NAMA : NUPIANA
NIM :A1C016118
KELAS : C/AKUNTANSI
- Teori legitimasi
- Teori pemangku kepentingan
- Teori institusional
Menurut Gray, Owen dan Adam (1996) teori legistimasi dan teori pemangku kepentingan
diturunkan dari teori yang lebih luas yang dinamakan Political economy theory.
Political economy theory adalah kerangka kerja sosial, politik dan ekonomi dimana
kehidupan manusia berlangsung.
Menurut guthrie dan parker (1990):
TEORI LEGISTIMASI
Institusi sosial termasuk bisnis, beroperasi dalam masyarakat melalui kontrak sosial sehingga
keberlangsungan dan pertumbuhannya berdasarkan pada :
Deegan dan rankin (1996) menyatakan bahwa organisasi tidak dapat membenarkan
operasinya karena masyarakat dapat menolak ‘kontrak’ untuk melanjutkan operasinya.
Kegunaan laporan akuntansi dalam strategi legitimasi. Salah satu fungsi akuntansi dan
laporan akuntansi adalah untuk melegitimasi eksistensi perusahaan.
Perusahaan dapat menentukan ekspektasi masyarakat dengan meneliti melalui media massa.
Media biasanya membentuk opini ekspektasi masyarakat. Brown dan deegan mmenyatakan
bahwa liputan media terhadap isu tertentu merupakan proxy hal-hal yang menjadi perhatian
masyarakat.
Media agenda setting theory. Semakin tinggi liputan media berkorelasi dengan
tingginya pengungkapan dalam laporan tahunan.
Beberapa orang berpendapat bahwa teori legitimasi sangat mirip dengan hipotesis biaya
politik dalam teori akuntansi positif. Perbedaannnya adalah teori legitimasi tidak berdasarkan
pada asumsi ekonomi bahwa semua tindakan didorong oleh kepentingan pribadi
(memaksimalisasi kesejahteraan) dan tidak menggunakan asumsi pasar efisien.
TEORI STAKEHOLDER
Teor ini mempunyai cabang etis atau normative (preskriptif) dan positif (manajerial)
Freeman dan reed mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi tujuan perusahaan.
Dengan model akuntabilitas tersebut , maka pelaporan dianggap dipicu oleh tanggungjawab,
bukan dipicu oleh permintaan.
Neu, warsama dan padwell (1998) juga mendukung temuan bahwa sekelompok
stakeholder tertentu dapat menjadi lebih efektif daripada kelompok yang lain dalam meminta
pengungkapan CSR.
Pada umumnya, perusahaan didorong baik oleh aspek etis maupun manajemen, tidak
hanya oleh satu aspek saja.
Wicks (1996) menyatakan bahwa memisahkan antara aspek ethical dengan manajerial
tidak realistis karena orang tidak dapat hanya memasukkan aspek moral saja ketika dia
bertindak di pasar yang riil.
TEORI INSTITUSIONAL
Teori institusional berkembang dalam literature akademik manajemen sejak akhir 1970an
oleh peneliti seperti Meyer dan Rowan (1977), di Maggio dan Powell (1983), Powell dan di
Magio (1991) dan Zucker (1977-1987). Teri ini bersifat komplementer terhadap teori
stakeholder dan teori legitimasi dalam hal bagaimana sebuah organisasi tersebut mengerti dan
merespon terhadap perubahan sosial serta tekanan institusi dan ekspektasi institusi.
Dillard, rigsby dan goodman menjelaskan teori institusi sebagai berikut ‘… nilai-nilai
yang mendasari karakteristik organisasi menunjukkan pentingnya budaya sosial dan
lingkungan pada praktek akuntansi sebagai rasionalisasi untuk menjaga apropriasi legitimasi
dan kemungkinan memisahkan praktik akuntansi rasionalisasi dari oroses teknis dan
administrative yang sebenarnya’
1. Termed isomorphism
a. Isomorphism paksaan
b. Mimetic isomorphism
c. Isomorphism normatif
2. Termed decoupling