Anda di halaman 1dari 11

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Disusun oleh
Kelompok 4:
1. Kristina ulpa(2301110172)
2. M.risky bastian(2301110168)
3. Andika pratama(2301110171)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDY MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG TAHUN
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai laba atau
keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk itu dalam rangka untuk mendatangkan laba,
perusahaan selalu berusaha mencari peluang dan kesempatan untuk melakukan sesuatu
yang dapat memberikan nilai tambah. Jika hal itu tidak dapat dikendalikan, kemungkinan
dapat muncul dampakdampak negatif yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat.
Hal tersebut dapat terjadi, karena pada umumnya perusahaan masih menjalankan prinsip
kapitalis, dalam menjalankan aktivitasnya, yaitu mencapai laba yang maksimal dengan
biaya yang minimal dengan menghalalkan segala cara.
Dampak-dampak negatif yang merugikan lingkungan yang sukar dikendalikan,
seperti: polusi udara, polusi suara, polusi tanah, polusi air, keracunan, eksploitasi besar-
besaran terhadap sumber daya alam, diskriminasi,kesewenang-wenangan, produk
makanan haram sampai penipuan-penipuan terhadap konsumen dan lain sebagainya.
Begitu besarnya dampak negatif dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat pun
menginginkan agar dampak negatif ini dikendalikan, sehingga dampak negatif yang
ditimbulkan tidak semakin besar. Dampak negatif tersebut dapat menimbulkan social cost
atau biaya-biaya sosial.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut corporate social
responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat agar
perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham
(shareholder), tetapi juga untuk kemakmuran pihak stakeholder dalam praktik bisnis,
yaitu para pekerja, konsumen, komunitas lokal, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
lingkungan.
Pelaksanaan kegiatan CSR sesuai dengan konsep triple bottom line menurut John
Elkington (1997) tidak hanya berfokus terhadap pelestarian lingkungan (planet) tetapi
juga bertanggungjawab terhadap masyarakat (people) dan pemenuhan perekonomian
(profit). Planet merupakan lingkungan fisik perusahaan yang memiliki signifikansi
terhadap eksistensi perusahaan, mengingat lingkungan merupakan tempat dimana
perusahaan melakukan kegiatan operasional. People merupakan lingkungan masyarakat
(community) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan, karena
kelangsungan hidup perusahaan didukung oleh masyarakat sekitar. Hal ini merupakan
poin penting dari kemauan dan kemampuan perusahaan untuk mendekatkan diri dengan
masyarakat melalui kegiatan CSR. Profit merupakan salah satu bentuk tanggungjawab
yang harus dicapai perusahaan, karena profit adalah orientasi utama perusahaan.
Pelaksanaan corporate social responsibility telah diatur oleh pemerintah di dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Kewajiban
melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman
modal di Indonesia 2 sebagimana diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
tentang penanaman modal yang tertuang dalam pasal 15. Semua peraturan tersebut
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR pada perusahaan yang terkait dengan sumber
daya alam adalah wajib untuk dilaksanakan dan diungkapkan kepada masyarakat luas
(mandatory disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan (annual report).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan upaya perusahaan untuk
meningkatkan kualitas hidup dari stakeholder. Stakeholder meliputi pemilik, karyawan,
pemasok/ distributor, konsumen, pemerintah, media dan masyarakat luas. Selain itu,
perusahaan juga turut bertanggung jawab pada masyarakat luas yang mungkin tidak atau
belum berkontribusi secara ekonomis pada perusahaan. Tanggungjawab itu meliputi
aspek-aspek kemanusiaan sosial masyarakat yang meliputi aspek hidup hajat orang
banyak, yang menyangkut: kesehatan, kebersihan, etika, estetika dan moral masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Jenis-jenis tanggung jawab social Perusahaan?
2. Bagaimana perspektif tanggung jawa social Perusahaan?
3. Apa Tahap-tahap perkembangan tanggung jawab social perubahan?
4. Apa saja dimensi-dimensi tanggung jawab social Perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memeberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi tanggung jawab
social Perusahaan.
2. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan softskill.
3. Menjelaskan tentang bagaimana tanggung jawab social Perusahaan kepada mahasiwa
agar bisa menerapkannya.
4. Mengetahui pengertian tanggung jawab social Perusahaan.
5. Mengetahui manfaat tentang tsnggung jawab social Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi saat ini Perusahaan semakin banyak berkembang, maka pada
ssat itu pula kesenjangan social dan kerusakan lingkungan sekitar dapat terjadi.Karena itu
muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negative.Banyak Perusahaan swasta
mengembankan apa yang disebuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan(Corporate Social
Responsibility).Banyak peneliti yang menemukan terdapat hubungan positf antara
akuntasi pertanggung jawaban social dengan kinerja keuangan.walaupun dampak nya
dalam jangka Panjang , penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost melainkan
investasi Perusahaan.
Tanggung jawab social Perusahaan menunjukan kepedulian Perusahaan terhadap
pihak-pihak dan kerusakan luas daripada hanya sekedar kepentingan Perusahaan
saja.Tamggung jawab dari Perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara
sebuah perusahaaan dengan semua stakeholder, termasuk didakamnya adalah pelanggan
atau konsumen,pegawai,komunitas,pemerintah, dan lain sebagainya.

