksi hukum bagi perusahaan yang tidak melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

Keterkaitan antara Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)


dengan program kemitraan dan Bina Lingkungan yang khusus
berlaku untuk perusahaan BUMN.

Adapun menurut ISO 26000 yang mengatur secara garis besar tata
kelola laporan tanggung jawab perusahaan menyatakan bahwa tanggung
jawab organisasi atas dampak keputusan dan aktivitasnya terhadap
masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku transparan dan etis yang
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat; memperhatikan harapan pemangku
kepentingan; mematuhi hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma
perilaku internasional; dan terintegrasi di seluruh organisasi dan
dipraktikkan dalam hubungannya.
Adapun sertifikasi berstandar internasional Sistem Manajemen
Lingkungan yaitu ISO 14001 yang menekankan bahwa pelaksanaan
tanggung jawab ditekankan kepada 3P yaitu People yang artinya manusia-
manusia yang bersangkutan pada aktivitas perusahaan, Planet yang artinya
lingkungan atau ekosistem yang terpengaruh atas aktivitas perusahaan, dan
Profit atau laba yang artinya segala aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan ditujukan untuk mendapatkan laba yang maksimal.

People

Profit Planet

16
Gambar 2.1 3P (Profit, Planet, People)
Sumber : WUR-report Sustainable Development

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan


tidak hanya memperhatikan profit yang dihasilkan melainkan perusahaan
perlu juga untuk memperhatikan segi lingkungan dan masyarakat agar
tercapainya kesejahteraan bagi perusahaan.
Dengan begitu pengungkapan tanggung jawab sosial harus
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ada, dan bersifat
mengharuskan. Berikut merupakan pedoman dalam pembuatan laporan
tanggung jawab sosial berdasarkan ISO 14001-2015 :
1. Gambaran Umum
- Memahami organisasi (perusahaan) dan
konteksnya
- Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang
berkepentingan
- Menentukan ruang lingkup Environtmental
Managament System.
- Kepemimpinan dan komitmen.
2. Kebijakan Lingkungan
- Kebijakan Lingkungan
- Tindakan untuk mengatasi peluang dan risiko
3. Aspek Lingkungan
4. Hukum & Lainnya
- Kewajiban kepatuhan
- Tindakan perencanaan
5. Hukum & Lainnya
- Tujuan lingkungan
- Merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan
lingkungan
6. Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab dan
Wewenang

17
- Peran, tanggung jawab, dan wewenang
organisasi
- Sumber daya perusahaan
7. Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
- Kompetensi
- Kesadaran
8. Komunikasi
- Komunikasi internal
- Komunikasi eksternal
9. Dokumentasi
- Informasi terdokumentasi
10. Pengendalian Dokumen
- Membuat dan memperbarui
- Kontrol informasi terdokumentasi
11. Kontrol Operasi
- Perencanaan dan pengendalian operasi
12. Darurat
- Kesiapsiagaan dan tanggap darurat perusahaan
13. Pemantauan dan Pengukuran
- Kinerja kepatuhan
14. Evaluasi Kepatuhan
15. Tindakan Koreksi ketidaksesuaian dengan Tindakan
Sebelumnya.
- Peningkatan
- Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
- Peningkatan berkelanjutan
16. Kontrol Catatan
- Kontrol berkas
17. Audit Internal
18. Tinjauan Manajemen
- Ulasan manajemen

18
Dapat disimpulkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial
diatur dalam standar internasional yang artinya instansi harus melaporkan
sesuai dengan kerangka yang ada, untuk memuat seluruh informasi atas
aktivitas perusahaan. Sebagai bentuk penyampaian informasi kepada pihak
internal maupun eksternal dan mengikuti aturan sesuai dengan undang-
undang tentang laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat
mengharuskan.
Adapun alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan GRI 4 dengan 91 indikator dengan cara memberikan
poin 1 apabila perusahaan menyatakan dan melaporkan indikator tersebut
dalam laporan keberlanjutan perusahaan ataupun laporan tahunan
perusahaan dan akan mendapatkan poin 0 apabila perusahaan tidak
menyatakan dan tidak melaporkan indikator tersebut ke dalam laporan
keberlanjutan perusahaan maupu laporan tahunan perusahaan.

