LANDASAN TEORI
2. Teori Sinyal
Teori sinyal merupakan teori yang membahas mengenai dorongan perusahaan
untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan
karena terjadinya asimetri antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk
mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang
dimiliki, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi yang
wajib diungkapkan perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial
perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Informasi ini dapat dimuat
dalam laporan tahunan atau laporan sosial perusahaan terpisah. Perusahaan melakukan
pengungkapan CSR dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan
dalam (Retno:2012). Informasi tentang pengungkapan CSR merupakan suatu sinyal
perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.karena
CSR terkait dengan acceptability dan sustainability. yang artinya perusahaan diterima
dan berkelanjutan untuk dijalankan di suatu tempat dalam jangka panjang. Acceptability
dan sustainability juga terkait dengan resiko bagi investor, karena perusahaan
bertanggung jawab pada dampak sosial dan lingkungan, termasuk didalamnya tanggung
jawab terhadap tenaga kerja dan keamanan produk bagi konsumen memiliki resiko
terjadinya konflik sosial dan lingkungan yang lebih rendah dibanding perusahaan yang
tidak melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya (Adisusilo : 2011).
3. Teori keagenan (Agency Theory) revisi
Teori keagenan (Agency Theory) pertama kali diperkenalkan oleh Jensen dan
Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa “perusahaan
merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis
(principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber
daya tersebut. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap individu semata – mata
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menumbulkan konflik kepentingan
antara principal dan agent.” Dalam menjelaskan hubungan keagenan, Jensen dan
Meckling (1976) dalam Godfrey et al. (2010:362) menyebutkan ketika terdapat suatu
kontrak yang mengikat agen dengan pemilik perusahaan untuk menjalankan suatu
kegiatan atas nama pemilik perusahaan dimana, dalam kontrak tersebut agen diberikan
kewenangan untuk melakukan pengambilan keputusan, maka akan timbul hubungan
keagenan.Teori keagenan menyatakan bahwa, perusahaan yang menghadapi biaya
kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih
rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan
manajemen (salah satunya biaya yang akan dapat meningkatkan reputasi perusahaan di
mata masyarakat yaitu biaya-biaya yang terkait dengan tanggung jawab sosial
perusahaan)(Dirvi Surya Abbas 2017
4. Teori Stakeholders
Teori stakeholders Menurut Ghazali dan Chariri (2007:409)(ganti), Teori
Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada
seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain). Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan
pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak suatu informasi
di dalam laporan perusahaan tersebut. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk
membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak
dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin
muncul bagi stakeholder.
Meskipun stakeholder theory mampu memperluas perspektif pengelolaan perusahaan dan
menjelaskan dengan jelas hubungan antara perusahaan dengan stakeholder, teori ini
memiliki kelemahan. Gray et al (1997) mengatakan bahwa kelemahan dari stakeholder
theory terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang
digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya. Perusahaan hanya diarahkan
untuk mengidentifikasi stakeholder yang dianggap penting dan berpengaruh dan
perhatian perusahaan akan diarahkan pada stakeholder yang dianggap bermanfaat bagi
perusahaan. Mereka yakin bahwa stakeholder theory mengabaikan pengaruh masyarakat
luas (society as a whole) terhadap penyediaan informasi dalam pelaporan keuangan
(Ghozali dan Chariri, 2007:411).
B. Definisi Konseptual Variabel (minimal 8 thn buku panduan skripsi kutipan 2
bariss ama lebih 3 baris beda spasi kalimat SPO hindarin supaya maka oleh karena itu
bahas ingrris italic )
1.CSR (revisi tahun terbaru
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarelamengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya daninteraksinya dengan stakeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi dibidang hukum (Darwin, 2004:26). Hackston dan Milne (2002:16)
menyatakan bahwa corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian
dampak sosial dan Sulis Rochayatun, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi WIGA Vol. 6 No. 1, Maret 2016, Hal 63 - 79 67 lingkungandari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingandan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Menurut Crefige (1997:39), lingkungansosial perusahaan dapat diartikan: Secara
pengertian luas, lingkungan socialperusahaan meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat,karyawan, lingkungan hidup, pemerintah dan konsumen. Secara pengertian
sempit, lingkungan sosial lebih condong ke pengertian karyawan perusahaan, sehingga
tanggungjawab sosial perusahaan lebih terfokus pada kesejahteraan pekerja
2.Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan ukuran penjualan,
total aset, dan kapitalisasi pasar (Basyaib, 2007:122). Hal yang serupa dijelaskan oleh
Brigham dan Houston (2010:4) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan merupakan
ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau dinilai oleh total aset,
total penjualan, jumlah laba, beban pajak, dan lain – lain. Godfrey et al. (2010:415)
menyatakan bahwa perusahaan besar menyediakan informasi yang lebih variatif serta
menyediakan pengungkapan yang lebih dalam dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan besar yang sudah well established akan lebih mudah memperoleh modal di
pasar modal sehingga perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas yang lebih besar
(Sartono, 2010:249).
5. Profitabilitas. (terbaru)
Profitabilitas Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007) rasio profitabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan.
Karena ada keseragaman ukuran teoritis untuk profitabilitas dalam pengungkapan
tanggung jawab sosial maka dalam penelitian ini akan digunakan salah satu rasio
profabilitas yaitu ROA yang dapat dicari dengan laba setelah pajak dibagi dengan total
assets
6. Leverage.
Salah satu aspek yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah aspek
leverage atau hutang perusahaan. Hutang merupakan salah satu komponen penting dalam
struktur modal perusahaan yang merupakan salah satu sumber pendanaan. Menurut Ang
(1997), DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan pentingnya
sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditur. Dengan rumus:
DER = Total Hutang / Total Ekuita
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya
suatu perusahaan (Sari : 2009). Wakid, dkk (2013) menyatakan bahwa untuk menentukan
besar kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aktiva, jumlah tenaga
kerja dan tingkat penjualan. Ukuran perusahaan atau size dapat dilihat dari total aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin
luas pengungkapan informasi yang akan disajikan karena masyarakat akan mengawasi
terkait hal-hal yang
dilakukan perusahaan dalam aktivitas perusahaan. Dari hasil penelitian Andreas dan
Chrystina Lawer (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Almilia dkk (2011) juga
mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hubungan positif antara ukuran
perusahaan dengan tingkat pengungkapan mengindikasikan bahwa perusahaan besar yang
memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumber daya
untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam
sistem informasi pelaporan. Ukuran perusahaan umumnya dikaitkan dengan teori agensi
yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya keagenan yang
muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan
cenderung mengungkapkan
informasi yang lebih luas. Menurut Cowen et al., (1987) dalam (Sembiring : 2005),
secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih
besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat
mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang
dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin
luas.
3 Puji Rahayu Indah Variabel indenpenden: kepemilikan Kepemilikan saham publik berpengaruh
,Anisyukurlillah(2015) saham publik,profitabilitas dan positif terhadap CSR
media
Variable dependen:pengungkapan Profitabilitas tidak berengaruh terhadap CSR
social responsibility
Media tidak berpenaruh terhaddap CSR
4 Azwir Nasir, Pipin Kurnia Variabel indenpenden:kepemilikan Kepemilikan menejerial tidak berpengarruh
dan Teguh Dheki Hakri(2013) menejerial terhadap CSR
,Leverage,Profitabilitass,ukuran dan
umur perusahaan Leverage berpengaruh positif terhadap CSR
Profitabilitas tidak Berpengaruh terhadap
Variebel dependen:pengungkapan CSR
social responsibility
Ukuran dan umur berpengaruh terhadap CSR
5 Gusti Ayu Dyah Indraswari Variabel indenpenden:kepemilikan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
Ida Bagus Putra Astika(2015) saham publik ,Profitabilitas,ukuran CSR
perusahaan
Profitabilitas berpengaruh terhadap CSR
Variebel dependen:pengungkapan
social responsibility Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap CSR
6 Gusti Agung Arista Pradnyani Variabel indenpenden:leverage Leverage tidak berpengaruh terhadap CSR
Eka Ardhani Sisdyani(2015) ,Profitabilitas,ukuran dewan
komisaris dan ukuran perusahaan Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh
positif terhadap CSR
Variebel dependen:pengungkapan
social responsibility Pofitabilitas berpengaruh positif terhadap CSR
Gambarin modelny
Kepemilikan saham oleh publik adalah proporsi saham yang dimiliki publik/
masyarakat, yang tidak memiliki hubungan istimewa terhadap perusahaan. Yangmana,
kepemilikannya ± 5%(Hamdani, dkk 2017). Pemegang saham publik merupakan
pemegang saham minoritas disebuah perusahaan. Pemegang saham publik biasanya
berbentuk entitas seperti perbankan, dana pensiun, asuransi, reksa dana, dan institusi lain.
Faktor kepemilikan oleh publik dapat meningkatkan pengendalian terhadap manajemen
dan mengurangi perilaku mementingkan diri sendiri yang mungkin dilakukan (Agistia,
2012).
Investor publik memiliki kekuatan (power) dan pengalaman (experience) untuk
bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip perusahaandalam melindungi berbagai hak
dan kepentingan seluruh pemegang saham, sehingga mereka menuntut perusahaan untuk
melakukan komunikasi secara transparan (Agistia, 2012).oleh karena itu,berdasarakan
uraian diatas maka hipotesis keempat adalah :
H4: Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial