Anda di halaman 1dari 9

Akuntansi Manajemen

Kelompok 2 :

1. C1C019001 Candy Pricillia H


2. C1C019002 Elvina Damayanti S
3. C1C019006 Wanda Putri Ramadhani
4. C1C019007 Delis Handayani
5. C1C091013 Taslimatun Najah
6. C1C019015 Andi Hakim Nurhidayah
7. C1C019114 Ghautsul Azham Saryono

ISU-ISU PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN “SOCIAL RESPONSIBILITY


ACCOUNTING”

Latar Belakang
Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tentunya mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat luas. Dalam menghadapi
era globalisasi sekarang ini, dimana kemajuan dibidang informasi dan teknologi serta adanya
keterbukaan pasar menjadikan perusahaan-perusahaan yang ada harus memperhatikan secara
serius dan terbuka mengenai dampak-dampak atau tingkah laku perusahaan itu sendiri terhadap
lingkungan dan sosialnya (stakeholder).
Harus diakui, bahwa sektor industri atau perusahaan-perusahaan yang berskala besar
telah mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Walaupun
demikian, disisi lain eksploitasi-eksploitasi terhadap sumber daya alam yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan pun semakin marak bahkan menyebabkan terjadinya degradasi
lingkungan yang cukup parah. Sejak tahun 80-an, di Indonesia sendiri telah dibahas mengenai
pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) dan akuntansi sosial
(Accounting Social). Secara khusus Bambang Sudibyo (1988) menyimpulkan bahwa terdapat
dua hal yang menjadi kendala sulitnya penerapan akuntansi sosial di Indonesia yaitu lemahnya
tekanan sosial yang menghendaki pertanggungjawaban sosial perusahaan dan rendahnya
kesadaran perusahaan di Indonesia tentang pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan.
Tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) adalah kewajiban organisasi
yang tidak hanya menyediakan jasa yang baik bagi masyarakat tetapi juga mempertahankan
kualitas lingkungan sosial maupun fisik serta memberikan kontribusi positif terhadap
kesejahteraan komunitas dimana mereka berada (Mirza dan Imbuh: 1997). Secara teoritis,
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) dapat didefinisikan sebagai tanggung
jawab moral suatu perusahaan kepada para stakeholder-nya, terutama komunitas atau masyarakat
disekitar wilayah kerja dan operasinya. Suatu perusahaan dapat dikatakan bertanggung jawab
secara sosial, ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja operasional yang tidak hanya
sekedar merealisasikan profit semata, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau
lingkungan sosialnya.
Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan pertanggungjawaban
organisasi (perusahaan) diluar batas-batas akuntansi keuangan tradisional (konvensional), yaitu
menyediakan laporan keuangan yang tidak hanya diperuntukkan kepada pemilik modal
khususnya pemegang saham saja. Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan
memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan tidak sekedar mencari uang untuk para pemegang
saham saja, namun juga bertanggung jawab kepada seluruh stakeholders.
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pun telah
mengakomodasi tentang akuntansi pertanggungjawaban sosial, yaitu dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 1 paragraph ke-9 : ”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan
tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan
penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang
memegang peranan penting”.
A. Definisi Stakeholder
Pengertian Stakeholder Freeman (1984) mendefinisikan stakeholder sebagai berikut
“any group or individual Who can affect or is affected by the achievement of the
organization”s objectives”. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Freeman diatas
dapat dipahami bahwa stakeholder merupakan kelompok maupun individu yang dapat
mempengaruhi atau sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan, sehingga
secara eksplisit dapat disimpulkan bahwa stakeholder dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan.
Pendapat lain tentang stakeholder dikemukakan oleh Blair et.al (1991) yaitu : “ As
group or individuals who have an interest in the actions of an organization and ability to
influence it “. Pengertian yang dikemukakan oleh Blair et.al (1991) dapat diartikan bahwa
stakeholder sebagai sebuah kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dan dapat
pula mempengaruhi jalannya operasional perusahaan. Jika dicermati secara secara
substansial kedua pendapat diatas, memiliki orientasi konsep yang sama yaitu menyangkut
masalah kelangsungan hidup perusahaan. Berbeda dengan perspektif teori keagenan
(Agency theory) yang hanya berorientasi kepada maksimalisasi kepentingan masing-
masing pihak (Prinsipal dan agen), stakeholder teori secara filosofis menghubungkan
faktor-faktor eksternal yang sangat berhubungan erat dengan pencapaian tujuan
perusahaan.
B. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Social Corporate Responsibility) Klasifikasi
konseptual tanggung jawab sosial perusahaan dikemukakan oleh Carrol (1991); Waptrick
dan Cohan (1985) dengan memberikan karakteristik tanggung jawab perusahaan yang
didasarkan pada 4 (empat) tipe perusahaan yaitu :
1. Tipe perusahaan Reaktif (Reactive) dengan karakteristik Tidak adanya dukungan
dari Manajemen, manajemen merasa entitas sosial itu tidak penting, Tidak adanya
laporan tentang lingkungan sosial perusahaan, tidak adanya dukungan pelatihan
tentang entitas sosial kepada karyawan
2. Tipe Perusahaan Defensif (Defensive)dengan karakteristik Isu lingkungan sosial
hanya diperhatikan jika dipandang perlu, Sikap perusahaan tergantung pada
kebijakan pemerintah tentang dampak lingkungan sosial yang harus dilaporkan,
Sebagian kecil karyawan mendapat dukungan untuk mengikuti pelatihan tentang
lingkungan sosial perusahaan
3. Tipe Perusahaan Akomodatif (Accommodative)dengan karakteristik Terdapatnya
beberapa kebijakan Top Manajemen tentang lingkungan sosial, Kegiatan
akuntansi social dilaporkan secara internal dan sebahagian kecil secara eksternal,
Terdapat beberapa karyawan mendapat dukungan untuk mengikuti pelatihan
tentang lingkungan sosial perusahaan
4. Tipe Perusahaan Proaktif (Proactive)dengan karakteristik top Manajemen
mendukung sepenuhnya mengenai isu-isu lingkungan sosial perusahaan,
Kegiatan akuntansi social dilaporkan baik secara internal maupun eksternal
perusahaan, Karyawan memperoleh pelatihan secara berkesinambungan tentang
akuntansi dan lingkungan sosial perusahaan
C. Peran Akuntansi Sosial
Menurut Hendriksen (1994), akuntansi sosial secara teoritis mensyaratkan
perusahaan harus melihat lingkungan sosialnya antara lain masyarakat, onsumen, pekerja,
pemerintah dan pihak lain yang dapat menjadi pendukung jalannya operasional karena
pergeseran tanggung jawab perusahaan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gramee
(2000) yaitu “ Financial reports prepared by reporting entities are a major aspect of
corporate governance and accountability . Lebih jauh Wollin (1999) menyatakan ; “
Firms must take a responsible approach in their business activities,cause of There is
public dissatisfaction.implementation of theirs responsibilities should be exposed at
financial information to external user ”. Berdasarkan beberapa pendapat para peneliti
tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang akuntansi sosial
perusahaan, entitas bisnis harus mampu mengakses lingkungan sosialnya, setelah itu
untuk menindak lanjuti dan mengukur kepekaan tersebut perusahaan memerlukan
informasi secara periodikal, sehingga informasi ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi semua pihak
Akuntansi sosial dilaksanakan atas dasar aktivitas sosial yang dijalankan oleh suatu
entitas bisnis, selanjutnya diproses berdasarkan prinsip, metode dan konsep akuntansi
untuk diungkapkan bagi pihak – pihak yang berkepentingan, kemudian dari informasi
yang dihasilkan pengguna informasi akan dapat menentukan kebijakan selanjutnya untuk
aktivitas sosial dan kebijakan untuk lingkungan sosial entitas bisnis yang dijalankan.
Situasi dan kondisi seperti yang telah diuraikan diatas menuntut suatu entitas bisnis untuk
mampu mengakses kepentingan lingkungan sosialnya yang diikuti dengan pengungkapan
dan pelaporan kepada pihak–pihak yang berkepentingan sehingga melahirkan sebuah
laporan (output) yang mendeskripsikan segala aspek yang dapat mendukung
kelangsungan hidup sebuah entitas.
D. Ideal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Untuk mendapatkan format ideal tanggung jawab sosial perusahaan, beberapa hal
yang harus dilakukan menurut Jsofian (2007) adalah sebagai berikut:
1. Perusahan harus melakukan gap analysis antara apa yang ideal harus dilakukan
dengan apa yang telah dilakukan (existing) saat ini. Hasil dari gap analisis ini
dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk mendapatkan solusi yang benar-benar
dibutuhkan sehingga kehadiran perusahaan tersebut memberikan dampak positif
bagi stakeholder.
2. Konsistensi dalam menjalankan komitmen harus menjadi bagian dan gaya hidup
dari semua level manajemen perusahaan. Oleh karenanya tanggung jawab sosial
perusahaan harus menjadi bagian dalam strategic plan perusahaan mulai di mulai
dari penentuan visi, misi, strategi, core belief, core value, program, penyusunan
anggaran sampai kepada evaluasi. Tujuan dengan adanya strategic plan ini adalah
untuk menjaga kesinambungan perusahaan di masa yang akan datang. Di dalam
strategic plan faktor tanggung jawab sosial harus menjadi bagian dari roadmap
perusahaan dalam rangka mencapai good corporate governance (GCG). Untuk
mengevaluasi penerapan strategic plan ini diperlukan tool yang dapat menjadi
dashboard perusahaan di dalam menilai kinerja yang dihasilkan. Tool yang
digunakan dapat berupa metode balanced scorecard atau hanya penerapan key
performance indicator disetiap objektif yang ingin dicapai.
3. Sudah saatnya tanggung jawab sosial perusahaan dikelola oleh suatu divisi
tersendiri secara profesional sehingga pertanggungjawaban terhadap manajemen
dan stakeholder dapat transparan dan terukur kinerjanya. Divisi ini diberikan
otoritas untuk dapat memutuskan secara cepat dan tuntas semua perkara (isu)
yang berhubungan dengan para stakeholder. Divisi ini harus dapat menjalin
hubungan yang harmonis dengan pemerintah sebagai regulator, lembaga swadaya
masyarakat, asosiasi yang berhubungan, dan masyarakat sehingga keputusan yang
diambil dapat mengakomodir semua kepentingan. Dalam prakteknya staff dari
divisi ini dapat diisi oleh personal dari berbagai perwakilan yang ada di
stakeholder.
4. Idealnya, pemerintah juga harus memiliki departemen yang berfokus untuk
menangani regulasi tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat menjadi
mediator dan fasilitator bagi semua pihak yang berkepentingan. Fungsi lainnya
dari department ini adalah sebagai auditor yang memberikan rangking dalam
periode tertentu bagi semua perusahaan sesuai dengan bidang dan kelasnya,
dengan adanya ranking ini memicu perusahaan untuk serius menangani masalah
tanggung jawab sosial perusahaan. Departemen ini harus juga melibatkan institusi
pendidikan dan akademisi untuk menjaga transparansi dalam proses audit.
5. Pada era teknologi saat ini, peranan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sudah menjadi keharusan bukan lagi sebagai pendukung perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan dapat memanfaatkan TIK semaksimal mungkin untuk
menciptakan proses yang efisien, efektif, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Misalkan dengan menggunakan software, internet,
portal, dan teleconference sebagai alat komunikasi dengan stakeholder yang
terintegrasi dengan proses bisnis yang ada dalam perusahaan.

