Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran umum teori


1. Teori legitimasi
Teori legitimasi berfokus pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat.
Teori ini menjadi landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan apa yang menjadi
harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan dengan norma sosial yang berlaku
dimana perusahaan melangsungkkan kegiatan bisnisnya. Menurut teori ini suatu
perusahaan beroperasi dengan ijin masyarakat, dimana ijin dapat ditarik apabila
masyarakat menilai jika perusahaan tidak melakukan hal-hal yang diwajibkan kepadanya
(Sari, 2013).
Dilihat dari teori di atas,perusahaan harus memiliki nilai-nilai social yang sesuai dengan
masyarakat sekitar dengan cara membuat laporan kegiatan social dan lingkungan dengan
cara pengungkapan csr diharapkan perusahaan memperoleh legitimasi sosial dan
mendapatkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang.

2. Teori Sinyal
Teori sinyal merupakan teori yang membahas mengenai dorongan perusahaan
untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan
karena terjadinya asimetri antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk
mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang
dimiliki, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi yang
wajib diungkapkan perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Informasi ini dapat dimuat
dalam laporan tahunan atau laporan sosial perusahaan terpisah. Perusahaan melakukan
pengungkapan CSR dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan
dalam (Retno:2012). Informasi tentang pengungkapan CSR merupakan suatu sinyal
perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.karena
CSR terkait dengan acceptability dan sustainability. yang artinya perusahaan diterima
dan berkelanjutan untuk dijalankan di suatu tempat dalam jangka panjang. Acceptability
dan sustainability juga terkait dengan resiko bagi investor, karena perusahaan
bertanggung jawab pada dampak sosial dan lingkungan, termasuk didalamnya tanggung
jawab terhadap tenaga kerja dan keamanan produk bagi konsumen memiliki resiko
terjadinya konflik sosial dan lingkungan yang lebih rendah dibanding perusahaan yang
tidak melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya (Adisusilo : 2011).
3. Teori keagenan (Agency Theory) revisi
Teori keagenan (Agency Theory) pertama kali diperkenalkan oleh Jensen dan
Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa “perusahaan
merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis
(principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber
daya tersebut. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap individu semata – mata
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menumbulkan konflik kepentingan
antara principal dan agent.” Dalam menjelaskan hubungan keagenan, Jensen dan
Meckling (1976) dalam Godfrey et al. (2010:362) menyebutkan ketika terdapat suatu
kontrak yang mengikat agen dengan pemilik perusahaan untuk menjalankan suatu
kegiatan atas nama pemilik perusahaan dimana, dalam kontrak tersebut agen diberikan
kewenangan untuk melakukan pengambilan keputusan, maka akan timbul hubungan
keagenan.Teori keagenan menyatakan bahwa, perusahaan yang menghadapi biaya
kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih
rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan
manajemen (salah satunya biaya yang akan dapat meningkatkan reputasi perusahaan di
mata masyarakat yaitu biaya-biaya yang terkait dengan tanggung jawab sosial
perusahaan)(Dirvi Surya Abbas 2017

4. Teori Stakeholders
Teori stakeholders Menurut Ghazali dan Chariri (2007:409)(ganti), Teori
Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada
seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain). Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan
pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak suatu informasi
di dalam laporan perusahaan tersebut. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk
membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak
dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin
muncul bagi stakeholder.
Meskipun stakeholder theory mampu memperluas perspektif pengelolaan perusahaan dan
menjelaskan dengan jelas hubungan antara perusahaan dengan stakeholder, teori ini
memiliki kelemahan. Gray et al (1997) mengatakan bahwa kelemahan dari stakeholder
theory terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang
digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya. Perusahaan hanya diarahkan
untuk mengidentifikasi stakeholder yang dianggap penting dan berpengaruh dan
perhatian perusahaan akan diarahkan pada stakeholder yang dianggap bermanfaat bagi
perusahaan. Mereka yakin bahwa stakeholder theory mengabaikan pengaruh masyarakat
luas (society as a whole) terhadap penyediaan informasi dalam pelaporan keuangan
(Ghozali dan Chariri, 2007:411).
B. Definisi Konseptual Variabel (minimal 8 thn buku panduan skripsi kutipan 2
bariss ama lebih 3 baris beda spasi kalimat SPO hindarin supaya maka oleh karena itu
bahas ingrris italic )
1.CSR (revisi tahun terbaru
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarelamengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya daninteraksinya dengan stakeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi dibidang hukum (Darwin, 2004:26). Hackston dan Milne (2002:16)
menyatakan bahwa corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian
dampak sosial dan Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 67 lingkungandari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingandan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Menurut Crefige (1997:39), lingkungansosial perusahaan dapat diartikan: Secara
pengertian luas, lingkungan socialperusahaan meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat,karyawan, lingkungan hidup, pemerintah dan konsumen. Secara pengertian
sempit, lingkungan sosial lebih condong ke pengertian karyawan perusahaan, sehingga
tanggungjawab sosial perusahaan lebih terfokus pada kesejahteraan pekerja