2.2.2. Profitabilitas
Suatu perusahaan pasti memiliki suatu dasar penilaian dari kondisi
keuangan sebagai alat analisis. Salah satu dasar penilaian tersebut adalah
profitabilitas, profitabilitas ialah suatu kapabilitas dari perusahaan untuk
mencapai suatu laba (keuntungan) dalam periode jangka waktu tertentu.
Perusahaan yang mempunyai keuntungan dari kinerja keuangan
yang baik akan cenderung akan melakukan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan dengan lebih luas (Indraswari & Mimba, 2017). Nilai
profitabilitas ini dapat menjadi suatu bahan evaluasi dari suatu keefektifan
pengelolaan dari perusahaan tersebut.
Sehingga sebuah perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam
mengelola secara keseluruhan asetnya dengan efektif dan efisien dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang semakin meningkat. (Maryati
& Siswanti, 2022). Dengan adanya keuntungan tersebut perusahaan
semakin memiliki kemampuan untuk melaksanakan dan mengungkapkan
CSR secara luas dan detail.

19
Apabila perusahaan memiliki keuntungan yang tinggi maka akan
memiliki dana yang lebih untuk dialokasikan menjadi biaya lingkungan
yang akan digunakan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan serta dilaporkan ke dalam laporan keberlanjutan perusahaan
ataupun laporan tahunan perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan
reputasi yang baik dalam pandangan investor, kreditor, maupun
masyarakat luas.
Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini pada
variabel profitabilitas ialah Net Profit Margin yang berfungsi untuk
mengatahui laba bersih yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam satu
periode dengan cara laba bersih setelah pajak dibagi penjualan perusahaan.

2.2.3. Good Corporate Governance


Good corporate governance (GCG) secara definisi merupakan
suatu sistem yang menjadi dasar aturan serta pengendali perusahaan
sehingga untuk seluruh stakeholder, hal ini membuat adanya nilai tambah
(value added) (Monks, 2003). Menurut Danu (2017), bahwa Good
Corporate Governance (GCG) sangat berpengaruh penting terhadap
perekonomian negara, salah satu contohnya ialah krisis ekonomi di
kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini terjadi karena adanya
kegagalan dari penerapan GCG. Dalam hal lain, GCG ini adalah kunci
sukses dari perusahaan untuk berkembang dan tumbuh serta menghasilkan
keuntungan dalam jangka panjang.
Serta GCG mempunyai peran sebagai pengawasan yang dilakukan
oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap pelaksanaan
manajemen dengan tujuan untuk meningkatkan akuntanbilitas perusahaan,
transparansi informasi, dan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
(Suprapti et al., 2019). Menurut (Sembiring, 2020) menyatakan bahwa
suatu perusahaan yang mempunyai sistem GCG yang efektif memungkina
adanya keterkaitan secara umum antara pengungkapan dan transparansi
dan adanya pengungkapan antara materi kegiatan yang dapat
mempengaruhi masyarakat serta lingkungan secara khusus.

20
Sejalan dengan teori stakeholder yang mempunyai hubungan
dengan GCG dalam sebuah perusahaan, yakni manajemen perusahaan
akan memenuhi harapan dari para stakeholder bahwa dengan investasi
yang telah diberikan perusahaan akan meningkatkan perhatian pada
aktivitas sosial lingkungannya.
Dengan adanya keberadaan ukuran dewan komisaris yang
merupakan salah satu aspek dari GCG diharapkan mampu untuk
mengawasi dan membuat perusahaan mengungkapkan tanggung jawab
sosial perusahaan dengan sebaik-baiknya. Namun demikian (Chen, 2019)
menyatakan bahwa dengan adanya dewan komisaris hanya melakukan
pengawasan tanpa meninjau kembali luas pengungkapan tanggung jawab
sosial yang dilaksanakan perusahaan sehingga laporan tanggung jawab
sosial perusahaan tidak berjalan dengan optimal.
Adapun pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel Good
Corporate Governance adalah dengan cara menjumlahkan seluruh dewan
komisaris yang dimiliki oleh perusahaan dalam satu periode yang
diungkapkan pada laporan keberlanjutan ataupun laporan tahunan
perusahaan.

2.2.4. Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan struktur dari modal (Houston, 2011). Ketika investor ingin
menanamkan modal usaha kepada perusahaan sering melihat aspek ukuran
dari perusahaan tersebut dan melakukan peninjauan atas kinerja keuangan
dari perusahaan tersebut (Purnasiwi & Sudarno, 2011).
Terlebih lagi dalam melaksanakan kegiatan sosial perusahaan, akan
dipengaruhi oleh ukuran dari sebuah perusahaan untuk menentukan ruang
lingkup kegiatan CSR yang akan dilakukan. Hal ini didukung oleh
pernyataan dari (Wahyuningsih & Mahdar, 2018) bahwa ukuran
perusahaan dapat menjadi variabel penduga untuk penggunaan variasi atas
pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan keberlanjutan
perusahaan.

21
Dalam hal ini, sebuah perusahaan dapat dikategorikan sebagai
perusahaan besar atau kecil yakni dilihat dari total aset ataupun total
penjualan bersih yang didapat oleh perusahaan dalam satu periode (Hery,
2017).
Perusahaan yang memiliki aset besar cenderung akan
mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan secara luas yang
dinyatakan dalam laporan keberlanjutan ataupun laporan tahunan
perusahaan, hal ini sejalan dengan penelitian yang diperoleh dari
(Wahyuningsih & Mahdar, 2018) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yang dinyatakan dalam laporan keberlanjutan ataupun laporan
tahunan perusahaan.
Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel ukuran
perusahaan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan LN total aset
perusahaan yang dimiliki instansi dalam satu periode yang dinyatakan
dengan rupiah dan terdapat pada laporan keberlanjutan ataupun laporan
tahunan perusahaan.

2.3. Penelitian Terdahulu

Gambar 2. 1 Tabel Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian


(Tahun)
1. Edison (2017) Struktur Variabel Independen • Secara Parsial
Kepemilikan : dan Simultan,
Asing, Struktur Kepemilikan Struktur
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Kepemilikan
Instutisional dan Instutisional, Asing
Kepemilikan Kepemilikan berpengaruh
Manajerial Manajerial signifikan
Pengaruhnya Variabel Dependen : terhadap Luas
Terhadap Luas Luas Pengungkapan Pengungkapan

22
Pengungkapan Corporate Social Corporate Social
Corporate Social Responsibility Responbility.
Responbility • Secara Parsial
(Studi Empiris dan Simultan,
Pada Perusahaan Kepemilikan
Sektor Utama Institusional
Yang Terdaftar Di berpengaruh
Bursa Efek signifikan
Indonesia Tahun terhadap Luas
2013 – 2014) Pengungkapan
Corporate Social
Responbility.
• Secara Parsial
dan Simultan,
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh
signifikan
terhadap Luas
Pengungkapan
Corporate Social
Responbility
2. Chen (2019) Pengaruh Ukuran Variabel Independen: • Ukuran Dewan
Dewan Komisaris Ukuran Dewan Komisaris
dan Kepemilikan Komisaris, berpengaruh
Asing Terhadap Kepemilikan Asing terhadap Luas
Luas Variabel Dependen : Pengungkapan
Pengungkapan Luas Pengungkapan CSR.
CSR CSR • Kepemilikan
Asing tidak
berpengaruh
terhadap Luas

23
Pengungkapan
CSR
3. Damayanti Pengaruh Good Variabel Independen: • Komposisi
dkk (2021) Corporate Good Corporate Dewan
Governance, Governance. Komisaris
Kepemilikan Kepemilikan Saham berpengaruh
Saham Publik dan Publik. Profitabilitas positif terhadap
Profitabilitas Variabel Dependen : pengungkapan
Terhadap Tingkat Tingkat CSR.
Pengungkapan Pengungkapan • Profitabilitas
Corporate Social Corporate Social berpengaruh
Responsibility. Responsibility positif terhadap
pengungkapan
CSR.
• Kepemilikan
saham publik
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
4. Wiyuda dan Pengaruh Good Variabel Independen: • Kepemilikan
Pramono Corporate Kepemilikan Institusional
(2017) Governance dan Institusional, Dewan berpengaruh
Karakteristik Komisaris, Komite positif terhadap
Perusahaan Audit, Profitabilitas, luas
Terhadap Luas Ukuran Perusahaan, pengungkapan
Pengungkapan Tipe Industri CSR.
Corporate Social (Profile), Leverage • Dewan
Responsibility Variabel Dependen : Komisaris
Pada Perusahaan Luas Pengungkapan berpengaruh
Manufaktur Corporate Social positif terhadap

24
Terdaftar di BEI Responsibility luas
pengungkapan
CSR.
• Profitabilitas
berpengaruh
positif terhadap
luas
pengungkapan
CSR.
• Komite Audit
berpengaruh
negatif terhadap
luas
pengungkapan
CSR.
• Ukuran
perusahaan
berpengaruh
negatif terhadap
luas
pengungkapan
CSR.
• Tipe Industri
(Profile)
berpengaruh
negatif terhadap
luas
pengungkapan
CSR.
• Leverage
berpengaruh
negatif terhadap

25
luas
pengungkapan
CSR
5. Sembiring Analisis Pengaruh Variabel Independen • Ukuran Dewan
(2020) Good Corporate : Komisaris
Governance Ukuran Dewan berpengaruh
Terhadap Komisaris, Proporsi signifikan
Corporate Social Direktur Independen, terhadap
Responsibility Proporsi Direktur pengungkapan
Perempuan, tanggung jawab
Konsentrasi sosial
Kepemilikan, perusahaan.
Proporsi Komisaris • Direktur
Independen Independen
Variabel Dependen : berpengaruh
Pengungkapan signifikan
Corporate Social terhadap
Responsibility pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Direktur
Perempuan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Konsentrasi
Kepemilikan

26
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Komisaris
Independen
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Secara parsial
hanya variabel
ukuran dewan
komisaris yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
6. Indraswari Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
dan Mimba Profitabilitas, : tidak
(2017) Pertumbuhan Profitabilitas, berpengaruh
Perusahaan, Pertumbuhan terhadap tingkat
Kapitalisasi Pasar, Perusahaan, pengungkapan

27
dan Kepemilikan Kapitalisasi Pasar, CSR.
Saham Publik Kepemilikan Saham • Pertumbuhan
Pada Tingkat Publik perusahaan tidak
Pengungkapan Variabel Dependen : berpengaruh
CSR Tingkat terhadap tingkat
Pengungkapan CSR pengungkapan
CSR.
• Kapitalisasi
pasar
berpengaruh
terhadap tingkat
pengungkapan
CSR.
• Kepemilikan
saham publik
tidak
berpengaruh
terhadap tingkat
pengungkapan
CSR
7. Wahyuningsih Pengaruh Size, Variabel Independen • Ukuran
dan Mahdar Leverage, dan : perusahaan
(2018) Profitabilitas Ukuran Perusahaan, berpengaruh
Terhadap Leverage, positif terhadap
Pengungkapan Profitabilitas pengungkapan
CSR Pada Variabel Dependen : tanggung jawab
Perusahaan Pengungkapan sosial
Manufaktur yang Tanggung Jawab perusahaan.
Terdaftar di Bursa Sosial Perusahaan • Profitabilitas
Efek Indonesia berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan

28
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Leverage
berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
pada kelompok
perusahaan
dengan tingkat
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
yang luas.
• Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
pada perusahaan
dengan tingkat
pengungkapan
CSR sedikit.
• Secara simultan
ukuran
perusahaan,

29
leverage,
profitabilitas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial perusahaan
8. Suprapti dkk Pengaruh Good Variabel Independen • Dewan direksi
(2019) Corporate : tidak
Governance Dewan Direksi, berpengaruh
Terhadap Dewan Komisaris, terhadap
Environmental Kepemilikan pengungkapan
Disclosure Institusional, tanggung jawab
Kepemilikan sosial
Manajerial, Komite perusahaan.
Audit • Dewan
Variabel Dependen : Komisaris tidak
Pengungkapan berpengaruh
Tanggung Jawab terhadap
Sosial Perusahaan pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Kepemilikan
institusional
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Kepemilikan

30
manajerial
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.
• Komite Audit
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan.

9. Wulandari Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas


dan Devy Profitabilitas dan : yang diukur
(2018) Leverage Profitabilitas & dengan
Terhadap Leverage menggunakan
Tanggung Jawab Variabel Dependen : ROA
Sosial Perusahaan Tanggung Jawab berpengaruh
(Corporate Social Sosial Perusahaan signifikan
Responsibility) terhadap CSR,
Pada PT Bank • Leverage
Syariah Bukopin berpengaruh
signifikan
terhadap CSR
10. Totanan dkk Pengaruh Variabel Independen • Tanggung Jawab
(2022) Tanggung Jawab : Lingkungan
Lingkungan, Tanggung Jawab berpengaruh
Profitabilitas, Lingkungan, positif signifkan
Ukuran Profitabilitas, Ukuran terhadap

31
Perusahaan, dan Perusahaan, Leverage pengungkapan
Leverage Variabel Dependen CSR.
Terhadap Pengungkapan • Profitabilitas
Pengungkapan Corporate Social berpengaruh
Corporate Social Responsibility positif signifikan
Responsibility terhadap
Perusahaan pengungkapan
Manufaktur di CSR.
Bursa Efek • Ukuran
Indonesia Perusahaan
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
11. Mardi dkk Faktor – Faktor Variabel Independen • Ukuran
(2019) yang : Perusahaan tidak
Mempengaruhi Ukuran Perusahaan, berpengaruh
Corporate Social Dewan Komisaris, terhadap
Responsibility Perencanaan Bonus, pengungkapan
(CSR) Kinerja Keuangan CSR.
Variabel Dependen : • Perencanaan
Pengungkapan CSR bonus tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.

32
• Dewan komisaris
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Kinerja
keuangan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
12. Putra dan Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
Setiawan Profitabilitas, : tidak
(2022) Leverage dan Profitabilitas, berpengaruh
Ukuran Leverage, Ukuran terhadap
Perusahaan Perusahaan pengungkapan
Terhadap Variabel Dependen : CSR.
Pengungkapan Corporate Social • Leverage tidak
Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh
Responsibility terhadap
(CSR) pengungkapan
CSR.
• Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
13. Ruroh dan Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
Latifah (2017) Profitabilitas, : berpengaruh
Leverage, Ukuran Profitabilitas, terhadap
Perusahaan dan Leverage, Ukuran pengungkapan

33
Risk Minimazation Perusahaan, Risk CSR.
Terhadap Minimazation • Leverage
Pengungkapan Variabel Dependen : berpengaruh
CSR Pengungkapan CSR terhadap
pengungkapan
CSR.
• Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Risk
Minimaztion
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
14. Rukmana dkk Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
(2019) Profitabilitas dan : tidak
Ukuran Profitabilitas & berpengaruh
Perusahaan Ukuran Perusahaan signifikan
Terhadap Variabel Dependen : terhadap
Pengungkapan Pengungkapan pengungkapan
Corporate Social Corporate Social CSR.
Responsibility Responsibility • Ukuran tidak
(CSR) pada berpengaruh
Perusahaan signifikan
Pertambangan di terhadap
Bursa Efek pengungkapan
Indonesia CSR
15. Ramadhan Pengaruh Ukuran Variabel Independen • Kinerja

34
(2019) Perusahaan, : Lingkungan
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, berpengaruh
Kinerja Profitabilitas, Kinerja terhadap
Lingkungan Lingkungan Pengungkapan
terhadap Variabel Dependen : CSR.
Corporate Social Pengungkapan CSR • Profitabilitas
Responsibility tidak
Disclosure berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
16. Yurika dan Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
Viriany Profitabilitas, : Profitabilitas, tidak
(2019) Leverage, Leverage, Likuiditas, berpengaruh
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Ukuran Variabel Dependen : pengungkapan
Perusahaan Pengungkapan CSR CSR.
Terhadap • Leverage tidak
Pengungkapan berpengaruh
CSR terhadap
pengungkapan
CSR.
• Likuiditas tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan

35
CSR.
• Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
17. Ersyafdi dan Pengaruh Faktor Variabel Independen • Profitabilitas
Irianti (2020) Keuangan, Tata : berpengaruh
Kelola Ukuran Perusahaan, terhadap
Perusahaan, Solvabilitas, pengungkapan
Agresivitas Pajak Profitabilitas, CSR.
terhadap Kepemilikan • Komite Audit
Pengungkapan Manajerial, berpengaruh
CSR Kepemilikan terhadap
Institusional, Komite pengungkapan
Audit, Komisaris CSR.
Independen, • Kepemilikan
Agresivitas Pajak Manajerial
Variabel Dependen : berpengaruh
Pengungkapan CSR terhadap
pengungkapan
CSR.
• Agresivitas Pajak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Solvabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan

36
CSR.
• Ukuran
Perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Komisaris
Independen tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR.
• Kepemilikan
Instutisional
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR
18. Esposito dkk Exploring Variabel Independen • Company Size
(2021) Corporate Social : positively affects
Responsibility in Company Size, CSR Disclosure.
the Italian wine Geogrpahic Location Geographic
sector through Variabel Dependen : Location don’t
websites CSR Disclosure have affects on
CSR Disclosure
19. Doni dkk Corporate Variabel Independen • Stakeholder
(2021) Governance : engagement is
Model, Sustainable positively
Stakeholder Corporate associated with
Engagement and Governance Models, corporate social

37
Social Issuses Stakeholder performance.
Evidence from Engagement, Firm • Firm’s
European Oil and Profitability, Market profitability
Gas Industri Value doesn’t have
Variabel Dependen : effect on
Social Score corporate social
performance.
• Market value
doesn’t have
effect on
corporate social
performance.
• Corporate
Governance
Practices is
positively
associated with
corporate social
performance.
20. Oktariyani Pengaruh Variabel Independen • Profitabilitas
dan Profitabilitas, : tidak memiliki
Rachmawati Leverage, Kinerja Profitabilitas, pengaruh
(2021) Lingkungan dan Leverage, Kinerja terhadap
Diversifikasi Lingkungan, pengungkapan
Gender Terhadap Keberagaman Gender lingkungan
Pengungkapan Variabel Dependen : perusahaan.
Lingkungan Pada Pengungkapan • Leverage tidak
Perusahaan Lingkungan memiliki
Pertambangan di Perusahaan pengaruh
Indonesia terhadap
pengungkpaan
lingkungan

38
perusahaan.
• Keberagaman
gender tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan
perusahaan.
• Kinerja
lingkungan yang
diproksikan
dengan sertifikat
ISO14001
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan
lingkungan
perusahaan
Sumber : Jurnal Publikasi 2017-2022

2.4 Perbedaan Dari Penelitian Sebelumnya


Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari penelitian-
penelitian terdahulu adalah ada pada letak sampel perusahaan, sehubungan dengan
adanya pemecahan kategori sesuai edaran yang dikeluarkan oleh BEI 2021 maka
penelitian ini menggunakan sampel dengan kategori Consumer Non- Cyclicals
dan terdapat beberapa sektor di dalamnya seperti food and staples retailing, food
and beverage, tobacco, dan nondurable household products. Selain itu terletak
ada pada pengukuran yang berbeda perhitungan untuk variabel Profitabilitas, pada
penelitian sebelumnya seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari &
Devy, 2018) yang menggunakan proxy rasio Return On Asset (ROA) pada
penelitiannya, selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Putra & Setiawan, 2022)

39
yang menggunakan ROA sebagai pengukuran penelitian, namun pada penelitian
ini peneliti menggunakan perhitungan dengan menggunakan rasio Net Profit
Margin (NPM) yakni dengan cara menghitung laba bersih setelah pajak dibagi
dengan penjualan. NPM digunakan untuk melihat keefektifan perusahaan dalam
beroperasi dan untuk mengukur besarnya laba yang diperoleh. (Ernesto &
Pangaribuan, 2020).