B. Pengertian tanggung jawab social Perusahaan(CSR)


CSR sebagai sebuah konsep yang semakin populer belakangan ini, belum memiliki
definisi yang tuggal, yang dapat diterapakan dalam sebuah perusahaan, namun ada beberpa
definisi yang dapat di jadikan acuan dalam pengungkapan CSR.

1. The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR
atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai:
“Continuing commitment by business to behave athically and contribute to economic
development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of
the local community and society at large.” Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudnya adalah,
komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan pengingkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat
secara lebih luas (Wibisono 2007:7).
2. Menurut (Wibisono 2007:8) CSR dapat didefinisikan sebagai:
Tanggung jawab perusahaan kepada para pemamangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek
ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line). Dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
3. Kotler dan Lee (2005) dalam (Solihin 2009) memberika rumusan:
“corporate social responsibility is a commitment to improve community well being
through discretionary business practices and contribution of corporate resources” Dalam definisi
tersebut, Kotler dan Lee memberikan penekanan pada kata discretionary yang berarti 9 kegiatan
CSR semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan
kesejahteraan komunitas dan bukan meruapakan aktifitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum
dan perundangundangan seperti kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan
terhadap undang-undang ketenagakerjaan. Kata discretionary juga memberikan nuansa bahwa
perushaan yang melakukan aktivitas CSR haruslah perusahaan yang telah menaati hukum dalam
pelaksaaan bisnisnya. (solihin 2009:5).
4. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007 pasal 1 ayat 3.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
5. Menurut (Prastowo dan Huda 2011:17):
CSR adalah mekanisme alami sebuah perusahaan untuk ‘membersikan’ keuntungan-
keuntungan besar yang diperoleh. Sebagaimana diketahui, cara-cara perusahaan untuk
memperolah keuntungan kadang-kadang merugikan orang lain, baik itu yang tidak disengaja
apalagi yang disengaja. Dikatakan sebagai mekanisme alamiah karena CSR adalah konsekuensi
dari dampak keputusankeputusan ataupun kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh perusahaan, maka
kewajiban perusahaan tersebut adalah membalikkan keadaan masyarakat yang mengalami
dampak tersebut kepada keadaan yang lebih baik.
6. Definisi menurut ISO 26000 dalam (Prastowo dan Huda 2011) adalah:
“Responsibility of organization for the impacts of its decisions and activities on society
and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable
development, including health and the welfare of society; takes into account the expectations of
stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of
behavior; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationship.”
Terjemahan bebasnya: (Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatanya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan
termasuk kesehatan 10 dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan; sejalan dengan hukum yang ditetapkan dengan normanorma perilaku internasional;
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh) (Prastowo dan Huda 2011:101)