2.Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan ukuran penjualan,
total aset, dan kapitalisasi pasar (Basyaib, 2007:122). Hal yang serupa dijelaskan oleh
Brigham dan Houston (2010:4) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan merupakan
ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total aset,
total penjualan, jumlah laba, beban pajak, dan lain – lain. Godfrey et al. (2010:415)
menyatakan bahwa perusahaan besar menyediakan informasi yang lebih variatif serta
menyediakan pengungkapan yang lebih dalam dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan besar yang sudah well established akan lebih mudah memperoleh modal di
pasar modal sehingga perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas yang lebih besar
(Sartono, 2010:249).

5. Profitabilitas. (terbaru)
Profitabilitas Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007) rasio profitabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan.
Karena ada keseragaman ukuran teoritis untuk profitabilitas dalam pengungkapan
tanggung jawab sosial maka dalam penelitian ini akan digunakan salah satu rasio
profabilitas yaitu ROA yang dapat dicari dengan laba setelah pajak dibagi dengan total
assets

6. Leverage.
Salah satu aspek yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah aspek
leverage atau hutang perusahaan. Hutang merupakan salah satu komponen penting dalam
struktur modal perusahaan yang merupakan salah satu sumber pendanaan. Menurut Ang
(1997), DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan pentingnya
sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditur. Dengan rumus:
DER = Total Hutang / Total Ekuita

7. Kepemilikan saham public


Kepemilikan saham publik menurut Peraturan Bank Indonesia No 14 tahun 2012
merupakan batas maksimum prosentase kepemilikan suatu saham perusahaan yang boleh
dimiliki oleh masyarakat publik. Melalui kepemilikan saham publik yang tinggi akan
berdampak pada ukuran perusahaan yang dilihat dari segi asset perusahaan sekaligus nilai
profitabilitas yang berarti tingkat kenaikan keuntungan yang didapat oleh perusahaan

C. Kaitan antar variable


1. Teori
a) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap CSR

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya
suatu perusahaan (Sari : 2009). Wakid, dkk (2013) menyatakan bahwa untuk menentukan
besar kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aktiva, jumlah tenaga
kerja dan tingkat penjualan. Ukuran perusahaan atau size dapat dilihat dari total aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin
luas pengungkapan informasi yang akan disajikan karena masyarakat akan mengawasi
terkait hal-hal yang
dilakukan perusahaan dalam aktivitas perusahaan. Dari hasil penelitian Andreas dan
Chrystina Lawer (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Almilia dkk (2011) juga
mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hubungan positif antara ukuran
perusahaan dengan tingkat pengungkapan mengindikasikan bahwa perusahaan besar yang
memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumber daya
untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam
sistem informasi pelaporan. Ukuran perusahaan umumnya dikaitkan dengan teori agensi
yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya keagenan yang
muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan
cenderung mengungkapkan
informasi yang lebih luas. Menurut Cowen et al., (1987) dalam (Sembiring : 2005),
secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih
besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat
mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang
dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin
luas.

b) Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan social responsibility


Penelitian mengenai variabel profitabilitas yang dilakukan oleh Indraswari, Astika (2015)
dan Pradnyani, Sisdnyani (2015), memiliki hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR ini mengartikan suatu perusahaan jika tingkat
profitabilitasnya tinggi akan mengungkapkan informasi lebih luas sebagai salah satu
upaya untuk meyakinkan pihak eksternal bahwa perusahaan sedang dalam kompetisi
meyakinkan dan menonjolkan kapasitas perusahaan yang baik pada saat ini. Sedangkan
Rahayu, Anisyukurlillah (2015) dan Barnas, Hapsari, Yidowati (2016), menyebutkan
profitabilitas berpengaruh negatif pada pengungkapan CSR. Pengungkapan sosial
perusahaan justru memberikan kerugian kompetitif (competitive disadvantage) karena
perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial
tersebut.

c) Pengaruh Leverage Perusahaan Terhadap Corporate Social Responbility


Penilitian yang dilakukan oleh Rofiqkoh, Priyadi (2016), menyatakan leverage
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR menunjukan bahwa perusahaan dengan
rasio leverage yang tinggi berkewajiban untuk melakukan pengungkapan informasi yang
lebih luas dibandingkan perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Rasio leverage
digunakan untuk memberikan gambaran tentang struktur modal yang dimiliki
perusahaan, untuk dapat melihat tingkat resiko tertagihnya suatu hutang . Sebaliknya
Pradnyani, Sisdnyani (2015), menyatakan leverage berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan CSR dikaitkan dengan teori agensi, manajemen yang memiliki tingkat
leverage tinggi akan
meminimalisir pengungkapan CSR yang dibuat perusahaan tersebut untuk mengalihkan
perhatian debtholder.

d) Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Perusahaan Terhadap Corporate Social


Responbility
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Anisyukurlillah; (2015),
mengungkapkan perusahaan yang kepemilikan saham publiknya tinggi menunjukan
bahwa perusahaan dianggap mampu beroperasi dan memberikan deviden yang sesuai
kepada masyarakat sehingga cenderung akan mengungkapkan informasi sosial yang lebih
luas., namun berbeda dengan Indraswari, Astika (2015), yang menyatakan semakin
banyak kepemilikan saham publik maka semakin rendah tingkat pengungkapan CSR
perusahaan.

2. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Beberapa penelitian telah dilakukan oleh peneliti - peneliti terdahulu untuk
meneliti hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas,leverage,dan kepemilikan
saham publik terhadap CSR. Hasil yang ditunjukan menunjukan adanya perbedaan antar
penelitian. Ikhtisar dari penelitian – penelitian sebelumnya disajikan dalam tabel 2.1.
berikut ini:

N Penliti Variable penelitian Hasil penelitan


O
1 Dirvi Surya Abbas(1), Variabel indenpenden:ukuran Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
Mohamad Zulman Hakim(2), perusahaan,leverage,profitabilitas CSR
NurIstianah(3) 2017 Kepemilikan saham publik Ukuran perusahan berpengaruh positif
terhadapat csr
Variable dependen:pengungkapan
social responsibility Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR

Kepemilkan saham publik berpengaruh


terhadap CSR
2 Yuhansa Putri Aji Novita Variabel indenpenden: Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSR
Arum(2017) Profitabilitas,ukuran
perusahaan,leverage,kepemilikan Ukuran perusahaan berepengaruh positif
saham publik terhadap CSR

Variable dependen:pengungkapan Kepemilikan saham publik tdak berpengaruh


social responsibility terhadap CSR

Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR

3 Puji Rahayu Indah Variabel indenpenden: kepemilikan Kepemilikan saham publik berpengaruh
,Anisyukurlillah(2015) saham publik,profitabilitas dan positif terhadap CSR
media
Variable dependen:pengungkapan Profitabilitas tidak berengaruh terhadap CSR
social responsibility
Media tidak berpenaruh terhaddap CSR

4 Azwir Nasir, Pipin Kurnia Variabel indenpenden:kepemilikan Kepemilikan menejerial tidak berpengarruh
dan Teguh Dheki Hakri(2013) menejerial terhadap CSR
,Leverage,Profitabilitass,ukuran dan
umur perusahaan Leverage berpengaruh positif terhadap CSR
Profitabilitas tidak Berpengaruh terhadap
Variebel dependen:pengungkapan CSR
social responsibility
Ukuran dan umur berpengaruh terhadap CSR

5 Gusti Ayu Dyah Indraswari Variabel indenpenden:kepemilikan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
Ida Bagus Putra Astika(2015) saham publik ,Profitabilitas,ukuran CSR
perusahaan
Profitabilitas berpengaruh terhadap CSR
Variebel dependen:pengungkapan
social responsibility Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap CSR

6 Gusti Agung Arista Pradnyani Variabel indenpenden:leverage Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR
Eka Ardhani Sisdyani(2015) ,Profitabilitas,ukuran dewan
komisaris dan ukuran perusahaan Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh
positif terhadap CSR
Variebel dependen:pengungkapan
social responsibility Pofitabilitas berpengaruh positif terhadap CSR