2.5 Kerangka Teoritis


Adapun kerangka teoritis pada penelitian ini sebagai berikut :

Profitabilitas H1

H2 Pengungkapan Tanggung Jawab


Good Corporate
Sosial Perusahaan
Governance

H3
Ukuran Perusahaan

H4
Gambar 2.2 Kerangka Teoritis
Sumber : Data Olah (2022)

2.6 Pengembangan Hipotesis


2.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan.
Profitabilitas merupakan aspek penting sebagai faktor pendukung segala
aktivitas dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut
Pasal 74 Ayat 4 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, menyatakan bahwa perseroan terbatas wajib untuk membuat laporan
atas tanggung jawab sosial perusahan. Adapun (Putri & Christiawan, 2014)
menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai profit merupakan
perusahaan yang mengerti dan peduli akan lingkungan sosial. Pada segmen
ini teori stakeholders mempunyai peran terhadap hubungan pengaruh

40
profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial semakin banyak
dana yang disediakan oleh para stakeholders maka semakin luas pula
pengungkupan tanggung jawab sosial perusahaan yang disajikan. Seperti yang
diungkapkan oleh Urmila dan Metha (2017) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responbility.
H1 : Profitabilitas Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2.6.2 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut UU No 4o Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan
bahwa “Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada Direksi.” Ukuran Dewan Komisaris merupakan salah
satu bentuk mekanisme Good Corporate Governance (GCG). Semakin besar
ukuran dewan komisaris maka dalam praktik pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan juga semakin luas mengungkapkannya. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan (Chen, 2019) menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR. Selain itu,
adapun penelitian yang dilakukan oleh (Damayanty et al., 2021) yang
menyatakan bahwa komposisi dari dewan komisaris berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Adapun hasil penelitian lainnya yang menyatakan bahwa
dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh (Wiyuda & Pramono, 2017). Dengan demikian CSR
merupakan sebagai alat untuk meyakinkan para stakeholders pada perusahaan
bahwa perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab sosial sesuai dengan
ketentuan hukum dan standarisasi yang ada. Maka dapat diperoleh :
H2 : Ukuran Dewan Komisaris Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial
Pada ukuran perusahaan terbagi menjadi dua yaitu perusahaan berskala kecil
dan berskala besar. Semakin besar skala ukuran dari suatu perusahaan maka

41
akan semakin mudah untuk mendapatkan biaya untuk melaksanakan
aktivitasnya termasuk dalam praktik menjalankan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
(Wahyuningsih & Mahdar, 2018) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh (Totanan et al., 2022) memberikan hasil
bahwa ukuran positif berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Adapun
penelitian yang memiliki hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh (Putra & Setiawan, 2022)
Maka, manajemen perusahaan mempunyai kendali penuh terhadap laporan
keuangan untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk membiaya CSR
pada setiap periodenya. Sehingga dapat diperoleh :
H3 : Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif Secara Signifikan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

2.6.4 Pengaruh Profitabilitas, Good Corporate Governance, dan Ukuran


Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan membutuhkan usaha
lebih untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas dan rinci.
Perusahaan membutuhkan banyak dana untuk membuat laporan
keberlanjutan dengan optimal sebagai sarana khusus dalam pengungkapan
tanggung jawab sosial yang sudah dilakukan oleh perusahaan, dengan
begitu perusahaan yang memiliki hasil keuntungan yang lebih banyak
dalam satu periode akan mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan melalui laporan keberlanjutan lebih maksimal. Selain itu
dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan dipengaruhi
oleh pihak internal seperti ukuran dewan komisaris dikarenakan
stakeholder memegang kendali atas aktivitas perusahaan, semakin baik
tata kelola perusahaan maka semakin maksimal pengungkapan tanggung
jawab sosial yang dilaporkan melalui laporan keberlanjutan perusahaan.
Dan ukuran perusahaan juga akan mempengaruhi dalam pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, karena besar kecilnya perusahaan akan

42
mempengaruhi hasil informasi dari tanggung jawab sosial perusahaan
yang akan diterbitkan pada akhir periode.
Dengan demikian dari uraian tersebut dapat ditarik dugaan sementara
berdasarkan ke tiga variabel independen menunjukan adanya pengaruh
terhadap variabel dependen, sehingga dapat diperoleh :
H4 : Profitabilitas, Good Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan.

43

Anda mungkin juga menyukai