C. Perspektif Tanggung jawab Sosial Perusahan


Konsep tanggung jawab sosial perusahaan dapat didekati dengan melihat kepada siapa
sebenarnyaperusahaan bertanggung jawab.pendekatann ini dapat didekati darii dua sudut
pandang/perspektifyang berbeda,yaknii pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan
menurut pandangan ekonomterkemuka Milton Friedman dan pendekatan tanggung jawab sosial
perusahaan menurut perspektifThe Business Roundtable.
1. Pandangan Milton Friedman mengenai tanggung jawab perusahaa
Konnsep tanggung jawab sosial perusahaan akan lebih mudah untuk dipahami
dengan menanyakankepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer)
bertanggung jawab.dalam hal ini terdapatdua konsepsi utama mengenai kepada siapa
pengelola perusahaan bertanggung jawab .pendapatpertama berasal dari Milton
Friedman .menurut Milton friedman,tanggung jawab sosial perusahaanadalah
menjallankan bisnis sesuai keinginan pemilik perusahaann (owners)__biasanya dalam
bentukmenghasilkan uang sebanyak mungkin,sementara pada saat yang sama
mengidahkan aturan dasaryang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur
oleh hukum perundang-undangan .
Konsepsi Friedman sebagaimana ditunjukan bahwa pemegang saham merupakan
pemilikperusahaan dan memiliki hak kepemilikan terhadap laba yang dihasilkan oleh
perusahaan
Tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalkan laba atau
nilaipemegangsaham . bahkan Friedman memandang para manajer yang memiliki
pendapat bahwapimpinan perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat secra luas, merupakanparamanajer yang bertindak tidak
sejalan dengan keinginan pemegang saham.Konsepsi Friedmanmenunjukkan bahwa
pemegang saham (stakehoders)merupakan pemilik perusahaan dan mempunyai hak
kepemilikian terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Sementara itu para manajer
merupakan agen (agents) yang bertindak untukkepentingan pemilik perusahan. Para
manajer dapat pula bertindak tidak sejalan dengankepentinganpemegang saham, dan
untuk memastikan bahwa para manajer bisa bertindaksesuai dengankepentingan
pemegang saham maka harus dilakukan pengawasan terhadap paramanajer tersebutyang
akan menjadi beban bagi perusahaan dan dikenal sebagai agency cost(baron, 2005)Di
dalampasar modal yang efisien,, pemegang saham secara mutlak akan sepakat bahwa
mereka lebihmenyukai maksimalisasi laba yang akan meningkatkan
nilai perusahan.Dengan demikian, jikamanajemen tidak melalukan maksimalisasi laba
maka pasar akanmelakukan koreksi di pasar baikmalalui pengambilalihan
perusahaan(takeover) maupun melalui mekanisme

2. Pandanngan The Business Roundtable Mengenai Tanggung jawab Social Perusahaan


kedua mengenai kepada siapa manajerperusahaan bertanggung jawab, berasal dari
ThebusinessRoundtable (Baron, 2006: 665). The Business Roundtabledidirikan pada tahun
1972 danberanggotakan para CEO dari 150perusahaan besar di Amerika di mana 150
perusahaanbesarAmerika tersebut secara keseluruhan mempekerjakan kuranglebih 10 juta
karyawan pada tahun 1981, salah satu gugus tugasdalam The Business Roundtable
mengeluarkan “ Statement nCorporate responsibility”. Pernyataaan tersebut
menyebutkanpentingnya perusahaan melayani seluruh kostituen perusahaanyang terdiri
dari:Pelanggan,Karyawan, dan para penyedia dana.
 Para penyedia dana(financiers)
 Masyarakat setempat (communities)
 Masyarakat secara luas (society at large)
Pemegang saham (shareholders)Menurut pandangan The Business Roundtable,
keberadaanperusahaan sangat bergantung kepadadukungan masyarakatsecaraluas.
Perusahaan juga memperoleh berbagai keistimewaanperlakuan(privileges) seperti kewajiban
terbatas (limitedlibabilities), umur kegiatan usaha yang tidak terbatas(indefinitelife) dan
perlakuan pajak khusus. Oleh sebab itu perusahaanmemiliki tanggung terhadapmasyarakat
secara luas sebagaisalah satu bagian dari konstituen, karena masyarakat danparakostituen
telah memungkinkan perusahaan memperolehberbagai perlakukan istimewa tersebut.

D. Tahap-tahap Perkembangan Tanggung jawab Sosial Perusahaan


Rangkuman tahapan CSR berikut ini diadaptasi dar i“Tahapan Kewarganegaraan
Perusahaan: Kerangka Perkembangan” dari Boston College Center for Corporate
Citizenship.
 Tahap 1: Dasar:
Ketika dunia usaha pertama kali dihadapkan pada kebutuhan untuk
mengembangkan kebijakan tanggung jawab perusahaan, biasanya di sinilah
mereka memulainya. Dengan pedoman dan peraturan pemerintah, bisnis-bisnis ini
mengikuti pendekatan berbasis kepatuhan terhadap CSR dan reaktif terhadap
perubahan sosial, bukan proaktif. Di dunia yang berbasis media sosial saat ini,
bentuk kewarganegaraan ini sering digambarkan sebagai performatif dan
mendapat sedikit skeptisisme.
 Tahap 2: Bertunangan:
Ketika perusahaan menjadi lebih sadar dan peka terhadap ekspektasi masyarakat,
mereka mulai menyadari perlunya bertindak. Tahap ini sering kali dilakukan
ketika perusahaan mulai menerapkan kebijakan formal, memulai pembicaraan
dengan pemangku kepentingan, dan mulai berkomitmen untuk mencapai tujuan
nyata.
 Tahap 3: Inovatif
Pada tahap ini, perusahaan mencari cara untuk melanjutkan pekerjaannya pada
tahap sebelumnya. Beberapa perusahaan mungkin mulai menyadari bahwa
mereka kekurangan kapasitas struktural untuk membuat komitmen baru yang
besar, sehingga mengakibatkan inovasi internal dan reorganisasi sumber daya.
Program diluncurkan, perusahaan secara proaktif mengaudit dan melaporkan
temuan internal mereka, dan terjadi dialog terbuka di antara para pemangku
kepentingan.
 Tahap 4: Terintegrasi
Pada tahap keempat ini, perusahaan sepenuhnya mengintegrasikan program
kewarganegaraan, seperti inisiatif keberlanjutan dan keberagaman, ke dalam
keuntungan bisnis mereka. Hal ini mencakup upaya ekstensif dalam menciptakan
kemitraan dengan bisnis dan organisasi lain, memelopori proses dan teknologi
untuk meningkatkan program CSR, dan pesan perusahaan yang lebih koheren
secara keseluruhan terhadap tanggung jawab sosial.
 Tahap 5: Transformasi
Pada tahap akhir model Kewarganegaraan Korporasi Global (Global Corporate
Citizenship) ini, perusahaan telah menjadi pemimpin di bidangnya dalam hal
tanggung jawab sosial, dan upaya untuk menjadi warga korporat sejalan dengan
tujuan utama bisnis lainnya, seperti mempertahankan keuntungan. Seringkali,
perusahaan-perusahaan ini bekerja melampaui batas negara dan industri untuk
mengatasi masalah-masalah sosial yang besar.

D. Dimensi-dimensi Tanggung jawab Social Perusahaan


Ada lima unsur-unsur dimensi tanggung jawab sosial Perusahaan untuk program
berkelanjutan pada perusahaa.berikut 5 dimensi tanggung jawab, yaitu:

1) .Dimensi Lingkungan CSR


Semua perusahaan tunduk pada undang-undang dan peraturan lingkungan mengenai
emisi polusi, penanganan bahan berbahaya, dan perlindungan sumber daya
alam. Gerakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mengharapkan perusahaan
untuk melampaui kepatuhan terhadap hukum agar dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kualitas lingkungan. Fokus utama isu ini adalah perubahan iklim dan emisi gas
rumah kaca. Misalnya, Amazon menciptakan apa yang mereka sebut sebagai Climate
Pledge (Ikrar Iklim), sebuah komitmen untuk menjadi netral karbon di seluruh operasi
bisnisnya secara luas. Bahkan bisnis terkecil pun dapat menerapkan program untuk
mendaur ulang bahan, menggunakan energi surya, meminimalkan limbah, atau
mengambil tindakan lain untuk melindungi lingkungan.
2) Ekonomi dan CSR
Triliunan dolar yang mengalir ke kas perusahaan, baik besar maupun kecil, dapat
menimbulkan dampak buruk sekaligus manfaat besar bagi dunia. CSR mendorong
perusahaan untuk secara sadar memaksimalkan kebaikan dan meminimalkan
kerugian. Meskipun perusahaan hanya diharuskan membayar upah minimum kepada
karyawannya, sejumlah perusahaan telah berkomitmen untuk menaikkan upah
minimum tersebut bagi karyawannya sebagai cara untuk memperbaiki situasi keuangan
pekerjanya. Tujuan untuk mengarahkan pembelian ke usaha kecil atau milik minoritas
atau untuk mempekerjakan usaha lokal untuk pekerjaan kontrak dapat membawa
perbedaan besar bagi perekonomian lokal.
3) Kesadaran Sosial dalam Operasi Bisnis
Bisnis dapat menimbulkan gangguan besar pada beberapa komunitas. Operasi
penambangan atau pembukaan hutan yang baru dapat mengganggu petani lokal,
mengganggu gaya hidup tradisional, dan menciptakan peluang korupsi. Perusahaan
dapat mendukung program pendidikan dan pelatihan, membangun saluran komunikasi
yang efektif dengan masyarakat, dan mengambil langkah-langkah lain untuk
menjadikan operasi mereka berdampak positif dan bukan negatif di bidang bisnis
mereka. Usaha kecil dapat berperan aktif dalam komunitasnya untuk mengidentifikasi
dan mengatasi prioritas lokal.
4) Pentingnya Tata Kelola Perusahaan
Dalam bisnis besar dan kecil, niat terbaik dapat dirusak oleh manajer dan karyawan
yang mungkin tergoda untuk bertindak bertentangan dengan prinsip-prinsip
perusahaan. Masalah utama yang menjadi perhatian, terutama bagi perusahaan
multinasional, adalah masalah suap. Menulis cek atau menyetujui untuk
mempekerjakan keponakan seseorang dalam pekerjaan yang nyaman mungkin
merupakan cara yang efektif untuk memenangkan kontrak atau mempercepat izin
pemerintah, namun tindakan seperti ini biasanya ilegal atau bertentangan dengan
kebijakan perusahaan. Pengawasan yang efektif terhadap aktivitas perekrutan dan
pengeluaran merupakan aspek tata kelola perusahaan, dan ini merupakan dimensi
penting dalam arena CSR .
5) Segalanya di Bawah Matahari
Selain empat bidang utama yaitu lingkungan, ekonomi, sosial dan tata kelola, banyak
perusahaan mengidentifikasi komponen lain dari program tanggung jawab sosial
perusahaan. Hal ini dapat mencakup filantropi, kesukarelaan karyawan, manajemen
rantai pasokan, privasi pengguna, tanggung jawab tradisional terhadap pemegang
saham, hubungan kerja, transparansi perusahaan, dan bidang topik lainnya yang
dianggap sebagai prioritas perusahaan.
Itu tadi adalah bebrapa dimensi-dimensi tanggung jawab sosial yang bisa menjadi program
berkelanjutan yang bisa diterapkan bagi sebuah Perusahaan.

BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Tanggung jawab sosial Perusahaan adalah kepedulian Perusahaan terhadap
kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada sekedar terhadap kepentingan
Perusahaan belaka. Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih mutakhir, muncul
gagasan yang lebih komprehensif mengenai lingkup tanggung jawab sosial Perusahaan.
Sampai sekarang ada empat bidang yang di anggap dan diterima sebagai ruang lingkup
tanggung jawa sosial Perusahaan.
Indicator keberhasilan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Masyarakat
sendiri dari bagaimana Masyarakat setempat merasakan manfaat dengan adnya kegitan
yang dilakukan Perusahaan.Karena dengan memperhatikan kesejahteraan Masyarakat
setempat dan memperhatikan limbah dan produk yang dihasilkan maka Perusahaan
tersebut telah menjalankan tanggung jawab sosialnya kepada Masyarakat. Dengan begitu
terjalin hubungan yang baik antara Masyarakat setempat dengan Perusahaan.

2.Saran
setiap Perusahaan perlu dan wajib untuk melaksakana tanggung jawab sosial
Perusahaan. Karena suatu Perusahaan dapat berjalan lancer Ketika merka peduli dengan
keadaan sekitar dan keadaan Perusahaan itu sendiri,Disini diperlukan hati Nurani dan ide
setiap individu dalam perusahaantersebut untuk mrlaksanakan tanggung jawab sosial
itu.Tentu saja ini akan bermanfaat untuk kehidupan Perusahaan dalam jangka Panjang.
Karena tentunya Masyarakat akan mendukung setiap kegiatan yang di lakukaj
Perusahaan asalkan tidak merugikan yang ada disekitar dan semakin tumbuh rasa
keprcayaan Masyarakat terhadap produk yang dihaasilk oleh Perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

5 Tahapan Tanggung jawab Sosial Perusahaan, RyeStrategi, tahapan


kerwaeganegaraan Perusahaan global.
https://www.ryestrategy.com/blog/corporate-social-responsibility-the-5-
stages
5 Dimensi Tangung jawab Sosial Perusahaan, Dalam artikel lima
dimensi tanggung jawab sosial Perusahaan, .
https://smallbusiness.chron.com/five-dimensions-corporate-social-
responsibility-54700.html
Fajar, M. (2010) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia.
Study tentang penerapan Ketentuan CSR. Hal. 111
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/430-907-1-SM.pdf
Dr. Hj. Naning Fatmawatie,S.E.,M.M. Dalam jurnal Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan, .
http://repository.iainkediri.ac.id/195/2/Tanggung%20Jawab
%20Perusahaan.pdf

Anda mungkin juga menyukai