Ukuran perusahaan berpenngaruh positif


terhadap CSR
7 Rindu Kurnia Putri(2017) Variabel indenpenden:ukuran Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
perusahaan, leverage CSR
,Profitabilitas,likuiditas dan basis
kepemilikan Profitabilitas berpengaruh terhadap CSR

Variebel dependen:pengungkapan Leverage berpengaruh terhadap CSR


social responsibility
Basis kepemilikan berpengaruh terhadap CSR
8 Sulis Rochayatun Variable indenpenden: Pengaruh Kepemilikan Institusional
Environmental berpengaruh terhadapp CSR
Performance,Kepemilikan
Institusional dan dewan komisaris Environmental Performance berpengaruh
positif terhadap CSR
Variebel dependen:pengungkapan
social responsibility Dewan komisaris berpngaruh positif terhadap
CSR
9 Thio Lie Sha(2014) Variabel indenpenden:leverage Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
,Profitabilitas,ukuran dewan yang signifikan terhadap CSR
komisaris dan ukuran perusahaan
Ukuran dewan komisaris tidak mempunyai
Variebel dependen:pengungkapan pengaruh yang signifikan terhadap CSR
social responsibility
Profitabilitas berpengaruh terhadap CSR

Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR


10 Widya hastuti Variabel indenpenden: ukuran Ukuran perusahaan berpengaruh positif
perusahaan,pertumbuhan terhadap CSR
perusahaan dan tipe industri
Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
Variebel dependen:pengungkapan terhadap CSR
social responsibility
Tipe industri berpengaruh terhadap CSR

Gambarin modelny

D. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis


Ukuran perusahaan banyak digunakan sebagai variabel penduga karena sesuai teori
agensi maka perusahaanbesar akan mampu mengalokasikan biaya keagenan yang besar
pula. Biaya yang dikeluarkan tersebut secara otomatis akan berdampak kepada kebijakan
manajemen dalam mengungkapkan informasi secara luas mengenai aspek sosial dan
lingkungan. Oleh karena itu hipotesis pertama adalah
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan CSR

Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba atau


keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2013).
Profitabilitas merupakan suatu perhitungan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat laba
yang diperoleh perusahaan berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam
perusahaan tersebut (Maiyarni, dkk 2014). Mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi,
menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset, yang berarti semakin baik
(Hanafi, 2013).Perusahaan akan mendapat investor jika kinerja perusahaan dianggap baik
melalui laporan keuangan.berdasarakan uraian diatas maka hipotesis kedua adalah
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR

Perusahaan dengan leverage yang rendah mencerminkan kemampuan


pendanaan dari pemegang saham yang baik. Sedangkan, tingkat leverage perusahaan
dikatakantinggi jika pendanaan untuk aktivitas perusahaan lebih banyak berasal dari
pihak eksternal, dimana hal tersebut yang diperhatikan oleh debtholders. Untuk
meminimalisir perhatian debtholders maka manajemen perusahaan memfokuskan pada
peningkatan laba sehingga luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial dikurangi.dari
uraian diatas maka hipotesis ketiga adalah:
H3: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR

Kepemilikan saham oleh publik adalah proporsi saham yang dimiliki publik/
masyarakat, yang tidak memiliki hubungan istimewa terhadap perusahaan. Yangmana,
kepemilikannya ± 5%(Hamdani, dkk 2017). Pemegang saham publik merupakan
pemegang saham minoritas disebuah perusahaan. Pemegang saham publik biasanya
berbentuk entitas seperti perbankan, dana pensiun, asuransi, reksa dana, dan institusi lain.
Faktor kepemilikan oleh publik dapat meningkatkan pengendalian terhadap manajemen
dan mengurangi perilaku mementingkan diri sendiri yang mungkin dilakukan (Agistia,
2012).
Investor publik memiliki kekuatan (power) dan pengalaman (experience) untuk
bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip perusahaandalam melindungi berbagai hak
dan kepentingan seluruh pemegang saham, sehingga mereka menuntut perusahaan untuk
melakukan komunikasi secara transparan (Agistia, 2012).oleh karena itu,berdasarakan
uraian diatas maka hipotesis keempat adalah :
H4: Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial

Anda mungkin juga menyukai