PT. Antar Surya Jaya


a. Sejarah Singkat Perusahaan
Harian Surya adalah usaha penerbitan dan jasa percetakan,yang beralamat Jl
Rungkut Industri III no. 68 & 70 Surabaya, lahir tanggal 10 November 1989. Pada
awalnya terbit mingguan. Pendirinya adalah Bapak Harmoko dengan background
berwarna kuning yang mencerminkan partai yang berkuasa pada waktu itu. Tapi pada
tahun 2001, Bapak Harmoko melepas haknya dan kemudian menjadi milik PT.
Gramedia. Harian Surya adalah berbentuk PT yang diatur oleh Depnaker, pengelolaan
finansial diawasi secara langsung oleh Kantor Pusat secara online sehingga karyawan
hanya meng-input. Di Surabaya terdapat dua media besar yaitu Jawa Pos dan Surya.
Sedangkan untuk isi dari harian surya 80% berita regional/daerah dan 20% berita
nasional & Internasional yang mempunyai jumlah 24 halaman dan 125.000 eks. Segmen
pasar harian surya mempunyai segmen pasar untuk kalangan dewasa usia 20-60 tahun
dan 68% pria,40% wanita. Harian surya mempunyai dua profil pelanggan yang terdiri
dari pelanggan tetap 56% dan pelanggan eceran 44%.
Harian surya memiliki bidang – bidang, untuk bidang percetakan harian surya
melayani cetak koran, majalah, buku, dan tabloid produk non-kompas gramedia group.
Dalam bisnis informasi haryan surya menerapkan beberapa komponen yang harus
diperhatikan dalam bisnis informasi yang meliputi keinginan konsumen, kecenderungan
perubahan sosial, kiat-kiat pesaing serta mencermati perubahan teknologi,
ekonomi,social, politik dan lain-lain.
Visi: Menjadikan perusahaan media informasi terbesar, terpadu, dan terbaik di Jawa
Timur melalui penerbitan surat kabar regional dengan menyajikan informasi yang
terpercaya.
Misi:
Menjalankan bisnis secara sehat yang menguntungkan bagi stakeholder dan pelanggan.

Penerbit Harian Surya


Penerbit Harian Surya Surabaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha penerbitan majalah dan surat kabar. Surat kabar yang diterbitkan
bernama “Harian Surya”. Wilayah pemasaran Harian Surya berada di seluruh wilayah
Jawa Timur. Penerbit Harian Surya Surabaya tergolong sebagai perusahaan yang mampu
menerapkan tanggung jawab sosial dengan cukup baik. Berikut ini bentuk-bentuk
pertanggungjawaban sosial yang diterapkan pada Penerbit Harian Surya Surabaya yaitu:
Regulasi pemerintah (Governmental Regulation), yang dikeluarkan pemerintah
menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan Penerbit Harian Surya
Surabaya.penerapan regulasi pemerintah pada Penerbit Harian Surya Surabaya ini
menerapkan dengan baik dan jelas. Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi
pemerintah pada Penerbit Harian Surya Surabaya adalah izin operasional perusahaan,
analisis dan standar dampak lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja perburuhan dan
lainnya.
Penerbit Harian Surya Surabaya juga memperhatikan Kelompok Masyarakat,
karena kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil
produksi dari perusahaan. Kelompok lain yang dapat dikategorikan bagian dari
masyarakat adalah institusi pendidikan yang selalu merespons secara kajian akademis
jika terjadi sesuatu hal di dunia usaha terutama yang merugikan masyarakat umum demi
kepentingan dan tujuan kelompok tertentu.
Pada Perusahaan ini salah satu kekuatan kontrol sosial yang dapat mengawasi
aktivitas perusahaan. Orientasi organisasi lingkungan secara umum adalah menghindari
eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup demi kepentingan perusahaan
(profit).
Perusahaan ini juga membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat, dan
membantu mengurangi jumlah pengangguran. Sedangkan bentuk pertanggungjawaban
kepada pemerintah adalah dengan membayar pajak. Dengan begitu perusahaan juga
menambah pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tipe Perusahaan pada Penerbit Harian Surya Surabaya adalah tipe Proaktif
(Proactive) dengan karakteristik top Manajemen mendukung sepenuhnya mengenai isu-
isu lingkungan sosial perusahaan, Kegiatan akuntansi social dilaporkan baik secara
internal maupun eksternal perusahaan, Karyawan memperoleh pelatihan secara
berkesinambungan tentang akuntansi dan lingkungan sosial perusahaan. Peranan
teknologi informasi dan komunikasi pada Penerbit Harian Surya Surabaya sudah menjadi
keharusan bukan lagi sebagai pendukung perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat
memanfaatkan TIK semaksimal mungkin untuk menciptakan proses yang efisien, efektif,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada pelanggannya adalah
dengan adanya program 101% guarantee. Para pelanggan masih setia menggunakan jasa
perusahaan ini karena PT Harian Surya menjaga kualitas pelayanan dan produknya. Dan
wujud pertanggungjawaban sosial bagi masyarakat sekitar yaitu dengan didirikannya
perusahaan ini berarti juga ikut memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan
Informasi-informasi akurat kepada masyarakat.

Kesimpulan
Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mendukung pembangunan negara di bidang
ekonomi. Suatu perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencari profit di
samping memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Di dalam menjalankan
tugasnya, yaitu memproduksi barang dan jasa disajikannya kepada masyarakat atau konsumen,
dan meningkatkan akuntansi pertanggungjawaban sosial baik internal maupun eksternal yang
dapat berpengaruh terhadap pengembangan usaha dan berpengaruh stakeholder dalam
mengambil keputusan.
Perusahan harus melakukan gap analysis antara apa yang ideal harus dilakukan dengan
apa yang telah dilakukan (existing) Konsistensi dalam menjalankan komitmen harus menjadi
bagian dan gaya hidup dari semua level manajemen perusahaan, akuntansi sosial secara teoritis
mensyaratkan perusahaan harus melihat lingkungan sosialnya antara lain masyarakat, onsumen,
pekerja, pemerintah dan pihak lain yang dapat menjadi pendukung jalannya operasional karena
pergeseran tanggung jawab perusahaan.
Perusahaan hendaknya mengetahui perhitungan akuntansi perusahaan sehingga dapat ikut
mengontrol pembayarannya. Hal ini semata-mata karena pajak merupakan wujud
pertanggungjawaban perusahaan terhadap pemerintah. Serta diharapkan mampu menyajikan
berita-berita yang akurat dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai